Penulis dan aktivis, Sharif Shehadeh menilai pemunculan isu Osama bin Laden membuktikan upaya partai Amerika Serikat untuk menyongsong pemilu presiden yang kian dekat.
Sharif Shehadeh dalam wawancaranya dengan televisi al-Alam Senin (2/5) mengatakan, tujuan publikasi tewasnya Osama bin Laden, pemimpin al-Qaeda berkaitan dengan kian dekatnya pemilu presiden di Amerika.
"Presiden Amerika, Barack Obama berusaha memanfaatkan isu tewasnya Bin Laden untuk memenangkan kembali pilpres mendatang," ungkap Shehadeh. Ditambahkannya, AS berupaya mengirim pesan kepada mitra dan negara dunia bahwa Washington masih memegang kendali wilayah Timur Tengah meski sejumlah rezim Arab terjungkal.
Shehadeh juga menilai isu tewasnya Bin Laden tidak berpengaruh pada transformasi kawasan. "AS berusaha menutupi kelemahan intelijennya di kawasan dengan menyebar dan membesar-besarkan isu kematian Osama bin Laden. (IRIB/al-Alam/MF/3/5/2011)
Osama dan Obama hanyalah simbol-simbol kemunafikan abad ini !!!!!
Banjarkuumaibungasnya.blogspot.com- Menurut seorang pemerhati Timur Tengah yang berhasil diwawancarai Team Banjarkuumaibungasnya.blogspot.com asal Banjarmasin yaitu Aba 'Ali Ridho, sebenarnya Osama hanyalah " korban pencitraan ", ingatkah Anda ketika peristiwa perang Irak-Iran yang dipaksakan oleh Amerika dan sekutunya, dimana Saddam Husain saat itu adalah kawan dekat dari Amerika untuk sebenarnya menguasai Iran ( Namun akhirnya Irak, Amerika dan sekutunya tidak mampu menguasai negeri yang baru saja menggulingkan Rezim Syah Fahlevi yang pro Amerika tersebut), namun setelah mengetahui Saddam Husain mau menguasai Kuwait yang terkenal sebagai sumber ladang minyak dunia yang lumayan banyak, akhirnya temen dekat Amerika si Saddam pun dihabisi oleh Amerika serikat dan sekutunya dengan menghembuskan isu senjata nuklir yang akhirnya hanya isapan jempol belaka, begitu juga sekarang ini negara Mesir dibawah kendali Husni Mubarak adalah temen dekat Zionis Israel dan Amerika+sekutunya, dimana ketika Gaza Palestina ketika diserang habis-habisan oleh tentara biadab Zionis, Husni Mubarak malah menutup jalur Raffah sesuai kepentingan Zionis, namun ketika rakyatnya memintanya turun, akhirnya teman dekatnya (Zionis Israel dan Amerika+sekutunya) malah menyuruhnya lengser. Libya pun tidak luput dari aksi munafik Zionis Israel dan Amerika+sekutunya, mereka ingin menguasai negara Libya karena sumber minyaknya yang masih orisinil kandungan minyaknya, namun Zionis Israel dan Amerika+sekutunya tidak ingin minyak ini di nasionalisasi yang akan menjadi hak milik rakyat akan tetapi mereka (Zionis Israel dan Amerika+sekutunya) supaya minyak tersebut dijual sahamnya ke mereka, kalau di Indonesia seperti Exxon mobil yang tidak dimiliki sepenuhnya oleh rakyat atau negara Indonesia. Dengan dalih membantu perjuangan rakyat sipil merekapun melancarkan serangan ke pendukung Moammar Khadafi ( padahal kalau memang mau membantu rakyat dunia, bisa saja NATO menyerbu habis Perompak Somalia, namun sepertinya disanapun ada kepentingan Zionis Israel dan Amerika+sekutunya yang bermain untuk mempertahankan jalur minyak sehingga tidak ada yang berani melewati jalur tersebut, adapun keberhasilan Amerika dan Inggris ketika menangkap perampok Somalia hanyalah "Skenario Belaka". Negara Bahrain pun lebih gila lagi, pemimpin pemerintahannya yang pro Wahabi Arab Saudi al Khalifa adalah temen dekat dari Raja Abdullah Arab Saudi yang notabene adalah teman sejati Zionis Israel dan Amerika+sekutunya ( karena mereka mengizinkan pangkalan Amerika ada di Arab Saudi ), mereka mengirim pasukan yang pro Zionis dan yang jelas pro Wahabi untuk membasmi kaum muslimin di Bahrain yang mayoritas Syiah dan minoritas Sunni ( dimana ketika demo melengserkan rezim al Khalifa 2 mazhab ini Sunni dan Syiah saling bersatu dan bersama-sama menyuarakan lengsernya rezim al Khalifa yang pro Wahabi dan Zionis Israel dan Amerika+sekutunya).
Nah untuk Osama , kata pemerhati Timur Tengah ini, tidak tertutup kemungkinan, kemunafikan Zionis Israel dan Amerika+sekutunya lah yang membikin skenarionya, mereka yang menghembuskan pertama kali dan mereka pula yang memadamkannya, padahal itu hanyalah "Gombal mereka". Karena kemajuan negara Islam ( Negara Islam Iran) diberbagai bidang baik persenjataan, pesawat terbang, satelit, tenaga nuklir dan science Kedokteran serta persatuan Sunni dan Syiah yang kabarnya bagai angin surga yang terus berhembus baik disensor maupun tidak disensor beritanya, maka Zionis Israel dan Amerika+sekutunya kelihatan kurang begitu disukai lagi oleh ummat manusia didunia bahkan dibenci. Maka isu keberhasilan pembunuhan Osama pun di cuatkan keseluruh media massa dunia, padahal ummat Islam mengetahui bersama Osama bukanlah seorang ulama dia hanya lah anak seorang pengusaha kaya dari Arab Saudi yang akhirnya hijrah ke Amerika dan memainkan peran penting di tengah bisnis Amerika, namun karena ada Gap Bisnis / pertentangan bisnis di Amerika yang ekonominya hampir 90% dikuasai oleh Zionis. Osama pun kabur walau itu pun hanya mungkin berita legenda tentang pertentangan Pemerintah Amerika yang mencari dalang WTC 2001 yang akhirnya ke 'Osama',Osama dan Obama hanyalah simbol-simbol kemunafikan abad ini .(http://banjarkuumaibungasnya.blogspot.com/2011/05/osama-dan-obama-hanyalah-simbol-simbol.html#axzz1LFO7ls4X)
News One: Rakyat Amerika Sangat Menderita
Majalah News One menulis rakyat Amerika Serikat menderita akibat inflasi dan kenaikan harga kebutuhan pokok yang marak di negara ini.Menurut laporan IRNA, News One mengkritik pernyataan ketua bank sentral dan menteri keuangan Amerika tekait turunnya inflasi dan menguatnya nilai mata uang dolar. Menurut News One, yang membuat rakyat menderita adalah tingginya harga makanan dan bahan bakar. Pernyataan kedua pejabat tinggi negara ini tidak meninggalkan kesan positif di opini publik.
Majalah News One Senin (2/5) menyoroti konferensi pers pertama ketua bank sentral Amerika setelah lima tahun. Majalah ini menulis, Ketua Bank Sentral AS, Ben Bernanke selama menjabat gagal mengisi kekosongan jarak antara teorinya soal ekonomi AS dan opini publik.
News One menambahkan, Ben Bernanke merupakan ekonom pertama AS sebelum 2008 yang mengklaim bahwa jarak antara kita dengan terulangnya kembali krisis finansial dekade 30-an sangat kecil. Namun sejarah yang akan menjadi saksi bahwa kebijakan ekonomi keliru AS kembali mengulang krisis ekonomi yang pernah terjadi di dekade 70-an.
Majalah ini menilai keliru indeks yang dipakai Bank Sentral AS. "Indeks ini pada dasarnya palsu dan dengan mudah dipahami bahwa nilai mata uang dolar sejak tahun 2009 hingga kini mengalami penurunan sebesar 17 persen," tulis News One. (IRIB/IRNA/MF/3/5/2011)Tewasnya Osama bin Laden, pemimpin al-Qaeda selain menggembirakan berbagai rakyat dunia juga membuat negara-negara khawatir atas pembalasan kelompok teroris ini. Pemerintah Inggris, setelah tewasnya Bin Laden langsung meningkatkan penjagaan keamanan di seluruh kedutaan besarnya di dunia.
Menurut laporan Press TV, Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague Senin (2/5) menganjurkan seluruh kedutaan besar negara ini di dunia meningkatkan penjagaan keamanannya karena adanya kemungkinan pembalasan dari kelompok al-Qaeda setelah tewasnya Bin Laden.
Ia menandaskan hingga saat ini anasir al-Qaeda masih aktif di dunia, oleh karena itu perlu peningkatan kewaspadaan selama beberapa waktu ini. Menlu Inggris menjelaskan, tewasnya Bin Laden bukan mengakhiri kewaspadaan kita terhadap aksi kelompok teroris al-Qaeda serta kelompok radikal lainnya berafiliasi dengannya.
Menurutnya masih terdapat sejumlah jaringan al-Qaeda pada pekan depan berusaha menunjukkan eksistensinya. Hagua saat ini berada di Mesir dan menyebut tewasnya Bin Laden sebagi hal positif dalam perang anti terorisme. (IRIB/MF/3/5/2011)Amerika Serikat tidak memberitahukan pemerintah Pakistan terkait operasi militer AS memburu gembong jaringan teroris AlQaeda, Osama bin Laden.
Kantor berita AFP melaporkan, seorang pejabat Amerika Serikat yang tidak ingin namanya dipublikasikan itu mengatakan, "Kami tidak berbagi informasi intelijen itu dengan negara mana pun bahkan Pakistan."
Pejabat AS itu menambahkan bahwa alasan untuk tidak berbagi informasi itu adalah untuk menjaga kerahasiaan operasi tersebut.
Namun, Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam pidatonya Ahad (1/5) menyinggung kerjasama Islamabad dalam melacak Osama bin Laden.
"Ini sangat penting untuk dicatat bahwa kerjasama kontra-terorisme kami dengan Pakistan telah membantu membawa kita ke bin Laden dan kompleks tempat ia bersembunyi," kata Obama.
Selama operasi militer AS itu, bin Laden tewas bersama tiga orang lainnya termasuk putra bin Laden, dan juga seorang wanita.
Sidang Khusus di Pakistan
Pasca operasi militer AS yang mewaskan gembong jaringan teroris AlQaeda, Osama bin Laden, pemerintah Pakistan menggelar sidang khusus yang diikuti oleh para pejabat tinggi sipil dan militer negara ini di Istana Presiden Pakistan.
Menurut sumber-sumber setempat, sidang itu dimaksudkan untuk membahas para operasi militer Amerika Serikat di wilayah Pakistan tanpa memberitahu kepada pemerintah Islamabad.
(IRIB/MZ/2/5/2011)
Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) , Ban Ki-moon menilai tewasnya pemimpin al-Qaeda, Osama bin Laden sebagai point penting dalam melawan terorisme.
Kantor Berita Xinhua melaporkan, Ban Ki-moon Senin (2/5) dalam reaksinya atas tewasnya Bin Laden menyatakan bahwa tewasnya pemimpin al-Qaeda ini menjadi titik penting bagi perang anti-terorisme.
Gilles de Kerchove, Koordinator Perang Anti-teroris Uni Eropa hari Senin dalam statemennya menyatakan, tewasnya Osama bin Laden menjadi pukulan telak bagi jaringan al-Qaeda.
Dalam statemen tersebut dijelaskan bahwa pembunuhan pemimpin al-Qaeda merupakan tahap menentukan bagi upaya seluruh negara dunia dalam memerangi terorisme dan mencegah melebarnya fenomena ini.
De Kerchove juga menegaskan, seluruh negara dunia yang aktif memerangi terorisme garus waspada pasca kematian Bin Laden karena ia merupakan simbol dan teladan bagi kelompok radikal. (IRIB/Xinhua/MF/3/5/2011)
AS Peringatkan Aksi Balas Dendam Al-Qaeda
Pemerintah Amerika Serikat (AS) memperingatkan kemungkinan aksi balas dendam jaringan al-Qaeda menyusul tewasnya pemimpin mereka, Osama bin Laden.Menurut laporan AFP, Washington Senin (2/5) meminta polisi dan warga negara ini mewaspadai pembalasan kelompok al-Qaeda setelah pemimpin mereka dibunuh militer AS. Amerika juga memperingatkan negara Barat lainnya soal kemungkinan aksi pembalasan milisi al-Qaeda.
Ketua Dinas Intelijen Amerika (CIA) Leon Panetta, salah satu arsitek utama misi penyergapan terhadap Bin Laden, memperingatkan bahwa kelompok teroris pasti berusaha keras membalas kematian pemimpin al-Qaeda.
Presiden AS, Barack Obama hari Ahad malam waktu setempat, saat berbicara di depan televisi mengkonfirmasikan tewasnya Osama bin Laden dalam sebuah operasi militer Amerika.
Bin Laden bersama 20 orang lainnya tewas dalam sebuah operasi militer Amerika di wilayah Abbottabad, 71 km barat laut Islamabad. (IRIB/MF/3/5/2011)Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah mengumumkan kematian pemimpin jaringan teroris Al Qaeda, Osama bin Laden dalam penyergapan terhadap sebuah rumah mewah di kota Abbottabad, tidak jauh dari akademi militer Pakistan. Menurut laporan Associated Press, Obama dalam statemennya di Washington, tidak menyinggung rincian kejadian itu dan hanya mengatakan Osama telah terbunuh di sebuah bangunan di Islamabad.
Abbottabad sendiri adalah tempat bagi tiga resimen tentara Pakistan dan ribuan personil militer dan dihiasi dengan bangunan militer. Penemuan bahwa Osama bin Laden tinggal di sebuah kota militer di Pakistan menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana dia berhasil menghindari penangkapan dan apakah intelijen dan militer Pakistan tahu keberadaannya dan melindunginya.
Meski kelompok Tehrik-e-Taliban, sebuah sayap Taliban Pakistan, menolak berita tersebut. Namun, para pejabat tinggi Dinas Intelijen Pakistan membenarkan kematian Bin Laden. Terlepas dari dukungan finansial AS terhadap pembentukan Taliban, kelompok Al Qaeda didirikan pada tahun 1988 dengan tujuan memerangi Uni Soviet di Afghanistan. Kelompok ini mengalami perluasan dan kemajuan melalui Maktab al-Khidamat, yang dibentuk untuk merekrut dan melatih para mujahidin dalam melawan tentara Soviet. Organisasi itu mendapat dukungan dari pemerintah Pakistan dan juga AS.
Pada tahun 2000, Ayman al-Zawahiri menggabungkan Organisasi Jihad Islam Mesir dengan Al Qaeda dan ia menjadi orang kedua di jaringan teroris tersebut.
Washington menuding Al Qaeda bertanggung jawab atas serangkaian aksi teror dan peristiwa 11 September. Padahal sebelum itu, pemerintah AS memanfaatkan organisasi tersebut untuk melawan pendudukan Uni Soviet atas Afghanistan. Namun pasca kekalahan Soviet, Al Qaeda melakukan restrukturisasi dan menetapkan tujuan-tujuan baru berdasarkan manhaj Salafi. Misi baru Al Qaeda adalah melawan Kristen dan ekspansi AS di seluruh penjuru dunia dan mulai menyerang kepentingan-kepentingan negara adidaya itu.
Kini,seiring pengumuman kematian Bin Laden, kemungkinan akan ada perubahan dalam kebijakan luar negeri AS di Afghanistan dan Irak. Atas dasar ini, pemerintahan Obama dengan membuat perubahan dalam tim keamanannya, mencoba untuk fokus pada jaringan Al Qaeda ketimbang menggelar serangan-serangan luas, yang menimbulkan protes rakyat. Di sisi lain, kematian Bin Laden sepertinya bisa membawa perubahan dalam strategi militer AS di Afghanistan.
Oleh karena itu, kehadiran luas pasukan AS di Afghanistan bisa digantikan dengan partisipasi di bawah kontrak keamanan dan mengarah pada pembangunan pangkalan. Dalam konteks ini, setelah Washington terlepas dari tekanan serius karena isu keamanan, sekarang AS akan lebih fokus pada strategi makro dalam mengelola krisis regional, termasuk Timur Tengah dan Afrika Utara. (IRIB/RM/NA/2/5/2011)AS beralasan hal tersebut untuk menghormati praktek dan tradisi Islam. Dalam ajaran Islam menyerukan jasad orang yang meninggal harus dikuburkan dalam waktu 24 jam. Demikian penuturan seorang pejabat AS seperti dikutip dari Time.com, Selasa (3/5/2011).
"Kami memastikan bahwa hal tersebut ditangani sesuai dengan praktek dan tradisi Islam. Ini adalah sesuatu yang sangat serius, dan karena itu, ini sedang ditangani dengan cara yang tepat," ujar pejabat itu.
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, mengapa di laut?
Pejabat itu mengatakan bahwa mereka tidak menemukan negara yang mau menerima jasad teroris paling dicari itu. Sehingga dibuat keputusan untuk membenamkan jasad bin Laden di dasar laut.
Selain itu, AS tidak ingin ada kuburan bin Laden, karena dikhawatirkan akan menjadi tempat ibadah bagi pengikut bin Laden. Rumor lain menyebutkan AS telah meminta Arab Saudi untuk mengambil jasad pria berjanggut lebat itu, tetapi negara tempat kelahiran Osama itu menolak.
Osama bin Laden dinyatakan tewas dalam sebuah penggerebekan yang dilakukan oleh pasukan elit AS, SEAL Team (ST) 6 pada Senin (2/5/2011) dini hari waktu Pakistan di sebuah rumah di kota Abbottabad, Pakistan. Bangunan megah itu dikelilingi oleh tembok-tembok yang tingginya mencapai 12-18 kaki atau sekitar 3,5 meter hingga 5,4 meter. Bangunan itu juga memiliki dua gerbang keamanan. Meski demikian, pasukan ST 6 hanya membutuhkan waktu 40 menit untuk melumpuhkan Osama. Mereka berhasil menembak Osama tepat di kepalanya meski dalang aksi teror itu telah menggunakan badan seorang perempuan sebagai tameng. Osama tewas bersama istri muda dan anaknya serta dua kurir beserta keluarganya.
Jakarta - Osama bin Laden dikabarkan telah bersembunyi di rumah mewah di kota Abbottabad, Pakistan selama beberapa bulan. Uniknya, tempat persembunyiannya itu bersebelahan dengan Akademi militer.
(adi/her/Adi Nugroho - detikNews/Selasa, 03/05/2011 02:28 WIB)
0 comments to "Osama dan Obama hanyalah simbol-simbol kemunafikan abad ini"