Koran The Guardian cetakan London melaporkan upaya Rezim Zionis Israel untuk mengubah kekuasaan di Uni Emirat Arab (UEA).

Koran ini menulis, Ron Prosor, duta besar Israel di London baru-baru ini bertemu dengan Sheikh Khalid bin Saqr al-Qasimi, putra mahkota emir Ras al-Khaimah yang diasingkan di London.

Dalam pertemuan tersebut Sheikh Khalid bin Saqr meminta Proson membantu dirinya dalam kudeta di Emirat. Pertemuan sebelumnya pada bulan Maret, Proson ditemui oleh para penasehat Khalid bin Saqr.

Uni Emirat Arab adalah sebuah negara persatuan dari tujuh emirat yang kaya akan minyak bumi. Tujuh emirat ini adalah: Abu Dhabi, Ajman, Dubai, Fujairah, Ras al-Khaimah, Sharjah dan Umm al-Qaiwain.

Adapun Ras al-Khaimah diperintah Sheikh Saqr ibn Muhammad al-Qasimi dan terdiri dari dua bagian utama. Yang pertama berada di pesisir utara negara, berbatasan dengan Oman. Penduduk emirat ini diperkirakan sekitar 155.000 jiwa. (IRIB/Qodsna/MF/SL/30/7/2010)


Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad, menyatakan bahwa AS dan Zionis Israel berniat menekan Iran dengan cara menyerang dua negara Arab. Menurut Ahmadinejad, hal itu akan dilakukan dalam tiga bulan mendatang.

Ahmadinejad dalam wawancaranya dengan Press TV, Selasa (27/7), mengatakan, "Kami mempunyai data lengkap bahwa AS merancang skenario untuk menggelar perang urat syaraf terhadap Iran." Ia juga menegaskan, "Pernyataan Presiden Rusia menjelaskan skenario terselubung tersebut." Menurut Ahmadinejad, pernyataan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev yang menyebutkan Iran semakin dekat menguasai teknologi senjata nuklir, pada dasarnya menekan tombol skenario tersebut."

Lebih lanjut Ahmadinejad mengatakan, "Karena AS dan Israel tidak dapat menyerang langsung ke Iran, kedua rezim ini berniat menyerang negara-negara yang dekat dengan Iran, dan berupaya menekan Tehran." Ahmadinejad menambahkan, "Sejumlah pihak diculik dan diangkut ke AS yang kemudian dipaksa untuk berbicara soal program nuklir Iran versi musuh. Ini semua adalah skenario murni. Musuh-musuh mulai melakukan propaganda besar-besaran, dan kemudian mereka akan menyerang sejumlah negara di kawasan untuk menekan Republik Islam Iran. Selain itu, mereka juga bekerjasama dengan sejumlah pihak di kawasan dan di dalam negeri ini. Mereka telah menekan tombol skenario ini."

Ahmadinejad mengatakan, "AS dalam skenario ini mengincar dua target. Pertama adalah menghalangi kemajuan Iran, sedangkan target kedua adalah menyelamatkan Zionis Israel dari jalan buntu melalui perang." Dalam wawancara itu, Ahmadinejad juga mengingatkan Presiden AS, Barack Obama supaya tidak mengulangi langkah yang pernah dilakukan George W. Bush.

Di penghujung wawancara, Ahmadinejad menyatakan bahwa Iran akan melakukan perundingan dengan negara-negara Barat pada awal bulan September. Ahmadinejad juga menghendaki keterlibatan Turki dan Brazil dalam perundingan dengan Barat. (IRIB/AR/29/7/2010)


Gerakan Perlawanan Islam Lebanon (Hizbulllah) menegaskan bahwa Amerika Serikat (AS) tidak akan mampu menciptakan perang saudara di Lebanon. Hal ini dinyatakan Hizbullah dalam sebuah statemennya yang dilansir Fars News mengutip Koran al-Hayat cetakan London.

Hizbullah mengecam pernyataan Jend. James Mattis, kandidat komandan pusat militer AS terkait dukungan terhadap militer Lebanon atas persamaan Hizbullah dan Suriah. Menurut Hizbullah pernyataan ini ditujukan untuk mengobarkan fitnah di dalam negeri Lebanon dengan jalan memposisikan Hizbullah dan Suriah sebagai musuh Lebanon.

Statemen Hizbullah menegaskan bahwa pernyataan James Mattis membuktikan intervensi nyata Wahsington di urusan internal Beirut dan hubungan Lebanon dengan negara tetangga.

Hizbullah juga menekankan, muqawama adalah salah satu unsur dasar Lebanon dan upaya AS untuk mengobarkan perang saudara di negara ini tidak akan berhasil. Hizbullah mempertanyakan sikap Mattis tersebut dan menyatakan siapa yang memberi hak kepada Mattis untuk menentukan siapa musuh dan teman di kawasan.

"Lebanon bukan jajahan AS atau pangkalan militernya yang dapat membuat Washington bertindak sesukanya dan merealisasikan kepentingannya serta Rezim Zionis Israel," tegas Hizbullah. (IRIB/Fars/MF/SL/30/7/2010)


Jet-jet tempur rezim Zionis Israel membombardir sejumlah titik di Jalur Gaza, Jumat malam (30/7/2010). Menurut keterangan para saksi mata, serangan tersebut mencederai beberapa warga.

Televisi Aljazeera melaporkan bahwa bombardir itu menghantam kawasan Tel al-Hawa dan kamp pengungsi Ansar, di kota Gaza. Menurut laporan sementara, 12 warga di kamp pengungsi Ansar cedera dalam serangan itu.

Sebelumnya, para pejuang Palestina menembakkan roket ke arah kawasan Zionis di Ashkelon. Namun serangan roket itu tidak menimbulkan kerugian fisik.


CNN melaporkan, tersangka utama pembocoran dokumen rahasia perang Afghanistan mendekam di penjara Virginia.

Menurut stasiun televisi ini, tersangka tersebut adalah seorang sedadu Amerika Serikat (AS) dan sempat menjadi pengamat militer di Irak. Ia dipindahkan dari penjara Kuwait ke penjara Virginia untuk sementara.

Serdadu ini dituding telah membocorkan puluhan ribu catatan perang di Afghanistan. Dalam laporannya CNN menambahkan, Menteri Pertahanan AS, Robert Gates dan Kepala Staf Gabungan Militer AS, Michael Mullen menyatakan ketidakpuasannya atas pembocoran dokumen perang Afghanistan dalam sebuah jumpa pers.

Gates yang sangat marah atas pembocoran dokumen perang ini mengatakan, tindakan ini akan berdampak sangat buruk. "Mungkin saja serdadu AS atau Afghanistan terancam bahaya," ungkap Gates.

Pembocoran dukumen ini juga berpengaruh pada sejumlah strategi AS di Afghanistan dan milisi Taliban menjadi jelas akan strategi tersebut. (IRIB/CNN/MF/SL/30/7/2010)