Israel Sergap Kapal Senjata Iran: Skenario Basi Israel
Januari 2002, rezim Zionis Israel menyergap sebuah kapal bernama Karine A di Laut Mediterania dan mengklaim kapal tersebut mengangkut sekitar 50 ton senjata milik Republik Islam Iran. Penyergapan ini ternyata mempercepat keputusan Pemerintah George W. Bush memasukkan Iran ke dalam list "poros kejahatan". Tampaknya kali ini Zionis Israel ingin mengulangi skenario sebelumnya untuk menekan pemerintah Barack Obama.
Sebagaimana dilaporkan hari ini (Kamis, 05/11) oleh Antara bahwa pasukan komando angkatan laut Israel menyergap sebuah kapal yang mengangkut "ratusan ton" senjata dari Iran untuk milisi Hizbullah dalam sebuah operasi beberapa puluh mil di lepas pantai negara Yahudi tersebut, kata sejumlah pejabat, Rabu seperti dilaporkan AFP. "Kami menemukan puluhan peti kemas, dengan ratusan ton senjata yang ditujukan untuk Hizbullah dari Iran," kata wakil komandan angkatan laut Rani Ben Yehuda kepada wartawan, dengan menambahkan bahwa senjata-senjata itu mencakup roket, granat dan amunisi.
Antara menyebut pengiriman senjata itu termasuk yang terbesar yang disergap Israel. Penyergapan besar sebelumnya terjadi pada 2002 terhadap kapal Karine A yang mengangkut 50 ton senjata yang sedang menuju Gaza, dan hal itu menjadi pukulan besar bagi hubungan antara Palestina dan Washington. Militer sebelumnya mengumumkan bahwa mereka telah menahan kapal berbendera Antigua "Francop" menjelang fajar sekitar 100 mil laut dari pantai Israel. Presiden Israel Shimon Peres mengatakan, kapal itu tampaknya mengangkut senjata untuk Hizbullah dan insiden itu menunjukkan "perbedaan yang besar antara kata-kata dan tindakan yang dilakukan Iran dan Suriah".
Namun patut dicermati setelah diberitakan Barack Obama, Presiden Amerika beberapa kali menulis surat resmi kepada Iran dan secara transparan ingin bekerjasama dengan Iran, kemarin (Rabu, 04/11) para pejabat Zionis Israel mengumumkan telah menyergap dan menahan sebuah kapal penuh senjata milik Iran di Laut Mediterania dan dibawa ke pelabuhan Ashdod. Sebagaimana diberitakan oleh Associated Press, menurut keyakinan para pejabat Zionis Israel, kapal yang ditahan itu berbendera Antigua sebuah negara di Amerika Tengah.
Media Israel melaporkan, kapal itu mengangkut berton-ton rudal anti-pesawat dan anti-tank, dan Deputi Menteri Pertahanan Matan Vilnai mengatakan kepada radio militer bahwa roket Katyusha termasuk diantara persenjataan itu. Menteri Pertahanan Ehud Barak memuji operasi itu dengan menyebutnya sebagai "keberhasilan baru dalam perjuangan kami melawan penyelundupan senjata yang bertujuan memperkuat organisasi teroris yang mengancam keamanan Israel".
Komentar Barak itu disampaikan dalam sebuah pernyataan kementerian pertahanan yang mengatakan, kapal itu disergap "di dekat Siprus", namun tidak ada penjelasan mengenai apakah di daerah Siprus atau di perairan internasional. Vilnai mengatakan kepada radio militer, awak kapal tampaknya tidak mengetahui senjata-senjata itu, yang disegel di peti kemas barang. Surat kabar Israel Haaretz melaporkan, kapal itu berlayar dari Iran dan kemudian berlabuh di Yaman dan Sudan sebelum melanjutkan perjalanan melewati Terusan Suez menuju Suriah atau Lebanon.
Jurubicara Militer Zionis Israel juga menjelaskan, "Sebuah unit kapal patroli dalam tugas rutinya di jarak 100 mil Barat Daya secara kebetulan bertemu dengan kapal yang dicurigai ini dan setelah memeriksa ditemukan banyak persenjataan yang diklaim bakal di kirim kepada Hizbullah."
Menariknya lagi, kisah ini dibuat tidak begitu jauh berbeda dengan kisah kapal Karine A yang melayari rute Laut Merah dipaksa oleh pasukan angkatan laut Zionis Israel merapat ke pelabuhan Zionis Israel. Setelah itu mereka mengklaim kapal ini memuat 50 ton senjata yang akan dikirimkan ke Jalur Gaza. Berdasarkan laporan ini, mereka kemudian mengklaim bahwa kapal ini sebelumnya merapat di pelabuhan Iran mengangkut muatannya. Kapal ini disebut memulai rutenya dari Teluk Persia menuju Palestina pendudukan.
Setelah laporan ini dikemas sedemikian rupa, tiba giliran media-media Barat mempropagandakannya secara luas guna menciptakan Iranfobia. Pemerintah Amerika yang mengaku dirinya sebagai polisi dunia kemudian turun gunung dan memasukkan Iran dalam daftar "poros kejahatan".
Tidak berlebihan bila menyebut kejadian ini punya hubungan dengan berita yang juga diturunkan Antara hari Selasa lalu (03/11) mengenai uji coba roket yang dilakukan Gerakan Perlawanan Islam Palestin (Hamas). Disebutkan, Hamas, gerakan Islam Palestina, menguji roket, yang dapat mencapai Tel Aviv dari Jalur Gaza, kata jenderal penting Israel memperingatkan pada Selasa.
Roket itu, dipercaya buatan Iran, berdaya jangkau sekitar 60 kilometer, menempatkan pusat kependudukan Israel dalam jangkauan, kata Mayor Jenderal Amos Yadlin, kepala sandi tentara. Gerakan Hamas, yang memerintah Gaza, diduga berhasil menguji roket itu ke laut, kata Yadlin pada rapat tertutup panitia urusan luar negeri dan pertahanan parlemen, kata peserta pertemuan tersebut.
Padahal semua tahu Brigade Ezeddin Qassam, sayap militer Hamas punya roket-roket dengan kemampuan itu yang belum digunakan dalam Perang 22 Hari bulan Desember tahun lalu. Namun dikemukakan isu ini dan penahanan kapal yang dklaim mengangkut senjata buatan Iran tampaknya masih satu paket. Keduanya dilakukan untuk menekan Obama. Dunia hanya akan menanti reaksi apa yang dilakukan oleh Presiden Amerika yang belum setahun berkuasa telah menerima Hadiah Nobel Perdamaian ini.[islammuhammadi/mt/iribnews]
Home � Persatuan Islam � Media adalah propaganda paling efektif
Media adalah propaganda paling efektif
Posted by cinta Islam on 4:50 PM // 0 comments
0 comments to "Media adalah propaganda paling efektif"