Terinspirasi dari serial Phase 3 bagian pertama yang bersumber dari ceramah Syekh Imran Nazar Hossein. Sebuah pengantar.
Semua nabi telah memperingatkan kaumnya tentang dajal. Nuh alaihi salam telah memperingatkan kaumnya. Tapi aku akan sampaikan kepada kalian satu peringatan yang belum pernah disampaikan para nabi sebelumnya. Dajal melihat dengan satu mata, mata kirinya, buta pada mata kanannya seperti anggur besar. Tapi Tuhanmu tidak bermata satu. Di antara mata, di dahinya tertulis kafir. Setiap orang yang beriman mampu membacanya, baik dia buta huruf atau tidak.
Itulah rangkuman beberapa sabda nabi saw. mengenai dajal yang sering kita dengar. Banyak penafsiran mengenainya dan kebanyakan menfasirkannya secara harfiah. Bahwa dajal itu makhluk keturunan Yahudi: mulai dari Moshe Dayan sampai bayi bermata satu yang lahir di Israel.
Kamus Besar Bahasa Indonesia bahkan mendefinisikannya dengan lebih horor: setan yang datang ke dunia apabila kiamat sudah dekat (berupa raksasa). Syekh Imran Hossein memiliki penafsiran lain yang layak untuk kita renungkan agar kita tidak terlena, menunggu dan mengira-ngira siapa dajal bermata satu itu. Menurutnya, dajal lebih dari sekedar makhluk.
Dajal berasal dari kata dajjala yang berarti “menutup”. Syekh Hamza Yusuf mengatakan bahwa orang Arab zaman dahulu yang untanya terkena penyakit kulit, mereka akan memoles penyakit unta itu agar tidak terlihat. Penyakit itu hanya ditutupi agar unta terlihat sehat. Jadi ia hanyalah sebuah usaha penipuan. Sabda beliau, “Neraka adalah surga, surga adalah neraka.” Syekh Imran Hossein mengatakan bahwa kita membutuhkan sebuah epistemologi (ilmu tentang dasar dan batas pengetahuan) untuk memahami teks agama dan untuk berhadapan dengan zaman yang penuh dengan kebohongan ini.
Nabi juga mengatakan bahwa huruf k-f-r yang ada pada dajal hanya bisa dibaca oleh orang beriman, baik dia buta huruf maupun melek huruf. Tapi mengapa orang yang tidak beriman tidak bisa membacanya, meskipun ia misalnya seorang profesor? Mengapa orang beriman yang buta huruf bisa membacanya? Artinya, huruf tersebut bukan sekedar huruf-huruf harfiah.
Mungkin orang beriman tidak membacanya dengan kedua mata. Apakah kita mempunyai mata yang lain? Telinga yang lain? Dunia modern mengatakan tidak. Tapi Quran mengatakan ya. Quran mengatakan hati bisa melihat dan mendengar. Ketika iman sejati masuk ke dalam hati maka Allah memasukkan an-nûr, cahaya, yang dengannya hati dapat melihat sesuatu yang tidak terlihat oleh mata lahiriah. Orang beriman tidak hanya melihat dengan mata lahiriah tetapi juga hati. Dajal dan pengikutnya melihat dengan mata kiri—yang melambangkan pandangan lahiriah—dan dajal buta mata kanannya—yang melambangkan pandangan batin.
Nabi telah menggambarkan dunianya dajal sebagai suatu dunia yang penampilan dan realitasnya saling berlawanan satu sama lain. Beliau memperingatkan kita untuk berhati-hati terhadap akhir zaman karena akan ada pembohong besar. Orang mengatakan kebohongan yang luar biasa sehingga penampilan dan faktanya selalu berlawanan. Nabi saw. mempunyai doa yang indah, “Ya Allah, tunjukkan kepada saya sesuatu sebagaimana apa adanya.” Dengan kata lain agar kita tidak tertipu dengan apa yang tampak dari luar.
Alquran (QS. 7: 179) berkata sama seperti Injil bahwa ada orang yang mempunyai mata tapi tidak melihat, mempunyai telinga tapi tidak mendengar, mempunyai hati tapi tidak memahami. Kekuatan dajal ini menyerang semua orang beriman dari semua agama. Mereka menciptakan peradaban yang tidak berketuhanan; sangat mengagungkan materialisme. Mereka terus-menerus melecehkan semua agama dan gaya hidup relijius pengikutnya dengan menciptakan permusuhan antar-agama. Sehingga agama menjadi sesuatu yang dibenci dan ditentang banyak orang.
Sehingga menurut saya, dajal bukanlah sekedar makhluk, tapi ia adalah “sistem”. Sistem dajal ini meyakinkan manusia dengan menipu bahwa dunia ini adalah tempat abadi. Kemarin saya mengatakan bahwa: bagi yang melihat dengan kaca mata materi, dunia sekarang mungkin lebih baik. Berbagai macam industri terlebih teknologi terus berkembang. Intinya, dunia semakin canggih. Tapi secara spiritual, dunia lebih buruk. Orang yang menguasai dunia tidak merasa ada Tuhan. Sehingga kemajuan dunia banyak mengubah kondisi dunia menjadi lebih buruk.
Kemajuan dunia secara materi bukanlah tujuan utama penciptaan manusia. Itu sebabnya, semodern apapun dunia ini akan tetap musnah atau setidaknya manusia yang akan lebih dulu mati. Manusia yang, sadar atau tidak, menjadi pengikut sistem dajal ini bukanlah orang-orang yang secara lahiriah tidak beragama. Mereka bisa jadi mempraktikkan ritual beragama dari agama apapun, hanya saja agama tidak ada di hati. Sistem dajal menipu manusia untuk mempercayai bahwa Tuhan itu tidaklah ada, dunia adalah tempat abadi, dan tidak akan ada hari akhirat.
Saya berpikir bahwa dajal dan iblis itu mungkin makhluk yang sama atau setidaknya memiliki tujuan yang sama ketika berhasil menipu Adam as. untuk memakan buah keabadian. Perlulah kita kembali lebih mendalami sejarah mengenai penciptaan manusia untuk menjalani kehidupan di dunia ini. Siapa sesungguhnya manusia? Dari mana kita berasal? Untuk apa kita di dunia yang sementara ini? Hendak ke mana tujuan kita setelah kematian menjemput? Wallahualam.
Catatan: Situs milik Dr. Freemason mempunyai subtitle yang menarik: in the land of the blind, the one-eyed man is king. Kalau kita menjadi pengikut sistem dajal yang buta di dunia (dan pastinya juga akhirat), maka si mata satu yang menguasai dunia menjadi raja dan kita hanyalah budak.
0 comments to "Siapa Pengikut Dajal Bermata Satu?"