Ditegaskannya pula bahwa reaksi cepat dan tegas itu bahkan akan dilancarkan meski harus keluar dari garis perbatasan.

"Dengan alasan apapun mereka melakukan kesalahan dan menyerang Iran, maka tidak diragukan lagi bahwa Iran akan membalasnya dengan tegas," tambahnya. Javani juga menilai aksi Amerika Serikat dalam membahayakan Teluk Persia hanya akan merugikan dirinya sendiri. (IRIB/MZ/2/8/2010)

Ahmadinejad: Inti Sanksi Hanya Permainan Politik

Hal itu dikemukakan Ahmadinejad Ahad (1/8) dalam sidang kabinetnya seraya menegaskan bahwa musuh menentang kehormatan dan kemajuan bangsa Iran karena Iran yang terhormat akan melawan imperialisme. "Musuh berniat menyulut kontroversi dan permainan politik untuk mengesankan bahwa Iran lemah, putus asa, dan harus menyerah," tambahnya.

Seraya menyatakan sangat menyayangkan sejumlah pihak di dalam negeri yang mengekor upaya musuh tersebut, Ahmadinejad menegaskan, "Seberapun musuh berupaya mengaitkan nama Iran dengan kekerasan dan kelemahan, namun Allah swt akan mengangkat nama besar bangsa Iran dengan kekayaan budaya bangsa ini."

Ahmadinejad juga menekankan munculnya pemikiran keliru bahwa melunak di hadapan musuh akan mengurangi tekanan dari mereka. "Kita harus dapat mengubah situasi dan kondisi serta berbagai ancaman seperti ini menjadi kesempatan besar," kata Ahmadinejad.

Lebih lanjut dijelaskannya bahwa arti Iran di dunia tengah berubah dengan cepat dan semakin meningkat.

Seperti dilaporkan Fars News, seraya menyatakan bahwa saat ini terdapat 500 perusahaan Belanda yang aktif di Iran Kazem Gharib-Abadi menambahkan, tingkat perdagangan Iran-Belanda menunjukkan angka positif.

Gharib-Abadi menandaskan, dengan pemasukan enam juta Euro di sektor ekspor bunga Belanda tetap mengembangkan sayapnya dan perusahaan negara ini mulai mengincar Iran. Perusahaan Belanda menurut Gharib Abadi telah membangun berbagai tempat pengembangbiakan bunga di Provinsi Golestan, Iran Utara. (IRIB/Fars/MF/AHF/1/8/2010)

Dalam pidatonya bertepatan dengan peringatan hari besar militer Suriah yang jatuh pada satu Agustus, Assad menekankan, "Kami mengharapkan perdamaian yang adil dan pengokohan stabilitas keamanan di kawasan sensitif Timur Tengah."

Menurutnya harapan ini tidak mungkin terwujud tanpa pengembalian seluruh hak yang dirampas Rezim Zionis Israel. Assad menandaskan, seluruh dunia menyebut Israel sebagai pelanggar utama proses perdamaian karena tidak menjalankan janji-janjinya. (IRIB/MF/AHF/1/8/2010)