Home � Israel Menyerah..!!!!...

Israel Menyerah..!!!!...


Para Purnawirawan Israel: Tel Aviv Lebih Baik Menyerah!

Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu didesak oleh para purnawirawan jenderal militer rezim Zionis untuk menuruti tuntutan Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) demi membebaskan Gilad Shalit, tentara Zionis yang ditangkap oleh gerakan muqawama Palestina.

Koran Asharq Alawsat melaporkan, 72 persen warga Israel menyetujui pemenuhan syarat bagi pembebasan Gilad Shalit dari Hamas. Bahkan jika tuntutan yang diminta Hamas sangat berat sekali pun.

Di saat yang sama, para purnawirawan militer Israel juga berpendapat bahwa militer Zionis yang mengirim Shalit untuk berperang maka mereka juga harus menjamin keselamatannya. Dengan cara seperti ini, para personil militer Israel mengetahui bahwa para panglima dan pejabat tinggi Tel Aviv sangat memperhatikan keselamatan mereka.

Dalam hal ini, mantan menteri peperangan dan kepala staf gabungan Israel, Shaol Mofaz, menuding militer Israel gagal dalam perang membebaskan Shalit. Menurutnya, pihak yang kalah harus membayar mahal kegagalannya, dan militer Israel harus bertanggung jawab atas keselamatan Shalit.

Emir Perets, mantan menteri peperangan Israel juga mengatakan, "Sejak hari pertama penahanan Shalit saya sudah mengatakan bahwa kita harus segera menandatangani kesepakatan dengan Hamas. Jika waktu itu pemerintahan Olmert mendengarkan saya, tentu harga yang harus dibayar lebih ringan daripada yang harus dikeluarkan sekarang."

Di lain pihak, mantan ketua dinas rahasia Israel (Mossad), Dany Yatum juga menegakan bahwa pengalaman panjang dirinya dengan lembaga-lembaga "teroris" Palestina menunjukkan bahwa lebih baik untuk menyerah di hadapan persyaratan Hamas sekarang daripada diulur-ulur. Bahkan menurutnya, militer Zionis harus melakukannya sekarang meski ini berarti pengakuan kekalahan.

Sebelumnya, rezim Zionis Israel selalu mengulur-ulur waktu dalam proses pertukaran tawanan dengan Hamas. (IRIB/MZ/PH/27/6/2010)


Militer AS-Israel Bicarakan Nuklir Iran

Seorang perwira tinggi militer Amerika Serikat tiba di Tel Aviv untuk melakukan pembicaraan dengan para pejabat Israel terkait kerjasama militer kedua pihak.

Kepala Staf Gabungan Militer AS, Laksamana Mike Mullen melakukan kunjungan mendadak ke Israel pada hari Ahad (27/6/2010) dalam perjalanan pulang dari pertemuan di Afghanistan dan Pakistan.

Ia dijadwalkan bertemu Menteri Peperangan Israel Ehud Barak dan para pejabat pertahanan dan juga akan berunding dengan militer Israel selama kunjungan singkatnya ini.

"Ini adalah kunjungan yang sangat singkat, Mullen akan bertemu dengan Menteri Peperangan Ehud Barak dan Kepala Staf Militer Israel Gabi Ashkenazi serta beberapa pejabat departemen pertahanan Israel," kata jurubicara kedutaan Besar AS di Tel Aviv seperti dilansir AFP.

Seorang jurubicara militer Israel mengatakan pertemuan itu akan memfokuskan pada masalah kerjasama militer kedua pihak dan tantangan yang mereka hadapi.

Mereka juga akan membahas masalah penurunan hubungan antara Israel dan Turki menyusul serangan Tel Aviv terhadap konvoi bantuan kemanusiaan Gaza di perairan internasional pada 31 Mei lalu.

Menurut koran Jerusalem Post, para pejabat Israel mengatakan bahwa kedua pemimpin militer akan membicarakan program nuklir Iran dan situasi di Suriah dan Lebanon. (IRIB/RM/SL/27/6/2010)

Netanyahu, Pasien Yang Kalahkan Dokter Pribadinya

Psikiater Israel melakukan aksi bunuh diri dan meninggalkan sebuah catatan yang menyatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai penyebab kematiannya.

Sebagaimana dilaporkan Fars mengutip situs kantor berita Al Jazeera yang ditulis oleh Michael K. Smith disebutkan, "Moshe Yatom, seorang psikiater terkemuka Israel yang berhasil menyembuhkan berbagai jenis penyakit mental sepanjang karirnya, ditemukan tewas di rumahnya di Tel Aviv pada tanggal 13 Juni 2010, dan sepertinya ia tewas setelah menembakkan peluru ke arahnya sendiri. Sebuah catatan bunuh diri di sisinya menjelaskan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang telah menjadi pasiennya selama sembilan tahun lalu, "telah mengakhiri hidupku."

Dalam catatannya itu, Yatom menulis, ""Saya tidak tahan lagi. Perampokan adalah keselamatan, Apartheid adalah kebebasan, aktivis perdamaian adalah teroris, pembunuh adalah pembela diri, pembajakan adalah legalitas, bangsa Palestina adalah warga Yordania, aneksasi adalah pembebasan, tak ada akhir atas kontradiksi-kontradiksi ini. Freud berjanji bahwa rasionalitas akan memerintah dalam nafsu insting, tapi ia belum pernah bertemu Benjamin Netanyahu. Orang ini (Netanyahu) akan mengatakan bahwa Gandhi telah menemukan senjata roti kalung."

Berdasarkan laporan ini, para psikiater dengan tendensi manusia, memproses kebenaran untuk menghindari konfrontasi emosional dengan masalah-masalah yang rumit, namun Yatom sepertinya tertegun dengan apa yang disebutnya "Air terjun kebohongan." Air terjun ini memancar dari pasien Yatom yang paling terkemuka (Netanyahu).

Buku harian Yatom merinci disintegrasi kepribadian psikiater Israel ini selama berkali-kali yang sebelumnya tidak pernah goyah dan akhirnya kehilangan stabilitas di bawah arus justifikasi rasionalisasi Netanyahu.

"Aku benar-benar terkejut," kata Yossi Bechor, tetangga Yatom. "Moshe adalah seorang yang punya kepribadian sempurna, dan sebelum ia memulai mengobati Netanyahu, Moshe telah menyembuhkan beberapa pasien penderita skizofrenia. Ia sama sekali tidak menyinggung bahwa Netanyahu berbeda dengan pasien-pasien lain."

Laporan ini menambahkan, Namun sepertinya kasus itu berbeda dengan kasus pasien-pasien lain. Yatom semakin tertekan karena tidak berhasil mendorong Netanyahu untuk memahami realita. Dan akhirnya ia mengalami beberapa kali pingsan saat ia berusaha untuk memahami pikiran-pikiran Netanyahu, yang disebutnya dalam satu catatan harian sebagai "Lubang hitam kontradiksi."

Pingsan pertama Yatom terjadi ketika Netanyahu menyatakan bahwa serangan 11 September ke Washington dan New York adalah baik. Pingsan kedua terjadi dalam sebuah pertemuan ketika Netanyahu bersikeras bahwa Iran dan Nazi Jerman adalah identik. Dan yang ketiga terjadi setelah Perdana Menteri Israel ini menyebut program nuklir Iran sebagai sebuah "kamar gas yang terbang," dan menyatakan bahwa semua orang Yahudi di seluruh dunia tinggal secara permanen di kamar gas di Auschwitz.

Upaya Yatom untuk menenangkan gangguan jiwa Netanyahu itu sangat melelahkan secara emosional dan upaya ini berakhir dengan kegagalan.

"Alasan Netanyahu selalu sama," keluh Yatom dalam catatan lainnya. Netanyahu berkata, "Orang-orang Yahudi berada di ambang kehancuran di tangan orang-orang non-Yahudi ( Goyim) yang rasis dan satu-satunya cara atas masalah ini adalah melaksanakan sebuah pembantaian terakhir."

Menurut laporan ini, Yatom rupanya tengah berusaha menjadikan catatan-catatan hariannya tentang Netayahu sebagai sebuah buku. Beberapa bab dari sebuah naskah yang belum selesai ini diberi judul "Psikotik pada Steroid," dan ditemukan di ruang kerjanya.

Kutipan-kutipan di bawah ini berhubungan dengan pandangan dan pikiran Netanyahu.

Senin, 8 Maret

"Netanyahu datang untuk menghadiri pertemuan sesi siang pukul: 15:00. Pada pukul 16:00, Natanyahu menolak untuk meninggalkan rumah saya dan mengaku bahwah rumah saya adalah miliknya. Lalu dia mengurung saya di ruang bawah tanah sepanjang malam, kemudian ia berpesta bersama rekan-rekannya di lantai atas. Ketika saya mencoba melarikan diri, dia menyebut saya seorang teroris dan memborgol saya. Aku meminta maaf kepadanya, tapi dia mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak bisa memberikan maaf kepada seseorang yang bahkan tidak ada wujudnya."

Michael K. Smith adalah penulis buku "Portraits of Empire" dan " The Madness of King George," dari penerbit Common Courage. (IRIB/Fars/RM/MF/21/6/2010)

Ban: Seluruh Anggota PBB Wajib Tandatangani NPT
Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon mengatakan, "Di Washington, saya akan meminta seluruh negara untuk menandatangani Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT)." IRNA mengutip media-media asing melaporkan, Ban Ki-moon Senin (12/3) sebelum bertolak ke Washington untuk menghadiri konferensi keamanan nuklir, menuturkan, seluruh negara yang belum menandatangani NPT harus segera menjadi anggota traktat itu, ini merupakan kewajiban seluruh negara anggota PBB.

Sekjen PBB menandaskan, "Hingga kini masih tersisa banyak PR dan kita harus membahasnnya dalam konferensi Washington dan pertemuan bulan depan para anggota NPT di Markas Besar PBB."

Menyinggung program pelucutan senjata nuklir di Timur Tengah, Ban mengatakan, rencana itu hingga kini belum berhasil karena berbagai alasan dan salah satu alasan penting adalah kedudukan politik proses perdamaian Timur Tengah.(irib/13/4/2010)

0 comments to "Israel Menyerah..!!!!..."

Leave a comment