BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Seperti diduga, janji berhentinya byarpet di Kalselteng, tidak terbukti. BPost menerima banyak laporan via telepon, SMS dan e-mail dari warga Banjarmasin dan kabupaten/kota lain yang menyebutkan adanya pemadaman di wilayahnya, Kamis (1/7/2010).
Mereka pun mempertanyakan mekanisme pemadaman yang dilakukan PT PLN Wilayah Kalselteng.
Untuk menjawab pertanyaan itu, BPost menemui Gatot dari bagian operasi PLN Sektor Barito. Dari dia diperoleh informasi pemadaman dilakukan oleh bagian AP2B (Area Pengatur dan Penyalur Beban) PLN, di Banjarbaru. "Kami dan sektor lain hanya mengirim pasokan ke AP2B. Kira-kira, kami memasok 170 megawatt. Setelah itu kami tidak tahu, disebar ke mana, kami tidak tahu," ucapnya.
Saat dikonfirmasi, Humas PT PLN Kalselteng, Anggraini membenarkan AP2B yang mengatur penyaluran aliran listrik ke pelanggan. "AP2B yang mengetahui besaran dan cara penyalurannya," katanya.
Mengenai pemadaman yang dilakukan AP2B, Anggraini mengatakan ada dua alasan utama yakni gangguan alam dan kerusakan mesin pembangkit. "Gangguan alam misalnya pohon tumbang. Gangguan mesin semisal terjadi kebocoran di alat pendingin sehingga kapasitas mesin itu turun. Untuk menutup kekurangan itu terpaksa memutus aliran listrik ke pelanggan. Biasanya yang diputus terlebih dulu adalah perusahaan karena mereka memiliki genset," ujar Anggraini.
Menyikapi masih terjadinya byarpet, puluhan aktivis HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Banjarmasin menggelar aksi di Gedung DPRD Kalsel. Saat menemui mereka, anggota DPRD, Ibnu Sina menelepon Kacab PLN Cabang Banjarmasin, Rudy Purnama Loka. Dia mempertanyakan penyebab masih terjadinya byarpet.
Rudy mengatakan pemadaman yang terjadi dikarenakan adanya gangguan dan perawatan pada jaringan PLN. Dia pun menegaskan janji PLN adalah tidak adanya pemadaman karena kerusakan pembangkit dan kekurangan daya. Mendengar itu, Ibnu meminta PLN untuk selalu memberitahukan jadwal pemadaman kepada masyarakat.
Akibat byarpet yang terus terjadi itu, banyak kalangan yang dirugikan. Terlebih bagi usahawan yang mengandalkan aliran listrik seperti pengusaha warung internet dan game online, perhotelan dan usaha kecil menengah (UKM) lainnya.
"Rabu kemarin, dari pukul 12.00 Wita hingga 21.00 Wita, listrik padam. Terpaksa saya tidak membuka warnet. Belum lagi soal kerusakan komputer akibat byarpet," ucap seorang pengusaha warnet di Banjarbaru, Rosa.
Pun dengan pengusaha minyak lalaan di Banjar, Sahrawi. "Seperti kemarin, selepas magrib hingga pukul 23.00 Wita, listrik padam. Kalau seperti ini terus bagaimana saya bisa bekerja," ucapnya. (qq/kur/wid/ll/nda/Banjarmasinpost.co.id - Jumat, 2 Juli 2010)
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Mulai awal bulan ini, pejabat pemprov Kalsel yang melakukan dinas luar kota seperti ke Jakarta dilarang menginap di hotel. Melainkan harus menginap di mess milik pemprov Kalsel yang berada di kawasan Rawamangun maupun Biliton.
Peraturan tersebut dikatakan Sekdaprov Kalsel, HM Muchlis Gafuri. Menurutnya, kebijakan itu dilakukan dalam rangka untuk melakukan efisiensi keuangan daerah tersebut.
"Biar keuangan provinsi itu terus berputar. Kalau menginap di mess, nanti uangnya kan diputar juga untuk keperluan perbaikan mess yang berdampak pada nilai aset milik provinsi," terangnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, keberadaan dua mess milik pemprov Kalsel tersebut tidak kalah bagusnya dengan hotel. Sehingga meski tidur di mess, dijamin tetap bisa istirahat dengan tenang dan nyaman.
Masih menurut Muchlis, pengelolaan mess tersebut akan diserahkan ke PD Bangun Banua. Dengan begitu, pemprov Kalsel akan mengambil keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan tersebut. (choiruman/Banjarmasinpost.co.id - Kamis, 1 Juli 2010 )
0 comments to "Banjar ku padam....sampai Pejabat Kalsel Dilarang Menginap di Hotel"