Bakisah
MESKI film, sinetron sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan dunia modern, namun bercerita secara lisan menggunakan bahasa ibu ternyata masih tetap diminati warga Banjarmasin.
Terbukti, baru dibuka beberapa hari pendaftaran lomba bakisah (bercerita) bahasa Banjar, sudah 60 orang yang mendaftar.
"Lombanya terbuka untuk umum, siswa SMP, SMA sederajat, dan mahasiswa. Walau masih ada yang ingin mendaftar, jumlah peserta kami batasi hanya 60 orang. Pendaftaran sudah kami tutup," kata Wati, Koordinator Acara Pekan Sejarah Himase FKIP Unlam.
Lomba dilaksanakan selama dua hari, Rabu-Kamis 3 dan 4 Maret di Aula Rektorat Unlam, Jalan Brigjen H Hasan Basry, Kayutangi, Banjarmasin.
Pemenang selain berhak atas piala, juga mendapat uang pembinaan. "Selain bakisah banyak manfaatnya, memacu untuk semakin mencintai kekayaan budaya Banua," beber Wati.
Dikatakan mahasiswa Prodi Sejarah FKIP Unlam itu, lomba bakisah bahasa Banjar adalah salah satu dari enam lomba yang digelar Himpunan Mahasiswa Sejarah FKIP Unlam. Lainnya adalah cerdas cermat, fotografi, teatrikal puisi, mewarna gambar pahlawan (peserta khusus TK), dan lomba pidato Ir Soekarno.
Kegiatan bertajuk "Rajutan Nasionalisme dalam Sejarah dan Budaya Daerah" tersebut berlangsung selama empat hari, mulai hari ini, Senin (1/3) sampai Kamis 4 Maret. Acara juga dimeriahkan pameran dari Balai Arkeologi dan Museum Lambung Mangkurat. Selain foto-foto, juga dipamerkan benda-benda sejarah. (hay,b.post)
Media
Bersama Fuad al-Hadi
Inilah yang mengemuka dalam wawancara dengan Fuad al-Hadi, seorang mubaligh muda asal Jakarta dan pengamat media yang sangat concern terhadap persoalan budaya bangsa. Berikut petikannya.
Bagaimana pendapat atau pandangan Anda berkait dengan kebebasan pers yang telah menyebabkan perubahan prilaku bangsa kita dengan sangat ekstrim?
Sebetulnya, penyebab dari perubahan prilaku bangsa kita yang sangat mencengangkan ini bukan hanya dipengaruhi oleh pers saja; ia adalah bagian dari instrumen media. Kalau kita ibaratkan, media adalah sebuah keluarga besar di mana salah-satu anak kandungnya yang sekarang ini lahir adalah pers.
Jadi, mungkin lebih tepat jika dikatakan bahwa media memiliki saham yang tidak kecil dalam perubahan prilaku bangsa kita.
Terdapat banyak hal yang mungkin dapat kita deteksi. Pertama, kebutuhan akan informasi. Ini adalah peluang besar bagi para pengusaha media untuk memanfaatkan potensi ini. Tidaklah terlampau penting apakah itu termasuk informasi yang dibutuhkan ataukah tidak. Kedua, minimnya alat sortir atau filter keilmuan untuk memilah informasi yang layak ataukah tidak layak untuk dikonsumsi. Ini dapat dilihat dari anggaran pendidikan yang sangat minim yang telah menyebabkan terjadinya jarak yang cukup jauh antara masyarakat dengan ilmu pengetahuan, yang sebetulnya menjadi haknya.
Apa dampak dari semua ini? Yakni lahirnya satu generasi instant; generasi yang hanya menerima informasi siap saji. Tidak peduli apakah itu bermanfaat ataukah tidak. Dan pola penyajian seperti ini telah menjadi candu sehingga mereka tak mau bersusah-payah; merasa cukup hanya dengan membaca selembar koran atau duduk rapi di depan televisi dan merasa telah mendapatkan ilmu atau informasi. Wajar saja kalau terjadi perubahan secara perlahan ataupun drastis, karena hal ini memang dilakukan secara rutin dan istiqamah.
Apakah Anda melihat adanya ancaman yang serius terhadap nilai-nilai kita?
Kita tidak dapat mengingkari atau lari dari kenyataan bahwasanya kita berada di era informasi, yang sebelumnya umat manusia telah diantar oleh era industri. Sebagaimana era industri telah mengancam manusia dengan menguapnya nilai-nilai kemanusiaan, saat ini pun kita mengalami hal yang sama atau bahkan lebih dahsyat dari sebelumnya. Pada era industri, manusia telah berubah menjadi robot, sementara di era informasi ini manusia, khususnya masyarakat kita, tengah diupayakan untuk menjadi hewan.
Kita dapat melihat perubahan ini dalam peristiwa yang selalu bermunculan di negeri kita ini. Sopan-santun sebagai ciri ketimuran telah menjadi kenang-kenangan sejarah. Makian adalah cara untuk mengungkapkan aspirasi. Bongkar-muat aib merupakan menu pokok berita. Percerain adalah trend baru dalam masyarakat modern, sehingga kalau ada selebritis yang sampai saat tertentu tetap awet umur pernikahannya, ia akan menjadi bahan pemberitaan yang disuguhkan ke publik dan masuk di kolom Aneh Tapi Nyata. Kita dapat bayangkan bagaimana sensitivitas masyarakat sudah menjadi imun, sehingga aib, perselingkuhan, dan kekerasan telah menjadi hal yang biasa. Ini adalah suatu kondisi kehewanan yang jauh dari nilai moral yang agung sebagai manusia.
Adakah serangan yang sistematis yang sengaja dilakukan oleh anasir asing?
Ada satu formula baru yang dijadikan syarat untuk dapat menguasai dunia, yaitu kemampuan untuk menguasai informasi. Artinya, informasi dapat dijadikan pil ampuh untuk melemahkan satu bangsa. Media yang merupakan pipa yang menghantarkan mengalirnya informasi ini tidak dapat dibatasi oleh sekat apapun. Ia mampu menerobos suatu negeri tanpa melalui pintu imigrasi; tanpa passport dan tanpa visa. Pertama, mereka membersihkan jalan untuk mulusnya arus informasi ini dengan judul kebebasan pers atau berkarya. Yang kita ketahui, jargon ini muncul dari luar dengan bendera demokrasi. Mereka masuk dengan legal karena payung hukumnya telah disahkan oleh para agen resminya di negeri ini. Dan kebebasan pers atau media ini hanya sebagai anak tangga atau wasilah untuk menggapai tujuan utama mereka.
Sebenarnya, apakah cara yang efektif untuk menangkal serangan budaya semacam ini?
Tentu, tidaklah mudah untuk menghadapi semua ini, dan hal ini memerlukan kesadaran massal dari seluruh elemen masyarakat kita. Idealnya, kita juga memiliki sarana yang sama dari apa yang mereka gunakan. Kita harus punya surat kabar, radio, televisi, dan ini menuntut modal yang tidak kecil. Tapi jika memang sarana ini tidak mungkin, kita harus mengoptimalkan segenap kemampuan kita untuk memberikan kepada masyarakat tentang informasi yang sebetulnya harus dikonsumsi, tentang budaya yang steril dari virus ataupun yang sudah tercemar, melalui buku, menulis di koran, di internet, atau dimana pun. Kita bisa mengambil contoh dari orang cacat yang tidak pernah menyerah walaupun tidak memiliki kaki atau tangan, tetapi masih bisa berkarya dan melakukan sesuatu.[IslamTimes/Jv/R]
Munculnya Wahabi!
Peringatan Nabi SAW Tentang Munculnya Wahabi!
Hadits-hadits yang memberitakan akan datangnya Faham Wahabi.
Sungguh Nabi s a w telah memberitakan tentang golongan Khawarij ini dalam beberapa hadits beliau, maka hadits-hadits seperti itu adalah merupakan tanda kenabian beliau s a w, karena termasuk memberitakan sesuatu yang masih ghaib (belum terjadi). Seluruh hadits-hadits ini adalah shahih, sebagaimana terdapat dalam kitab shahih BUKHARI & MUSLIM dan sebagian yang lain terdapat dalam selain kedua kitab tsb. Hadits-hadits itu antara lain:
1. Fitnah itu datangnya dari sini, fitnah itu datangnya dari arah sini, sambil menunjuk ke arah timur (Najed-pen ).
2. Akan muncul segolongan manusia dari arah timur, mereka membaca Al Qur’an tetapi tidak bisa membersihkannya, mereka keluar dari agamanya seperti anak panah yang keluar dari busurnya dan mereka tidak akan kembali ke agama hingga anak panah itu bisa kembali ketempatnya (busurnya), tanda-tanda mereka bercukur kepala (plontos – pen).
3. Akan ada dalam ummatku perselisihan dan perpecahan kaum yang indah perkataannya namun jelek perbuatannya. Mereka membaca Al Qur’an, tetapi keimanan mereka tidak sampai mengobatinya, mereka keluar dari agama seperti keluarnya anak panah dari busurnya, yang tidak akan kembali seperti tidak kembalinya anak panah ketempatnya. Mereka adalah sejelek-jelek makhluk, maka berbahagialah orang yang membunuh mereka atau dibunuh mereka. Mereka menyeru kepada kitab Allah, tetapi sedikitpun ajaran Allah tidak terdapat pada diri mereka. Orang yang membunuh mereka adalah lebih utama menurut Allah. Tanda-tanda mereka adalah bercukur kepala (plontos – pen).
4. Di Akhir zaman nanti akan keluar segolongan kaum yang pandai bicara tetapi bodoh tingkah lakunya, mereka berbicara dengan sabda Rasulullah dan membaca Al Qur’an namun tidak sampai melewati kerongkongan mereka, meraka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya, maka apabila kamu bertemu dengan mereka bunuhlah, karena membunuh mereka adalah mendapat pahala disisi Allah pada hari kiamat.
5. Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang membaca Al Qur’an namun tidak sampai mengobati mereka, mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya, mereka tidak akan bisa kembali seperti anak panah yang tak akan kembali ketempatnya, tanda-tanda mereka ialah bercukur kepala (plontos – pen).
6. Kepala kafir itu seperti (orang yang datang dari) arah timur, sedang kemegahan dan kesombongan (nya) adalah (seperti kemegahan dan kesombongan orang-orang yang) ahli dalam (menunggang) kuda dan onta.
7. Dari arah sini inilah datangnya fitnah, sambil mengisyaratkan ke arah timur (Najed – pen).
8. Hati menjadi kasar, air bah akan muncul disebelah timur dan keimanan di lingkungan penduduk Hijaz (pada saat itu penduduk Hijaz terutama kaum muslimin Makkah dan Madinah adalah orang-orang yang paling gigih melawan Wahabi dari sebelah timur / Najed – pen).
9. (Nabi s a w berdo’a) Ya Allah, berikan kami berkah dalam negeri Syam dan Yaman, para sahabat berkata: Dan dari Najed, wahai Rasulullah, beliau berdo’a: Ya Allah, berikan kami berkah dalam negeri Syam dan Yaman, dan pada yang ketiga kalinya beliau s a w bersabda: Di sana (Najed) akan ada keguncangan fitnah serta disana pula akan muncul tanduk syaitan.
10. Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang membaca Al Qur’an namun tidak sampai membersihkan mereka. Ketika putus dalam satu kurun, maka muncul lagi dalam kurun yang lain, hingga adalah mereka yang terakhir bersama-sama dengan dajjal.
Dalam hadits-hadits tsb dijelaskan, bahwa tanda-tanda mereka adalah bercukur kepala (plontos – pen). Dan ini adalah merupakan nash atau perkataan yang jelas ditujukan kepada kaum khawarijin yang datang dari arah timur, yakni para penganut Ibnu Abdil Wahab, karena dia telah memerintahkan setiap pengikutnya bercukur rambut kepalanya hingga mereka yang mengikut kepadanya tidaklah dibolehkan berpaling dari majelisnya sebelum melakukan perintah tsb (bercukur – plontos). Hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya dari aliran-aliran SESAT lainnya. Oleh sebab itu, hadits-hadits tsb jelas ditujukan kepada mereka, sebagaimana apa yang telah dikatakan oleh Sayyid Abdurrahman Al-Ahdal, seorang mufti di Zubaid. Beliau r a berkata: “Tidak usah seseorang menulis suatu buku untuk menolak Ibnu Abdil Wahhab, akan tetapi sudah cukup ditolak oleh hadits-hadits Rasulullah s a w itu sendiri yang telah menegaskan bahwa tanda-tanda mereka adalah bercukur (gundul), karena ahli bid’ah sebelumnya tidaklah pernah berbuat demikian selain mereka.”
Muhammad bin Abdul Wahhab (pendiri Wahabisme – pen) sungguh pernah juga memerintah kaum wanitanya untuk bercukur (gundul – pen). Pada suatu saat ada seorang wanita masuk agamanya dan memperbarui Islamnya sesuai dengan doktrin yang dia masukkan, lalu dia memerintahkan wanita itu bercukur kepala (gundul pacul – pen). Kemudian wanita itu menjawab: “anda memerintahkan kaum lelaki bercukur kepala, seandainya anda memerintahkan mereka bercukur jenggot mereka maka boleh anda memerintahkan kaum wanita mencukur rambut kepalanya, karena rambut kaum wanita adalah kedudukannya sama dengan jenggot kaum lelaki”.Maka dia kebingungan dan tidak bisa berkata apa-apa terhadap wanita itu. Lalu kenapa dia melakukan hal itu, tiada lain adalah untuk membenarkan sabda Nabi s a w atas dirinya dan para pengikutnya, yang dijelaskan bahwa tanda-tanda mereka adalah bercukur (gundul/plontos). Jadi apa yang dia lalukan itu semata-mata membuktikan kalau Nabi s a w itu benar dalam segala apa yang disabdakan.
Adapun mengenai sabda Nabi s a w yang mengisyaratkan bahwa akan ada dari arah timur (Najed – pen) keguncangan dan dua tanduk syaithon, maka sebagian ulama mengatakan bahwa yang dimaksud dengan dua tanduk syaithon itu tiada lain adalah Musailamah Al-Kadzdzab dan Muhammad Ibn Abdil Wahhab.Sebagian ahli sejarah menyebutkan peperangan BANI HANIFAH, mengatakan: Di akhir zaman nanti akan keluar di negeri Musailamah seorang lelaki yang menyerukan agama selain agama Islam.
Ada beberapa hadits yang didalamnya menyebutkan akan timbulnya fitnah, diantaranya adalah:
1. Darinya (negeri Musailamah dan Muhammad bin Abdul Wahhab) fitnah yang besar yang ada dalam ummatku, tidak satupun dari rumah orang Arab yang tertinggal kecuali dimasukinya, peperangan bagaikan dalam api hingga sampai keseluruh Arab, sedang memeranginya dengan lisan adalah lebih sangat (bermanfaat – pen) daripada menjatuhkan pedang.
2. Akan ada fitnah yang menulikan, membisukan dan membutakan, yakni membutakan penglihatan manusia didalamnya sehingga mereka tidak melihat jalan keluar, dan menulikan dari pendengaran perkara hak, barang siapa meminta dimuliakan kepadanya maka akan dimuliakan.
3. Akan lahir syaithon dari Najed, Jazirah Arab akan goncang lantaran fitnahnya.Al-Allamah Sayyid Alwi bin Ahmad bin Hasan bin Al-Quthub As-Sayyid Abdullah Al-Haddad Ba’Alawi didalam kitabnya :”Jalaa’uzh zhalaam fir rarrdil Ladzii adhallal ‘awaam” sebuah kitab yang agung didalam menolak faham wahabi, beliau r a menyebutkan didalam kitabnya sejumlah hadits, diantaranya ialah hadits yang diriwayatkan oleh
Abbas bin Abdul Muthalib r a sbb :“Akan keluar di abad kedua belas nanti dilembah BANI HANIFAH seorang lelaki, tingkahnya seperti pemberontak, senantiasa menjilat (kepada penguasa Sa’ud – pen) dan menjatuhkan dalam kesusahan, pada zaman dia hidup banyak kacau balau, menghalalkan harta manusia, diambil untuk berdagang dan menghalalkan darah manusia, dibunuhnya manusia untuk kesombongan, dan ini adalah fitnah, didalamnya orang-orang yang hina dan rendah menjadi mulia (yaitu para petualang & penyamun digurun pasir – pen), hawa nafsu mereka saling berlomba tak ubahnya seperti berlombanya anjing dengan pemiliknya”.
Kemudian didalam kitab tersebut Sayyid Alwi menyebutkan bahwa orang yang tertipu ini tiada lain ialah Muhammad bin Abdul Wahhab dari Tamim. Oleh sebab itu hadits tersebut mengandung suatu pengertian bahwa Ibnu Abdul Wahhab adalah orang yang datang dari ujung Tamim, dialah yang diterangkan hadits Nabi s a w yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Abu Sa’id Al-Khudri r a bahwa Nabi s a w bersabda :“Sesungguhnya diujung negeri ini ada kelompok kaum yang membaca Al Qur’an, namun tidak sampai melewati kerongkongan mereka, mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya, mereka membunuh pemeluk Islam dan mengundang berhala-berhala (Amerika, Inggeris dan kaum Zionis baik untuk penggalian berhala purbakala atau untuk kepentingan yang lain – pen), seandainya aku menjumpai mereka tentulah aku akan membunuh mereka seperti dibunuhnya kaum ‘Ad.Dan ternyata kaum Khawarij ini telah membunuh kaum muslimin dan mengundang ahli berhala (Amerika, Zionis dan sekutunya – pen). Ketika Imam Ali bin Abi Thalib kw ditebas oleh kaum khawarij, ada seorang lelaki berkata: “Segala Puji bagi Allah yang telah melahirkan mereka dan menghindarkan kita dari mereka”. Kemudian Imam Ali berkata: “Jangan begitu, demi Tuhan yang diriku berada didalam Kekuasaan-Nya, sungguh diantara mereka ada seorang yang dalam tulang rusuknya para lelaki yang tidak dikandung oleh perempuan, dan yang terakhir diantara mereka adalah bersama dajjal”.
Ada hadits yang diriwayatkan oleh Abubakar didalamnya disebutkan BANI HANIFAH, kaum Musailamah Al-Kadzdzab, Beliau s a w berkata: “Sesungguhnya lembah pegunungan mereka senantiasa menjadi lembah fitnah hingga akhir masa dan senantiasa terdapat fitnah dari para pembohong mereka sampai hari kiamat”.Dalam riwayat lain disebutkan: “Celaka-lah Yamamah, celaka karena tidak ada pemisah baginya”
Di dalam kitab Misykatul Mashabih terdapat suatu hadits berbunyi sbb: “Di akhir zaman nanti akan ada suatu kaum yang akan membicarakan kamu tentang apa-apa yang belum pernah kamu mendengarnya, begitu juga (belum pernah) bapak-bapakmu (mendengarnya), maka berhati-hatilah jangan sampai menyesatkan dan memfitnahmu”.Allah SWT telah menurunkan ayat Al Qur’an berkaitan dengan BANI TAMIM sbb:“Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari luar kamar (mu) kebanyakan mereka tidak mengerti”. (QS. 49 Al-Hujurat: 4).
Juga Allah SWT menurunkan ayat yang khitabnya ditujukan kepada mereka sbb: “Jangan kamu semua mengangkat suaramu diatas suara Nabi”. (QS. 49 Al-Hujurat 2)Sayyid Alwi Al-Haddad mengatakan: “Sebenarnya ayat yang diturunkan dalam kasus BANI HANIFAH dan mencela BANI TAMIM dan WA”IL itu banyak sekali, akan tetapi cukuplah sebagai bukti buat anda bahwa kebanyakan orang-orang Khawarij itu dari mereka, demikian pula Muhammad bin Abdul Wahhab dan tokoh pemecah belah ummat, Abdul Aziz bin Muhammad bin Su’ud (pendiri kerajaan Saudi Arabia – pen) adalah dari mereka”.
Diriwayatkan bahwa Nabi s a w bersabda: “Pada permulaan kerasulanku aku senantiasa menampakkan diriku dihadapan kabilah-kabilah pada setiap musim dan tidak seorangpun yang menjawab dengan jawaban yang lebih buruk dan lebih jelek daripada penolakan BANI HANIFAH”.
Sayyid Alwi Al-Haddad mengatakan: “Ketika aku sampai di Tha’if untuk ziarah ke Abdullah Ibnu Abbas r a, aku bertemu dengan Al-Allamah Syeikh Thahir Asy-Syafi’i, dia memberi tahukan kepadaku bahwa dia telah menulis kitab guna menolak faham wahabi ini dengan judul: “AL-INTISHARU LIL AULIYA’IL ABRAR”. Dia berkata kepadaku: “Mudah-mudahan lantaran kitab ini Allah memberi mafa’at terhadap orang-orang yang hatinya belum kemasukan bid’ah yang datang dari Najed (faham Wahabi), adapun orang yang hatinya sudah kemasukan maka tak dapat diharap lagi kebahagiannya, karena ada sebuah hadits riwayat Bukhari: ‘Mereka keluar dari agama dan tak akan kembali’. Sedang yang dinukil sebagian ulama yang isinya mengatakan bahwa dia (Muhammad bin Abdul Wahhab) adalah semata-mata meluruskan perbuatan orang-orang Najed, berupa anjuran terhadap orang-orang Baduy untuk menunaikan sholat jama’ah, meninggalkan perkara-perkara keji dan merampok ditengah jalan, serta menyeru kemurnian tauhid, itu semua adalah tidak benar”.
Memang nampaknya dari luar dia telah meluruskan perbuatan manusia, namun kalau ditengok kekejian-kekejiannya dan kemungkaran-kemungkaran yang dilakukannya berupa:
1. Mengkafirkan ummat muslimin sebelumnya selama 600 tahun lebih (yakni 600 tahun sebelum masa Ibnu Taimiyah dan sampai masa Wahabi, jadi sepanjang 12 abad lebih- pen).
2. Membakar kitab-kitab yang relatif amat banyak (termasuk Ihya’ karya Al-Ghazali)
3. Membunuh para ulama, orang-orang tertentu & masyarakat umum.
4. Menghalalkan darah dan harta mereka (karena dianggap kafir – pen)
5. Melahirkan jisim bagi Dzat Allah SWT.
6. Mengurangi keagungan Nabi Muhammad s a w, para Nabi & Rasul a s serta para Wali r a
7. Membongkar makam mereka dan menjadikan sebagai tempat membuang kotoran (toilet).
8. Melarang orang membaca kitab “DALAA’ILUL KHAIRAT”, kitab Ratib dan dzikir-dzikir, kitab-kitab maulid Dziba’.
9. Melarang membaca Shalawat Nabi s a w diatas menara-menara setelah melakukan adzan, bahkan telah membunuh siapa yang telah melakukannya.
10. Menyuap orang-orang bodoh dengan doktrin pengakuan dirinya sebagai nabi dan memberi pengertian kepada mereka tentang kenabian dirinya dengan tutur kata yang manis.
11. Melarang orang-orang berdo’a setelah selesai menunaikan sholat.
12. Membagi zakat menurut kemauan hawa nafsunya sendiri.
13. Dia mempunyai i’tikad bahwa Islam itu sempit.
14. Semua makhluk adalah syirik.
15. Dalam setiap khutbah dia berkata bahwa bertawasul dengan para Nabi, Malaikat dan para Wali adalah kufur.
16. Dia mengkafirkan orang yang mengucapkan lafadz: “maulana atau sayyidina” terhadap seseorang tanpa memperhatikan firman Allah yang berbunyi: “Wasayyidan” dan sabda Nabi s a w kepada kaum Anshar: “Quumuu li sayyidikum”, kata sayyid didalam hadits ini adalah shahabat Sa’ad bin Mu’adz.
17. Dia juga melarang orang ziarah ke makam Nabi s a w dan menganggap Nabi s a w itu seperti orang mati lainnya.
18. Mengingkari ilmu Nahwu, lughat dan fiqih, bahkan melarang orang untuk mempelajarinya karena ilmu-ilmu tsb dianggap bid’ah.
Dari ucapan dan perbuatan-perbuatannya itu jelas bagi kita untuk menyakini bahwa dia telah keluar dari kaidah-kaidah Islamiyah, karena dia telah menghalalkan harta kaum muslimin yang sudah menjadi ijma’ para ulama salafushsholeh tentang keharamannya atas dasar apa yang telah diketahui dari agama, mengurangi keagungan para Nabi dan Rasul, para wali dan orang-orang sholeh, dimana menurut ijma’ ulama’ keempat mazhab Ahlissunnah wal jama’ah / mazhab Salafushsholeh (yang asli – pen) bahwa mengurangi keagungan seperti itu dengan sengaja adalah kufur, demikian kata sayyid Alwi Al-Haddad”.
Dia berusia 95 tahun ketika mati dengan mempunyai beberapa orang anak yaitu Abdullah, Hasan, Husain dan Ali mereka disebut dengan AULADUSY SYEIKH atau PUTRA-PUTRA MAHA GURU AGUNG (menurut terminologi yang mereka punyai ini adalah bentuk pengkultusan-individu, mengurangi kemuliaan para Nabi dan Rasul tapi memuliakan dirinya sendiri – dimana kejujurannya? – pen). Mereka ini mempunyai anak cucu yang banyak dan kesemuanya itu dinamakan AULADUSY SYEIKH sampai sekarang.
Catatan: Kalau melihat 18 point doktrin Wahabi diatas maka jelaslah bahwa Muhammad bin Abdul Wahhab adalah seorang preman dan petualang akidah serta sama sekali tidak dapat digolongkan bermazhab Ahlissunnah Wal Jama’ah atau mazhab Salafush-Sholeh.
Ada lagi doktrin yang tidak disebutkan oleh penulis diatas yaitu:
1. Melarang penggunaan alat pengeras untuk adzan atau dakwa atau apapun.
2. Melarang penggunaan telpon.
3. Melarang mendengarkan radio dan TV
4. Melarang melagukan adzan.
5. Melarang melagukan / membaca qasidah
6. Melarang melagukan Al Qur’an seperti para qori’ dan qari’ah yakni yang seperti dilagukan oleh para fuqoha
7. Melarang pembacaan Burdah karya imam Busiri rahimahullah
8. Melarang mengaji “sifat 20″ sebagai yang tertulis dalam kitab Kifatayul Awam, Matan Jauharatut Tauhid, Sanusi dan kitab-kitab Tauhid Asy’ari / kitab-kitab Ahlussunnah Wal Jama’ah, karena tauhid kaum Wahabi berkisar Tauhid “Rububiyah & uluhiyah” saja.
9. Imam Masjidil Haram hanya seorang yang ditunjuk oleh institusi kaum Wahabi saja, sedang sebelum Wahabi datang imam masjidil Haram ada 4 yaitu terdiri dari ke 4 madzhab Ahlussunnah yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali. Inilah, apakah benar kaum Wahabi sebagai madzhab Ahlissunnah yang melarang madzhab Ahlussunnah?. Tepatnya, Wahabi adalah: “MADZHAB YANG MENGHARAMKAN MADZHAB”.
10. Melarang perayaan Maulid Nabi pada setiap bulan Rabiul Awal.
11. Melarang perayaan Isra’ Mi’raj yang biasa dilaksanakan setiap malam 27 Rajab, jadi peraktis tidak ada hari-hari besar Islam, jadi agama apa ini kok kering banget?
12. Semua tarekat sufi dilarang tanpa kecuali.
13. Membaca dzikir “La Ilaaha Illallah” bersama-sama setelah shalat dilarang
14. Imam dilarang membaca Bismillah pada permulaan Fatihah dan melarang pembacaan Qunut pada shalat subuh.
Doktrin-doktrin Wahabi ini tidak lain berasal dari gurunya Muhammad bin Abdul Wahhab yakni seorang orientalis Inggris bernama Hempher yang bekerja sebagai mata-mata Inggris di Timur Tengah guna mengadu domba kaum muslimin. Imprealisme / Kolonialisme Inggris memang telah berhasil mendirikan sekte-sekte bahkan agama baru ditengah ummat Islam seperti Ahmadiyah dan Baha’i. Jadi Wahabiisme ini sebenarnya bagian dari program kerja kaum kolonial.
Mungkin pembaca menjadi tercenggang kalau melihat nama-nama putra-putra Muhammad bin Abdul Wahhab yaitu Abdullah, Hasan, Husain dan Ali dimana adalah nama-nama yang tekait dekat dengan nama tokoh-tokoh ahlilbait, hal ini tidak lain putra-putranya itu lahir sewaktu dia belum menjadi rusak karena fahamnya itu dan boleh jadi nama-nama itu diberikan oleh ayah dari Muhammad bin Abdul Wahhab yang adalah seorang sunni yang baik dan sangat menentang putranya setelah putranya rusak fahamnya dan demikian pula saudara kandungnya yang bernama Sulaiman bin Abdul Wahhab sangat menentangnya dan menulis buku tentangan kepadanya yang berjudul :”ASH-SHAWA’IQUL ILAHIYAH FIRRADDI ALA WAHABIYAH”. Nama-nama itu diberikan oleh ayahnya tidak lain untuk bertabaruk kepada para tokoh suci dari para ahlilbait Nabi s a w. Kemudian nama-nama itu tidak muncul lagi dalam nama-nama orang yang sekarang disebut-sebut atau digelari Auladusy Syaikh tsb.
Diantara kekejaman dan kejahilan kaum Wahabi adalah meruntuhkan kubah-kubah diatas makam sahabat-sahabat Nabi s a w yang berada di Mu’ala (Makkah), di Baqi’ & Uhud (Madinah) semuanya diruntuhkan dan diratakan dengan tanah dengan mengunakan dinamit penghancur. Demikian juga kubah diatas tanah dimana Nabi s aw dilahirkan, yaitu di Suq al Leil di ratakan dengan tanah dengan menggunakan dinamit dan dijadikan tempat parkir onta. Saat ini karena gencarnya desakan kaum muslimin international maka kabarnya dibangun perpustakaan. Benar-benar kaum Wahabi itu golongan paling jahil diatas muka bumi ini. Tidak pernah menghargai peninggalan sejarah dan menghormati nilai-nilai luhur Islam Semula Alkubbatul Khadra atau kubah hijau dimana Nabi Muhammad s a w dimakamkan juga akan didinamit dan diratakan dengan tanah tapi karena ancaman international maka orang-orang biadab itu menjadi takut dan mengurungkan niatnya.
Semula seluruh yang menjadi manasik haji itu akan dimodifikasi termasuk maqom Ibrahim akan digeser tapi karena banyak yang menentang termasuk Sayyid Almutawalli Syakrawi dari Mesir maka diurungkannya.
Setelah saya memposting tentang Wahabi ini seorang ikhwan mengirim email ke saya melalui Japri dan mengatakan kepada saya bahwa pengkatagorian Wahabi sebagai kelompok Khawarij itu kurang lengkap, karena Wahabi tidak anti Bani Umaiyah bahkan terhadap Yazid bin Muawiyah pun membelanya. Dia memberi difinisi kepada saya bahwa Wahabi adalah gabungan sekte-sekte yang telah menyesatkan ummat Islam, terdiri dari gabungan Khawarij, Bani Umaiyah, Murji’ah, Mujassimah, Musyabbihah dan Hasyawiyah. Teman itu melanjutkan jika anda bertanya kepada kaum Wahabi mana yang lebih kamu cintai kekhalifahan Bani Umaiyah atau Abbasiyah, mereka pasti akan mengatakan lebih mencintai Bani Umaiyah dengan berbagai macam alasan yang dibuat-buat yang pada intinya meskipun Bani Abbas tidak suka juga pada kaum alawi tapi masih ada ikatan yang lebih dekat dibanding Bani Umaiyah, dan Bani Umaiyah lebih dahsyat kebenciannya kepada kaum alawi, itulah alasannya.
Wahai saudaraku yang budiman, waspadalah terhadap gerakan Wahabiyah ini mereka akan melenyapkan semua mazhab baik Sunni (Ahlussunnah Wal Jama’ah) maupun Syi’ah, mereka akan senantiasa mengadu domba kedua mazhab besar. Sekali lagi waspadalah dan waspadalah gerakan ini benar-benar berbahaya dan jika kalian lengah, kalian akan terjengkang dan terkejut kelak. Gerakan ini dimotori oleh juru dakwa – juru dakwa yang radikal dan ekstrim, yang menebarkan kebencian dan permusuhan dimana-mana yang didukung oleh keuangan yang cukup besar (petro-dollar).
Kesukaan mereka menuduh golongan Islam yang tak sejalan dengan mereka dengan tuduhan kafir, syirik dan ahlil bid’ah, itulah ucapan yang didengung-dengungkan disetiap mimbar dan setiap kesempatan, mereka tak pernah mengakui jasa para ulama Islam manapun kecuali kelompok mereka sendiri.
Di negeri kita ini mereka menaruh dendam dan kebencian mendalam kepada para Wali Songo yang menyebarkan dan meng Islam kan penduduk negeri ini. Diantaranya timbulnya fitnah perang padri yang penuh kekejian dan kebiadaban persis seperti ketika Ibnu Sa’ud dan Ibnu Abdul Wahab beserta kaumnya menyerang haramain.
Mereka mengatakan ajaran para wali itu masih tercampur kemusyrikan Hindu dan Budha, padahal para Wali itu jasanya telah meng Islam kan 90 % penduduk negeri ini. Mampukah wahabi-wahabi itu meng Islam kan yang 10 % sisanya? Mempertahankan yang 90 % dari terkapan orang kafir saja tak bakal mampu, apalagi mau menambah 10 % sisanya. Jika bukan karena Rahmat Allah yang mentakdirkan para Wali Songo untuk berdakwa ke negeri kita ini tentu orang-orang yang asal bunyi dan menjadi corong bicara kaum wahabi itu masih berada dalam kepercayaan animisme, penyembah berhala atau masih kafir lainnya (Naudzu Billah min Dzalik).
Klaim Wahabi bahwa mereka penganut As-Salaf, As-Salafushsholeh dan Ahlussunnah wal Jama’ah serta sangat setia pada keteladanan sahabat dan tabi’in adalah omong kosong dan suatu bentuk penyerobotan HAK PATEN SUATU MAZHAB. Mereka bertanggung jawab terhadap hancurnya peninggalan-pininggalan Islam sejak masa Rasul suci Muhammad s a w, masa para sahabatnya r a dan masa-masa setelah itu. Meraka menghancurkan semua nilai-nilai peninggalan luhur Islam dan mendatangkan arkeolog-arkeolog (ahli-ahli purbakala) dari seluruh dunia dengan biaya ratusan juta dollar untuk menggali peninggalan-peninggalan pra Islam baik yang dari kaum jahiliyah maupun sebelumnya dengan dalih obyek wisata dsb. Mereka dengan bangga setelah itu menunjukkan bahwa zaman pra Islam telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa, maka jelaslah penghancuran nilai-nilai luhur peninggalan Islam tidak dapat diragukan lagi merupakan pelenyapan bukti sejarah hingga timbul suatu keraguan dikemudian hari.Oleh karena itu janganlah dipercaya kalau mereka mengaku-ngaku sebagai faham yang hanya berpegang pada Al Qur’an dan As-Sunnah serta keteladanan Salafushsholeh apalagi mengaku sebagai GOLONGAN YANG SELAMAT dan sebagainya, itu semua omong kosong dan kedok untuk menjual barang dagangan berupa akidah palsu yang disembunyikan. Sejarah hitam mereka dengan membantai ribuan kaum muslimin di Makkah dan Madinah serta daerah lain di wilayah Hijaz (yang sekarang di namakan Saudi, suatu nama bid’ah karena nama negeri Rasulullah s a w diganti dengan nama satu keluarga kerajaan yaitu As-Sa’ud). Yang terbantai itu terdiri dari para ulama-ulama yang sholeh dan alim, anak-anak yang masih balita bahkan dibantai dihadapan ibunya.
Posted on Oktober 9, 2009 by Musadiq Marhaban
sumber:http://musadiqmarhaban.wordpress.com/2009/10/09/peringatan-nabi-saw-tentang-munculnya-wahabi/
Bahtera Nabi Nuh as
Penemuan Tumpukan Kayu Bahtera Nabi Nuh as
Pada bulan Juli tahun 1951, sebuah team riset Rusia di sekitar gunung Judi di perbatasan Uni Soviet dan Turki secara tidak sengaja, mereka menemukan beberapa kuburan tumpukan kayu-kayu yang telah bobrok yang tersusun secara luar biasa.
Di antara tumpukan kayu tersebut ditemukan satu plat kayu yang berukuran sekitar 10 x 14 inci. Pada palat kayu tersebut terukir beberapa kalimat dalam bahasa kuno yang sudah tidak dikenal.
Pada tahun 1953 pemerintah Uni Soviet menunjuk sebuah komisi peneliti yang terdiri dari tujuh orang ahli (untuk meneliti penemuan tersebut), mereka menyimpulkan bahwa tumpukan kayu itu adalah bagian bahtera Nabi Nuh—’alayhi l`salam–yang terkenal itu. Dan kata-kata yang terukir pada plat kayu adalah kata-kata dari bahasa Samani, yaitu suatu bahasa yang sudah sangat tua. Kata-kata tersebut telah diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia dan Inggris oleh Prof. N.F. Thomas, seorang ahli bahasa-bahasa kuno dari Manchester, Inggris. Pada plat kayu itu terdapat ukiran telapak tangan dengan lima jari . Pada kelima jari tersebut terdapat tulisan masing-masing: Muhammad, Ali, Hasan (syabar), Husayn (Syubayr), dan Fathimah.
(Di bawahnya terdapat doa tawassul kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan mereka): “Wahai Tuhanku, wahai penolongku, aku berdoa dengan kemurahan-Mu melalui tubuh-tubuh suci yang Engkau ciptakan, mereka terbesar dan termulia, tolonglah aku melalui nama mereka, engkaulah yang mendatangkan cahaya”. Plat kayu itu sekarang terpelihara dengan aman pada Museum Arkeologi dan Riset, Moscow, Uni Soviet.
Sabda Nabi tentang Mereka
“Fahtimah belahan nyawaku, maka barangsiapa yang membuatnya marah berarti dia telah membuatku marah.” (Shahihu l`Bukhari 2/308).
“Dia (Fathimah) adalah belahan nyawaku, maka barangsiapa yang mencemaskannya berarti dia telah mencemaskan diriku, dan barangsiapa yang manyakitinya berarti dia telah menyakiti diriku”. (Shahihu l`Bukhari 3/265).
“Wahai Ali engkau adalah penghulu di dunia dan penghulu di akhirat. Yang mencintaimu berarti mencintaiku, dan yang mencintaiku berarti mencintai Allah. Musuhmu berarti musuhku, dan musuhku adalah musuh Allah. Dan celakalah orang yang membencimu setelahku”. (Al-Mustadrak ‘ala l`Shahihayn 3/127).
“Barangsiapa mencintai Hasan dan Husayn berarti dia telah mencintaiku, dan barangsiapa yang membenci mereka maka sesungguhnya dia telah membenciku”. (HR. Ibnu Majah, Musnad Al-Imam Ahmad Ibn Hanbal 2/288).
(Sumber: The Bulletin of The Islamic Center “UNDER SIEGE” P.O. BOX 32343 Wahington D.C. N.W. 20007 Vol. 7 No. 10 Rabi al-Awwal 6, 1408/Oktober 30, 1987 dan beberapa sumber lainnya)
Posted on Juni 11, 2007 by Musadiq Marhaban
sumber:http://musadiqmarhaban.wordpress.com/2007/06/11/penemuan-tumpukan-kayu-bahtera-nabi-nuh-as/
Muhammadiyah Pun Merayakan Maulid Nabi Saw
“Salawat dan salam kami sampaikan di hari kelahiranmu
Wahai Rasulullah saw…
Wahai Rahmat bagi alam semesta…
Inilah alasannya mengapa sejak dulu masyarakat Syi’ah Imamiyah selalu merayakan Maulid Nabi saw…
Alasannya, pada saat Maulid Nabi Muhammad saw diperingati, maka umat Muslim bisa mengajak saudara-saudara mereka untuk melakukan introspeksi internal, merencanakan agenda-agenda masa depan, dan yang terpenting dari semua adalah menumbuhkan rasa cinta yang mendalam kepada Habibuna Muhammad Al-Musthafa Rasulullah Saw dan Ahlulbaitnya as.
Menjadi Muslim tanpa memiliki rasa cinta yang mendalam kepada Rsulullah saw dan Ahlulbait-nya as adalah Muslim gadungan. Al-Qur’an dan kitab-kitab hadis (baik yang bersumber dari mazhab Syiah maupun Sunni) senantiasa mengajak umat Muslim untuk selalu mencintai Rasul saw dan Ahlulbaitnya as. Tanpa ada cinta, apalah arti beragama…
Al-Qur’an secara jelas menegaskan kepada kita untuk memosisikan Rasulullah saw dan keluarganya di atas kepala kita. Beliau saw dan keluarganya harus lebih dihormati dan lebih disanjung daripada anak, isteri, harta dan bahkan kedua orang tua kita sendiri.
“Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka. Dan orang-orang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak (waris-mewarisi) di dalam Kitab Allah daripada orang-orang mukmim dan orang-orang Muhajirin, kecuali kalau kamu berbuat baik kepada saudara-saudaramu (seagama). Adalah yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab (Allah).” (QS. 33: 6)
Sedangkan wajibnya mencintai Ahlulbait Nabi saw, Al-Qur’an secara tegas menyatakan:
“Katakanlah: ‘Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang kepada keluargaku’.” (QS.42: 23)
Adapun mengenai kesucian Ahlulbait as, maka Al-Qur’an kembali menegaskan:
“Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. 33: 33)
Sederhananya, Allah Swt nomor satu, Rasulullah saw dan keluarganya nomor dua, setelah itu yang ketiga adalah orang tua anda, lalu barulah keluarga anda and so on…
Nah, dengan masuknya Muhamadiyah dan kembali ikut merayakan Maulid Nabi Besar Muhammad saw, maka hal ini membawa angin baru bagi persaudaraan kaum Muslim di Nusantara. Sudah saatnya, kelompok Muslim yang menyatakan Maulid Nabi saw sebagai bid’ah harus direhabilitasi lagi cara berpikirnya. Atau, keluarlah dari negeri kami yang tercinta ini, dan bawalah panji-panji kosong perjuangan “keislaman” anda itu ke tempat lain. Itupun kalau ada yang mau menerima mereka…
Berhentilah mengacaukan persaudaraan sesama umat Muslim di negeri Indonesia yang jelas-jelas tak pernah mungkin meninggalkan kecintaan mereka kepada Rasul saw dan keluarganya, insyaAllah…Allahumma amin bihaqqi Muhammad wa Aali Muhammad.
Sebagai partisipasi dalam rangka Maulid Nabi Muhammad saw, maka berikut ini adalah pesan ketua Muhamadiyah, Prof Dr Din Syamsuddin saat merayakan Maulid Nabi Muhammad saw di sebuah masjid di daerah Jakarta Timur.
InsyaAllah bermanfaat…
“Saat ini ada suatu kesenjangan antara jumlah umat Islam dan kualitasnya,” kata Din yang juga salah satu Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.
Di satu sisi jumlah penganut Islam terus bertambah, namun di sisi lain masih terasa ketertinggalan umat Muslim, di antaranya dalam bidang teknologi dan pendidikan.
Saat ini jumlah umat Islam di dunia sekitar 1,4 miliar orang. Jika umat Katolik dan Protestan dihitung terpisah, praktis jumlah Muslim adalah yang terbesar di dunia.
Negara-negara Islam ayang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), kata Din, adalah juga negara yang punya peran sangat strategis, terutama dalam penguasaan minyak bumi dan sumber daya alam lainnya.
Namun pada kenyataannya kondisi tersebut belum menjadikan Islam sebagai kekuatan yang disegani di dunia, sehingga seringkali muncul kasus-kasus yang memojokkan dunia Islam, khususnya dari negara-negara Barat.
Menurut dia, ada empat hal yang menyebabkan dunia Islam mengalami kemunduran, yaitu karena kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan dan karena sulit untuk bersatu.
Oleh sebab itulah peringatan Maulid harus dijadikan momentum untuk menghadapi tantangan dalam mengangkat dan memajukan dunia Islam, serta mengatasi masalah-masalah yang menjadi penghambat kemajuan umat.
“Jadi, yang penting dalam peringatan Maulid ini, adalah bagaimana kelanjutan dan pengamalannya,” katanya dalam acara yang dihadiri ratusan umat Islam tersebut. (Dikutip dari Antara)
Kini Muhamadiyah tinggal selangkah lagi menjadi pecinta sepenuhnya Nabi Muhammad saw dan keluarganya. Maksudnya, jika saat kelahiran Nabi saw sudah bersedia dirayakan oleh mereka, maka tentu akan sempurna bila hari wafat atau syahadahnya Nabi Muhammad saw dan keluarganya pun iku diperingati.
Sebab, jika perayaan kelahiran Nabi Muhammad saw pastinya punya kesan dan pesan tersendiri abi umat Muslim, maka sudah tentu memperingati hari wafat atau syahadah Nabi Muhammad saw pun pasti akan memiliki banyak pesan dan hikmah yang bisa dipetik bagi umat Muslim.
Ayolah saudara-saudaraku di Muhamadiyah, maju lagi lah selangkah dan segalanya insyaAllah akan kaffah…
Dengan merayakan Maulid Nabi saw, insyaAllah saudara-saudaraku di Muhamadiyah akan semakin mencintai Rasul saw dan keluarganya…
Posted on Maret 21, 2008 by Musadiq Marhaban
sumber:http://musadiqmarhaban.wordpress.com/2008/03/21/muhammadiyah-pun-merayakan-maulid-nabi-saw/
Konferensi Masa Depan Palestina
Konferensi Masa Depan Palestina (Lagi) di Iran
Menteri Luar Negeri Iran, Manouchehr Mottaki, menyerukan umat muslim seluruh dunia untuk memenuhi kewajiban mereka dan berjanji setia untuk mendukung rakyat Palestina dan masalah mereka dalam menyerukan kampanye anti-rezim Zionis.
“Sebuah keyakinan kuat bahwa perlawanan Palestina harus didukung dengan benar. Republik Islam Iran menganggap dukungan terhadap bangsa Palestina melawan Zionis sebagai sebuah tugas dan masalah ideologi, sehingga harus dihormati,” jelas Mottaki dalam Konferensi Solidaritas Nasional dan Islami untuk Masa Depan Palestina, yang diselenggarakan di Tehran, Iran.
Ia menambahkan bahwa proporsi yang signifikan dari populasi dunia sekarang mengakui legitimasi perlawanan Palestina terhadap kebrutalan, pelanggaran hukum, dan tidak sahnya sifat rezim Zionis dibandingkan beberapa dekade sebelumnya, ketika dukungan lebih rendah.
Mottaki juga mengingatkan kegagalan kesepakatan yang diperantarai Amerika Serikat membuktikan bahwa satu-satunya pilihan adalah perjuangan mereka melawan rezim Zionis.
Sepuluh kelompok Palestina, termasuk Hamas dan Jihad Islami, berpartisipasi dalam konferensi dua hari ini. Sejumlah pejabat Iran dan tokoh perlawanan Palestina juga menghadiri konferensi. Presiden Ahmadinejad dijadwalkan menghadiri penutupan konferensi.
Ayatullah Khamenei Yakinkan Kemerdekaan Palestina
Pemimpin Revolusi Islam, Ayatullah Sayid Ali Khamenei, dalam pertemuannya dengan para pemimpin perlawanan Palestina mengatakan bahwa Palestina dan Alquds akan kembali pada umat Islam melalui perlawanan dan jihad, dan penjajahan “Israel” akan mengalami kekalahan dan kehancuran.
“Bangsa Palestina layak disebut sebagai bangsa yang paling tahan dalam sejarah,” tambah Khamenei.
Beliau juga menjelaskan bahwa meningkatnya kekuatan perlawanan melawan arogansi adalah realitas yang jelas dan tak terbantahkan. “Kekuatan dan keteguhan muqawwamah adalah hasil kombinasi antara spiritualitas dan perjuangan. Keimanan sejati bangsa Palestina harus diperdalam. Bersandar pada Allah dan berharap pada janji Allah akan menambah kekuatan.”
“Pendirian Revolusi Islam dalam sebuah negara yang rezimnya didukung oleh Amerika dan Barat tidak akan mungkin, kecuali bersandar pada Allah, perlawanan satu, keimanan dan perlawanan mengubah hal tidak mungkin menjadi mungkin. Kebebasan Palestina tidak akan lebih sulit dari pada kemenangan bangsa Iran melawan rezim kejam sebelumnya.”
Ayatullah Khamenei juga menyatakan kekecewaannya pada pendekatan negara-negara Arab dalam isu Palestina, yang gagal untuk memberikan harapan pada rakyat Palestina dan meninggalkan mereka sendiri menghadapi musuh. Sedangkan janji Presiden AS untuk membawa perubahan hanyalah kebohongan.
Sedangkan dalam pertemuan itu, Kepala Biro Politik Hamas, Khaled Meshaal, menyatakan, “Hari ini muqawwamah melalui rahmat Allah dan sikap berani Republik Islam Iran berhasil memperoleh kemenangan melawan rezim Zionis yang dulunya tidak mungkin.”
Sekjen Jihad Islam Palestina, Ramadhan Abdullah, menyatakan, “Penyelesaian masalah Palestina adalah mungkin melalui konsensus negara-negara Islam.” Ia berharap konferensi ini mampu membuka jalan bagi kesepakatan lebih kuat tentang Palestina. “Cara utama untuk menyelesaikan masalah Palestina adalah perlawanan terhadap rezim Zionis, karena pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa metode politik tidak memiliki hasil positif kecuali menginjak-injak hak Palestina.”
Sumber: ABNA
Persatuan Muslim
Persatuan Muslim dalam Pandangan Imam Khomeini
Wahai umat muslim! Menjauhlah dari para pemecah belah!
Wahai kalian umat muslim yang kuat! Berhati-hatilah! Kenali diri kalian sendiri dan biarkan dunia mengenal kalian!
Pelaku sektarian dan perselisihan daerah, yang telah diciptakan oleh kekuatan pencengkram dunia dan agen-agen korup mereka, bertujuan menjarah kalian dan menginjak-injak kemanusiaan dan kehormatan Islam.
Kalian yang harus mengatur, menurut ketentuan Allah Azza wa Jalla dan Quranul Karim, para pemecah belah, seperti agen-agen bayaran yang tidak tahu apapun tentang Islam dan kepentingan umat muslim. Bahayanya orang-orang ini sama seperti para pencengkram dunia. Mereka menunjukkan Islam dengan kacau-balau dan membuka jalan bagi para penjarah. Semoga Allah yang Mahatinggi, menjauhkan Islam dan negara muslim dari kejahatan penguasa dunia dan antek-anteknya.
Perbedaan antara Syiah dan Suni adalah Keinginan Pihak Asing
Jika terjadi perpecahan antara bangsa Iran dan bangsa lainnya, atau antara saudara Suni dan Syiah, maka menjadi kerugian bagi kita semua; semua umat muslim. Mereka yang ingin membuat perpecahan ada di Suni atau di Syiah. Mereka adalah pemimpin negara adidaya dan mereka melayaninya.
Mereka yang ingin menciptakan perpecahan antara saudara kami, Syiah dan Suni, adalah kelompok yang bersama musuh-musuh Islam. Mereka ingin membantu musuh Islam untuk menguasai umat muslim. Mereka adalah pengikut Amerika, dan sebagian lagi pengikut Uni Soviet (pada waktu itu—pent.). Umat muslim, di mana pun mereka harus sadar bahwa perpecahan negara di ujung terjauh dunia dan satu lagi ujung dunia lainnya, tidak berarti sengketa lokal.
Dunia hari ini tidak seperti sebelumnya. Tidak akan menjadi pertanyaan hanya di satu bagian dunia. Jika terjadi perselisihan di antara kalian, ikhwan di Iran, maka akan menjadi perhatian di seluruh dunia, dan jika terjadi perselisihan antara ikhwan di Iran dan ikhwan kita di Irak, misalnya, maka masalah ini menjadi kepedulian seluruh dunia, bukan masalah regional antara Iran dan Irak.
Hal ini diakui di seluruh dunia, oleh mereka di dunia yang ingin menaruh keuntungan dunia di kantong-kantong mereka dan untuk memaksakan kontrol mereka di seluruh dunia; mereka mengeksploitasi setiap perpecahan yang juga terjadi antara ikhwan Syiah dan ikhwan Suni di Iran. Hal yang sama, jika terjadi antara ikhwan Iran dan ikhwan kita yang ada di Pakistan, mereka eksploitasi situasi ini juga.
Kita harus sadar dan tahu bahwa hukum Ilahi berkata: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.” (QS. 49: 10). Tidak ada lagi di antara mereka selain persaudaraan, dan mereka wajib memiliki perilaku bersaudara. Inilah poin politik yang harus dimiliki seluruh bangsa muslim—berjumlah hampir satu miliar—untuk menjadi satu saudara, sehingga tidak ada bahaya yang menimpa mereka dan tidak ada adidaya yang bisa mengatur mereka. Saudaraku! Camkanlah hal ini!
Suni dan Syiah Harus Menghindari Semua Perpecahan
Sebuah kelompok dalam umat muslim adalah Syiah, sebuah kelompok dalam umat muslim adalah Suni, kelompok Hanafi, kelompok Hanbali, lainnya kelompok Akhbari. Pada dasarnya inilah kesalahan dari awal untuk menyarankan ide tersebut. Dalam sebuah masyarakat yang semuanya ingin melayani Islam dan menjadi untuk Islam, hal-hal seperti itu seharusnya tidak diusulkan. Kita semua adalah saudara dan bersama-sama.
Hal ini selalu tentang ulama kalian mengeluarkan sekumpulan fatwa dan kalian menirunya, maka kalian menjadi Hanafi. Kelompok lain menjadi Syafii dan mengikutinya. Kelompok lain mengikuti fatwa Imam Shadiq dan menjadi Syiah. Hal seperti ini seharusnya tidak menjadikan perbedaan. Kita tidak seharusnya memiliki perbedaan atau kontradiksi apapun. Kita semuanya adalah saudara.
Ikhwan Syiah dan Suni harus menghindari segala perbedaan. Hari ini, perbedaan kita akan menjadi perhatian bagi mereka yang percaya dalam Syiah atau Hanafi atau mazhab lainnya. Mereka ingin hal ini atau hal itu. Cara mereka adalah untuk membuat perbedaan antara kita. Kita harus sadar bahwa kita semua adalah muslim, pengikut Alquran dan tauhid, dan karenanya kita harus bekerja keras bagi Quran dan mengabdi pada tauhid.
Umat Muslim Dunia Bergabung Bersama
Mereka akan sia-sia mencoba menciptakan perpecahan. Umat muslim adalah bersaudara dan tidak akan dipecahkan oleh propaganda jahat oleh beberapa oknum korup. Asal-usul pertanyaan ini mengenai Syiah dan Suni, yang satu berada di sisi dan satu lagi di sisi lain, disebabkan oleh kebodohan dan propaganda yang dilakukan pihak asing.
Mereka bahkan menyebabkan perpecahan di antara Syiah sendiri. Mereka melakukan hal yang sama di antara mazhab Suni, menempatkan satu kelompok berlawanan dengan kelompok lain. Hari ini, seluruh mazhab muslim menghadapi kekuatan setan yang ingin mencerabut Islam, karena mereka tahu apa yang bisa membahayakan mereka adalah Islam, dan bahaya terbesar adalah persatuan dalam umat Islam.
Hari ini adalah hari bagi seluruh umat muslim seluruh dunia untuk terus bersama. Hari ini bukanlah hari untuk sebuah kelompok berkata: “hanya kami” dan kelompok lain di tempat berbeda berkata: “hanya kami”. Hari ini adalah hari di mana semuanya bersatu dalam basis peraturan Islam dan Penghakiman Alquran.
Mereka tidak memecah belah. Perpecahan di antara muslim, bagaimana pun mungkin terjadi, dilarang oleh Alquran. Perpecahan akan membawa kegagalan pada mereka dan menghapuskan kualitas manusia dan bangsa. Inilah perintah Allah.
Mereka yang mencoba menciptakan perpecahan, dan masih mengklaim sebagai muslim, tidak menemukan Islam yang kitabnya adalah Quran, Islam yang Kakbah adalah kiblatnya. Mereka tidak percaya pada Islam. Seseorang yang percaya pada Islam adalah yang menerima Alquran beserta isinya, isinya yang menyebutkan: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.”
Agar mereka sesuai dengan apa yang mengharuskan persaudaraan. Persaudaraan mengharuskan jika kemalangan menimpa kalian, seluruh saudara, di mana pun mereka berada, bersimpati kepada kalian. Jika kalian bahagia, maka semuanya juga bahagia
Penerjemah: ejajufri © 2010
Pekan Persatuan (اسبوع الوØدة) bertanggal 12 Rabiul Awal (riwayat kelahiran Nabi Muhammad menurut Ahlussunah) s.d. 17 Rabiul Awal (riwayat kelahiran Nabi Muhammad menurut Syiah)
Jundullah cs eramuslim...???...
Jundullah Akui Kerja Sama dengan Amerika Serikat
Siapa yang tidak kenal dengan arrahmah.com? Apalagi sejak pemuatan foto Nordin M. Top dan kasus yang melibatkan Muhammad Jibril yang katanya terlibat teroris. Begitu juga dengan berita-berita yang dimuat dengan judul bombastis (seperti kata Tukul)! Salah satunya berita dengan judul “Pemerintah Syiah Iran Bantai 13 Mujahidin Jundullah”.
Jundullah yang berarti tentara Allah diantitesis dengan kata Iran yang bernama resmi Republik Islam beserta kata “Syiah”-nya. Sehingga seolah-olah Syiah membantai “tentara Allah”. Begitu juga dengan berita lain yang mencari-cari celah Iran dan seolah mengabarkan betapa menderitanya Suni di sana. Tapi akhirnya, pemimpin teroris Jundullah tertangkap.
Abdul Malik Rigi ditangkap karena bertanggung jawab atas berbagai serangan teroris di Iran. Pemerintah Iran mengatakan kelompok ini bertanggung jawab atas pembunuhan masal, pencurian senjata, penculikan, membawa bom, membunuh rakyat sipil dan pemerintahan serta sabotasi.
Kepala Intelejen Iran, Heidar, Moslehi, mengatakan bahwa Rigi punya koneksi dengan pihak asing. Warga Amerika memanfaatkan sebuah paspor Afganistan untuk Rigi. Moslehi juga mengatakan bahwa Rigi memiliki hubungan dengan CIA dan Mosad serta pernah bertemu dengan kepala Militer NATO, Jaap de Hoop Scheffer, pada April 2008. Jadi teringat dengan koneksi Bin Laden dengan Amerika kan?
Jurnalis investigasi, Seymour Hersh, mengatakan bahwa pimpinan Kongres AS menyetujui bantuan senilai 400 juta dolar AS dari Bush kepada kelompok teroris seperti Jundullah. Tujuannya tidak lain mengacaukan kondisi pemerintahan Iran yang dipimpin ulama. Orang-orangnya pun tidak lain pula loyalis tiran Shah Iran.
Lagi pula, siapapun orangnya, negaranya, mazhabnya; teroris tetaplah teroris.
Sumber: About Rigi from ABNA.ir
Lihat Juga: Jundullah, Teror di Iran, dan Catatan untuk Eramuslim
sumber:http://ejajufri.wordpress.com/2010/02/27/jundullah-akui-kerja-sama-dengan-amerika/
Bulan Rabiul Awwal
1 Rabiul Awwal
Rasulullah Memulai Hijrahnya
Tanggal 1 Rabiul Awwal tahun pertama Hijriah, tiga belas tahun sesudah diangkat sebagai rasul, Nabi Muhamad SAWW memulai perjalanan beliau untuk hijrah ke kota Madinah. Selama tiga belas tahun masa kenabiannya, Rasulullah banyak mengalami intimidasi dan gangguan yang dilancarkan oleh kaum musyrikin kota Mekah. Pada malam menjelang keberangkatan nabi Muhammad SAWW ke Madinah, kaum musyrikin berniat membunuh beliau. Namun, Ali bin Abi Thalib a.s., dengan gagah berani menyamar sebagai Rasulullah sehingga kepergian Rasulullah tidak berhasil diketahui oleh kaum musyrikin. Hijrahnya Rasulullah ke Madinah menandai diawalinya lembaran sejarah baru dalam perkembangan Islam. Rakyat Madinah menyambut Rasulullah dengan gembira dan tak lama kemudian terbentuklah sistem pemerintahan Islam di Madinah.
Kebangkitan Tawabin Dimulai
Tanggal 1 Rabiul Awwal tahun 65 Hijriah, dimulailah kebangkitan Tawabin yang digerakkan oleh sebagian rakyat kota Kufah, Irak. Kelomok Tawabin adalah sekelompok warga Kufah yang menyesal telah meninggalkan Imam Husain dan kafilahnya sendirian menghadapi pasukan Yazid bin Muawiyah, sehingga Imam Husain dan para pembela beliau gugur syahid di Padang Karbala. Sebelumnya, rakyat Kufah meminta Imam Husain agar datang ke kota mereka untuk memimpin perlawanan terhadap Yazid bin Muawiyah yang telah merebut kekalifahan secara tidak sah dan melakukan kekejaman terhadap rakyatnya Namun, ketika Imam Husain dan 72 orang anggota kafilahnya hampir mencapai Kufah, mereka dihadang dan diperangi oleh pasukan Yazid. Sementara itu, rakyat Kufah yang telah diintimidasi, sama sekali tidak datang untuk membela Imam Husain. Kemudian, sekelompok orang yang bertaubat, dipimpin Sulaiman bin Shurad, bangkit mengangkat senjata untuk menuntut balas atas kematian Imam Husain. Perlawanan mereka tidak mencapai hasilnya karena besarnya pasukan Yazid.
2 Rabiul Awwal
Ibnu Atsir Jazari Meninggal
Tanggal 2 Rabiul Awwal tahun 630 Hijriah, Ibnu Atsir Jazari yang dijuluki Izzuddin, seorang sejarawan, sastrawan, dan ahli hadis besar dunia Islam, meninggal dunia di kota Moshul, Irak. Dia dilahirkan tahun 555 Hijriah di Irak dan melewati umurnya di Moshul, Baghdad, dan Damaskus.
Sejak usia muda, Ibnu Atsir menuntut ilmu di berbagai bidang agama dari ulama-ulama terkemuka saat itu, di antaranya Khatib Thusi. Karya Ibnu Atsir yang paling terkenal adalah Al-Kamil fit-Tarikh. Di dalamnya dia mencatat kejadian-kejadian penting di dunia hingga tahun 627 Hijriah. Karya Ibnu Atsir lainnya berjudul Usudul Ghabah Fi Ma'rifatis-Shahabah yang terdiri dari tujuh jilid biografi 750 sahabat Rasulullah SAWW.
3 Rabiul Awwal
Abul ‘Ala Ma'ari Meninggal
Tanggal 3 Rabiul Awwal tahun 441 Hijriah, Abul ‘Ala Ma'ari, seorang penyair dan penulis terkenal dunia Arab, meninggal dunia. Dia dilahirkan pada tahun 363 Hijriah dan menuntut ilmu bahasa di kota Ma'rah dan berbagai kota lainnya di Syria.
Ma'ari kemudian pergi ke Bagdad untuk meneruskan pelajarannya. Meskipun Ma'ari sejak kecil telah kehilangan pengelihatannya, ia berhasil menjadi salah satu penyair terkenal di zamannya. Karya syair Ma'ari di antaranya berjdul Risalatul Ghufran.
4 Rabiul Awwal
Syekh Yusuf Bahrani Meninggal
Tanggal 4 Rabiul Awwal tahun 1186 Hijriah, Syekh Yusuf Bahrani, seorang ulama fiqih, hadis, dan penulis terkenal abad ke-12, meninggal dunia di Karbala, Irak. Biografi Syekh Bahrani ditulisnya sendiri di pendahuluan bukunya yang berjudul Lu'lu-ul Bahraini. Berdasarkan tulisan ini diketahui bahwa Bahrani belajar membaca, menulis, dan dasar-dasar ilmu agama dari ayahnya sendiri.
Setelah itu, ia melanjutkan pelajarannya ke Bahrain dan Mekah. Setelah menunaikan ibadah haji, Syekh Bahrani pergi ke Iran dan berdiam di kota Fasa, Iran selatan, untuk mengajar, menulis, dan meneliti.
Pada masa itulah Syekh Bahrani menulis sebuah kitab fiqih yang terkenal berjudul Al-Hadaaiqun-Naadhirah. Syekh Bahrani kemudian terkenal dengan nama Shahibul Hadaiq atau Sang Pemilik Kitab Hadaiq.
5 Rabiul Awwal
Universitas Darul Funun Dibuka
Tanggal 5 Rabiul Awwal tahun 1268 Hijriah, Darul Funun, universitas pertama di Iran yang menggunakan metode modern mulai dibuka. Universitas ini dibangun pada periode pemerintahan Shah Nashiruddin dari Dinasti Qajar dan pengelolaannya dipimpin oleh Mirza Taqi Khan Amir Kabir. Tujuan pendirian universitas ini adalah untuk menguasai ilmu teknologi dan ilmu-ilmu kontemporer lainnya. Jurusan-jurusan yang pertama kali dibuka di Universitas Darul Funun adalah pendidikan militer pejalan kaki, penunggang kuda, dan jurusan militer lainnya, serta kedokteran dan pembedahan, pertambangan, dan farmasi.
Selama masa berdirinya, universitas ini berhasil mewisuda sarjana dalam 12 periode yang sebagian besarnya kemudian meraih jabatan tinggi dalam masyarakat. Namun kemudian, setelah dipisahkannya jurusan kedokteran dengan militer serta munculnya sistem pengajaran baru di bidang militer, lembaga pendidikan ini diubah sistemnya dari bentuk universitas menjadi sekolah biasa.
7 Rabiul Awwal
Ali bin Muhammad Tanuqi Wafat
1088 tahun yang lalu, tanggal 7 Rabiul Awwal tahun 342 Hijriah, Ali bin Muhammad Tanuqi, seorang ulama, sastrawan, dan penyair terkenal abad ke-4 Hijriah, meninggal dunia dalam usia 64 tahun di kota Basrah. Dia dilahirkan di Turki dan pada masa mudanya, ia pergi ke Bagdad lalu tinggal di sana.
Tanuqi amat mahir dalam bidang ilmu nahwu, bahasa, teknik, dan sastra. Setelah tinggal beberapa lama di Bagdad, Tanuqi pergi ke Basrah dan bekerja sebagai hakim. Sejak itu, ia pun dikenal dengan nama Hakim Tanuqi. Ia juga terkenal atas kemahirannya berpidato. Tanuqi meninggalkan berbagai karya penulisan di antaranya buku kumpulan syair dan buku berjudul "Kitaabul Aruudh."
8 Rabiul Awwal
Perjanjian Aljazair Ditandatangani
Tanggal 6 Maret tahun 1975, perjanjian yang menyelesaikan perslisihan antara Iran dan Irak, ditandatangani oleh pemimpin kedua negara itu, yaitu Saddam Husain dan Shah Pahlevi. Perjanjian yang disebut sebagai perjanjian Aljazair itu ditandantangi dalam KTT OPEC di kota Aljazair. Dalam perjanjian itu, disepataki batas-batas wilayah darat dan laut antara kedua negara, terutama perbatasan di kawasan sungai Arwand yangs elama ini menjadi sumber pertikaian utama antara kedua negara. Namun, perjanjian Aljazair ini tidak ber umur panjang akrena setahun setelah kemenangan Revolusi Islam di tahun 1979, Saddam secara sepihak membatakan perjanjian itu dan menginvasi Iran. Setelah berperang selama 8 tahun, Irak tak berhasil menguasai Iran dan akhirnya atas tekanan PBB, kedua negara menyetujui gencatan senjata dan pada tahun 1990, Saddam sera resmi kembali mengakui keabsahan perjanjian Aljazair.
Imam Askari Gugur Syahid
Tanggal 8 Rabiul Awwal tahun 260 Hijriah, Imam Hasan Askari a.s, cucu Raulullah SAWW generasi ke-9, gugur syahid di kota Samara, Irak. Imam Hasan Askari lahir di Madinah pada tahun 232 Hijriah. Ayah beliau adalah Imam Hadi, imam ke-9 kaum muslimin. Setelah Imam Hadi gugur syahid, Hasan Askari a.s. mengemban tugas untuk melanjutkan tampuk keimamahan kaum muslimin. Periode kepemimpinan Imam Askari merupakan periode yang sangat berat karena kelahiran putra beliau, Imam Mahdi a.s. Saat itu, kekhalifahan Islam berada di tangan Dinasti Abbasiah yang menunggu dan mengawasi lahirnya calon imam ke-12 kaum muslimin ini untuk dibunuh. Berkat perlindungan Allah SWT, imam terakhir itu hingga kini tetap hidup dan selamat. Namun, Imam Hasan Askari sendiri akhirnya dibunuh dengan menggunakan racun oleh pemerintahan Abbasiah. Imam Hasan Askari dikenal berilmu tinggi dan banyak melakukan langkah berpengaruh dalam pengembangan keilmuan Islam. Di antara hadis beliau berbunyi, "Ada dua fitrah manusia yang terbaik , yaitu iman kepada Tuhan dan berbuat kebaikan kepada saudara. Aku mewasiatkan kepada kalian agar kalian bertakwa dalam beragama, jujur dalam berbicara, dan menunaikan amanah."
Syaikh Izuddin Husaini Meninggal
Tanggal 8 Rabiul Awwal tahun 984 Hijriah, Syaikh Izuddin Husaini, seorang ulama besar Islam, meninggal dunia di Bahrain. Ulama Islam terkemuka ini dilahirkan pada tahun 918 Hijriah di Jabal Amil, Libanon Selatan dalam sebuah keluarga yang relijius. Sejak kanak-kanak, Syaikh Izuddin Husaini telah menuntut ilmu-ilmu agama hingga akhirnya mencapai derajat keilmuan yang tinggi. Beliau kemudian menyusul anaknya, Syaikh Bahai yang tinggal di Iran, dan selama delapan tahun berdiam di Khurasan, Iran timur laut. Di tempat itu, Syaikh Izuddin Husaini mengabdikan hidupnya untuk mengajar ilmu-ilmu agama kepada masyarakat. Beliau meninggalkan beberapa karya penulisan, di antaranya berjudul "Tuhfe-ye Ahle Imaan" atau Persembahan Orang Yang Beriman.
9 Rabiul Awwal
Hari Keimamahan Imam Mahdi Dimulai
Tanggal 9 Rabiul Awwal tahun 260 Hijriah, sehari setelah wafatnya Imam Hasan Askari a.s, dimulailah hari pertama keimamahan Imam Mahdi (a.f.) Imam Mahdi adalah putra Imam Hasan Askari a.s. yang pada tanggal 8 Rabiul Awwal tahun 260 Hijriah, gugur syahid akibat dibunuh khalifah saat itu yang berasal dari Dinasti Abbasiah.
Tak lama setelah diangkat sebagai imam kaum muslimin, Imam Mahdi atas perintah Allah SWT menyembunyikan diri dari umatnya karena keselamatannya terancam. Berdasarkan berbagai hadis yang sahih, Imam Mahdi a.s. pada saat yang ditentukan Allah akan kembali muncul di tengah kaum muslimin untuk menegakkan pemerintahan yang adil di muka bumi.
10 Rabiul Awwal
Abdul Muthalib Wafat
Tanggal 10 Rabiul Awwal 45 tahun sebelum Hijrah, Abdul Muthalib, kakek Rasulullah SAWW , meninggal dunia di Mekah. Beliau adalah pembesar kaum Qurays pada masa sebelum lahirnya Islam. Abdul Muthalib adalah pengurus Ka'bah dan pemberi air serta makanan kepada para peziarah Ka'bah. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang amat dihormati dan karena itulah keluarga Abdul Muthalib memiliki posisi yang tinggi tengah masyarakatnya. Anak Abdul Muthalib di antaranya adalah Abdullah, ayah Rasulullah SAWW dan Abu Thalib, paman Rasulullah.
Rasulullah SAWW Menikah dengan Khadijah
Tanggal 10 Rabiul Awwal 28 tahun sebelum Hijrah, Muhammad SAWW menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, seorang bangsawan kaya di kota Mekah. Khadijah dikenal sebagai perempuan yang suci dan beriman sehingga dijuluki dengan nama Thahirah atau suci. Setelah Muhammad SAWW diangkat Allah sebagai Rasul-Nya, Khadijah-lah perempuan pertama yang beriman kepada Islam. Setelah itu, seluruh beliau menyumbangkan seluruh hartanya demi penyebaran Islam. Kesetiaan dan pengabdian Khadijah kepada Rasulullah sedemikian besarnya sehingga bertahun-tahun setelah Khadijah meninggal, Rasulullah masih terus mengenangnya dan menyebut-nyebut kebaikannya.
11 Rabiul Awwal
Ayatullah Sayyid Hasan Shadr Gugur Syahid
Tanggal 11 Rabiul Awwal tahun 1354 Hijrah, Ayatullah Sayyid Hasan Shadr, seorang ulama terkemuka Islam, meninggal dunia. Beliau berhasil mencapai derajat mujtahid pada usia muda dan masuk ke jajaran ulama terkemuka di hauzah ilmiah Najaf pada masa itu.
Ayatullah Hasan Shadr yang terkenal pula dengan nama Shadruddin ini memiliki ilmu yang luas di bidang fiqih, ushul fiqih, teologi, hikmah, hadis, dan lain-lain. Beliau banyak meinggalkan karya-karya penulisan di antaranya berjudul "Ta'sisu-Syiah al-Kiram lifunuunil Islam" dan "Tahsiilul Furu' ad-Diiniiyah fi Fiqhil Imaamiyah.".
12 Rabiul Awwal
Rasulullah Lahir
Tanggal 12 Rabiul Awwal 53 tahun sebelum Hijrah, berdasarkan catatan sebagian sejarawan, di antaranya Mas'udi, Rasulullah Muhammad SAWW terlahir ke dunia. Namun, sebagian sejarawan lainnya menyatakan bahwa tanggal kelahiran Nabi Muhammad adalah 17 Rabiul Awwal. Atas dasar inilah, Republik Islam Iran menetapkan hari-hari antara tanggal 12 hingga 17 Rabiul Awwal sebagai Pekan Persatuan Kaum Muslimin. Setiap tahun, dalam peringatan Pekan Persatuan Kaum Muslimin ini Iran mengadakan konferensi yang mengundang ulama-ulama muslim dari berbagai negara Islam dan dari berbagai mazhab. Masalah utama yang dibahas dalam Konferensi Persatuan Muslimin ini adalah mencari jalan untuk mempersatukan kaum muslimin dalam melawan musuh-musuh dunia Islam.
Mesjid Pertama Dibangun
Tanggal 12 Rabiul Awwal tahun pertama Hijrah, Rasulullah membangun masjid pertama dalam Islam di sebuah desa bernama Quba, di dekat Madinah. Pembangunan mesjid itu dilakukan ketika Rasulullah dalam perjalanan beliau hijrah dari Mekah ke Medinah, berhenti di desa Quba untuk menunggu kedatangan Ali bin Abi Thalib a.s. dan rombongannya. Sebelumnya, pada malam ketika Rasulullah akan berhijrah, Ali a.s. berbaring di tempat tidur Rasulullah untuk mengelabui kaum musyrik yang berniat membunuh Rasulullah. Setelah itu, Ali.as. tinggal selama tiga hari di Mekah dan kemudian bersama beberapa sanak keluarganya, menyusul Rasulullah. Mesjid Quba yang bersejarah itu hingga kini masih berdiri meskipun mengalami banyak perubahan.
Ahmad bin Hanbal Meninggal
Tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 241 Hijriah, Ahmad bin Hanbal, seorang ulama muslim terkemuka, meninggal dunia di kota Bagdad. Dia dilahirkan pada tahun 164 Hijriah di Bagdad dan melewati masa pendidikannya di kota tersebut, juga di kota-kota lainnya. Ahmad bin Hanbal menuntut ilmu dari berbagai ulama, di antaranya Imam Syafii. Ahmad bin Hanbal amat giat dalm mengumpulkan hadis sehingga ia melakukan perjalanan ke kota Kufah, Basrah, Mekah, Madinah, Suriah, Yaman, dan Aljazair, dalam rangka pengumpulan hadis. Hadis-hadis tersebut kemudian dikumpulkannya dalam sebuah buku bernama Musnad bn Hanbal. Ahmad bin Hanbal juga merupakan pendiri mazhad Hanbali.
14 Rabiul Awwal
Yazid Bin Muawiyah Meninggal
Tanggal 14 Rabiul Awwal tahun 64 Hijriah, Yazid bin Muawiyah, cucu dari Abu Sufyan, meninggal dunia. Yazid dinobatkan sebagai khalifah umat Islam oleh ayahnya, Muawiyah bin Abu Sufyan.
Para sejarawan Islam mencatat, selama hampir empat tahun masa pemerintahannya, Yazid banyak melakukan kezaliman terhadap kaum muslimin, di antaranya pembantaian terhadap Imam Husain a.s., cucu Rasulullah, dan keluarga beliau di Padang Karbala, pembunuhan massal di Madinah, dan penyerangan ke Mekah serta perusakan terhadap Ka'bah.
Muhammad bin Hakim Lahir
Tanggal 14 Rabiul Awwal tahun 1019 Hijriah, Muhammad bin Hakim, atau Chong Ji Moy, seorang ulama muslim di Cina, terlahir ke dunia di Isfahan, Iran. Nenek moyang Muhammad bin Hakim berasal dari Uzbekistan dan pada umur sembilan tahun ia dibawa pamannya ke Cina.
Muhammad bin Hakim mengabdikan hidupnya untuk menyebarkan Islam di daratan Cina. Selain itu, ia juga mengajarkan bahasa Arab dan Persia kepada warga muslim Cina. Muhammad bin Hakim adalah orang yang membangun masjid besar Ji Nin dan di kalagan umat muslim Cina, ia dikenal sebagai pakar tafsir Al-Quran.
15 Rabiul Awwal
Muhammad Qazvini Lahir
Tanggal 15 Rabiul Awwal tahun 1294 Hijriah, Muhammad Qazvini, seorang sastrawan, peneliti, dan sejarawan kontemporer Iran, terlahir ke dunia di kota Teheran. Sejak muda, ia telah menunjukkan minat dan bakat dalam dunia sastra dan teologi. Ia pun menuntut ilmu dari ayahnya dan sastrawan lain pada masa itu. Selama beberapa waktu, Muhammad Qazvini tinggal di Eropa dan membuat penulisan ulang dari buku-buku yang berbahasa Persia yang tersimpan di museum-museum Eropa. Karya-karya yang ditinggalkan Muhammad Qazvini antara lain berjudul "Sejarah dan Kehidupan Hidup pada Masa Hafidz". Peneliti besar Iran ini meninggal dunia tahun 1369 Hijriah dan dimakamkan di kota Rey, di selatan Teheran.
16 Rabiul Awwal
Sholat Jumat Pertama
Tanggal 16 Rabiul Awwal tahun pertama Hijriah, menurut catatan sebagian riwayat Islam, Rasulullah SAWW mendirikan sholat jumat pertama. Ketika Rasulullah dalam perjalanan hijrah dari Mekah ke Madinah, sesampainya beliau di tempat kabilah Bani Salim bin Auf di wilayah Quba, beliau mendirikan sholat dan menyampaikan khutbah Jumat pertama itu.
Fadhil Al-Tuni, Tokoh Fikih Syiah Hembuskan Nafas Terakhirnya
Tanggal 16 Rabiul Awwal tahun 1071 H, Mulla Abdullah Tuni Bashrweih yang lebih dikenal dengan sebutan Fadhil Al-Tuni, seorang fakir dan pemikir besar dunia Syiah menghembuskan nafas terakhirnya di Kermanshah, Barat Iran.
Fadhil Al-Tuni memulai pendidikan agamanya di sebuah hawzah ilmiah di kota Isfahan. Setelah menyelesaikan jenjang-jenjang pendidikannya, Fadhil Al-Tuni menulis beberapa buku dan salah satunya adalah Al-Wafiah dibidang usul fikih. Karya-karya lainnya adalah catatan pinggir terhadap buku 'Madarik" dan buku "Ma'lim Al-Din" yang secara khusus membahas kajian usul fikih dan membuat indeks buku "Tahdzib Al-Ahkam," Salah satu buku rujukan hadis Syiah yang di tulis oleh Shekh Al-Thusi.
17 Rabiul Awwal
Rasulullah Lahir
Tanggal 17 Rabiul Awwal tahun 53 sebelum Hijriah, berdasarkan sebagian besar riwayat sejarawan Islam, Nabi besar Islam, Muhammad SAWW terlahir ke dunia. Ayah beliau bernama Abdullah yang berasal dari kabilah Bani Hashim dan ibu beliau bernama Aminah. Sebelum dilahirkan, Muhammad SAWW telah kehilangan ayahnya yang meninggal dunia akibat sakit dan ketika berusia enam tahun, ibu beliau juga berpulang ke rahmatullah.
Muhammad SAWW kemudian diasuh oleh kakek beliau, Abdul Muthalib, namun dua tahun kemudian kakek beliau wafat dan Muhammad SAWW diasuh oleh paman beliau, Abu Thalib. Sejak muda, Muhammad SAWW sudah digelari Al-Amin karena kejujurannya yang amat dikenal masyarakat.
Sejak muda pula, beliau sering menyendiri di gua Hira' untuk bertafakur dan menjauhkan diri dari kehidupan jahiliah kaumnya. Ketika Muhammad SAWW berusia 40 tahun, Allah SWT mengutus malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu dan menyampaikan kabar mengenai pengangkatan beliau sebagai Rasulullah. Sejak itu, Muhammad SAWW melaksanakan tugasnya sebagai rasul penyampai petunjuk Allah, dengan mengalami banyak penderitaan akibat penentangan dari kaum musyrik. Kini agama Islam telah tersebar ke berbagai penjuru bumi dan menjadi agama terbesar di dunia.
Imam Jafar Shadiq Lahir
Tanggal 17 Rabiul Awwal tahun 83 Hijriah, Imam Jafar Shadiq a.s., cucu Rasulullah generasi kelima, terlahir ke dunia di kota Madinah. Sampai usia 12 tahun, beliau diasuh oleh kakek beliau, Imam Sajjad, dan sembilan belas tahun kemudian dilaluinya di bawah bimbingan ayah beliau, Imam Muhammad Baqir a.s.
Imam Jafar Shadiq a.s. hidup di masa ketika Dinasti Bani Ummayah sedang mengalami kemunduran dan Dinasti Bani Abbasiah mulai merebut kekuasaan. Masa itu dimanfaatkan oleh Imam Jafar Shadiq untuk menyebarkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan Islam yang murni dan hakiki.
Selain menguasai ilmu dan makrifat Islam, Imam Jafar Shadiq juga menguasai ilmu kedokteran, kimia, matematika, dan bidang-bidang ilmu lainnya. Pada masa hidupnya, Imam Jafar Shadiq a.s. merupakan sumber rujukan ilmu dan beliau dikunjungi banyak orang dari berbagai penjuru dunia untuk meminta jawaban atas berbagai persoalan ilmu. Tercatat ada empat ribu murid yang belajar kepada Imam Shadiq, di antaranya Jabir bin Hayyan, seorang kimiawan muslim terkenal.
Imam Shadiq a.s. gugur syahid pada tahun 148 Hijriah
18 Rabiul Awwal
Pembangunan Masjid Nabawi Dimulai
Tanggal 18 Rabiul Awwal tahun pertama Hijriah, pembangunan Masjid Nabawi di Madinah dimulai. Pembangunan masjid terpenting kedua kaum muslimin, setelah Masjidil Haram itu, dimulai segera setelah Rasulullah tiba di kota Madinah.
Rasulullah sendiri juga terjun langsung bersama para sahabat beliau untuk melakukan pembangunan masjid tersebut. Dinding masjid terbuat dari batu-bata dan atapnya terbuat dari kayu. Di samping masjid dibangun pula ruangan-ruangan untuk tempat tinggal Rasul dan sebagian sahabat beliau.
Rasulullah menjadikan masjid bukan hanya sebagai tempat beribadah, melainkan juga untuk menyelenggarakan urusan pengadilan, musyawarah, pendidikan militer, dan penyelesaian masalah kaum muslimin. Oleh karena itu, mesjid ini memiliki posisi yang sangat penting di tengah kaum muslimin.
19 Rabiul Awwal
Mirza Hasan Aliyari Meninggal
Tanggal 19 Rabiul Awal tahun 1358 Hijriah, Ayatullah Mirza Hasan Aliyari, seorang tokoh ulama terkemuka asal Iran, meninggal dunia pada usia 92 tahun. Beliau dilahirkan di sebuah desa di Tabriz, Iran barat laut dan sejak usia muda telah mulai mempelajari ilmu-ilmu agama dari ayahnya. Ayatullah Aliyari kemdian melanjutkan pendidikannya ke hauzah ilmiah.
20 Rabiul Awwal
Abu Thayyib Thabari Meninggal Dunia
Tanggal 20 Rabiul Awwal tahun 450 hijriah Abu Thayyib Thabari seorang ulama dan sastrawan muslim terkenal meninggal dunia di kota Baghdad dalam usia 102 tahun. Beliau dilahirkan di Amul, sebuah kawasan di utara Iran, pada tahun 347 hijriah. Setelah usianya beranjak dewasa, Thabari melakukan perjalanan ke Bahhdad dalam rangka menuntut ilmu.
Di kota itu pulalah beliau akhirnya menetap dan menjalani tugas keulamaannya hingga akhir hayatnya. Di antara karya terkenal Thabari adalah buku-buku berjudul "Jawabun fis-Sima' wal Ghina" dan "At-Ta'liqatul Kubra fil Furu'".
21 Rabiul Awwal
Kota Jerevan, Armenia, Jatuh ke Tangan Tentara Rusia
Tanggal 21 Rabiul Awwal tahun 1243 hijriah, kota Jerevan di kawasan Armenia jatuh ke tangan tentara Rusia. Kejadian itu menyusul perang yang berlangsung antara tentara Iran melawan tentara Rusia dalam rangka memperebutkan kota tersebut. beberapa waktu kemudian, Raja Iran Fath Alisyah Qajar secara resmi menyerahkan kekuasaan kota Jerevan kepada Rusia.
Menyusul kekalahan tersebut, dibuatlah perjanjian Turkmanchai oleh kedua negara yang menyebabkan
Abiwardi Wafat
Tanggal 20 Rabiul Awwal tahun 507 hijriah, Muhamad bin Ahmad bin ‘Utsman, terkenal dengan nama Abiwardi, seorang penyair dan sastrawan terkenal Iran,meninggal dunia di kota Isfahan. Abiwardi adalah seorang sastrawan yang semasa hidupnya dikenal memiliki cita rasa sastra dan bahasa yang sangat tinggi.
Hingga kini, karya tulisnya di bidang bahasa dan sastra masih dianggap sebagai salah satu sumber rujukan ilmiah yang cukup penting. Di antara karya tulisnya adalah kitab
berjudul "Tarikh Abiward" dan "Thabaqatul Ulum".
22 Rabiul Awwal
Kabilah Bani Nadhir Diperangi kaum Muslimin
Tanggal 22 Rabiul Awwal tahun keempat hijriah, kaum muslimin memerangi Bani Nadhir yang beragama Yahudi akibat aksi makar yang dilakukan kabilah tersebut untuk membunuh Rasulullah SAWW. Bani Nadhir adalah satu dari tiga kabilah Yahudi yang diam di sekitar kota Madinah. Ketika Rasulullah datang ke Madinah, ketiga kabilah itu menjalin traktat perjanjian dengan kaum muslimin, yang di antaranya berisikan kesediaan kabilah-kabilah Yahudi untuk tidak melakukan tindakan serangan terhadap kaum muslimin.
Setelah Bani Nadhir terbukti melakukan upaya untuk membunuh Nabi, beliau memerintahkan Bani Nadhir agar meninggalkan kota Madinah. Akan tetapi, Bani Nadhir yang mendapatkan janji dukungan dari sejumlah orang munafik di Madinah, secara terang-terangan menolak perintah Rasulullah itu. Akibatnya, Rasulullah memerintahkan pasukan muslimin untuk mengepung benteng pertahanan Bani Nadhir hingga mereka akhirnya terpaksa menyerah dan angkat kaki dari kawasan itu.
23 Rabiul Awwal
Ayatullah Mirza Jawad Agha Tehrani Meninggal
Tanggal 23 Rabiul Awwal tahun 1410 Hijriah, Ayatullah Mirza Jawad Agha Tehrani, seorang ulama besar di Iran, meninggal dunia. Beliau dilahirkan pada tahun 1322 Hijriah di tengah keluarga relijius di kota Tehran dan kemudian pergi ke kota Qom untuk menuntut ilmu di hauzah ilmiah. Setelah itu, Mirza Jawad Agha Tehrani melanjutkan pendidikan ke Najaf hingga mencapai derajat mujtahid. Selain berilmu tinggi, Ayatullah Mirza Jawad Agha Tehrani juga amat dikenal atas sikap zuhud dan takwanya. Beliau juga meninggalkan karya penulisan, di antaranya berjudul "Aine Zendegi" dan "Mizaanul Mathalib".
25 Rabiul Awwal
Ali bin Husain Bagdadi Meninggal
Tanggal 25 Rabiul Awal tahun 436 Hijriah, Ali bin Husain yang terkenal dengan nama Sayyid Murtadha, seorang ulama besar muslim, meninggal dunia. Sayyid Murtadha juga dijuluki sebagai alamul huda, karena ketinggian ilmunya. Beliau lahir tahun 355 Hijriah di Bagdad dan sejak muda mulai menuntut berbagai ilmu dari berbagai ulama besar, di antaranya Syaikh Mufid dan Khatib Bagdadi. Sayyid Murtadha kemudian diangkat sebagai hakim dan mengemban tugas ini selama 30 tahun.
Beliau juga mendirikan sebuah perpustakaan besar yang dimanfaatkan oleh para pelajar di kota Bagdad. Selain itu, Sayyid Murtadha juga menulis berbagai kitab, yang menurut sejarawan mencapai 66 jilid. Di antara karya beliau berjudul Tanziihul Anbiyaa dan Taqriibul Ushul. Beliau juga meninggalkan sebuah kumpulan syair yang terdiri dari 20.000 bait.
26 Rabiul Awwal
Ayatullah Zanjani Meninggal
Tanggal 26 Rabiul Awal tahun 1330 Hijriah, Ayatullah Abul Makarim Zanjani, seorang ulama besar Iran, meninggal dunia. Beliau dilahirkan tahun 1255 Hijriah di kota Zanjan, Iran dan menuntut ilmu-ilmu agama di hauzah ilmiah kota Najaf. Setelah mencapai derajat mujtahid, Ayatullah Zanjani kembali ke kampung halamannya dan menjadi marji' atau ulama tempat rujukan kaum muslimin.
Selama masa revolusi konstitusional, Ayatullah Zanjani, sebagaimana para ulama pejuang lain di Iran, turut aktif memimpin rakyat dalam menentang pemerintah Iran saat itu yang despotik. Ayatullah Zanjani juga menulis berbagai buku, di antaranya berjudul Makharijur-Ridhwan dan Miftahuz-Zhafr.
27 Rabiul Awwal
Mahyuddin Maghribi Meninggal
Tanggal 27 Rabiul Awal tahun 682 Hijriah, Mahyuddin Maghribi, seorang ahli matematika dan atronomi asal Andalusia, meninggal dunia. Mahyduddin Maghribi awalnya menuntut ilmu fiqih di tanah kelahirannya, namun kemudian lebih tertarik mendalami ilmu matematika dan astronomi.
Ia kemudian selama beberapa waktu menjadi asisten Nashiruddin Thusi di observatorium Maragheh, Iran. Selama periode itu, Mahyuddin Maghribi banyak menimba ilmu-ilmu di bidang astronomi. Mahyuddin Maghribi menulis berbagai buku, di antaranya berjudul "Prinsip-Prinsip Euclides di Bidang Bentuk dan Bangunan."
28 Rabiul Awwal
Sayyid Ali Thabathabai Lahir
Tanggal 28 Rabiul Awal tahun 1160 Hijriah, Sayyid Ali Thabathabai, seorang ulama besar muslim, terlahir ke dunia di kota Kadzimain, Irak. Awalnya beliau menuntut ilmu pada ayahnya yang bernama Abul Ma'ali.
Setelah mencapai derajat keilmuan yang tinggi, Sayyid Ali Thabathabai mengabdikan hidupnya untuk mengajar dan menulis buku. Karya Sayyid Ali Thabathabai yang terkenal berjudul Riyadhul Masail sehingga ia dikenal dengan nama Shaahibur-Riyadh.
Maulid Nabi
| | |
| |
|
Kelompok kedua, ialah kelompok kelas tinggi secara kehidupan social. Mereka yang mempunyai jiwa-jiwa revolusioner, penggagas aliran pemikiran sekaligus etika, baik dari ras kuning seperti: Cina, Iran, Yunani, atau selainnya yang tidak masuk dalam agama Ibrahimi. Namun, secara keseluruhan tanpa terkecuali mereka muncul dari strata lapisan atas masyarakat, para putra raja, darah biru, rohaniawan, saudagar kaya, berkasta tinggi baik dari jalur ibu, ayah, ataupun dari kedua-duanya.
Mencermati lapisan masyarakat dari sisi sejarah, memberikan cacatan khusus, bahwa dalam masyarakat primitif, para raja, saudagar dan rohaniawan biasanya membagi-bagi kekuasaan, politik, ekonomi dan kepercayaan antar mereka sendiri, baik dalam situasi damai maupun tegang. Akibatnya rakyatlah yang merasakan limbah busuk kedamaian sekaligus ketegangan. Sekali lagi, lapisan bawah ini sama sekali tidak mendapatkan keuntungan di tengah persatuan ataupun perseteruan mereka.
Saat Al-Quran mengungkap kata al-Ummiyyin dalam ayat: “Dialah yang mengutus diantara orang-orang yang ummiy seorang rasul …” (Q.S. 62/2), kata “ummiy” menunjuk lapisan bawah dan rakyat jelata. Sedangkan kata “rasul” yang dimaksud adalah rasul turunan Ibrahimian. Yakni, utusan Tuhan ialah manusia biasa, bukan seorang raja, bukan pula bangsawan. Ia layaknya kebanyakan manusia yang hidup dalam kesusahan, bukan dari kelompok elit borjuis yang hidup dalam kemewahan.
Di tempat lain, Al-Quran menerangkan: “Dan kami tidak mengutus seorang rasul, melainkan dengan bahasa kaumnya. Hal itu untuk menerangkan kepada mereka, maka Allah menyesatkan siapa yang Ia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Ia kehendaki. Dan Dialah Allah Yang Maha Mulia dan Maha Bijaksana” (Q.S. 14/4). Ayat ini tidak dalam rangka menerangkan bahwa nabi-nabi keturunan Ibrahim as, misalnya Musa as. berbicara dengan bahasa Ibrani (Hebrew), dan bahwa Muhammad saw itu berbicara dengan bahasa Arab. Kenyataan memang, bahwa nabi yang diutus kepada bangsa Arab tidak berbicara dengan bahasa Mandarin atau Latin.
'Bahasa kaum' yang dimaksudkan, yaitu bahasa rakyat yang di dalamnya seorang nabi dilahirkan. Yakni bahasa yang mengungkapkan kesulitan sekaligus harapan, yakni bahasa [aktifitas] yang mampu mengentaskan segenap kesulitan kaumnya. Dan, 'berbicara dengan bahasa mereka' yakni menolak retorika basa-basi dari penguasa yang hidup tempo itu ataupun pada hari ini, yang sekedar menyibukkan diri cas-cis-cus dan cipika cipiki bagi-bagi kekuasaan antar rekan sekubu. Dan fenomena inilah yang terjadi di kalangan elit politik negeri ini. Mereka tidak faham bahasa kaumnya. Bahasa kaum, bagi elit negeri ini adalah bahasa koalisi dan kekuatan untuk golongan dan pribadi.
Bicara tentang nabi-nabi keturunan Ibrahimian adalah bicara mayoritas umum kaum proletar, berbicara masyarakat lemah dan terdholimi. Yang kekuatan dan basis mereka dalam menyebarluaskan agama ilahi maupun menghadapi lawan, adalah rakyat, kaum bawah dan proletar. Tampak bagaimana Ibrahim as, bangkit dengan tongkat di tangannya. Atau Musa as, yang memasuki istana kebesaran Firaun dengan tongkat di tangan, dan berhasil menenggelamkan Firaun bersama bala tentaranya di Nil, juga berhasil dalam membenamkan Qarun dan harta kekayaannya ke dalam tanah. Semua berkat dukungan dan sokongan kaum proletar. Dan nampaknya gerakan kaum proletar ini tidak dimengerti elit politik di negeri kita. Bagi elit politik di negeri ini, kaum proletar adalah sapi perahan. Para elit politik negeri ini, sibuk bagi-bagi kekuasaan di antara mereka yang akibatnya, rakyatlah yang merasakan getirnya limbah busuk itu.
Dan Muhammad saw adalah nabi keturunan Ibrahimian terakhir, terlahir sebagai yatim penggembala kambing, namun Muhammad saw adalah Muhammad, laki-laki yang tidak pernah dididik dengan cengeng, tidak pernah dididik untuk curhat kepada selain Tuhannya. Dalam hidupnya sebagai Nabi, sejarah mencatat, hampir setiap lima puluh hari terjadi peperangan yang jumlahnya mencapai enam puluh lima kali pertempuran dalam waktu tidak lebih dari sepuluh tahun. Dan itulah kekuatan mukjizat Alquran. Sebuah mukjizat yang relevan dengan misi kenabian. Jika Musa as memusnahkan kekuatan sihir dengan tongkat kayunya, lalu menumbangkan Firaun dari tahta kekuasaannya. Dan akhirnya, Muhammad saw, menumbangkan penyair-penyair Arab badui dengan keindahan balaghah dan fashahahnya.
Kalimat Tauhid yang dibawa dari Adam as hingga Muhammad saw, adalah slogan pembebasan. Sebelum slogan pembebasan ini sampai ke telinga para filsuf, intelektual, ustad, guru, orator, terpelajar, dan kaum liberal, Muhammad saw telah melaksanakannya yang dimulai dari pembebasan para hamba sahaya, budak-budak, orang-orang mustadh’afin yang hidup dalam penderitaan, penyiksaan, kelaparan di sudut-sudut kota Mekah. Dari sanalah cemohan para bangsawan kepada Muhammad saw dilantunkan, bahwa pengikut Muhammad tidak lain adalah kaum rendahan. Padahal, kaum rendahan itulah yang menjadi saksi besar sejarah dalam mengharumkan agama Tuhan dan misi Tuhan sekaligus menumbangkan tirani angkuh.
Muhammad saw, datang dari orang-orang lemah untuk orang-orang lemah. Pada hari inilah Muhammad saw, terlahir bersama nilai-nilai kemanusian. Muhammad saw, sang rasul segenap umat, menjadi harapan besar bagi hamba-hamba sahaya di saat rasionalitas mengatakan, perbudakan adalah takdir abadi, di saat eksploitasi politik, budaya, ideologi serta militerisasi para penguasa mendurjana. Muhammad saw, adalah harapan yang dinanti oleh segenap jelata, Muhammad saw, adalah perwujudan janji Tuhan bagi kaum lemah, disaat rasionalitas mewahyukan, bahwa Tuhan dan agama adalah musuh para penguasa, disaat dogma merapal, Tuhan mentakdirkan para jelata sebagai budak dungu yang harus melayani nafsu para penguasa.
Tidak jauh berbeda saat kita memulai singgungan dari keyakinan para penguasa, ketika Manie berbicara tentang peta 'Kegelapan dan Cahaya', lalu ia menempatkan orang-orang miskin dan lemah itu di gerbong "Kegelapan", sementara penguasa dzalim yang menang didudukkan di kelas "Cahaya". Saat Aristo dan Plato menyindir penguasa, Tuhan membagi umat menjadi budak dan tuan. Tugas tuan membangun peradaban yang diwujudkan dalam bentuk seni, musik dan sastra, sedang budak untuk mengabdikan dirinya dengan melakukan tugas-tugas yang hina.
Tapi apa yang dikata Muhammad bin Abdullah tentang manusia?,
ia mendeklarasikan bahwa semua manusia itu satu; satu jenis, satu keluarga dan satu makhluk Tuhan yang satu. Dengan prinsip kesamaan inilah Muhammad saw, membangun masyarakat baru yang berlandaskan pada ideologi pembebasan [tauhid] dan konsep pembangunan ekonomi, sosial, politik yang kokoh.
Bukan hal aneh saat masyarakat Madinah mengembalikan Bilal –seorang budak hitam- pada posisi dan kedudukannya sebagai manusia yang mulia. Juga Salim, budak Hudzaifah, tidaklah membuat kabilah Arab dan suku Yahudi bingung tatkala ia menjadi imam sholat mereka di masjid Quba, padahal dia terkenal di kalangan bangsawan Quraisy sebagai budak yang sangat hina. Ketinggian derajat kemanusiaan dan kemuliaan Bilal sungguh diakui oleh para penguasa dan elit Arab, sebagaimana Salim yang paling hina di tengah mereka dikedepankan sebagai imam para pembesar itu, sebagai imam sholat dan sujud di hadapan Tuhan Yang Maha Besar.
Ini semua berkat Muhammad saw, sang pembebas, berkat Muhammad saw yang mengajarkan umatnya agar saat berjalan di atas bumi penuh ketenangan dan kerendahan hati. "Jika salah seorang di antara kalian sedang mengendarai, maka hendaklah mengajak saudara seagama untuk naik di belakangnya", begitu titah Nabi.
"Tenangkan dirimu! karena sesungguhnya aku tidak lain adalah anak seorang perempuan yang makan daging cincang". Menunjukkan dimensi manusianya, saat kaum menyanjung statusnya.
Inilah misi agama yang dibawa oleh Nabi sang penggembala itu. Dan, inilah agama yang dibawa oleh Muhammad saw yang lahir di tengah padang pasir tandus, untuk kemudian berhadapan dengan Qarun-Qarun masa kini, Firaun-Firaun modern, kekuasaan dan kekuatan arogansi dunia, sebelum akhirnya kelak, meluluhlantakkan mereka.[islammuhammadi/on]