Home , � Yang bersalah Iran bukan Israel...???

Yang bersalah Iran bukan Israel...???


Di Depan PM Mesir, Hariri Kecam Brutalitas Israel

Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri dalam pertemuan dengan sejawatnya dari Mesir, Ahmad Nazif menegaskan urgensi pencabutan blokade Gaza.

Sebagaimana dilaporkan kantor berita IRNA dari Beirut, Hariri dalam pertemuan dengan Ahmad Nazif Kamis (17/6/2010) menyinggung ancaman terbaru rezim Zionis terhadap kapal Lebanon yang akan memasuki Jalur Gaza, dan mengatakan, rezim Zionis telah menginjak-injak ketentuan internasional dengan memblokade Gaza. Hariri menegaskan, aksi anti kemanusiaan ini harus secepatnya diakhiri.

Di bagian lain statemennya, Perdana Menteri Lebanon menuturkan, rezim Zionis harus menjalankan seluruh resolusi Dewan Keamanan PBB no.1701 dan keluar dari wilayah Lebanon selatan yang didudukinya.(IRIB/PH/19/6/2010)

Mesir dan Otorita Ramallah Setujui Usulan Hamas

Seorang pejabat Gerakan Muqawama Islam Palestina (Hamas) menyatakan, pemerintah Otorita Ramallah dan Mesir menyepakati usulan Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniyah mengenai rekonsiliasi nasional Palestina.

Sekjen Liga Arab, Amr Moussa dalam perundingan dengan Ismail Haniyah menyatakan bahwa pihak Otorita Ramallah dan Mesir menyetujui usulan Hamas mengenai rekonsiliasi nasional Palestina.

Perundingan antarkelompok Palestina untuk mewujudkan rekonsiliasi nasional dengan mediasi Mesir berlangsung beberapa babak, namun tidak membuahkan hasil akibat pelanggaran yang dilakukan Otorita Ramallah. (IRIB/PH/19/6/2010).

Delapan Ribu Warga Italia Gempur Berlusconi

Lebih dari delapan ribu warga di seluruh Italia mengancam akan menggelar unjuk rasa di ibu kota negara ini sebagai bentuk penentangan terhadap program ekonomi kabinet Perdana Menteri Silvio Berlusconi.

Sebagaimana dilaporkan kantor berita IRNA Jumat (18/6/2010), warga Italia dari berbagai kota kecil dan besar di negara ini mengancam akan mengelar demonstrasi besar-besaran, jika Berlusconi tidak mengubah kebijakan ekonominya. Mereka mengancam akan berunjuk rasa di depan gedung Senat Italia, di kota Roma pada 23 Juni 2010 nanti.

Pemrotes mengecam kebijakan ekonomi kabinet Berlusconi dan mendesak pemerintah Roma meninjau ulang penurunan anggaran belanja negara tahun 2011-2012 sebesar 25 milyar euro. Berlusconi menilai kebijakan tersebut ditempuh untuk menyelamatkan ekonomi Italia.

Pemerintah Italia dalam program baru ekonominya akan mengurangi gaji pegawai negeri dan menghentikan rekrutmen pegawai baru. (IRIB/PH/19/6/2010)

Tehran Tuan Rumah Konferensi Penerbit Dunia Islam

Menteri Budaya dan Bimbingan Islam Republik Islam Iran, Sayyid Mohammad Hosseini menyatakan, penyelenggaraan Konferensi Internasional Penerbit Dunia Islam pertama akan memperkokoh ikatan umat Islam di seluruh dunia.

Konferensi Internasional Penerbit Dunia Islam pertama ini akan digelar di Tehran pada 20 hingga 21 Juni 2010. Pertemuan tersebut dihadiri lebih dari 60 penerbit, penulis dan penerjemah muslim lebih dari 30 negara dunia.

Kantor berita IRNA melaporkan, Hosseini dalam pertemuan keempat Dewan Kebijakan Konferensi Internasional Penerbit Dunia Islam mengatakan, pertemuan ini merupakan sarana untuk memperluas hubungan, sekaligus memperkokoh ikatan antarpenerbit dunia Islam.

Di bagian lain statemennya, Menteri Budaya dan Bimbingan Islam Iran mengungkapkan, penerbit-penerbit muslim memiliki berbagai kesamaan yang bisa memperkokoh peran kolektif umat Islam di dunia penerbitan buku internasional.

Dijadwalkan, pertemuan besar ini akan dihadiri sejumlah tokoh terkemuka seperti Ayatullah Taskhiri, Sekjen Forum Dunia untuk Pendekatan Mazhab, Ali Zarai Najafdari, Penasehat Presiden sekaligus Sekjen Konferensi Internasional Penerbit Dunia Islam pertama, Mahdi Mostafavi, Ketua Organisasi Budaya dan Hubungan Islam serta pejabat penting lainnya. (IRIB/PH/19/6/2010)

Dan Iran Pun Membalasnya

Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran merilis sebuah statemen yang memperingatkan bahwa tindakan apapun yang melawan kepentingan sah dan hak bangsa Iran akan direaksi dengan balasan yang tegas dan tindakan yang semestinya oleh Republik Islam Iran. Statemen yang diterbitkan secara resmi pada hari Jum'at ini (18/6/2010) sebagai jawaban atas resolusi 1929 yang disahkan Dewan Keamanan PBB tanggal 9 Juni 2010 menyebutkan bahwa masuknya Dewan Keamanan ke pembahasan program nuklir Iran yang bertujuan damai adalah langkah yang tidak sah, illegal, bertentangan dengan pasal 39 Piagam PBB dan berlawanan dengan semua aturan PBB dan traktat Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Karena itu, Iran mendesak DK PBB agar mengambil tindakan segera untuk menutupi kesalahan ini.
Statemen pemerintah Iran ini menegaskan, tuduhan tentang penyimpangan dalam program nuklir Iran tidak pernah bisa dibuktikan.

Tak hanya itu, sehari sebelum DK PBB mengeluarkan resolusi, Dirjen IAEA dalam sebuah laporannya untuk ke-22 kalinya mengukuhkan secara transparan bahwa tidak ada penyimpangan dalam program nuklir Iran.

Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran dalam statemennya mengkritik keras ketidakjujuran Presiden AS dalam menyikapi Deklarasi Tehran yang disusun kurang dari satu bulan sebelum resolusi DK PBB disahkan. Deklarasi Tehran yang ditandatangani Menlu Iran, Turki dan Brazil menekankan kerjasama di bidang nuklir sipil dan menolak perlakuan yang menistakan hak bangsa-bangsa lain.

Tak lupa statemen ini juga menyinggung serangan pasukan komando Rezim Zionis Israel terhadap konvoi kapal Freedom Flotilla yang mengangkut bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina di Gaza. "DK PBB tidak bisa menjadi lembaga rujukan yang semestinya untuk menjamin keamanan dan hak bangsa-bangsa di dunia. Selama AS yang merasa bertanggung jawab untuk menjamin keamanan Rezim Zionis dan membela kejahatan-kejahatannya, Dewan Keamanan (DK) tidak akan pernah bisa merilis resolusi yang mengecam kejahatan Israel," tegas statemen ini.

Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran menekankan bahwa sikap AS yang ngotot untuk melanjutkan sepak terjangnya yang salah, penuh biaya dan tak ada gunanya ini menunjukkan bahwa DK PBB adalah lembaga yang tidak adil. Karena itulah, tekad bangsa-bangsa di dunia telah semakin bulat untuk menciptakan tatanan hubungan yang adil dalam pergaulan internasional.

Di akhir statemen, Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran menyatakan kembali bahwa Republik Islam Iran tetap mendukung pelaksanaan Deklarasi Tehran dan meyakininya sebagai peluang yang baik untuk memupuk kerjasama antara negara-negara independen menghadapi kerakusan dan ambisi pihak-pihak tertentu. Bagi Iran, Deklarasi Tehran adalam pintu menuju ke arah kerjasama yang lebih erat untuk perdamaian, keadilan dan kesejahteraan. (IRIB/AHF/RM/18/6/2010)

Khatib Tehran: Bangsa Iran tidak Takut Resolusi

Khatib shalat Jum'at Tehran, Ayatollah Ahmad Jannati dalam khutbahnya mereaksi resolusi Dewan Keamanan PBB baru-baru ini terhadap Iran. Dikatakannya, bangsa Iran tidak takut terhadap resolusi dan sebaliknya resolusi itu akan mendorong kemajuan bangsa ini.

Ayatollah Jannati dalam khutbah Jum'at hari ini (Jumat,18/6/2010) di Tehran, menegaskan, Deklarasi Tehran yang ditandatangani oleh Iran, Turki dan Brazil telah melucuti negara-negara Barat sekaligus membongkar kebohongan tuduhan mereka tentang program nuklir Iran.

"Deklarasi Tehran menunjukkan bahwa Iran tidak bermaksud mengembangkan senjata nuklir dan hanya ingin memanfaatkan energi nuklir untuk kepentingan damai," tandasnya.

Lebih lanjut, Ayatollah Jannati menuturkan, negara-negara dunia antusias menyambut Deklarasi Tehran dan dalam konsisi seperti ini, perilisan resolusi oleh segelintir negara di Dewan Keamanan PBB tentu saja memalukan.

"Berkat bimbingan dan kearifan Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatollah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, seluruh ancaman terhadap negara ini berubah menjadi peluang dan resolusi 1929 juga akan menjadi peluang berkat bimbingan Rahbar," tambahnya.

Pada bagian lain khutbhanya, Ayatollah Jannati kembali menyinggung serangan brutal pasukan komando Israel terhadap konvoi Armada Kebebasan. Seraya mengutuk arogansi Israel, Ayatullah Jannati menegaskan, keruntuhan Israel telah dimulai dan kota Quds akan segera bebas. (IRIB/RM/AHF/18/6/2010)

0 comments to "Yang bersalah Iran bukan Israel...???"

Leave a comment