Berdasarkan laporan ini, pendapatan per kapita di Iran tahun lalu naik 146 dolar dari 11,026 USD menjadi 11,172 USD. IMF memperkirakan bahwa tahun ini angka inflasi di Iran akan berkisar pada angka 8,5 persen dengan pertumbuhan ekonomi 3 persen. IMF juga menyatakan dukungannya kepada program pemerintah Iran yang mencanangkan peningkatan ekspor non migas dan pengurangan subsidi. Ditambahkan bahwa kebijakan revisi harga energi di dalam negeri semakin menguatkan investasi di sektor energi di Iran. Laporan Pembangunan Dunia (WDR) yang bernaung di bawah payung Bank Dunia setelah mempelajari 15 indeks ekonomi antara tahun 2004-2007 mengumumkan bahwa kebijakan ekonomi Iran dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan perkembangan positif dalam 13 indeks. Termasuk di antaranya adalah pertumbuhan ekonomi, rasio ekspor terhadap impor, investasi asing, dan peningkatan pendapatan per kapita. Dengan menimbang dua laporan Bank Dunia antara tahun 2006-2009 dan antara tahun 2003-2004 nampak adanya pertumbuhan ekonomi yang signifikan di Iran. Bank Dunia melaporkan nilai ekspor Iran yang pada tahun 2004 tercatat 42,45 miliar USD meningkat dua kali lipat pada tahun 2007 dan menembus angka 83 miliar USD. Untuk masa yang sama, nilai impor Iran dari 32,7 miliar USD membengkak menjadi 45 miliar USD. Di antara komoditas ekspor, sektor industri meningkat dua kali lipat pada tahun 2006. Kondisi ini memperlihatkan kemajuan sektor industri di Iran dalam beberapa tahun terakhir. Tahun 2009 yang lalu, dunia diguncang oleh krisis ekonomi yang menerpa Amerika Serikat dan banyak negara lainnya. Namun, di saat krisis melanda, ekspor Iran khususnya untuk komoditas bahan makanan justeru meningkat dalam 10 bulan terakhir menjadi hampir satu miliar USD. Pertumbuhan investasi asing di Iran juga mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan rasio perdagangan, kemajuan bidang industri, privatisasi dan ekspor non migas. Semua kemajuan itu memancing minat investor asing lebih besar. Diharapkan bahwa proses ini akan terus berlanjut pada tahun 2010. Terkait dengan petrokimia, di awal revolusi nilai ekspor petrokimia Iran tercatat sebesar 600 ribu ton pertahun. Namun jumlah itu sekarang meningkat jauh menjadi 12,254 juta ton pertahun. Setelah kemenangan revolusi Islam, Iran membangun banyak pabrik petrokimia dengan kapasitas produksi 41,872 ton pertahun. Sesuai program yang telah dicanangkan, di tahun 2015 yaitu tahun terakhir program pembangunan kelima, Iran akan menjelma menjadi negara dengan produksi Ethylene tertinggi di Timur Tengah. Namun jika melihat perkembangan pesat yang ada di Iran saat ini khususnya di sektor industri gas dan petrokimia, nampaknya target pembangunan jangka panjang akan terlampaui sebelum masa yang telah ditentukan yaitu tahun 2025. Pada tahun 2012 Iran diperkirakan oleh para pengamat akan menjadi negara dengan pasokan 15 persen kebutuhan petrokimia dunia. Disebutkan bahwa pada tahun itu sekitar 40 persen petrokimia diproduksi oleh Cina dan negara-negara Asia Timur sementara 60 persen di produksi di Timur Tengah. Masih menurut para pengamat, tahun 2015 diprediksikan produksi petrokimia Iran mencapai 76 juta ton atau senilai 26 miliar USD. Dokumen program pembangunan 20 tahun Iran telah mencanangkan bahwa pada tahun 2025 negara ini harus menjadi produsen petrokimia terbesar di kawasan. Saat ini, posisi Iran di tingkat regional maupun global baik dari sisi kekuatan ekonomi juga perkembangan sains dan teknologi, tidak bisa dibandingkan dengan kondisi sebelum kemenangan revolusi Islam. Iran sudah sangat maju dibanding tiga dekade lalu. Indeks Pembangunan Manusia (HDI), lembaga di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2009 lalu melaporkan, bahwa harapan hidup, kualitas pendidikan dan pendapatan faktual masyarakat Iran terus menunjukkan perbaikan. Terkait sains dan teknologi, juga ilmu kedokteran Iran mencatat kemajuan yang sangat membanggakan sekaligus mencengangkan. Kemajuan Iran yang cangat pesat di bidang nano teknologi, astronomi, dirgantara dan semisalnya diakui oleh dunia. Yang menarik, keberhasilan demi keberhasilan dan prestasi demi prestasi itu didapatkan justeru ketika Iran sedang diboikot. Iran sejak kemenangan revolusi Islam tahun 1979 diboikot oleh negara-negara adidaya khususnya AS. Karena itu tak heran jika majalah Wall Street Journal menyatakan bahwa embargo AS terhadap Iran tidak menghasilkan apapun. AS telah menjalankan standar ganda dalam pergaulan internasional khususnya terhadap Iran. Dengan alasan yang tidak logis, AS berusaha mengganjal setiap langkah Iran ke arah kemajuan. Kemajuan ilmu, perkembangan industri dan pertumbuhan ekonomi di Iran membenarkan laporan IMF yang menyebutkan bahwa Iran berada di posisi 18 negara dengan perekonomian terkuat di dunia. Sementara di tingkat regional, dengan pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan berkesinambungan Iran menempati posisi teratas. Hasil riset ilmiah menunjukkan bahwa di bidang kedokteran, Iran merebut posisi ke 21 dunia sedangkan terkait farmasi dengan metode nano teknologi Iran menempati posisi teratas di Timur Tengah. Di saat yang sama, Iran punya potensi untuk mengekspor jasa teknologi dan teknisi di bidang industri baja, otomotif, perminyakan, listrik, pembangunan bendungan dan pusat pembangkit listrik. Boikot dan embargo memang menyakitkan. Tapi bangsa Iran telah berhasil mengubah boikot menjadi peluang bagi memacu pembangunan dan memajukan ilmu dan teknologi. Keberhasilan Iran di bidang sel induk, produksi obat bagi berbagai penyakit yang sulit disembuhkan seperti AIDS dan lainnya telah mengundang decak kagum para ilmuan dunia. Iran juga maju dalam teknik genetika dan pertanian. Iran juga mengalami kemajuan di bidang teknologi dan kedirgantaraan serta pertahanan. Kemajuan ini dipamerkan Iran dalam berbagai kesempatan. Pemakaian bahan bakar padat untuk peluncuran rudal, sejumlah proyek penting antariksa seperti satelit Tolou dan Misbah 2 menunjukkan kemajuan Iran di bidang sains dan teknologi. Poin penting di sini adalah kemajuan Iran tidak dimaksudkan untuk mengancam negara tetangga dan menginvasi negara lain. Sistem Republik Islam Iran berdasarkan nilai-nilai Islam. Oleh karena itu, negara ini sangat mengedepankan moral dan spiritual di segala bidang serta memanfaatkan ilmu dan pengetahuan demi kesejahteraan umat manusia.Mencermati Kemajuan Perekonomian Iran Iran dengan produksi nasional bruto sebesar 828 miliar USD berada di posisi 18 negara dengan ekonomi terkuat di dunia. Itulah berita paling aktual yang diumumkan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) bulan Mei ini. Pengumuman ini menunjukkan bahwa secara ekonomi, Iran justeru semakin kokoh di saat kebanyakan negara di dunia meradang karena terkena imbas krisis ekonomi tahun 2009. Iran naik satu tingkat, sementara sebagian negara harus rela turun ke tingkat yang lebih rendah.
Home � Berita , Breaking News , Ekonomi � Perekonomian Iran
Perekonomian Iran
Posted by cinta Islam on 5:59 PM // 0 comments
0 comments to "Perekonomian Iran"