Salaf adalah kata Arab yang berarti ‘berlalu’ sebagai lawan dari ‘khalaf’ yang berarti ‘menyusul’. Salafi adalah predikat bagi orang-orang Muslim yang memiliki jargon ‘mengikuti para salaf’ (terdahulu), seperti para ulama dan terutama para pendiri mazhab.
Akhir-akhir ini bermunculan orang-orang yang mengerek nama Salaf, salafi, salafuna, salaf saleh dan derivatnya. Umumnya, penguna kata ini anti keragamaan, sok pinter agama, dan paling demen memamerkan penguasaannya terhadap literatur-literatur klasik,terutama karya-karya Ibnu Taymiyah. Tidak sedikit orang yang keder dibuatnya. Tanpa bermaksud memfitnah, siapa saja dapat melakukan verifikasi dengan mengunjungi situs-situs, halaman/akun jejaring sosial, dan blog-blog para pengoarnya.
Sebutan Salaf sering digunakan sebagai topeng dan modus operandi untuk menghindarkan orang dari penyebutan ‘wahabisme’ yang cenderung sinis Kata ’salafi’ tidak lain adalah kemasan lain dari teologi Wahabi yang didirikan Muhammad bin ‘Abdul Wahhâb dari keluarga klan Tamîm.
Umumnya kaum intelektual dan ulama Sunnî – penganut 4 mazhab ‘resmi’ Hanafi, Syafi’i, Maliki dan Hanbali– menganggap kaum Wahhabi, termasuk pendirinya, sebagai kelompok yang berpikir sangat linier, literer sambil menolak metafor [majâz], sangat denotatif dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’ân maupun hadis.
Gerombolan ini sangat getol dengan truth claim sembari menganggap kelompok lain, Sunni maupun Syiah sebagai sesat dan menyesatkan. Patokan langganannya adalah pemahaman literal terhadap sejumlah hadis antara lain hadis ‘Kullu bid’ah dhalâlah wa kullu dhalâlah fî n-nâr’. Karena itulah, mereka menganggap berziarah ke kubur termasuk kubur Nabi, tawassul, baca qunût, talqîn. tahlîl, istighâtsah, berzikir berjamaah, membaca burdah berupa puji-pujian pada Nabi yang biasa dilakukan kaum Muslimin lainnya sebagai bid’ah.
Tidaklah mengherankan, bila mereka tidak mengecam pengeboman masjid-masjid di Najaf dan Karbala yang memakan banyak korban. Kemenangan spektakuler Hizbullah atas Israel pun tidak diapresiasinya karena sentimen sektarian mereka yang telah membantu.
Kalangan tradisional Islam, terutama NU, mengaku sebagai para pengikut salaf. Itulah sebabnya hampir seluruh pusat pendidikan agama (pesantren) diberi nama ‘al-ma’had as-salafi’ sebagai penegasan pola keberagamaan kaum nahdliyin yang berbeda dengan kelompok Islam lainnya.
Aksi penyesatan dan penghancuran tempat-tempat ibadah kaum minoritas yang belakangan ini semarak di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari pengaruh finansial sentra wahabisme, Arab Saudi, negara yang ikut hadir dalam konferensi damai ala Amerika di Annapolis.
0 comments to "Salepiyun...is TERORIS AKBAR ???!!!!!"