Untuk Wanita (dan Pria) yang Memuja Kecantikan dan Amerika
Saya bertemu dengan seorang wanita yang telah merubah pandangan saya tentang diri sendiri dan wanita lainnya. Dia seorang wanita Lebanon, lahir dan dibesarkan sebagai muslimah. Saya melihat dalam dirinya sesuatu yang telah saya lihat pada wanita lain: kepercayaan diri. Inilah kisahnya, wanita berani di usia dua puluhan. Dia tidak begitu cantik, tapi ketika saya berbicara dengannya, saya bisa merasakan kehangatan, ketulusan, dan kecerdasannya. Dia seorang doktor bidang psikologi, profesor di universitas dan segera menjadi ibu.
Bagaimana dia mempengaruhi saya? Begini. Ketika berbicara, kami memilih topik tentang memilih suami yang baik. Dia mengatakan telah menanti lama untuk menikah karena masih menunggu pria yang sempurna, pria muslim yang taat. Ia mengatakan, “Saya punya banyak hal yang ditawarkan kepada lelaki. Saya seorang wanita muslimah yang taat, berpendidikan, cerdas, dan terhormat.” Hal ini mengagetkan saya.
Perlu diketahui, saya dididik dengan kesombongan orang Amerika. Ketika seorang wanita mengatakan bahwa ia menawarkan banyak hal, tidak ada hal-hal di atas yang biasanya disebut. Biasanya ia berkata, “Saya tinggi dan langsing. Saya punya wajah cantik. Saya punya bentuk tubuh yang indah,” atau mungkin, “Saya punya rambut pirang dan mata biru.” Tapi baginya menyusun kualitas non-feminim seperti tadi sebagai elemen untuk menjadi seorang istri, mengejutkan saya, khususnya ketika ia begitu jelas kurang dalam beberapa bagian yang saya anggap penting.
Tapi kemudian saya memikirkan tentang hal itu. Saya sadar bahwa sikap ini merupakan fakta menyedihkan bagi kehidupan warga Amerika, dan penjelasan yang menyedihkan buat saya. Kami dibesarkan untuk menjunjung tinggi Barbie. Peran teladan kita adalah wanita cantik. Saya tidak tahu banyak nama wanita, yang secara akademis, intelektual atau bahkan fisik (dalam olahraga) unggul, tapi saya bisa sebut lusinan model, penyanyi dan aktris.
Saya berpikir tentang diri sendiri. Waktu itu saya lulus dari tingkat magister. Saya mengajar bahasa Inggris di perguruan tinggi setempat. Saya sedang menyelesaikan doktoral… Saya, selalu dianggap di atas rata-rata kecerdasan, tapi sejauh yang saya ingat, satu hal yang orang-orang selalu bilang tentang saya pada orang tua adalah kecantikan saya.
Saya juga tidak bisa membayangkan diri sendiri tanpa mempertimbangkan kecantikan diri. Citra-diri saya, seperti kebanyakan wanita Amerika, diikat oleh kecantikan. Kalau saya kehilangan hal itu, meski punya banyak hal lain, sama saja tidak punya apa-apa.
Seorang teman dekat pernah berkomentar betapa sedihnya dia sehingga membuatnya begitu lama untuk mengenakan jilbab, dan bahkan ketika ia memakainya, ia harus membuatnya cantik dengan model tambahan atau memakai makeup. Teman yang lain, seorang mualaf, baru-baru ini bilang bahwa suatu hari ia mencoba untuk memakai jilbab. Ketika balik ke dalam mobilnya, ia mulai menangis karena ia “…terlihat jelek”. Saya tahu persis bagaimana perasaan mereka.
Saya sendiri menunda masuk Islam karena, seperti yang teman saya banyak bilang, saya tidak ingin terlihat berjalan dengan “seprai”. Apa yang salah dengan kita bahwa kita melihat diri kita hanya berdasarkan gambar yang terpantul dalam cermin. Allah telah memberi kita begitu banyak. Allah telah menciptakan kita sebagai pasangan bagi suami kita, putri bagi orang tua kita, ibu bagi anak-anak kita dan saudari bagi yang lainnya; tapi kita membiarkan mentalitas Barat meracuni pandangan kita. Don’t get me wrong. Tidak ada yang salah dengan keinginan menjadi cantik. Ini adalah hal yang alami. Masalahnya terletak pada membuat citra-diri kita bergantung pada fakta: meniru Barat.
Wanita yang dibayar mahal adalah mereka yang bermain dengan fantasi lelaki baik sebagai aktris, model atau bahkan penari eksotis. Masyarakat dibangun tentang [bagaimana] memuaskan laki-laki; yang diperlukan adalah melihat televisi satu jam saja untuk mencari hal semacam ini. Apakah semua konsumen laki-laki? Tidak. Lalu kenapa iklan mereka sarat dengan keindahan, atau praktis wanita telanjang dan berton-ton pencitraan seksual? Itu karena para lelaki akan membelikan wanita mereka agar terlihat seperti itu dan para wanita akan membeli untuk menyenangkan beberapa lelaki yang ingin mereka terlihat seperti itu.
Saya tidak menempatkan semua kesalahan karena terjebak dengan “cara kesenangan” ini. Saya juga menyalahkan laki-laki (di antara mereka banyak muslim kita yang membantu melestarikan mitos beracun ini). Sangat memalukan bahwa seorang wanita harus begitu khawatir tentang image mereka padahal ia mendurhakai Allah karena ia tidak mempunyai rasa percayai diri untuk menjadi kurang cantik. Jilbab adalah elemen penting bagi perlindungan masyarakat. Ia menjaga wanita dari godaan laki-laki dan menjaga dirinya dari godaan diri sendiri.
Jilbab Sebagai Perlindungan
Bagaimana bisa? Karena perhatian lelaki tampan dan tubuh ideal akan menggoda wanita. Kami menikmati perhatian itu, dan hal ini bisa menggiring lebih dari sekedar “teman” ngobrol atau godaan “biasa”. Selain itu, jilbab membuat masyarakat menilai wanita atas dasar selain kecantikannya. Jilbab juga sebuah perlindungan. Hal ini membuat wanita [dapat] mengembangkan bakat lainnya. Jilbab membuatnya alami dan kesopanan meningkat dengan nilai. Jilbab membuat orang lain menghormatinya karena jilbab sendiri menunjukkan bahwa ia menghargai dirinya sendiri.
Kita perlu memahami lebih jauh. Terlalu sering kita mendengar seorang wanita mengatakan, “Saya berpakaian seperti ini hanya untuk menyenangkan diri sendiri.” Benarkah? Nah, berapa banyak dari kalian memakai gaun seksi-ketat, hak tinggi, dan berdandan lengkap ketika bersantai di rumah? Kalau memang benar buat kalian, bukan untuk menarik perhatian laki-laki, lalu kenapa kalian buang semua itu ketika tidak ada laki-laki yang melihat? Kenapa tidak coba mempercantik untuk diri sendiri ketika hanya kita yang ada? Alasannya adalah karena hal ini bukan untuk kita (semata)… Hal ini adalah untuk kepercayaan diri kita. Kita perlu dorongan sekarang dan nanti, sehingga berpakaian seksi dan kepala yang berpaling membuat kita merasa nyaman; mengingatkan kita bahwa kita masih cantik.
Di situlah letak permasalahannya. Kenapa kita merasa perlu memiliki dorongan seperti itu untuk merasa lebih baik? Kenapa kita harus mendapatkan rasa percaya diri [hanya] dari penampilan kita? Apa yang salah dengan diri kita? Lihatlah laki-laki. Kalian bisa lihat yang pendek, gemuk, botak, jelek jalan bersama wanita cantik dan tinggi. Kenapa? Karena dia punya rasa percaya diri dalam dirinya sendiri. Dia tahu dia memiliki aset yang menarik perhatian orang lain. Dia kaya, atau pintar atau bahkan cerdas, atau mungkin pandai bernyanyi (ingat pernikahan pertama Julia Roberts?)
Kita harus mengenali aset sebagai wanita. Aset terbesar yang kita miliki bukanlah kecantikan. Tapi kebaikan kita. Pikirkan tentang hal ini. Laki-laki terlihat senang bermain dan bersama dengan perempuan nakal, tapi dia mencari wanita yang baik untuk menjaga dan membesarkan keluarga. Laki-laki mengenali apa yang baik bagi kita; tapi Barat membuat kita lupa. Kita benar-benar memiliki semua kekuatan. Ketika wanita Yunani ingin para lelaki berhenti berperang selamanya, mereka membuat perjanjian untuk tidak memberi kenikmatan seksual bagi laki-laki. Para lelaki menerima pesan itu dan perang berhenti.
Para wanita di dunia selalu menggunakan kekuatan mereka untuk membuat hasrat lelaki tidak dimiliki. Mereka telah menjaga martabat mereka dan lelaki menyadari dan menghormati hal ini. Sekarang, kita tidak lagi menghormati diri kita sendiri. Kita membuat diri kita tersedia untuk segala macam pesta. Wanita Amerika bekerja lebih keras dari siapapun. Dia membesarkan anak-anaknya tanpa seorang ayah. Dia disia-siakan sama seperti anak-anaknya. Sering kali, dia pergi ke medikal sains untuk mencari pria dan memintanya mengakui bahwa itu adalah anaknya. Seberapa jauh kita terperosok? Kalian pikir kita punya kebebasan? Kita lebih terpenjara daripada sebelumnya. Kita adalah tawanan dari keinginan pria. Pria memukul, meninggalkan, menggunakan, dan membuang kita. Kenapa? Karena selalu ada wanita yang lebih mudah tertipu di sudut jalan. Tapi kita mencari segala macam cara ekstrim untuk menarik perhatian lelaki.
Belum lama ini saya berkendara pada hari Minggu. Saya melihat wanita sedang pergi ke gereja, dan saya bersumpah melihat mereka seperti berpakaian ke night club, bukan gereja. Di sudut jalan lain, saya melihat saudari muslim kita mengenakan hijab yang menunjukkan lebih dari yang mereka sembunyikan. Saya melihat gadis remaja bermain dengan boneka barbie cantik dan berdebat tentang siapa yang lebih mirip Barbie. Ya Allah! When will we wake up?
Kita harus melindungi saudari-saudari kita. Kita harus tunjukkan keunggulan kita. Kita umat muslim. Itu yang membuat kita jadi yang terbaik di antara bangsa lain. Kita adalah teladan bagi dunia, lalu kenapa kita yang jadi pengikut? Kita adalah tanaman terbaik, tapi kenapa kita berkubang dalam lumpur? Saudariku, saya meminta kalian untuk memeriksa Amerika dalam hal ini. Amerika memiliki tingkat tertinggi kejahatan terhadap perempuan. Mereka mengatakan wanita dihormati? Dihargai? Memiliki kebebasan?
Nasib Wanita di Amerika
Baik, beberapa tahun yang lalu saya membaca di koran tentang seorang pria yang memukul pacarnya dan membawanya ke rumah sakit. Pada saat yang sama, ia menyiksa dan membunuh kelinci piaraan wanita itu. Pria ini mendapat hukuman 6 bulan dan denda 6.000 dolar. karena memukul pacarnya itu. Untuk kasus kelinci, ia mendapat hukuman 6 tahun dan denda 60.000 dolar. Kehormatan, penghargaan, kebebasan? Bagi saya, kehormatan, penghargaan dan kebebasan milik kelinci, bukan perempuan. Subhanallah, kelinci lebih sering makan siang? Makan siang kita lebih memiliki hak daripada kita?
Sampai terakhir ini, tidak ada hukum di Amerika yang melindungi seorang wanita dari pengintaian, dan tidak ilegal bagi seorang pria untuk memukul istrinya. Namun di beberapa negara bagian, jika wanita takut tuntutan, mereka tidak akan melakukan apa-apa. Akankah Anda menuntut [ke pengadilan] jika tahu bahwa dia akan memukul Anda lagi nantinya? Jika Anda memaksa menuntutnya, pukulan berikutnya bisa fatal. Tapi mereka berani membicarakan muslim—Amerika, bersihkan diri kalian dulu! Ketika kita menunjukkan rasa menghargai diri sendiri, kita akan mendapatkan penghargaan yang pantas, tidak perlu menunggu. Kita harus menunjukkan dengan jelas dan tegas bahwa kita wanita dengan harga diri, bahwa kita wanita muslim. Jika demikian, mereka akan menjawab, meskipun kebudayaan dan praktiknya bukan milik mereka.
Berhijab, Menghargai Diri Sendiri
Saya sedang bekerja suatu hari, ketika seorang pria memperkenalkan dirinya. Dia mengulurkan tangannya pada saya. Dengan sopan saya katakan, “Maaf, tapi agama saya melarang saya untuk berjabat tangan dengan pria.” Jawaban dia ke saya, “Ibu saya bilang bahwa suatu hari nanti saya akan berjabat tangan dengan seorang wanita, dan dia akan menolak. Akhirnya saya bertemu wanita itu.”
Di waktu lain, saya sedang berada di pasar, dan pria Amerika tua manis mendatangi saya. Dia menyentakkan bagian belakang kepala saya, dan ketika saya berbalik, dia mengatakan, “Semoga Tuhan memberkati kamu untuk hal ini. Sangat cantik melihat seorang wanita yang menghargai dirinya sendiri.”
Hal penting di sini adalah kita akan dilihat sebagai diri kita sendiri saat ini. Kenapa beberapa pria Amerika harus kaget ketika mendengar bahwa seorang wanita harus menutup dirinya? Hal ini karena mereka berarti tidak bisa menunjukkan citra-diri mereka dengan memamerkan wanita layaknya piala. Kenapa banyak wanita yang menentang gagasan hijab? Hal ini karena mereka akan kehilangan rasa percaya diri yang dimiliki karena menganggap kecantikan adalah kunci citra-diri. Tidak ada kecantikan, tidak ada rasa percaya diri. Tidak ada kecantikan, tidak ada nilai. Akan ada di mana Cindy Crawford atau Sharon Stone jika mereka harus bersandar selain penampilan mereka? Jangan biarkan diri kita jatuh pada perangkap yang mereka siapkan!
Setelah semua ini, izinkan saya untuk mengatakan alasan sebenar saya menulis ini. Tumbuh dewasa sebagai non-muslim di Barat, saya memiliki perhatian lebih terhadap agama Islam sebelum saya pindah. Hal terberat bagi saya adalah menyerahkan apa yang saya anggap sebagai “kebebasan”. Tapi akhirnya saya sadar bahwa hanya dengan menaati peraturan Allah, saya mampu mengenali bahwa “kebebasan” ini hanyalah sebuah permainan—obat yang digunakan untuk membuat kita tidur.
Kenapa Pakai Jilbab dan Menikahi Sesama Muslim?
Biarkan saya jelaskan sedikit. Beberapa orang mempertanyakan kenapa perempuan harus menutup [dengan jilbab] atau kenapa wanita [muslimah] tidak bisa menikah dengan lelaki nonmuslim. Pertama, adalah sebuah fakta kehidupan bahwa kita tidak berada di surga. (Sepertinya kita belum sadari hal ini). Tapi fakta yang menyedihkan adalah kita berharap segalanya sempurna. Kita berharap lelaki dan perempuan berbuat layaknya malaikat dan kita akan marah atau frustrasi karena mereka sebenarnya tidak. Hal pertama yang setiap muslim harus sadari adalah bahwa ada sebuah kekuatan mutlak (Allah) yang menjalankan alam semesta. Kita mungkin tidak setuju dengan keputusan yang Dia buat atau rencana yang Dia ciptakan, tapi kalau kita menyadari bahwa Dia lebih unggul, kita harus tahu bahwa pilihan-Nya didasari atas sebab atau faktor yang tidak kita sadari, dan Kekuatan-Nya menjadikan pilihan-Nya benar dan pilihan kita salah, karena kealpaan kita.
Saya akan berikan contoh kecil. Saya bukan dokter medis. Tapi ketika saya merasa sakit, saya pergi ke seorang [dokter]. Dia mengatakan—Anda sakit kanker. Dia menentukan perawatan radiasi. Dia memberikan penjelasan mendasar atas apa yang terjadi, dan bagaimana radiasi bekerja untuk membunuhnya, tapi pada akhirnya, saya tidak punya pilihan kecuali percaya bahwa ia lebih tahu daripada saya tentang hal ini, dan saya membiarkan dia melakukan apa yang dibutuhkan untuk menghilangkan kanker; atau saya mengambil risiko atas dasar pemahaman saya yang tidak sempurna—sebuah perbuatan yang telah membunuh begitu banyak pasien kanker.
Ketika hal ini berhubungan dengan Allah, saya tidak bisa menjelaskan kenapa laki-laki diciptakan menjadi makhluk yang [mudah] dipicu oleh rangsangan visual seksual. Saya pun tidak bisa menjelaskan kenapa perempuan kurang rentan terhadap fenomena ini. Saya juga tidak bisa menjelaskan mengapa perempuan cenderung mengikuti lelaki yang ia cintai, meski di era kebebasan seperti ini (tahukah Anda sebagian besar kejahatan dilakukan oleh wanita, entah bagaimana, berhubungan dengan menghibur laki-laki yang mereka cintai). Kita mungkin tidak suka dengan realitas ini—tapi kita tidak bisa menyangkal keberadaannya dan tidak bisa menyembunyikan kepala kita di pasir seperti burung unta dan mengatakan bahwa hal itu tidak ada, mereka (yang tidak mau atau tidak bisa mengontrol dirinya) harus memperbaiki apa yang salah dalam diri mereka atau hal itu bukan tanggung jawab kita [perempuan] untuk melindungi setiap lelaki dari dirinya sendiri. Kenyataan yang menyedihkan adalah kita harus melindungi diri kita sendiri karena tidak ada orang yang akan melindungi kita.
Wanita muslim menutupi [dengan jilbab] sebagai cara untuk dikenali dan sebagai perlindungan—Allah menyebutkan hal ini dalam surah Al-Ahzab ayat 59). Saat ini, bagaimana menutupi diri sendiri akan melindungi kita? Tentu saja karena akan meningkatkan rasa hormat yang kita berikan pada laki-laki. Sebagai seorang nonmuslim, saya berurusan dengan isu-isu pelecehan seksual dan perilaku tidak sopan. Ketika saya memakai jilbab, tidak ada yang berubah pada saya kecuali fakta bahwa sekarang tertutup [dengan jilbab]. Untuk beberapa alasan, lelaki memperlakukan berbeda. Mereka melihat tanda “dilarang melintasi” begitu jelas. Tidak ada ambiguitas. Kalian tahu, ketika seorang wanita mengenakan pakaian bercirikan Barat, laki-laki menjadi ragu—apakah dia bersedia? Apakah dia “suka bermain”? Apakah dia wanita yang dihormati? Mereka tidak tahu. Tidak ada yang memperingatkan laki-laki dengan jelas, tapi hijab menyatakan dengan keras dan jelas, “Inilah wanita yang terhormat yang tidak suka bermain.” Jadi, memakai jilbab sebenarnya membantu saya untuk kemajuan dalam karir sebagai seorang profesor perguruan tinggi tanpa masalah seperti ini. Saya bahkan menjadi wakil untuk penelitian di konvensi nasional. Jilbab saya mengizinkan mereka untuk melihat keunggulan intelektual saya karena mereka tidak diberi akses untuk keunggulan fisik saya. Sebagai seorang nonmuslim, begitu banyak hari berlalu dengan tangisan ketika saya pulang ke rumah karena semua komentar “nakal” dan sindiran kotor.
Pada awalnya seperti tidak adil kalau saya harus melakukan cara ekstrim seperti ini untuk melindungi diri sendiri, tapi saya tidak melihat cara lain lagi, tidak melihat cara ini sebagai cara ekstrim untuk menghindari jalan di sebuah lorong gelap di kota New York jam dua pagi—melambai-lambaikan uang tunai seribu dolar. Saya akui bahwa saya menanggung sejumlah tanggung jawab untuk menjadi bijak dan melindungi diri sendiri. Kalau saya tidak peduli dengan diri sendiri, siapa lagi? Saya harus hati-hati dan bijak. Saya tidak bisa menganggap semua lelaki di luar sana memiliki pengendalian diri yang sempurna. Demi Tuhan, saya tidak punya, lalu kenapa saya harus berharap dari orang lain?
Masalah lain yang mengganggu kami adalah kita hanya dibolehkan menikah dengan pria muslim. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, lebih alami bagi seorang wanita untuk mengikuti pria daripada pria mengikuti seorang wanita. Suka atau tidak, inilah realitanya. Allah bisa saja membuatnya berbeda, tapi pada suatu saat nanti kita mengerti bahwa pasti ada alasan untuk hal ini. Mungkin untuk menjaga harmoni di keluarga, seseorang harus tunduk secara natural daripada yang lainnya—yang lebih kuat—secara umum ialah laki-laki—kenapa? Saya tidak tahu; yang satu harus begitu—kenapa bukan pria?
Bahkan filosof feminis paling intelek menyadari bahwa pria dan wanita berpikir, bertindak dan bahkan berkomunikasi dengan cara yang berbeda. Sekali lagi—inilah kenyataannya. Sekarang pertanyaannya adalah bagaimana kita melindungi diri sendiri—(bertahan, itu tujuan akhirnya, kan? Kita ingin bertahan di dunia ini dan bahkan melebihinya, jika bisa, agar kita bisa pindah ke hal yang lebih besar, segalanya lebih baik—bernama surga). Salah satu cara yang kita lakukan adalah dengan tidak menempatkan diri kita dalam situasi yang akan menyebabkan kita bermasalah di masa depan. Dalam hal ini, Allah telah melakukannya untuk kita. Allah ingin melindungi agama kita. Jadi karena Kearifan-Nya yang Tak Terbatas, Dia telah melarang wanita mengizinkan hatinya untuk “ditolak pikirannya”. Dia harus bersama pria muslim (jangan salah paham karena ada banyak pria muslim yang buruk—tetapi harus pintar—kita harus memilih yang terbaik—bukan sampah kita sendiri). Jika kita melakukannya, maka masalah tersebut paling tidak akan berkurang, jika tidak hilang. Inilah karunia dari Allah. Dia telah memberikan kita atas kearifan-Nya, dan melarang bagi kita apa-apa yang akan melukai kita.
Saya telah berada di lingkungan muslim kira-kira 13 tahun; cukup lama untuk melihat wantia menikahi non-muslim—sedikit dari mereka—dan saya belum melihat satu hubungan pun yang bertahan, atau bahkan seorang dari pria yang berpindah atau menerima praktik agama istrinya (meskipun saya yakin ada, tapi pengecualian tidak pernah mengubah aturan). Dalam jangka panjang, biasanya menyebabkan bencana (pada awalanya mereka gula dan bunga—tapi bulan madu berakhir dengan tragis bagi wanita). Saya harap saya dapat mengatakannya, tapi saya sedih untuk mengatakan satu-satunya yang tidak berakhir dengan perceraian adalah tetangga saya yang setiap minggunya didatangi polisi untuk membela dirinya dari pemukulan. Sedangkan di sisi lain—saya telah melihat sebagian besar wanita Kristiani dan Yahudi menikahi pria muslim berpindah atau setidaknya menerima agama dengan pikiran terbuka dan toleran.
Seperti yang saya katakan, mungkin kita tidak suka dengan kenyataan karena tidak sesuai dengan yang ingin kita lakukan, tapi inilah kehidupan dan kita harus jalani. Saya tidak suka mengunci pintu karena takut penjahat, tapi saya tidak menghindari melakukannya dengan protes. Itu akan menjadi hal bodoh dan berbahaya. Saya berusaha menjadi bijak dan berurusan dengan apa yang ada, bukan apa yang saya ingin ada. Hukum Allah adalah hukum untuk membantu kita berurusan dengan apa yang ada.
Sumber/Penerjemah: ejajufri © 2010
Catatan: Beberapa kalimat diterjemahkan secara bebas ke dalam bahasa sehari-hari. Sertakan sumber jika ingin di-share, dan Selamat Hari Kartini!
ini br alasan yg rasional. kadang alasan "karena Allah" tak cukup kuat bagi kita, manusia. krn itu perlu dijabarkan contoh2 nyatanya yg membuat alasan "karena Allah" jd cukup kuat.