BANJARMASIN - Dimulainya penertiban oleh jajaran Dit Lantas Polda Kalsel, tidak membuat cemas sejumlah warga yang bekerja membikin pelat nomor polisi yang dimodifikasi.
"Kalau itu memang aturannya ya mau bagaimana lagi. Kami hanya bisa pasrah," ujar Hardi, Senin (28/2) sore.
Pemilik kios di kawasan Jalan A Yani km 1 Banjarmasin itu
berharap agar penertiban tersebut berjalan tanpa ada unsur tebang pilih.
"Pemasukan jelas berkurang. Sekarang kami hanya mengandalkan pendapatan dari pesanan papan nama," sebutnya.
Padahal, imbuh Hardi, selama ini dia hanya melayani modifikasi pelat nomor asli yang dikeluarkan Samsat Banjarmasin. Artinya, di lempengan aluminium itu terdapat lambang Satuan Lalu Lintas Polda Kalsel.
"Sebenarnya kami hanya mengubah jenis atau model angkanya. Dan kami tidak melayani pesanan pelat palsu," tegasnya.
Hal senada dikatakan Agus, perajin modifikasi pelat nomor kendaraan di kawasan Jalan Sutoyo S. Dia mengaku tidak terkejut lagi, sebab sudah lama mendengar bakal adanya penertiban tersebut. "Sudah lama kok mendengar kabar itu. Jadi ya biasa saja meskipun sekarang sudah mulai penertiban," ujarnya santai.
Dia mengakui, sejak beredarnya kabar tersebut, orang yang datang ke tempatnya buat mempercantik pelat kendaraan jumlahnya mengalami penurunan.
"Kalau dulu sampai menumpuk pesanan. Tetapi beberapa waktu terakhir ini mulai sunyi. Mungkin orang sudah dengar bakal ada razia," tuturnya. (coi)
Pembuat Plat Nomor Modifikasi di Banjarmasin Resah
Pajak Film Nasional dan Dikte AS di Indonesia : "Tidak ada film Indonesia. Yang ada, sebenarnya hanya orang Indonesia bikin film."
"Tidak ada film Indonesia. Yang ada, sebenarnya hanya orang Indonesia bikin film." Kritik tersebut dilontarkan Wahyu Sihombing di tengah polemik "pencarian wajah film Indonesia". Di kala itu hampir semua orang mengklaim segala hal yang dilakukan demi untuk dan atas nama film Indonesia. Dari mulai sineas, artis, importir, pengusaha bioskop, broker film, sampai pecundang, yang berjargon sama luhurnya, yakni "demi film nasional".
Jargon itu rupanya satu hal, sedangkan prakteknya di lapangan, hal lain lagi. Seperti halnya dengan klaim Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar), Jero Wacik, belum lama ini yang hendak memproteksi film nasional melalui pengurangan beban pajak.
Kebijakan proteksi terhadap film Indonesia sejak dulu sudah dilakukan. Yang saya ingat di tahun 1970an. Setiap importir yang memasukkan tiga judul film impor wajib produksi satu film nasional. Produksi ketika itu memang meningkat secara kuantitatif. Tapi, secara kualitatif? Inilah persoalannya.
Rakyat kemudian marah karena insan film negeri ini cuma bikin film asal jadi. Dewan Film Nasional berkali-kali membiayai produksi film, tapi dari belasan yang diproduksi, hanya beberapa saja yang bagus.
Di zaman Menteri Penerangan RI Ali Murtopo (1978-1983) lebih seru lagi. Produksi film dilecut. Promosi dan pemasaran film nasional di luar negeri, termasuk ke Eropa dan Amerika digalakkan. FFI pun dibiayai. Tetapi, ternyata tidak ada hubungan langsung antara proteksi itu dengan kualitas film.
Sejak Ali Sadikin (1966-1977) menjadi Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, film Indonesia amat dimanja. Pusat perfilman dibangun. Lengkap dengan Pusat Dokumentasi (Sinematek). Pajak tontonan di DKI Jakarta waktu itu setiap tahun dikembalikan ke produser film untuk mendorong mereka meningkatkan kualitas film Indonesia. Pengembalian pajak tontonan juga diberikan kepada pengusaha bioskop supaya bisa meningkatkan fasilitas dan pelayanan kepada penonton.
Festival Film Indonesia (FFI) secara teratur diselenggarakan sebagai event nasional dan dipromosikan besar-besaran seperti event nasional penting lainnya. Bang Ali juga mendirikan sekolah film Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ), yang kemudian menjadi Institut Kesenian Jakarta (IKJ), sebagai tempat "pembibitan" sineas-sineas secara akademis. Untuk melayani proses pencucian dan pencetakan film, pengusaha Nyo Han Siang mendirikan Inter Studio di Pasar Minggu.
Organisasi-organisasi perfilman, seperti Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI), Persatuan Karyawan Film dan Televisi Indonesia (KFT), Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi), Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) jugadiproteksi oleh pemerintah dan diberi kekuasaan untuk mengeluarkan rekomendasi kelayakan.
Lima tahun
Tahun 1986 pengusaha Soedwikatmono bekerjasama dengan Raam Punjabi mempelopori pembangunan jaringan bioskop sinepleks atau kompleks bioskop. Setelah sukses dengan percobaan sinepleks di Bioskop Kartika Chandra, dilanjutkanlah dengan nama jaringan 21 (baca: Twenty One). Gedung pertamanya megah. Gedung megah 21 pertama itu terletak di jalan utama ibukota, yaitu di Jalan MH Thamrin Kavling 21 (sekarang Menara BII).
Segera setelah itu, Soedwikatmono (Pak Dwi, yang meninggal dunia di usia 76 tahun pada 8 Januari 2011) menata sistem impor film. Ia mengonsolidasi importir dalam asosiasi, untuk menjamin pasokan film. Supaya bisa imbangi kualitas film impor, Soedwikatmo bekerjasama dengan sineas Teguh Karya memproduksi sejumlah film nasional berkualitas.
Gagasan "mengendalikan" film impor hanya lima tahun berhasil dijalankan. Setelah itu, produsen dan distributor film Amerika Seikat (AS) "mengacak-acak"-nya. AS memaksa Pemerintah Indonesia untuk ikut aturan mereka di seluruh dunia: mendistribusikan sendiri secara langsung filmnya di sini. Berbagai alasan dikemukakan. Intinya mereka gerah mendengar laporan "intelejennya" bahwa importir melakukan praktik monopoli, sehingga mengantongi untung terlalu banyak dibandingkan mereka. Kebijakan Pemerintah RI untuk membatasi impor demi memproteksi film nasional, mereka lawan dengan larangan ekspor tekstil dan kayu lapis ke AS.
Keadaan itu jelas memukul posisi film nasional. Tetapi, tidaklah terlalu buruk dirasakan importir dan bioskop, sebab kerjasama mereka selanjutnya dengan AS tetap berbuah manis.
Dalam perkembangannya kemudian karena lezatnya keuntungan dari film AS itu membuat importir dan pihak 21 sudah melebihi pihak Amerika itu sendiri. Maka, ketika AS mengeluh filmnya harus bayar pajak sesuai ketentuan, mitra mereka di sini, importir 21, lebih kencang lagi teriaknya.
Salah folder
Kembali ke film nasional dan kembali ke pertanyaan bagaimana meningkatkan mutu film Indonesia supaya bisa bersaing dengan film impor di bioskop kelas atas 21 dan Blitz Megaplex?
Ilham dalam makalahya yag dimuat Antara merasa pesimistis program yang dijanjikan Menbudpar dengan skema pengurangan pajak untuk menolong film Indonesia itu bisa direalisasikan, karena merupakan lagu lama.
Hal yang patut menjadi pertanyaan, dari mana kekuasaannya menjanjikan di bulan Maret 2011 ada solusi bagi pajak film impor? Pak Menteri juga menyebutkan Presiden ingin Pajak Pertambahan Nilai (PPN) film nasional menjadi nol persen. Padahal, kita tahu komponen pajak itu adalah perintah undang-undang (UU), posisinya di atas Presiden. Begitu juga dengan pajak royalti yang ditunggak film impor. Menbudpar mungkin salah folder. Maksudnya, apa yang menjadi persoalan saat ini berbeda dengan yang ada dalam benaknya. Apalagi, sempat disebutkannya akan mengupayakan win-win solution bagi pihak ekportir film Amerika yang menyoal pajak. Hal itu bukan dalam kewenangannya.
Dan, itu terbukti benar. Selang sehari setelah Jero Wacik dikutip pers bicara soal konsep win-win solution mengenai pajak impor film, Menteri Keuangan RI, Agus Martowardoyo, memberikan pernyataan resmi. Ia mengingatkan, hendaknya importir menaati aturan perpajakan di sini. Ini memperkuat keterangan yang sudah disampaikan sebelumnya oleh dua pejabat Kementrian Keuangan, yaitu Direktur Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai dan Dirjen Pajak.
Ada dua poin penting di situ. Pertama, pajak impor film yang ditolak pihak Amerika bukan berdasar aturan pajak baru, melainkan pajak lama sejak 1995. Kedua, ditegaskan importir memang telah menunggak yang menjadi beban mereka. Jadi jelaslah duduk masalah sebenarnya. Semakin jelaslah perbedaan folder kasus ini dengan folder pernyataan Jero Wacik.
Kesimpulannya mungkin begini, memang tidak tepat bila ada yang menganggap ada korelasi langsung antara masalah pajak film impor dengan masalah pajak film nasional. Tidak ada aturan yang bisa langsung menghubungkan pemasukan film impor otomatis untuk sepenuhnya digunakan membangun film nasional.
Tampaknya, sudah waktunya kita bertanya kritis pula soal skema Menbudpar untuk membangkitkan film nasional. Ia mengemukakan pada 2010 produksi film nasional mencapai 100 judul. Faktanya, jumlahnya tidak sebesar itu, yakni hanya sekitar 70 judul. Target 200 judul pada 2011 tentu bakal sulit terwujud bila kisruh soal film, termasuk pajaknya saja, belum terselesaikan.
Dikte AS
Belum lama ini, Aktor, sutradara dan produser Deddy Mizwar mengatakan situasi heboh seputar pajak film impor adalah berawal dari beredarnya surat Dirjen Pajak tanggal 10 Januari 2011.
Ia menuturkan isi surat hanya menegaskan agar importir bayar pajak yang benar dan wajar sesuai undang-undang pajak yang berlaku. "Saya jadi bingung dengan MPA (Motion Picture Association), kalau enggak mau masukin film kenapa jadi heboh. Padahal mereka tidak mau bayar pajak secara benar dan wajar," ujarnya dalam jumpa pers terkait kebijakan film nasional dan masalah pajak/bea film impor di Gedung Sapta Pesona, Kemenbudpar, Jakarta, Minggu (20/2/2011).
Karena itu, lanjutnya, surat edaran bukan berisi kenaikan pajak. Deddy mengatakan pernyataan MPA menyesatkan. "Ada yang mengadu domba antara masyarakat dan pemerintah. Negara ini ditekan oleh pedagang-pedagang barat," katanya. Dalam kesempatan tersebut hadir pula aktor dan sutradara senior Slamet Raharjo.
Ia menuturkan pihak-pihak tersebut mencak-mencak dan mengancam tidak akan memasukkan film impor ke Indonesia. "Seolah kita bangsa tempe, tidak berani dengan bangsa barat. Bioskop itu didikte oleh AS (Amerika Serikat)," tuturnya.
Ia menyayangkan bahwa malah orang Indonesia sendiri yang meributkan hal tersebut. Deddy pun berujar akan siap menghadapi orang-orang tersebut.
"Bung Noorca (Massardi, jubir 21 Cineplex) keliru memberi informasi. Jangan sampai jadi pengkhianat bangsa," ujar Deddy.
Selain itu, Deddy juga mengatakan ada sistem perpajakan yang tidak adil yang diberlakukan untuk film Indonesia. Karena film nasional dikenakan pajak yang jauh lebih tinggi dibanding pajak film impor.
"Film impor itu pajaknya cuma Rp 2 juta untuk satu kopi. Sementara film nasional misalnya dengan biaya produksi Rp 5 miliar justru kena pajak bisa Rp 500 juta," tutur Deddy.
Jika satu film impor membuat 25 kopi, maka film impor tersebut hanya terkena pajak sekitar Rp 50 juta saja. Angka ini sangat jauh lebih murah dibanding kebijakan film impor di Thailand. Di Thailand, film impor dikenakan pajak 30 juta per kopi. (IRIB/Antara/Kompas/AR/28/2/2011)Diktator Arab Bantai Rakyat dengan Senjata AS
Al-Houthi: Demo Terus Digelar Hingga Abdullah Saleh Terjungkal
Juru bicara milisi al-Houthi, Mohammed Abdul Salam menilai positif pengunduran diri sejumlah anggota partai berkuasa Yaman sebagai bentuk perealisasian sejumlah tuntutan rakyat. Ia menekankan bahwa aksi demo rakyat akan terus berlanjut hingga tumbangnya pemimpin despotik Ali Abdullah Saleh.
"Provinsi di utara Yaman hingga kini masih dilanda gelombang protes anti-Saleh dan sejumlah persiapan telah dilakukan untuk menggelar aksi demo dalam beberapa hari mendatang. Di kawasan ini akan digelar pawai akbar tak terbatas menentang kepemimpinan Saleh," ungkap Abdul Salam dalam wawancaranya dengan televisi al-Alam Ahad (27/2) dan dinukil Fars News.Abdul Salam juga meminta kubu politik mendukung rakyat karena warga sangat menderita akibat kekuasaan despotik Abdullah Saleh, korupsi pejabat dan pengangguran. Ditambahkannya, sejumlah anggota dan wakil kubu berkuasa mengundurkan diri dari posisi mereka. Tindakan tersebut membawa pesan positif.
"Kita menghadapi masa depan cerah dengan pemindahan kekuasaan secara damai. Hal ini sangat menguntungkan rakyat Yaman," ungkap Abdul Salam. Ia menandaskan, kami berharap pengunduran diri seperti ini akan terus berlanjut. Selain para pejabat kubu berkuasa, para komandan militer serta pejabat lainnya juga mengikuti langkah ini.Jubir al-Houthi ini menambahkan, kini bangsa Yaman rela menanggalkan perbedaan mazhab, politik dan etnis. Mereka turun ke jalan-jalan dengan satu tujuan menggulingkan pemerintah despotik yang berkuasa saat ini. Ini sebuah gerakan luas dan positif serta ditimbulkan oleh kebangkitan para pemuda dan elit politik, ungkap Abdul Salam.
Seraya menekankan bahwa seluruh faksi politik akan mendukung perubahan kekuasaan di Yaman, Abdul Salam mengatakan, milisi al-Houthi akan menggelar aksi demo besar-besaran yang melibatkan ratusan ribu warga. Aksi demo ini akan terus berlanjut hingga Abdullah Saleh terjungkal. Menurutnya, aksi pawai akbar ini akan digelar di Provinsi al-Jouf, Amran dan Saada. Di Provinsi Saada akan digelar aksi mogok hingga tergulingnya Abdullah Saleh.
Ditegaskannya, pemerintahan Abdullah Saleh adalah rezim penjahat karena Sanaa memberi peluang kepada Arab Saudi dan Amerika Serikat (AS) untuk membantai warga Yaman dengan seenaknya. Terkait, intervensi asing di Yaman, Abdul Salam menandaskan, AS menghendaki Abdullah Saleh tetap langgeng di kekuasaannya. Baru-baru ini dubes AS menekan kubu oposisi untuk berdialog dengan pemerintah.
"Saat ini kubu oposisi dihadapkan pada dua pilihan dan mungkin saja mereka akan melepas dukungannya terhadap perjuangan rakyat," tandas Abdul Salam. (IRIB/Fars/MF/AR/28/2/2011)
Demonstran Blokir Gerbang Parlemen Bahrain, Sidang Darurat Batal
Ratusan demonstran dan penentang pemerintah Bahrain hari ini (Senin, 28/2) memblokir jalan-jalan menuju parlemen. Akhirnya para anggota parlemen membatalkan pelaksanaan sidang hari ini.
Associated Press melaporkan, ini hanya sebagian dari rencana para demonstran untuk memblokir dan berkonsentrasi di kawasan kunci di Manama, ibukota Bahrain. Rencana itu bertujuan meningkatkan tekanan terhadap pemerintahan monarki Bahrain untuk mengabulkan tuntutan rakyat yang telah berdemo selama dua pekan.
Sebelumnya, Majelis Tinggi yang dianggotai oleh 40 pejabat yang langsung ditunjuk oleh raja, berencana menggelar sidang darurat hari in. Namun sidang itu terpaksa dibatalkan karena aksi para demonstran.
Raja Bahrain, Syeikh Hamd bin Isa al-Khalifa menekankan perundingan dengan kelompok-kelompok oposisi, namun hingga kini usulan itu ditolak oposisi. Disebutkan bahwa sebelum tuntutan kelompok oposisi terpenuhi maka demosntrasi akan terus berlanjut. (IRIB/MZ/RM/28/2/2011)
Enam Tewas, Rakyat Oman Tetap Berdemo
Para demonstran anti-pemerintah Oman terus menggelar protes massif di saat jumlah korban tewas telah mencapai enam orang sejak aksi unjuk rasa yang digelar kemarin (27 /2). Menuntut taraf hidup yang lebih baik dan reformasi politik, para pengunjuk rasa melanjutkan demo hari ini (Senin, 28/2) dan memblokir sejumlah jalan di Sohar, kota industri terbesar di Oman. AFP melaporkan, ini merupakan hari ketiga demonstrasi di Oman. Sehari sebelumnya, aparat keamanan menembaki ratusan demonstran di kota Sohar, menewaskan enam orang dan melukai sejumlah lainnya. Menurut klaim seorang pejabat keamanan Oman, penembakan itu dilakukan sebagai reaksi dari upaya demonstran untuk menyerang sebuah markas polisi. Kota terbesar kedua Oman, Salalah, juga dilanda protes warga. Para demonstran meluapkan kemarahan mereka atas maraknya korupsi oleh pemerintah dan buruknya ekonomi miskin di negara kecil bersistem monarki ini. Sultan Oman Qaboos, Raja Oman, kemarin, mencopot enam menteri kabinetnya dan meningkatkan tunjangan bagi mahasiswa, dalam upayanya mencegah protes warga. Sementara warga tetap tidak puas dengan kebijakan Sultan. Mereka memblokir lalu-lintas kendaraan dan lalu-lalang warga di sebuah mall di Sohar dengan meneriakkan slogan, "Kami menuntut para menteri korup turun." "Kami ingin pekerjaan!", "Kami ingin demokrasi!" Demonstrasi di Oman itu menyusul tren protes pro-demokrasi di Yordania, Bahrain, dan Arab Saudi. (IRIB/MZ/RM/28/2/2011) |
Presiden sementara Tunisia, Fouad Mebazaa menunjuk Beji Caid Essebsi sebagai perdana menteri baru setelah Mohamed Ghannouchi Ahad (27/2) mengundurkan diri. Essebsi kini mendapat mandat dari Mebazaa untuk membentuk kabinet baru di Tunisia.
Beji Caid Essebsi sempat menjabat menteri luar negeri di era kepemimpinan Presiden Habib Bourguiba sebelum dikudeta oleh Zine El Abidine Ben Ali pada tahun 1987. Demikian dilaporkan IRNA mengutip televisi Al Jazeera.
Caid Essebsi, kelahiran 26 November 1926 dan jebolan universitas Perancis dengan jurusan hukum. Ia pernah menjadi pengacara dan kemudian menerjunkan diri di kancah politik Tunisia. Sejak tahun 1963-1991, Caid Essebsi menjabat berbagai posisi penting di Tunisia termasuk anggota dan ketua parlemen.
Mohamed Ghannouchi, sisa-sisa peninggalan Ben Ali kemarin dalam sebuah konferensi pers menyatakan mundur dari jabatan perdana menteri setelah mendapat tekanan hebat dari rakyat. Rakyat revolusioner Tunisia tetap menuntut pembersihan pemerintahan transisi dari oknum-oknum mantan diktator Ben Ali.
Sembari mengisyaratkan berbagai kendala yang dihadapi pemerintahan transisi Tunisia, Ghannouchi kemarin berkata,"Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan Perdana Menteri." Ditambahkannya, pengunduran diri ini bukan lari dari tanggung jawab. Langkah ini demi kepentingan Tunisia, kini saya merasa lega dan beban berat pun sirna. Saya tidak akan bertindak jika hal tersebut akan meminta korban.
Ghannouchi mengklaim bahwa dirinya bersedia menerima jabatan perdana menteri pasca tergulingnya Ben Ali karena berusaha untuk mencegah timbulnya banjir darah di Tunisia. (IRIB/IRNA/MF/28/2/2011)Paul Broun, wakil Partai Republik dari negara bagian Georgia saat menyampaikan pidato tidak bersedia menjawab pertanyaan warga soal siapa yang bakal menembak Presiden Barack Obama. Akibat sikapnya tersebut, Paul terpaksa menyampaikan rasa penyesalannya dan meminta maaf karena tidak peduli terhadap pertanyaan tersebut.
Wakil kubu Republik yang menjadi musuh utama Obama ini dalam statemennya menekankan bahwa hari Selasa lalu saat dirinya menyampaikan pidato umum, salah satu peserta dengan suara keras bertanya "Siapa yang bakal menembak Obama ? Ia mengungkapkan dirinya tidak bersedia menjawab pertanyaan tersebut karena takut masalah ini akan menjadi besar maka dirinya memilih bungkam.
Dalam statemennya, Broun menyatakan penyesalannya yang mendalam. "Dari lubuk hati yang paling dalam saya mengecam setiap statemen anti presiden atau aksi kekerasan terhadapnya," tandas Broun.
Sementara itu, para pengamat menilai pernyataan Broun ini akibat pidato provokatifnya sendiri. Para saksi mata dalam forum ketika Broun berpidato mengatakan bawah wakil Republik dari Georgia bukan hanya diam menyaksikan pertanyaan yang melecehkan presiden. (IRIB/IRNA/MF/AR/27/2/2011)Jaksa penuntut umum Mesir telah membekukan aset presiden terguling Hosni Mubarak dan melarang dia dan keluarganya bepergian ke luar negeri selama proses penyelidikan kasus tuduhan penipuan dan korupsi berlangsung.
Menurut keterangan juru bicara jaksa penuntut umum Mesir, perintah pembekuan rekening dan aset Mubarak, istrinya Suzanne, dua anaknya Ala dan Gamal, dan istri mereka dikeluarkan kemarin (Senin, 28/2).
Sebuah pengadilan pidana di Kairo juga telah menetapkan 5 Maret sebagai tanggal untuk memulai persidangan atas dakwaan kasus dugaan korupsi terhadap Mubarak dan keluarganya.
Sebelumnya, 21 Februari lalu, Jaksa Penuntut Umum Mesir Abdel Magid Mahmud meminta pembekuan aset luar negeri mantan presiden Mesir itu dan keluarganya.
Seorang pejabat pengadilan mengatakan, kejaksaan telah menerima beberapa laporan mengenai kekayaan Mubarak di luar negeri yang perlu diselidiki.
Sejumlah laporan media menyatakan bahwa keluarga Mubarak memiliki rekening rahasia di bank-bank Mesir termasuk deposito senilai 147 juta usd milik istrinya Suzanne dan 100 juta usd milik anak-anaknya.
Aparat hukum Mesir juga telah membekukan aset para mantan menteri di era pemerintahan Mubarak dan para politisi utama Partai Nasional Demokrat. Beberapa di antaranya bahkan telah dipenjara atas tuduhan korupsi.(irib/1/3/2011)
Sejumlah sumber resmi di Tel Aviv menyebutkan bahwa revolusi rakyat Mesir ternyata juga memberikan dampak berpengaruh terhadap aktifitas perekonomian dan perdagangan Israel. Sebagaimana dilansir situs televisi Al-Alam, harian ekonomi The Marker terbitan Tel Aviv mengutip laporan koran Haaretz, memperkirakan bahwa rezim zionis Israel bakal menghadapi tragedi besar ekonomi menyusul tumbangnya Hosni Mubarak.
Para pakar transportasi laut menegaskan bahwa gangguan yang terjadi dalam kegiatan pelabuhan di Mesir akan berdampak langsung terhadap aktifitas perekonomian Israel.
Bandar Iskandariah, Port Saeed, dan Dumyat merupakan sejumlah pelabuhan penting Mesir yang menjalin hubungan perdagangan dengan rezim zionis. Menyinggung lambannya aktifitas pelayaran di Terusan Suez, Kepala dinas pelayaran rezim zionis Israel mengungkapkan, "Pelabuhan-pelabuhan Mesir memiliki andil yang sangat besar terhadap aktifitas perdagangan dengan negara-negara Eropa".
Berdasarkan data-data yang ada, 20 persen perdagangan via laut rezim zionis dilakukan melalui Terusan Suez. Setiap minggunya, distribusi barang yang dilakukan lewat terusan tersebut memiliki total nilai sekitar 200 juta dolar. Tentu saja jika arus perdagangan di Terusan Suez terus terganggu niscaya situasi perekonomian Israel bakal makin parah.
Lebih lanjut harian ekonomi Israel itu menulis, "Salah satu dampak ekonomi terpenting dari tumbangnya Mubarak adalah merosotnya nilai tukar Shekel (mata uang Israel) dan menurunnya tingkat kepercayaan publik terhadap perekonomian Israel".
Sementara itu, Ron Ben-Yishai analis terkemuka isu-isu stretegis rezim zionis dalam artikelnya di situs harian Yediot Ahronot mengkhawatirkan tuntutan kubu revolusioner Mesir. Dalam artikelnya itu, Ben-Yishai menandaskan, "Rakyat Mesir tidak hanya berhenti meminta pengubahan terhadap kesepakatan-kesepakatan terdahulu soal larangan masuknya tentara ke wilayah Sinai tetapi mereka juga akan menuntut pengkajian ulang atas penjualan gas mesir ke Israel".(irib/1/3/2011)
Agen CIA: Iran Imperium Baru di Teluk Persia
Robert Baer, mantan petinggi Dinas Intelijen AS (CIA) mengatakan, transformasi terbaru di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara mengokohkan posisi Republik Islam Iran."Jika kita menengok realitas yang terjadi di Irak, Lebanon dan Bahrain maka kita dapat menyaksikan bertambahnya kekuatan Iran," demikian kata Baer seperti dilaporkan IRNA.
Di salah satu bukunya, Baer mengkaji perubahan Iran menjadi salah satu kekuatan besar di kawasan. Menjawab pertanyaan apakah transformasi regional terbaru mengubah pendapatnya, Baer menandaskan, saat ini Iran telah mengirim dua armara lautnya melintasi Terusan Suez dan ditempatkan di Laut Mediterania. Hal ini malah menguatkan pendapat saya soal kekuatan Iran.
Menyikapi runtuhnya rezim-rezim Arab yang bergantung pada Amerika dan dampaknya bagi kebijakan luar negeri serta keamanan AS, Baer mengatakan, runtuhnya rezim yang mengandalkan uang untuk menyelesaikan krisis internal harus sudah dipahami sejak dulu oleh Barat bahwa mereka telah kehilangan sekutu lamanya. Ambruknya rezim-rezim ini berperan dalam perubahan struktur kekuatan di kawasan.
Baer pernah menjabat sebagai pengamat dan salah satu direktur CIA antara tahun 1876-1977. Terkait profesinya ini, Baer juga sempat menulis sejumlah buku. Selama bekerja untuk CIA, ia pernah ditugaskan di Irak utara, Maroko, Lebanon, Sudan, Perancis dan India.
Agen CIA ini keluar dari dinas intelijen AS tahun 1997 dengan dalih tidak mampu meyakinkan pemerintahan Clinton untuk mendukung aksi demo rakyat Irak menentang diktator Saddam Hussein. Ia juga menguasai sejumlah bahasa seperti Arab, Persia, Perancis dan Jerman.
Dalam bukunya, Baer menulis, Iran saat ini tengah berubah menjadi imperium di kawasan Teluk Persia dan kekuasaan besar Tehran ini harus diterima sebagai realita. Ditambahkannya, Amerika tidak memiliki pilihan kecuali harus bersedia berdamai dengan Iran dan berdialog dengan negara ini. Tak hanya itu, Washington juga harus membatalkan sanksi sepihaknya terhadap Tehran. (IRIB/IRNA/MF/AR/27/2/2011) Seiring meningkatnya gelombang protes rakyat Timur Tengah dan Afrika Utara yang berhasil menggulingkan rezim-rezim diktator semacam Ben Ali di Tunisia dan Mubarak di Mesir, kini domino perlawanan itu menjepit rezim Zionis di jalan buntu. Israel kelabakan menyikapi situasi dan kondisi yang tidak kondusif di kawasan. Betapa tidak, Tel Aviv kehilangan mitra dekatnya Mubarak yang begitu berjasa mendekatkan rezim Zionis dengan negara-negara Arab. Di tengah kekalutan ini, Israel meningkatkan brutalitas terhadap bangsa Palestina untuk memaksa mereka menerima eksistensi rezim ilegal itu. Bahkan Israel mengancam akan kembali menyerang Jalur Gaza. Menyikapi serangan brutal dan acaman Tel Aviv itu, gerakan perlawanan Islam Palestina (Hamas) menegaskan akan membalasnya. Ismail Ridhwan, pejabat tinggi Hamas menilai rezim ilegal tidak akan mampu memulai penyerangan baru secara besar-besaran ke Jalur Gaza, karena Israel saat ini berada dalam kondisi kritis. Tumbangnya satu persatu rezim boneka AS dan Israel di Dunia Arab dan naiknya pemerintahan demokratis di kawasan membuat posisi Israel kiat terjepit. Saat ini, rezim Zionis yang tidak memiliki tempat di mata opini publik Timur Tengah dan posisinya pun semakin terancam. Sementara itu, gerakan muqawama rakyat Palestina semakin kuat dari sebelumnya. Sejatinya, rezim Zionis berada dalam kondisi krisis. Di tubuh internal rezim Zionis sendiri terjadi perebutan kekuasaan yang semakin memanas. Di luar, Israel tidak mendapat dukungan dari publik dunia, terutama publik kawasan. Dalam kondisi seperti ini, kelompok-kelompok Palestina menilai kemungkinan serangan baru rezim Zionis secara besar-besaran terhadap Gaza semakin lemah. Mereka menilai ancaman Israel hanya sebentuk perang urat syaraf untuk menciptakan katakutan di kawasan. Kini rezim Zionis melanjutkan brutalitasnya atas Palestina. Bahkan serangan brutal ini menjadi rutinitas bagi Tel Aviv. Namun bangsa Palestina tidak membiarkannya begitu saja. Bangsa Palestina bersama muqawama membalas serangan brutal Israel melebihi sebelumnya. Serangan rezim Zionis yang semakin brutal justru akan mempercepat tumbangnya rezim ilegal itu.(IRIB/PH/RM/28/2/2011) |
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Ali Akbar Salehi bertolak ke Jenewa, Swiss untuk menghadiri sidang Dewan Hak Asasi Manusia PBB dan konferensi perlucutan senjata. Dalam pertemuan itu, Salehi akan menjelaskan pandangan Iran terkait berbagai isu termasuk kondisi hak asasi manusia dan perlucutan senjata.
Konferensi ini digelar di tengah keberadaan 27 ribu senjata nuklir di dunia, yang sebagian besarnya dimiliki oleh Amerika Serikat dan sisanya dikuasai oleh negara-negara lain. Masalah ini merupakan ancaman serius bagi keamanan dan perdamaian dunia. Namun keamanan nuklir bukan berarti mencegah aktivitas nuklir damai dan hak-hak negara lain untuk memanfaatkan energi nuklir bagi kepentingan sipil.
Amerika dan segelintir kekuatan dunia dalam kerangka hubungan yang tidak adil dan ambisi hegemoni, memposisikan dirinya sebagai pihak penentu nasib bangsa-bangsa lain dan menjadikan Dewan Keamanan PBB sebagai alat untuk mensahkan resolusi-resolusi politis demi kepentingan-kepentingan ilegalnya. Kebijakan itupun diambil atas dasar kebohongan dan klaim-klaim tak berdasar.
Soal isu HAM juga ada kekhawatiran serupa, sebab Amerika dan beberapa negara Eropa mengklaim dirinya sebagai pembela hak asasi manusia. Padahal mereka memanfaatkan PBB dan Universal Periodic Review (UPR), suatu mekanisme HAM untuk mengkaji perkembangan HAM seluruh negara anggota PBB, sebagai alat politik untuk memajukan tujuan-tujuan imperialisnya.
Opini publik dunia mengetahui dengan baik peran Amerika dalam memproduksi dan memperluas penyebaran senjata nuklir. Dunia juga menjadi saksi bahwa Amerika sebagai satu-satunya negara yang menggunakan bom atom. Saat ini, sebagian besar arsenal nuklir rezim Zionis Israel diperoleh melalui bantuan Amerika.
Selain itu, Washington juga punya kerjasama luas nuklir dengan negara-negara yang menolak menandatangani traktat larangan dan penyebaran senjata atom. Padahal menurut aturan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) dan Traktat Non Proliferasi Nuklir (NPT), negara-negara pemilik teknologi nuklir harus membantu program nuklir negara-negara anggota NPT, sebaliknya melarang kerjasama nuklir dengan negara-negara non-anggota.
Berdasarkan sejumlah laporan, Amerika menyimpan sekitar 10 ribu hulu ledak nuklir dan tercatat sebagai pelanggar utama kesepakatan-kesepakatan internasional. Negara adidaya ini memanfaatkan Dewan Keamanan PBB dan IAEA sebagai alat untuk menekan negara-negara lain dan berdasarkan klaim-klaim palsu, menuding Iran bermaksud membuat bom atom.
Jelas bahwa klaim Amerika dan beberapa sekutunya terhadap Iran, merupakan bagian dari tujuan politik dan propaganda Barat untuk menyimpangkan opini publik dari ancaman yang sebenarnya, yaitu keberadaan senjata nuklir negara-negara tersebut. (IRIB/RM/NA/28/2/2011)Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan para diktator di Timur Tengah dan Afrika Utara menggunakan senjata buatan AS untuk membantai warga sipil di negara mereka. Sebagaimana dikutip kantor berita Fars, Ahmadinejad kemarin (Senin, 28/2) menyatakan, "Kini, diktator-diktator di kawasan menggunakan senjata yang mereka beli dari Amerika Serikat dan sekutunya untuk membunuh rakyatnya sendiri".
Presiden Iran itu menambahkan, "Kini, pihak-pihak yang menciptakan kediktatoran di dunia, bukannya bertanggung jawab atas kesalahan mereka selama ini, tapi justru mengklaim sebagai pendukung demokrasi dan rakyat".
Presiden Ahmadinejad menegaskan pernyataan tersebut menyikapi aksi brutal penguasa Libya Muammar Gaddafi, yang memerintah negara selama hampir 42 tahun dan memerintahkan pasukannya untuk menembak para demonstran pro-demokrasi yang menuntut penggulingan rezim diktator Gaddafi.
Lebih lanjut Ahmadinejad menyatakan, "Para diktator, yang membantai rakyatnya sekarang ini, bahkan tidak mampu memproduksi perangkat sederhana karena itu mereka lantas menggunakan senjata-senjata yang dibeli dari Amerika Serikat dan sekutunya untuk membunuh rakyatnya sendiri".
Presiden Iran itu menekankan, "AS dan sekutunya harus bertanggung jawab atas kediktatoran yang mereka paksakan terhadap rakyat negara-negara tersebut selama 30 sampai 40 tahun terakhir".
Sabtu lalu (26/2), Juru Bicara Departemen Luar Negeri Republik Islam Iran Ramin Mehmanparast menegaskan dukungan Tehran terhadap gerakan rakyat Libya dan menyatakan kesiapan Republik Islam untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke negara itu.
Dua ribu orang telah dilaporkan tewas akibat aksi kekerasan aparat keamanan Libya dalam memberangus gerakan rakyat menentang rezim diktator Gaddafi.(irib/1/3/2011)
Khadafy : Saya akan berjuang hingga tetes darah terakhir...?????
Sebuah pesawat tempur Libya jatuh di 210 kilometer arah timur Tripoli
Pesawat itu jatuh di sekitar kota Misrata, di mana para demonstran pro-demokrasi berhasil menghalau serangan terbaru pasukan pro-diktator Libya Muammar Gaddafi.
Misrata adalah kota pelabuhan terbesar ketiga di Libya. Sejumlah orang tewas akibat serangan pasukan pro-Gaddafi.
Sehari sebelumnya, pasukan pro-Gaddafi membombardir para demonstran yang bergerak mendekati Tripoli, benteng terakhir diktator Libya itu.
Aksi serupa juga dilakukan pasukan loyalis Gaddafi kemarin (27/2) terhadap kota Zawiyah di 50 kilometer sebelah barat Tripoli. Namun hari ini, kota tersebut telah jatuh total ke tangan para demonstran.
Menurut berbagai laporan, diperkirakan sebanyak dua ribu orang tewas dalam instabilitas di Libya.
Pasukan keamanan pro-Gaddafi bahkan menggunakan melancarkan serangan udara dan menggunakan gas beracun terhadap para demonstran.
Laporan lainnya menyebutkan bahwa pasukan dan tentara bayaran asing pro-Gaddafi telah meninggalkan sebagian pos-pos pertahanan mereka Tripoli akibat terdesak para demonstran.
Sementara itu, warga di sejumlah kawasan Tripoli, mendirikan garis pertahanan dan barikade di jalan-jalan wilayah mereka dan secara terbuka menunjukkan perlawanan terhadap segala bentuk serangan dari pasukan pro-Gaddafi.
Berdasarkan laporan terbaru, semakin banyak kota yang jatuh ke tangan para demonstran.(IRIB/MZ/RM/28/2/2011)
Ladang-Ladang Minyak Libya Dikuasai Rakyat
Para demonstran Libya berhasil menguasai ladang minyak negara ini dalam perjalanan mereka menuju ibukota, Tripoli. Rakyat bersikeras menuntut lengsernya rezim Muammar Gaddafi.
Koran al-Youm, terbitan Libya (26/2) menyebutkan, ladang-ladang minyak tidak lagi berada di bawah kontrol pemerintahan Gaddafi.
Para pengunjuk rasa di timur Libya sebelumnya (Jumat, 25/2) menyatakan bahwa mereka telah menguasai sebagian besar ladang minyak di kota Lanuf dan Brega. Aksi mereka itu dibantu oleh para personil tentara yang membelot instruksi rezim Gaddafi dan berbalik mendukung para pengunjuk rasa.
"Hampir semua ladang minyak Ras Lanuf kini dikuasai oleh rakyat dan pemerintah tidak memiliki kontrol atas kawasan tersebut," demikian ungkap Abdessalam Najib, seorang insinyur perminyakan di perusahaan Agico Libya.
Libya merupakan negara eksportir minyak mentah tersesar ke-12 dan kini nyaris produksinya terhenti karena produksi menurun akibat kekurangan pekerja di ladang-ladang minyak serta masalah keamanan. (IRIB/MZ/RM/27/2/2011)
Clinton: Washington Siap Bantu Rakyat Libya Gulingkan Gaddafi
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton memperingatkan negara-negara Afrika yang ingin mengirim pasukan ke Tripoli untuk membantu Presiden Libya, Muammar Gaddafi. "Washington siap memberikan bantuan kepada rakyat Libya dalam perjuangannya melawan rezim Gaddafi," ungkap Clinton.Clinton saat ini berada di Jenewa dalam upayanya menggalang dukungan untuk menekan Gaddafi. Menlu AS ini melakukan sejumlah pembicaraan dengan pemimpin Rusia dan Uni Eropa. Namun demikian Clinton dalam jumpa persnya tidak mengisyaratkan bentuk bantuan kemanusiaan Washington kepada rakyat Tunisia.
Ia juga untuk pertama kalinya secara transparan menuntut Gaddafi mundur dari jabatannya. Hal ini diungkapkan Clinton sehari setelah Presiden AS, Barack Obama merilis statemen serupa meminta Gaddafi meletakkan jabatan. "Kami menginginkan Gaddafi secepatnya mengundurkan diri dan mengakhiri aksi kekerasan," ungkap Clinton.
Selain itu, Menlu AS ini juga menyeru Gaddafi segera menarik pasukan bayaran dan militer yang masih setia kepadanya. "Adapun bagaimana proses penarikan pasukan bayaran, hal ini terserah kepada Gaddafi dan keluarganya," tandas Clinton.
Menyikapi resolusi Dewan Keamanan PBB terhadap Libya, Clinton mengatakan, hingga kini kami masih berada dalam tahap awal, namun demikian kami memiliki akses dengan berbagai warga Libya yang tengah menggalang kekuatan di wilayah timur negara ini. (IRIB/IRNA/MF/AR/28/2/2011)
Duduki Libya dan Asingkan Gaddafi, Opsi AS Berikutnya
AS dilaporkan telah merencanakan pengerahan ribuan pasukan angkatan udara dan lautnya di sekitar Libya sebagai upaya intervensi militer terhadap negara di Afrika Utara itu.
Sebagaimana dilaporkan Washington Post, Militer AS kemarin (Senin, 28/2) mengumumkan rencana untuk mengerahkan kekuatan laut dan udaranya di dekat Libya. Menurut Pentagon, opsi militer itu dipilih sebagai bentuk jawaban atas tuntutan dan desakan masyarakat internasional yang menghendaki segera diakhirinya kepemimpinan diktator Muammar Gaddafi yang telah menguasai Libya selama empat dekade.
Jurubicara Departemen Pertahanan AS (Pentagon) Kolonel David Lapen memaparkan, "Kami saat ini tengah sibuk mempersiapkan rencana dan kesigapan supaya bisa melaksanakan misi kami sebaik mungkin baik melalui aksi kemanusiaan maupun militer".
Lapen menambahkan bahwa Pentagon kini telah menempatkan dua kapal induknya di pangkalan komando angkatan lautnya di Teluk Persia.
Sementara itu, seperti diberitakan IRNA, Jurubicara Gedung Putih Jay Carney mengungkapkan bahwa Pentagon telah menempatkan pasukan militernya di dekat Libya dan Washington kini tengah mengkaji opsi pengasingan Gaddafi. Ditambahkannya, "Kini masa kepergian Gaddafi telah tiba".(irib/1/3/2011)
Menelisik Opsi Militer Serang Libya
Seiring meningkatnya dukungan terhadap protes rakyat Libya atas rezim Gaddafi, negara-negara Barat, terutama AS, yang sebelumnya pasif, kini mulai memutar haluan.
Presiden AS Barack Obama Sabtu (26/2) mengatakan, Muammar Gaddafi telah kehilangan legalitas untuk memerintah Libya, karena itu, ia harus secepatnya mengundurkan diri.
Obama mengambil sikap itu saat menghubungi Angela Merkel, Kanselir Jerman. Percakapan via telepon antara Obama dan Merkel ditujukan untuk mencari kesepakatan kolektif dalam menyikapi transformasi Bahrain dan Libya. Seruan Obama bagi Gaddafi untuk lengser meluncur di saat pemimpin Libya di Tripoli tengah bersiap-siap menghadapi revolusi rakyat dengan segala cara. Seif al-Islam, putra Gaddafi sebelumnya kepada televisi al-Arabiya mengatakan bahwa krisis ini membuka pintu perang saudara di Libya.
Tidak hanya itu, sejumlah pejabat tinggi AS dan Eropa mengungkapkan opsi intervensi militer bagi Libya. Seorang pejabat tinggi Pentagon kepada CNN menyinggung kesiapan pengiriman pasukan militer untuk mencegah terjadinya pembantaian massal di Libya.
Sebelumnya, negara-negara anggota Uni Eropa, Jumat (25/2) sepakat untuk menjatuhkan paket sanksi terhadap Muammar Gaddafi seperti larangan penjualan senjata, pembekuan aset, dan larangan perjalanan bagi diktator Libya itu dan kroni-kroninya ke Uni Eropa.
Kini, perlawanan rakyat di negara-negara Afrika dan Timur Tengah memicu kekhawatiran negara-negara Barat, karena kepentingan ilegal mereka terancam. Peristiwa yang terjadi di Tunisia, Mesir dan Libya, menyingkap wajah beringas negara-negara Barat yang tertutup kedok hipokrasi.
Lihatlah perubahan sikap negara-negara Barat ketika menyikapi kebangkitan rakyat di Timur Tengah. Di saat bola salju protes rakyat makin menguat di Mesir, Gedung Putih mulai mendesak Mubarak turun dari jabatannya. Demikian pula sikap Washington menyikapi Libya. Berbeda dengan sikap bungkam Obama saat gelombang protes belum meluas di negeri yang bergolak itu, kini Presiden AS mulai mendesak Gaddafi lengser. Bahkan Washington mulai menggulirkan opsi militer untuk Libya.
Sejatinya, Libya adalah eksportir minyak OPEC. Italia, Perancis dan Jerman termasuk pembeli utama minyak Libya. Menjalarnya krisis di Libya memicu kejutan di pasar minyak dunia hingga menembus angkat tertinggi dalam dua tahun terakhir.
Apabila opsi serangan militer jadi diambil negara-negara Barat dengan membonceng organisasi internasional semacam PBB, maka motif serangan inipun bukan untuk menyelamatkan bangsa Libya dari kediktatoran Gaddafi. Namun, Barat hanya memikirkan kepentingannya mengeruk minyak Libya. Mungkinkah Gaddafi akan bernasib seperti Saddam, sang diktator Irak. Boneka Barat yang dibuang setelah tidak lagi berguna!(IRIB/PH/RM/27/2/2011)
Dubes Libya di PBB: Khadafy Sudah Gila!!!
Pemimpin Libya Moamer Kadhafi hari Jumat meminta massa pendukungnya di Lapangan Hijau di Tripoli pusat untuk "bersiap-siap mempertahankan Libya". Kadhafi mengatakan kepada massa yang riuh dari atap sebuah bangunan bahwa jika perlu, persenjataan akan diberikan untuk mempersenjatai orang-orangnya dalam perang.Gambar di televisi pemerintah menunjukkan pemimpin Libya itu berulang kali mengangkat tangannya dan mengacungkan tinjunya selama kemunculan singkatnya sambil berteriak bahwa rakyat Libya "mencintai Kadhafi". "Kita akan berperang dan kita akan mengalahkan mereka," kata Kadhafi, yang diapit oleh sejumlah pembantunya.
Ratusan orang, termasuk pemuda dan wanita, bersorak-sorai dan mengangkat foto penguasa Libya itu dalam demonstrasi dukungan hingar-bingar yang terus berlangsung setelah Kadhafi pergi. Beberapa dari mereka membawa bendera hijau negara itu. "Kehidupan tanpa martabat tidak memiliki nilai, kehidupan tanpa bendera hijau tidak memiliki nilai," kata Kadhafi kepada mereka. "Bernyanyi, bernari dan siapkan diri kalian."
Beberapa dari massa meneriakkan "Tuhan, Moamer, Libya, itu saja". Sebelum kemunculan Kadhafi, seorang pria dengan megafon berteriak kepada massa, "Anda cinta Libya, anda cinta pemimpin, maka bela mereka." "Kita punya saluran satelit luar negeri. tunjukkan kepada mereka bahwa anda mencintai Kadhafi," tambah pria itu.
Hampir seluruh wilayah negara Afrika utara itu terlepas dari kendali Kadhafi sejak pemberontakan rakyat meletus di kota pelabuhan Benghazi pada 15 Februari. Ratusan orang tewas dalam penumpasan brutal oleh pasukan pemerintah dan ribuan warga asing bergegas meninggalkan Libya.
Kadhafi (68) adalah pemimpin terlama di dunia Arab dan telah berkuasa selama empat dasawarsa.
Aktivis pro-demokrasi di sejumlah negara Arab, termasuk Libya, terinspirasi oleh pemberontakan di Tunisia dan Mesir yang berhasil menumbangkan pemerintah yang telah berkuasa puluhan tahun.
Reaksi PBB
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan utusan Libya untuk PBB yang sebelumnya mengecam Pemimpin Libya Moammar Khadafy, mendesak Dewan Keamanan bertindak cepat untuk membantu menghentikan pertumpahan darah di negara Afrika Utara itu.
"Sudah saatnya Dewan Keamanan mempertimbangkan untuk bertindak," kata Ban di depan 15 anggota yang berkumpul untuk menerima rancangan resolusi sanksi terhadap para pemimpin Libya, sebagaimana diberitakan Reuters, Sabtu (26/2/2011) waktu setampat. Ban menambahkan, "Jam-jam dan hari-hari depan akan sangat menentukan nasib Libya."
Para diplomat mengatakan, pemungutan suara untuk menetapkan sanksi dilakukan secepatnya. Sebelumnya, Duta Besar Libya untuk PBB Ibrahim Dabbashi menjelaskan, situasi di Libya sudah sangat memburuk. Ia menggambarkan mayat akan semakin menumpuk di Libya jika tidak segera diambil tindakan.
"Kami kira ribuan lagi rakyat akan terbunuh hari ini di Tripoli, jadi saya mengimbau masyarakat internasional segera mengintervensi Libya untuk mengirim pesan yang jelas kepada Kolonel Khadafy bahwa ia harus menghentikan pembunuhan sekarang, "kata Dabbashi.
Diperkirakan, ribuan rakyat Libya tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan yang setia kepada Khadafy.
Kecaman Dubes Libya atas Khadafy
Setelah Ban berbicara, Duta Besar Libya untuk PBB, Abdurrahman Shalgam, yang merupakan salah satu teman lama Kolonel Khadafy, mendapat kesempatan berbicara. Di forum itu, Shalgam mencela pemimpin Libya itu, Jumat (25/2/2011) malam waktu setempat, dan mendesak dunia untuk menghukum dia.
Shalgam, seorang sekutu Khadafy sejak keduanya masih sebagai pemuda radikal pada akhir tahun 1950-an, membandingkan tindakan Khadafy dengan orang-orang seperti Pol Pot dan Hitler. Shalgam, yang selama ini setia kepada Khadafy, kini mendukung para pengunjuk rasa di Tripoli.
Dalam sebuah pidato yang emosional di Dewan Keamanan PBB di New York, Shalgam berkata, "Muammar Khadafy telah mengatakan kepada rakyat Libya 'saya memerintah kamu atau saya bunuh kamu'." Dia menyampaikan kepada 15 anggota Dewan Keamanan PBB, yang sedang mempertimbangkan sebuah rencana Inggris dan Perancis bagi sanksi terhadap rezim Khadafy, "Kami butuh resolusi berani dari Anda."
Di luar ruang sidang, ia kembali memberikan pidato di mana ia memohon agar dunia luar melakukan sesuatu "dalam waktu hitungan jam, bukan lagi hari" untuk menghentikan pertumpahan darah di Libya.
Shalgam mengatakan, Khadafy kini telah kehilangan dukungan dari 90 persen diplomat dan memperkirakan bahwa revolusi akan berlanjut di tengah-timur. "Perbudakan dan pemerintahan oleh orang sudah selesai," katanya.
"Dunia Arab akan berubah sama sekali jika Khadafy melarikan diri. Seluruh dunia Arab akan bergerak cepat menuju kebebasan, dan bukan oleh para jenderal. Bukan! Sekarang orang-orang Arab akan melakukannya (sendiri).
Seluruh dunia Arab sedang mendukung Libya. Semua mereka yang berada di jalanan mendukung Libya, semuanya. Dalam waktu satu tahun Anda akan melihat dunia Arab yang lain," kata Shalgam sebagaimana dikutip Telegraph
Shalgam membela dukungannya bagi Khadafy selama beberapa dekade dan keputusannya untuk tetap menyokong rezim itu pada hari-hari awal ketika tindakan brutal terhadap para demonstran berlangsung.
"Saya tidak bisa membayangkan pada awalnya pertumpahan darah para korban," tegasnya.
Dia ingat persahabatan dengan Khadafy bermula atas kekaguman bersama terhadap Gamal Abdel Nasser, presiden Mesir mulai 1956, ketika mereka tumbuh di Libya selatan.
"Saya salah satu teman baik terdekatnya, yang bekerja dengan dia sejak awal revolusi," katanya.
"Sayangnya kami mulai revolusi dengan kebebasan, pada akhirnya Anda (Khadafy) membunuh rakyat kami."
Setelah berbicara di forum, Shalgam mendapat sambutan luar biasa dari rekan-rekannya di PBB. Mereka juga menunjukkan solidaritas atas pernyataan berani Shalgahma sambil memeluknya dan menepuk punggungnya. Bahkan tam[pak sejumlah diplomat yang terharu atas pernyataan keras Shalgham atas Khadafy. (IRIB/ Republika/ Kompas/Aljazeera/AR/26/2/2011)Memburuknya situasi dan kondisi di Libya memicu kekhawatiran berbagai negara atas keselamatan warganya yang bermukim di negara itu.
Sontak negara-negara dunia termasuk Indonesia memutuskan untuk mengevakuasi warganya di Libya. Bahkan hingga kini sudah ada sejumlah negara yang telah mengavakuasi warganya. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Michael Tene mengatakan, gelombang pertama warga negara Indonesia (WNI) yang diungsikan dari Libya akan diberangkatkan pada Jumat (25/2) malam dari Tripoli menuju Tunisia.
"Pemerintah sudah memutuskan untuk mengevakuasi WNI di Libya secepatnya. Untuk tahap pertama, kita akan mengungsikan sekitar 250 - 260 warga negara Indonesia dengan pesawat Tunis Air, yang mendarat di Tripoli sekitar pukul 19.00, untuk kemudian diberangkatkan ke Tunis," katanya dalam jumpa pers rutin Kemlu di Jakarta.
"Jumlah 250- 260 warga tersebut disesuaikan dengan kapasitas pesawat Tunis Air, sejumlah 201 di antaranya merupakan pekerja PT Wika yang beroperasi di Libya, sedangkan sisanya masih dalam proses pendataan," kata Michael.
Menurutnya, sebelumnya Kemlu dan KBRI Tripoli telah menyiapkan berbagai pilihan untuk mengungsikan WNI dari Libya, baik melalui darat, laut, ataupun udara, namun saat ini keputusan untuk mengungsikan WNI ke Tunisia melalui udara merupakan pilihan terbaik. "Menurut informasi yang dikumpulkan oleh tim, pilihan yang terbaik saat ini adalah ke Tunisia, tentunya dengan pertimbangan berbagai aspek seperti keamanan," katanya.
Sebelumnya menurut laporan beberapa media, Yordania akan menjadi tujuan evakuasi WNI dari Libya, namun Kemlu menegaskan bahwa Tunisia merupakan pilihan yang terbaik saat ini. "Opsi yang dipilih adalah yang paling baik, paling aman," kata Michael.
Ketika ditanyai tentang keberadaan WNI yang tidak terdaftar di KBRI, Michael mengatakan bahwa KBRI akan memberikan perlindungan seoptimal mungkin terhadap warga negara Indonesia, baik yang terdaftar maupun ilegal. Mengenai anggapan bahwa respon pemerintah Indonesia yang dinilai lambat, Michael menepis anggapan tersebut karena menurutnya, Kemlu dan KBRI Tripoli telah bekerja sesuai dengan perkembangan situasi di sana.
"Situasi di sana tidak mudah, komunikasi cukup sulit, staf kedutaan jumlahnya terbatas, bergantung pada keberadaan WNI di sana sehingga tidak bisa dipukul rata untuk kemudian dikatakan terlambat," kata Michael.
Gelombang eksodus evakuasi warga asing dari Libya disebabkan oleh gejolak politik yang meminta pengunduran diri pemimpin negara itu, Kolonel Muammar Gaddafi, yang telah berkuasa selama 41 tahun. Aksi protes yang berlangsung selama lebih dari sepekan juga telah merengut lebih dari 1.000 korban jiwa, menurut laporan beberapa media.
Sementara itu, Duta Besar RI untuk Libya, Sanusi, mengatakan warga negara Indonesia (WNI) dievakuasi ke Tunis, Tunisia, akibat situasi keamanan yang semakin memburuk di negara itu.
"Sebanyak 260 WNI sedang menuju ke Bandar Udara Tripoli untuk kloter pertama ke Tunis dengan penerbangan Tunisia Air dan dari sana akan dibagi-bagi untuk ikut penerbangan komersial ke Jakarta," kata Sanusi yang dihubungi ANTARA dari Kairo, Jumat.
Kloter pertama diutamakan untuk perempuan, anak-anak dan orang terlantar seperti tenaga kerja wanita (TKW) bermasalah yang ditampung di KBRI, di samping 20 mahasiswa, katanya.
Sanusi mengatakan, seratus mahasiswa RI di Libya yang belum dievakuasi dalam keadaan aman karena mereka tinggal di asrama universitas setempat. KBRI siap setiap waktu untuk mengevakuasi mereka jika keadaan darurat.
Jumlah WNI di Libya tercatat sekitar 850 orang dengan 500 orang diantaranya bekerja di sektor formal yang direkrut perusahaan konstruksi, PT Wijaya Karya untuk pembuatan jalan raya dan jembatan di negara Arab kaya minyak di Afrika Utara itu. Di samping itu terdapat pula sekitar 130 mahasiswa, 50 orang tenaga kerja wanita (WNI) serta staf KBRI dan keluarganya.
Menurut Dubes Sanusi, PT Wijaya Karya akan menyewa sendiri pesawat untuk mengungsikan tenaga kerja asal Indonesia itu ke Jakarta.
Adapun kloter kedua sementara sedang didata dan akan diputuskan untuk evakuasi selanjutnya, kata Sanusi.
Dia mengungkapkan, KBRI Tripoli mendapat perintah evakuasi WNI dari Menlu Marty Natalegawa Kamis kemarin (24/2).(IRIB/Antara/PH/25/2/2011)
Qadhafi diktator Libiya menyatakan bahwa ia tidak akan pernah mengundurkan diri dan tidak akan meninggalkan Libiya serta mengancam menghukum mati pihak-pihak yang menentangnya. |
Menurut Kantor Berita ABNA, Muammar Qadhafi diktator Libiya rabu malam melalui telepon pemerintah menyampaikan pidatonya dengan penuh kemarahan.
Beberapa bagian penting ceramah Qadhafi sebagai berikut:
- Para pemuda Libiya, kalian jangan bawa apa-apa yang telah terjadi di Tunisia dan Mesir, walaupun beberapa pemuda telah menyerang pusat kepolisian dengan penuh kemarahan tapi kota-kota yang lain tetap dalam kondisi aman.
- Orang-orang yang melakukan aksi protes adalah orang-orang yang sakit jiwa.
- Orang-orang yang membohongi anak-anak dan para pemuda ini akan dihukum. Mereka hanya sekelompok kecil yang ingin menjadikan Amerika sebagai pemberantas teroris di negeri ini.
- Mengapa kalian ledakkan Bunghazi yang sebelumnya saya bangun. Apakah kalian ingin Libya menjadi Negara seperti Afganistan? Apakah kalian ingin merubah Libya menjadi Negara Bin Laden dan Dhawahiri?
- Kami sedang mempersiapkan diri untuk berperang dengan Amerika tapi semua ini sudah terlanjur terjadi terlebih dahulu.
- Media masa serta stasiun radio Arab adalah penyembah setan. Mereka ingin merubah citra Libiya menjadi buruk. Ada juga juga beberapa orang yang memancing sehingga satu dengan yang lain saling membunuh.
- Sebagian lain ada yang ingin menghapus kebesaran masyarakat Libiya, sejarah kita adalah sejarah Umar Mukhtar, ketika Italia menguasai tanah ini, sayalah yang berjuang dan berkorban.
- Ada orang-orang yang tidak mengenal Negara Libiya, ada yang menyebut Negara ini dengan Libriya dan Libanon, dan sayalah yang menghidupkan kembali Libiya.
- Mereka menyerang saya karena saya adalah sosok revolusioner dan pantang menyerah.
- Ketika saya dan keluarga saya ditempat ini dihujani peluru dan bom Amerika membunuh anak-anakku kalian ada dimana? Apakah kalian dengan Amerika???.
- Kita telah berperang dengan Amerika dan beberapa negara yang lain. Dan mereka ditempat ini di Bundaran Al-Hadra kita kuburkan. Kita telah berperang dengan Amerika, Perancis, Anwar sadat, Habib Burqiyah, dan Ja’far Namiri.
- Libiya akan selalu dalam puncak kejayaan. Dan akan memimpin Asia, Amerika latin, dan seluruh dunia.
- Saya bukan presiden sebelumnya maupun sekarang. Saya tidak memiliki kedudukan di Libiya sehingga bisa aku manfaatkan. Saya untuk selamanya adalah pemimpin revolusioner Libiya dan saya tidak akan pernah meninggalkan negeri Libiya untuk sama sekali.
- Kami semua selama ini belum memanfaatkan hari-hari yang kita miliki tapi sekarang ini saya meminta pada polisi dan tentara untuk melemahkan para penentang pemerintah.
- Kalian tetap teguh dengan pendirian kalian bagaikan padang pasir. Tapi mulai besok saya akan mengirim aparat keamanan ke kabilah-kabilah untuk menangkap dan menghukum penduduk yang melakukan pemberontakan. Hukuman atas penyimpangan pada hukum mendasar pemerintahan adalah hukum gantung tapi maksudku bukan anak-anak maupun pemuda, tapi para aktifis yang berada dibalik semua kejadian yang ini.
- Kepada suluruh pendukungku aku perintahkan untuk turun ke jalan baik laki-laki maupun perempuan sehingga bisa membalas para prajurit upahan dan juga untuk mengeluarkan mereka dari tempat mereka. Bentuklah komite masyarakat seperti apa yang sudah dibentuk Saif Islam dan berperanglah dengan musuh.
- Saya yakin bahwa selepas berita yang saya sampaikan ini masyarakat mulai besok akan membentuk komite, semua ini akan bermanfaat untuk kita bukan suatu perusakan.
- Barangsiapa menyerahkan diri dan mengakui bahwa dia telah bersalah maka dia akan diperlakukan sesuai peraturan yang berlaku dan bagi yang tetap tidak peduli maka akan kami obati. Jika mereka tidak menjalankan hal ini maka akan diumumkan pemberhentian suci dan akan dipertunjukkan kepada mereka bahwa Muammar Qadhafi adalah panglima bangsa-bangsa.
- Para wanita dan keluarga Libiya berkhidmatlah pada Negara Libiya, ajaklah anak-anak kalian kembali kerumah.
- Sekarang saya berada di Tripoli dan saya tidak akan pernah meninggalkan Libiya. Saya akan berjuang hingga tetes darah terakhir.
Pidato ini disampaikan dimana dalam beberapa hari yang lalu rezim Libiya telah membunuh masyarakat yang melakukan aksi, dia telah banyak menumpahkan darah masyarakat, dilaporkan bahwa hingga kemarin jumlah korban terbunuh dan terluka sudah mencapai 6000 orang.
Dilaporkan juga bahwa setiap ada gerakan sekecil apapun di Tripoli maka segera diserang dengan senjata api.
Persatuan Negara-negara Arab untuk menganalisa keadaan Libiya akan membentuk pertemuan khusus, kedutaan besar luar Negeri Qathar juga menyayangkan karena organisasi PBB hanya mendiamkan kejadian pembunuhan di Libiya ini.(*)
mainsource:http://abna.ir/data.asp?lang=12&id=228405
Putra Gaddafi: Perdamaian Telah Terwujud
Setelah 10 hari dari pembantaian massal rakyat Libya oleh pemerintah dengan senjata berat dan jet tempur, Seif al-Islam Gaddafi, putra Presiden Muammar Gaddafi malah mengaku kondisi di dalam negeri mulai tenang. "Jika kalian dengar suara ledakan maka jangan keliru menganggap itu suara tembakan peluru," kata Saif al-Islam.
Fars News mengutip al-Alam melaporkan, Seif al-Islam Gaddafi di Tripoli saat diwawancarai wartawan menyampaikan kondisi berbeda atas transformasi negaranya. Ia mengklaim, perdamaian telah tercipta di Libya.
Pernyataan Seif al-Islam di depan wartawan dilontarkan di saat sejak mulainya aksi demo rakyat hingga aksi sadis militer terhadap rakyat rezim Gaddafi memutus seluruh jaringan telepon dan internet serta melarang wartawan asing memasuki wilayah negara ini.
Saif al-Islam dalam kesempatan tersebut membantah berita pengeboman rakyat revolusioner atau pengerahan kelompok bayaran asing untuk membantai warga. Ia menekankan, "Kami menertawakan berita-berita semacam ini". Ditambahkannya, jika kalian mendengar suara ledakan maka jangan kalian berfikir bahwa itu adalah ledakan senjata atau bom.
Putra Gaddafi ini menambahkan, mengusir wartawan asing dari Libya adalah tindakan keliru, karena wartawan dapat langsung mewancarai warga. Padahal para wartawan mengatakan bahwa pasukan keamanan pro pemerintah dan pendukung Gaddafi dengan kekerasan melarang mereka mewancarai warga biasa atau staf asing.
Kemarin, Gaddafi mengancam akan mempersenjatai suku-suku untuk menghadapi rakyat revolusioner dan mengobarkan perang saudara di Libya. "Jika perlu saya siap membuka lebar-lebar pintu gudang senjata negara bagi anggota suku dan saat itu di Libya akan berkobar perang," ancam Gaddafi. (IRIB/Fars/MF/26/2/2011)Revolusi Rakyat Menjalar ke Saudi?
Warga Syiah Saudi telah memulai aksi demonstrasi mereka. Mereka menuntut agar tahanan Syiah yang tidak terbukti bersalah segera dibebaskan. Akankah Saudi menyusul Bahrain? |
Menurut Kantor Berita ABNA, kemarin ribuan warga Saudi dari berbagai kota dibagian Timur Arab Saudi sebagaimana yang terjadi sampai saat ini di Bahrain, tumpah ruah di jalan-jalan utama. Para demonstran membawa foto-foto para tahanan Syiah yang sampai sekarang mendekam dalam penjara kerajaan tanpa melalui prosedur hukum yang jelas. Demonstran menuntut agar para tahanan dibebaskan.
Beberapa hari sebelumnya, juga telah turun ratusan orang warga Qutaif menuntut agar terjadi perubahan di negeri mereka. Oleh pihak keamanan Saudi, beberapa orang diantara mereka ditahan dengan dalih telah mengganggu keamanan dan membahayakan kedaulatan negara. Namun oleh desakan demonstran sehari setelahnya yang telah berjumlah sampai ribuan orang, pihak keamanan terpaksa membebaskan 3 orang diantaranya.
Untuk mencegah terjadinya demonstrasi yang lebih besar, raja Saudi Malik Abdullah menjanjikan kepada seluruh warganya bantuan keuangan yang totalnya 37 dolar AS yang akan diberikan kepada setiap warganya tanpa membedakan Sunni maupun Syiah. Namun janji tersebut tidak membuat warga Syiah bergeming untuk tetap turun ke jalan. Mereka menuntut agar seluruh tahanan Syiah dibebaskan, sebab kerajaan menangkap dan menahan mereka tanpa memberikan alasan yang jelas. Kantor Berita Reuters meramalkan, demonstrasi di Saudi saat ini bisa saja menjalar dan meluas sampai menuntut perubahan sistem pemerintahan di Saudi sebagaimana tuntutan rakyat Bahrain. Reuters memberitakan pula, 15% penduduk Saudi adalah warga Syiah, sementara pihak kerajaan Saudi memberitakan penduduk Saudi yang bermazhab Syiah tidak lebih dari 10 %.
Ibu Kota Banjarmasin Propinsi Kalimantan Selatan Penyejuk Persatuan Islam di Indonesia, Benarkah Kita Mencintai Rasulullah ???
Belum lama ini, Bangil, kota kecil di Pasuruan, Jawa Timur menjadi perhatian kalangan politisi dan media-media di nusantara. Pasalnya, ratusan orang tiba-tiba menyerang Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ma'hadul Islam Yayasan Pesantren Islam (YAPI) di Desa Kenep Kecamatan Beji, Pasuruan.
Yang lebih mengejutkan lagi, massa terprovokasi yang berjumlah ratusan dengan mengenakan sarung dan naik motor itu menyerang Ponpes YAPI dan menyusup masuk ke dalam pondok. Perusuh yang diperkirakan mencapai 300 orang itu secara brutal melemparkan batu ke arah Ponpes YAPI dan para santri. Serangan terjadi pada tanggal 15 Februari, pukul 15:00, saat para santri Ponpes menyelenggarakan pertandingan futsal.
Peristiwa itu terjadi tidak lama setelah kasus Ahmadiyah dan Temanggung. Karena itulah penyerangan Ponpes YAPI dinilai sebagai rentetan skenario berbau SARA yang berupaya menyudutkan kelompok-kelompok minoritas.
Para tokoh mengecam tindakan kekerasan tersebut. Bahkan Yenny Wahid dari The Wahid Institute mengecam tindakan penyerangan dan kekerasan yang dilakukan sebagian masyarakat terhadap Yayasan Pondok Pesantren Islam Al-Ma`hadul Islami (YAPI) di Desa Kenep, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Lebih dari itu, Yenny Wahid dalam siaran pers The Wahid Institute meyatakan, "Aksi kekerasan ini tidak bisa dilepaskan dari letupan konflik di beberapa tempat sebelumnya. Berdasarkan rentetan peristiwa selama dua pekan ini, jelas pihak-pihak atau kelompok yang terlibat dalam kekerasan sengaja memprovokasi munculnya konflik horizontal, khususnya terhadap kaum minoritas."
Provokator Dibiarkan
Dukungan atas YAPI dari berbagai pihak mengalir, bahkan Ketua Umum PB NU Prof. DR. Said Agil Siradj, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. DR. Din Syamsuddin, Ketua MUI Prof. DR. Umar Shihab dijadwalkan akan menghadiri Peringatan Maulid Nabi SAW di YAPI yang rencananya akan digelar besok (senin, 28/2). Ini dapat dikatakan sebagai dukungan konkrit para tokoh.
Akan tetapi dukungan konkrit tersebut masih belum sempurna bila para provokator tidak ditangkap. Pada dasarnya, aparat keamanan sangat mudah menangkap para provokator yang juga berkedok sebagai tokoh agama. Apalagi para provokator pada umumnya menggunakan mimbar-mimbar umum untuk memprovokasi massa. Dengan dibiarkannya provokator, tindakan anarkis yang bermula dari provokasi akan terus bermunculan.
Hari Jumat lalu (25/2), provokator yang bernama Umar bin Abdullah kembali melakukan aksinya. Umar bin Abdullah dalam pengajian rutinnya di Raudhatul Salaf kembali menyulut fitnah. Pidato itu berupaya menghasut masyarakat supaya pengikut Syiah dibunuh. Bahkan Umar bin Abdullah mengancam akan membunuh Ketua PB NU, Said Agil Siraj. Sebelumnya, Kyai Nurkholis kembali mengumbar fitnah dan mengangkat isu Syiah sesat.
Pemerintah dan aparat keamanan tidak boleh menutup mata atas aksi-aksi provokasi semacam ini. Padahal sebelumnya, pengurus Pesantren YAPI Bangil, Pasuruan mengadu ke Komisi III dan VIII DPR. Pengaduan dilakukan menyusul tidak adanya tindakan kepolisian setempat terkait insiden penyerangan ke pondok pesantren Yapi, Bangil, 15 Februari lalu.
Kuasa Hukum Pesantren YAPI, Maheswara Prabandono dan M Bakir kepada para legislator yang menerima mereka, meminta agar aparat penegak hukum menindak tegas pelaku anarkis dan aktor intelektual penyerangan dan kekerasan.
"Kekerasan itu sudah berungkali yang dimulai sejak tahun 2007 dan hingga kini masih berlanjut. Anehnya, polisi tidak menindak," kata Maheswara Prabandono, di Komisi III, gedung DPR, Senayan Jakarta, Rabu (23/2).
Dalam aksinya, lanjut Maheswara, mereka melakukan teror dan provokasi, baik resmi maupun tidak resmi dengan membawa predikat Aswaja Bangil. "Pelaku mencaci-maki penceramah YAPI yang dianggapnya bermasalah dan bukan merupakan bagian dari NU dan Muhammadiyah. Sebelum meneror, mereka melakukan pengajian," ungkapnya.
Maheswara menegaskan pihaknya sudah melaporkan ke aparat Polsek, Polres dan Kapolri sampai Presiden. Namun, laporan yang disampaikan tak satupun yang memberikan respon yang serius. Makanya, ia berharap agar DPR memberikan perhatian yang serius.
Menyikapi pengaduan tersebut, Wakil Ketua Komisi III Tjatur Sapto Edi dan Ketua Komisi VIII DPR Abdul Kadir Karding berjanji untuk memperhatikan masalah ini. "Tidak boleh kelompok manapun dan atas nama apapun untuk melakukan kekerasan dan anarkisme. Pada prinsipnya aparat harus menegakkan hukum," tukas Karding.
Meski pengaduan hingga tingkat pusat sudah dilakukan, tapi hingga kini provokator tidak disikapi serius. Kunci penyelesaian kasus YAPI terletak pada penghentian aksi-aksi provokator. Jika para provokator dibiarkan, massa terus akan dikobarkan dengan api fitnah dan massa yang terprovokasi terus melakukan tindakan-tindakan anarkis.
Fatimah
Tidaklah salah, Fatimah (38) harus melakukan aksi protes setelah mendengar pidato yang isinya provokasi semata. Media-media semestinya harus mendukung aksi protes warga yang menyikapi provokator di tengah masyarakat, bukan malah menudingnya sebagai pembuat onar.
Detik Surabaya menggunakan judul berita yang cukup provokatif, "Dihina di Acara Pengajian, Seorang Penganut Aliran Syiah Mengamuk." Isi berita itu juga mengesankan bahwa Fatimah bertindak nekat menggugat acara pengajian. Padahal apa yang dilakukan Fatimah bisa jadi benar dan wajar setelah mendengar isi pengajian tersebut. Apalagi pidato yang disampaikan saat itu berupaya menghasut masyarakat supaya membunuh pengikut Syiah. Bahkan Umar bin Abdullah, provokator yang berkedok tokoh agama itu mengancam akan membunuh Ketua PB NU, Said Agil Siraj yang dianggap sebagai pihak yang melindungi YAPI.
Menyusul pidato Umar bin Abdullah di Bangil pada hari Jumat (25/2/2011), kericuhan berlatar-belakang agama nyaris terulang di Pasuruan. Sebanyak ratusan warga memenuhi Jl Hiu di Kelurahan Bendomungan Kecamatan Bangil, Jumat sekitar pukul 09.00. Beruntung aparat gabungan Brimob Polda Jatim dan Polres Pasuruan segera tiba di lokasi.
Kerumunan warga itu terjadi setelah Fatimah memprotes isi pengajian provokatif. Fatimah meminta pembubaran pengajian yang sedang berlangsung di sana di sebuah rumah yang biasa menjadi pusat kegiatan jemaah Majelis Maulid Wata'lim Roudlotussaf.
"Kami bosan dengan pengajian yang dilakukan jemaah Majelis Wata'lim. Masa pengajian isinya selalu menghujat orang," kata Fatimah.
Masyarakat setempat membenarkan, pimpinan Majelis Maulid Wata'lim Roudlotussaf, Umar bin Abdulloh Assegaf, sering memberi ceramah provokatif. Di antaranya, Umar sering menghujat ulama-ulama yang tidak sepaham dengannya. Fatimah merasa harus turun jalan setelah dalam ceramahnya Umar bin Abdullah menyatakan bahwa membunuh kaum Syiah hukumnya halal.
Pengajian di pusat kegiatan jemaah Majelis Maulid Wata'lim Roudlotussaf itu memang hanya diikuti 10 - 15 orang. Tetapi setiap pengajian selalu menggunakan pengeras suara hingga terdengar sampai ke dapur warga sekitar.
Kericuhan warga pada hari Jumat itu berhasil diredam setelah gabungan polisi dari Polres Pasuruan dan Brimob Polda Jatim mengamankan lokasi bangunan yang bertulis majelis Maulid Wata'lim Roudlotussaf itu. Sebelumnya Ketua RW setempat M Mahfud juga sempat terlihat berusaha keras meredam emosi warganya.
Menyusul provokasi baru pasca penyerangan Ponpes YAPI pada tanggal 15 Februari, pihak keamanan diminta mengantisipasi segala aksi yang bermula dari provokasi pihak-pihak tertentu. Apalagi YAPI yang dituding sebagai pesantren penyebar ajaran tertentu akan menggelar Maulid Nabi Besar Muhammad Saw, besok (Senin, 28/2).
Menurut rencana, peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw di Ponpes Yayasan Pesantren Islam (YAPI) akan digelar hari Senin pada tanggal 28 Februari 2011, pukul 08.30 WIB. (IRIB/Pasuruan.info/Detik/AR/27/2/2011)Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw di Ponpes Yayasan Pesantren Islam (YAPI) akan digelar hari Senin pada tanggal 28 Februari 2011, pukul 08.30 WIB. Menurut rencana, Ustadz Muhammad bin Alwi, Dr. Umar Ibrahim Assegaf dan sejumlah tokoh masyarakat akan menjadi pembicara dalam acara peringatan Maulid Nabi Saw.
Berdasarkan laporan yang diterima IRIB, Ketua Umum PB NU Prof. DR. Said Agil Siradj, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. DR. Din Syamsuddin, Ketua MUI Prof. DR. Umar Shihab dijadwalkan akan menghadiri Peringatan Maulid Nabi SAW di YAPI tersebut. Hingga berita ini dilaporkan, tidak ada keterangan pasti, apakah para tokoh tadi akan menjadi pembicara dalam acara tahunan yang biasa digelar di ponpes ini.
Belum lama ini, YAPI menjadi pusat perhatian kalangan politisi, tokoh, ulama dan media-media nasional menyusul kasus penyerangan sekelompok tertentu atas ponpes ini.
Pada tanggal 15 Februari, ratusan orang tiba-tiba menyerang Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ma'hadul Islam Yayasan Pesantren Islam (YAPI) di Desa Kenep Kecamatan Beji, Pasuruan. Ratusan perusuh dengan mengenakan sarung dan naik motor itu menyerang Ponpes YAPI dan menyusup masuk ke dalam pondok. Perusuh yang diperkirakan mencapai 300 orang itu secara brutal melemparkan batu ke arah Ponpes YAPI dan para santri. Serangan terjadi pukul 15:00, saat para santri Ponpes menyelenggarakan pertandingan futsal.
Serangan tersebut mendapat perlawanan dari para santri. Bentrokan pun tidak dapat dihindari. Perlawanan para santri YAPI berlangsung selama 20 menit dan berhasil mengusir para penyerang hingga 20 meter di luar pintu gerbang.
Sejak awal terjadinya bentrokan, sejumlah aparat polisi berpakaian preman juga berada di lokasi. Namun mereka tidak segera bertindak mencegah bentrokan. Setelah para penyerang terdesak ke luar Ponpes dan para santri mulai mengejar mereka, aparat baru menembakkan peluru ke udara.
Hisyam Suleiman, warga Jakarta, mengatakan, "Maulid Nabi di Yapi tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Peringatan Maulid Nabi Saw tahun ini tidak hanya merupakan peringatan semata, tapi juga menjadi ajang solidaritas pada ponpes. Meski bukan alumnus YAPI, tapi saya akan datang ke Bangil sebagai bentuk solidaritas."
Maulid Peringatan Nabi Besar Muhammad Saw di YAPI digelar untuk masyarakat umum. Untuk itu, warga dari manapun yang ingin menghadiri peringatan Maulid Nabi di YAPI di Jl. Raya Bangil-Pandaan KM.02, Kec. Beji Pasuruan, JATIM Indonesia, 67153. Untuk lebih lengkapnya bisa dihubungi no telepon 0343-741238. (IRIB/ AR/MF/22/2/2011)Bangil kembali memanas menyusul informasi bahwa Tahir Alkaf akan berbicara dalam sebuah acara maulid yang akan digelar di kota ini. Tahir Alkaf selama ini disebut-sebut sebagai provokator di balik kerusuhan dan penyerangan Ponpes Yayasan Pesantern Islam (YAPI).
Pimpinan Yayasan Fattabiouni, Guan Assegaf, yang dihubungi wartawan IRIB, Ahad (27/2) mengaku risau akan penyelenggaraan maulid yang melibatkan Tahir Alkaf sebagai pembicara utama. Guan yang juga Direktor TV9 mengecam sejumlah pihak yang malah memperkeruh suasana di kota kecil Bangil.
"Penyerangan atas YAPI pada tanggal 15 Februari tidak boleh terjadi lagi. Apalagi masalah itu menjadi isu nasional, bahkan Presiden sendiri mengeluarkan instruksi, " tegas Guan yang mengaku beraliran Sunni.
Lebih lanjut Guan mengatakan, "Polisi sudah seharusnya melakukan antisipasi secepatnya dan melarang pihak-pihak yang diduga provokator." Dikatakannya pula. "Saya menilai Tahir Alkaf sebagai orang yang layak dilarang masuk ke Bangil, terlebih berbicara. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Tahir Alkaf adalah provokator ulung yang bisa menyulut fitnah di kota kecil Bangil ini."
"Kami tengah mengkoordinasi masyarakat supaya menghalangi pengajian yang dipimpin Tahir Alkaf. Kami juga sudah melaporkan pihak polisi supaya aparat keamanan melakukan tindakan karena warga setempat merasa tidak nyaman, " kata Guan
Menurut rencana, Tahir Alkaf akan mengisi acara di Bangil malam ini (Ahad, 27/2) di tempat pengajian Majelis Maulid Wata'lim Roudlotussaf di Jl Hiu, Kelurahan Bendomungal Kecamatan Bangil. Di majelis yang sama, Umar bin Abdullah, provokator lokal, sebelumnya juga melakukan onar melalui pidatonya yang menyeruklan warga supaya membunuh pengikut Syiah dan Ketua Umum PB NU Agil Siradj yang dituding sebagai pembela YAPI.
Menyusul provokasi baru pasca penyerangan Ponpes YAPI pada tanggal 15 Februari, pihak keamanan diminta mengantisipasi segala aksi yang bermula dari provokasi pihak-pihak tertentu. Apalagi YAPI yang dituding sebagai pesantren penyebar ajaran tertentu akan menggelar Maulid Nabi Besar Muhammad Saw, Hari ini (Senin, 28/2). (IRIB/AR/27/2/2011)Telah diselenggarakannya acara Maulid Nabi Besar Muhammad saww atas kerjasama Ikatan Pemuda Alawiyyin (IKAPA) Banjarmasin dan Tuan Rumah Habib Abdullah bin Ahmad al Hamid pada Hari Minggu ( Malam Senin ) tanggal 27 Pebruari 2011 atau 25 Rabiul Awal 1432 H yang dimulai setelah habis Sholat Isya di Jalan A.Yani KM.1 No.17 Rt.21.
Acara dibuka oleh K.H. Busyairi Hurian Fahmi selaku M.C yang beliau juga merupakan Pimpinan Pengajian Al-Mukhlisin Banjarmasin. Sebelumnya pembacaan Syair-syair maulid Alhabsy dibawakan oleh Rombongan Habib Salim Bahasyim dari Kecamatan Basirih Banjarmasin, selama pembacaan Syair-syair tersebut, akhirnya tibalah kedatangan al ustaddz al muqarrom al Habib Hasan bin Ahmad Al idrus ( Ust. Hasan Dalil ) dari Jakarta.
Setelah syair-syair selesai barulah kata sambutan dari Tuan Rumah Habib Abdullah bin Ahmad al Hamid sekalian Doa Pembuka dan sambutan Ketua IKAPA Banjarmasin Habib Muhammad al Habsy yang intinya menyebutkan kegiatan IKAPA Banjarmasin mengakomodasi kegiatan keagamaan yang Islami dan menyantuni Janda-janda habib, para Syarifah dan anak yatimnya serta kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya.( Ketua IKAPA Banjarmasin Habib Muhammad bin Abdurrahman Al Habsy dan Penasehat IKAPA Habib Agil bin Salim Bahsin )
Dan tibalah di acara inti yaitu Ceramah Agama yang disampaikan al ustadz al muqarrom al Habib Hasan bin Ahmad Al idrus ( Ust. Hasan Dalil ) dari Jakarta. Dimana beliau memaparkan begitu banyak kaum muslimin di Indonesia atau hampir 80% lebih namun kurang bersatu dan memperuncing perbedaan. Menurut beliau kaum muda penerus bangsa Indonesia saat ini telah diracuni oleh tangan-tangan Thagut Firaun masa kini yang menyuguhkan sinetron-sinetron cengeng di televisi hampir tiap jam untuk akhirnya tidak peduli kepada keadaan bangsa ini. Ujar beliau lagi sinetron-sinetron itu malah menampilkan nama Isabella sebagai sosok yang baik dan nama Fathimah sebagai sosok yang jahat, padahal kita tahu bersama nama Isabella adalah tokoh pembantai kaum muslimin di Spanyol dan nama Fathimah adalah nama anak nabi Muhammad saw yang ditinggikan derajatnya (ayat tahrir, hadis kisa dll ).
Padahal menurut beliau lagi kaum muslimin di Indonesia yang mayoritas bisa mengambil langkah persatuan dengan mengemukakan sebuah contoh, yaitu membikin satu Televisi bersama yang islami, jangan hanya sibuk dengan persoalan qunut tidak qunut, sholawatnya pakai sayidina atau tidak pakai sayidina, yang ujung-ujungnya menyebut Kafir kepada sesama kaum muslimin karena berbeda aliran atau mazhab.
Selama kaum muslimin masih menyebut Laillahhaillallah Muhammadarrasulullah, maka kita harus bersama-sama menjaga persatuan Islam, dimulai dari program Majelis Taklim, Surau langgar-langgar, mesjid, tingkat RT,RW.Kelurahan , Kecamatan, Daerah tingkat 1 dan 2 , tingkat regional bahkan tingkat Internasional, agar Islam menjadi tanaman yang subur dan berkembang dengan Persatuan islam.
Mulai lah dengan saling mendoakan kaum muslimin di seluruh indonesia bahkan di dunia, doakanlah kaum muslimin di Muhammadiyah, kaum muslimin di NU, kaum muslimin di al Irsyad, kaum muslimin di FPI dan selalu mendoakan kebaikan kepada seluruh kaum muslimin dengan tanpa membedakan latar belakang mazhab dan aliran serta organisasinya, ataupun bhakan agamanya sehingga Islam semakin kuat dan berwibawa di seluruh dunia.
Beliau pun mengemukakan adanya kebangkitan Islam di Turki, Tunisia, Mesir dan negara lainnya karena adanya kegiatan-kegiatan Maulid semacam ini.
Akhirnya beliau tutup ceramah beliau dengan syair-syair pujian dan sholawat bersama yang dikuti lebih dari 500 orang jamaah, baik dari para habaib sendiri maupun dari kalangan jaba ( non habib).
Acara pun ditutup dengan pembacaan doa oleh Al Habib Husain Assegaf dari kota Rantau.
Menurut pantauan team banjarkuumaibungasnya.blogspot.com, jamaah sangat antusias mendengarkan ceramah al ustadz al muqarrom al Habib Hasan bin Ahmad Al idrus ( Ust. Hasan Dalil ) dari Jakarta yang berapi-api namun tetap santun dalam penyampaian, karena mendorong kaum muslimin untuk bersatu demi menegakkan Islam yang rahmatan lil 'alamin untuk melawan mafia Hukum dan mafia pajak serta para koruptor yang menyengsarakan bangsa Indonesia. Nampak juga Ust.Riyadi salah seorang pengurus dan pembina Pondok Yatim Piatu Arrisallah Banjarmasin yang menghadiri acara maulid tersebut.
Peringatan Maulud Nabi di Ponpes YAPI Dijaga Ketat
Dari pengamatan detiksurabaya.com, Senin (28/2/2011), 2 satuan setingkat Kompi
(SSK) Brimob dan Dalmas Polda Jatim dikerahkan melakukan pengamanan. Itu juga masih ditambah dengan 1 Satuan Setingkat Pleton (SST) dari Polres Pasuruan. Mereka berjaga baik di luar dan di dalam ponpes.
“Kami tidak khawatir ada penyerangan. Masak pas acara mauludan mau diserang,”
kata salah satu panitia acara, Ali Haidar, menanggapi adanya penjagaan ketat di ponpes.
Ali mengaku peringatan Maulud Nabi ini dihadiri oleh sekitar 3.500 santri. Tak hanya santri yang aktif, santri yang pernah mondok atau para alumni dari berbagai juga hadir di acara yang selalu digelar di hari Senin terakhir bulan Maulud.
“Acara kami pusatkan di Masjid Ats-Qoln atau kompleks ponpes,” tambah Ali.
Karena banyaknya santri yang berpartisipasi, maka panitia mendirikan tenda di sisi timur masjid karena daya tampung masjid yang tidak memadai. Para santri sendiri yang memakai jubah dan berpeci dengan khusyuk berdoa dan mendengarkan ceramah. Hingga pukul 10.00 WIB, para santri sedang mendengarkan pembacaan ayat suci Al Quran oleh Ustadz Anwar Zein..(detik)
Bila mereka begitu rajin dan semangat mengolok-olok nabi kita yang mulia, seberapa rajinkah kita memuliakan dan mengagungkannya?. Seberapa banggakah kita menyenandungkan shalawat atasnya? Bergetarkah hati kita ketika namanya disebut dalam senandung suara azan?. Seberapa cintakah kita mengamalkan sunnah beliau dalam kehidupan kita?. Yang kita lakukan justru sebaliknya, dengan dalih bid'ah, kita klaim mereka yang mengadakan maulid nabi sebagai orang sesat padahal tidak seorangpun muslim yang menyebut maulid hukumnya wajib atau sunnah sehingga tidaklah termasuk mengada-adakan hukum baru. Dengan dalih syirik kita menggebuki dengan pentungan mereka yang berdesak-desakan untuk mencium mihrab nabi, padahal semuapun bersaksi bahwa Rasulullah adalah juga hamba Allah. |
oleh:Ismail Amin
Kita heran mengapa hinaan terhadap Nabi selalu saja muncul. Kita tidak habis pikir mengapa kebencian dan permusuhan selalu mendera pribadi suci beliau. Seseorang bisa saja memendam kebencian yang sangat kepada Rasulullah SAW sampai harus menggambarkan kehidupan beliau secara tidak senonoh pada lembaran-lembaran komik, website, buku atau apapun nama dan bentuknya. Namun kebencian bukanlah akhir segalanya, benci dan cinta adalah perasaan yang sulit untuk dipetakan pada hati manusia. Perjalanannya sebagaimana iman, sangat fluktuatif dan tidak linear. Boleh jadi saat ini kau membenci sesuatu namun pada kali yang lain kau justru sangat mencintainya. Imam Ali ra pernah berkata, "Seseorang cenderung memusuhi yang tidak diketahuinya." Ya, bisa jadi orang yang menggambarkan Rasulullah sebagai seseorang yang amoral karena belum tahu apa-apa tentang pribadi beliau SAW. Saya pribadi berharap, mereka tidak berhenti pada kebencian yang sangat pada Rasulullah, sebab kebencian hanyalah salah satu etafe dari rute perjalanan manusia yang justru bisa menghantarkan seseorang pada tingkat iman yang menakjubkan. Kisah nyata dari seorang Umar bin Khattab memberi kita pelajaran yang berharga. Ia tidak hanya membenci Rasul tetapi juga selalu berusaha membunuhnya. Dengan gigih ia menghalangi-halangi orang yang menambatkan imannya pada nilai-nilai moral yang diajarkan sang Nabi. Tetapi perjalanan manusia memang sulit ditebak, justru ketika Umar mengenal Muhammad lebih dekat, ia mengalami lompatan iman -dalam istilah Kierkegard leap of faith- yang begitu menakjubkan. Pada gilirannya, Umar ra justru menjadi sahabat dekat Nabi dan menjadi pembela Islam yang paling keras, sampai mendapat julukan, al-Waqqaf 'inda Kitabillah. Umar tidak sendiri, banyak orang-orang yang sebelumnya begitu keras permusuhannya, namun ketika lebih mengenal beliau, justeru menjadi sahabat-sahabat nabi yang keras pembelaannya terhadap Nabi.
Setiap Nabi mendapat penghinaan, kita hanya bisa geram. Kita marah, kita turun ke jalan, kita membakar dan melempari apa saja untuk menunjukkan pembelaan terhadap kekasih kita. Sebagai muslim yang mengaku mencintainya kita meneriakkan suara yang sama, tidak ada kata maaf bagi yang telah melecehkan nabi. Kita mungkin masih ingat dengan Imam Khomeini yang tanpa ampun mengeluarkan fatwa mati bagi Salman Rusdie yang menyebut wahyu yang dibawa nabi tidak lain hanyalah ayat-ayat setan. Apa saja bisa kita lakukan sebagai bentuk ekspresi penolakan dan kegeraman nama baik nabi kita diinjak-injak. Namun tidakkah kita tertarik untuk lebih melihat kedalam diri kita?. Tidakkah kita merasa perlu bertanya pada diri sendiri, "Tuluskah cinta kita kepada nabi?". Sejauh mana usaha kita memperkenalkan kemuliaan dan keagungan akhlak nabi kepada mereka?. Daripada meledakkan kemarahan dimana-mana, bukankah lebih baik kita memperkenalkan kepribadian Muhammad nabi Islam yang Karen Armstrong menyebutnya “Seorang manusia yang kompleks dan penuh kasih,” dan Michael H. Hart yang mendudukkannya pada posisi terhormat sebagai tokoh yang paling populer dan berpengaruh sepanjang sejarah. Terlalu banyak pujian dan sanjungan atasnya, sehingga Abdul Wahid Khan harus membukukan kekaguman dan penghormatan intelektual non muslim kepada Rasulullah dalam bukunya, "Rasulullah di Mata Sarjana Barat". Bahkan Allah SWT Pencipta alam semesta beserta para malaikat-Nya pun bershalawat atasnya (Qs. Al-Ahzab : 56).
Seandainya Rasulullah ada disekitar kita, dan melihat betapa merebaknya penghinaan atasnya beliau mungkin akan melakukan hal yang sama ketika penduduk Thaif melemparinya dengan batu. Jibril yang sedih melihat itu menawarkan sesuatu pada Sang Nabi, “Bila Kau mau, Kekasih Allah, aku bisa membalikkan bumi dan menimpakan gunung kepada mereka.” Lalu Muhammad menjawab, “Tidak! Sesungguhnya mereka hanya belum tahu.”Atau sebagaimana Abdullah bin Ubay yang meminta izin untuk membunuh ayah kandungnya sendiri karena telah melecehkan nabi, Nabi dengan penuh kasih menjawab, "Jangan, tetaplah berbuat baik kepada ayahmu." (Sirah al-Halabiyyah 2:307).
Di mata Rasul, mereka hanya belum tahu sehingga kebencian merambati hatinya. Tidakkah kita melihat sisi lain dari penghinaan nabi yang tiada hentinya dan semakin menjadi-jadi. Bila mereka begitu rajin dan semangat mengolok-olok nabi kita yang mulia, seberapa rajinkah kita memuliakan dan mengagungkannya?. Seberapa banggakah kita menyenandungkan shalawat atasnya? Bergetarkah hati kita ketika namanya disebut dalam senandung suara azan?. Seberapa cintakah kita mengamalkan sunnah beliau dalam kehidupan kita?. Yang kita lakukan justru sebaliknya, dengan dalih bid'ah, kita klaim mereka yang mengadakan maulid nabi sebagai orang sesat padahal tidak seorangpun muslim yang menyebut maulid hukumnya wajib atau sunnah sehingga tidaklah termasuk mengada-adakan hukum baru. Dengan dalih syirik kita menggebuki dengan pentungan mereka yang berdesak-desakan untuk mencium mihrab nabi, padahal semuapun bersaksi bahwa Rasulullah adalah juga hamba Allah. Kita haramkan Barazanji karena kita anggap terlalu mengkultuskan nabi, padahal dalam puisi dan syair, cinta sulit dilukiskan tanpa hiperbola dan metafora. Hiperbola bukanlah kedustaan dan metafora bukanlah kesyirikan. Setiap usaha memperkenalkan Ahlul Bait Nabi kita klaim sebagai penyebar aliran sesat.
Entah dengan alasan apa Makam Nabi, keluarga dan sahabat-sahabatnya kita jaga ketat layaknya akan diserang pasukan Abrahah. Sementara sewaktu Nabi dan sahabat-sahabatnya masih hidup mereka tidak membutuhkan kavaleri untuk pengawalan dan penjagaan.
Mengapa kita melakukan yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah dan juga tidak oleh keempat khalifah setelahnya? Bukankah dengan dalih yang sama, karena tidak pernah dilakukan Rasulullah kita justru mengharamkan peringatan maulid?.
Kalau dikatakan makam Nabi dan pemakaman Baqi patut mendapat penjagaan ketat agar tidak dijadikan lokasi 'penyembahan berhala' oleh para peziarah, -padahal seharusnya sahabat-sahabat nabi yang lebih layak memiliki kekhawatiran itu- lantas mengapa tidak menjadikan alasan itu untuk membenarkan pengadaan peringatan maulid, bahwa peringatan ceremonial semacam maulid justru sangat dibutuhkan umat akhir-akhir ini, sebagai waktu dan tempat untuk membincangkan keagungan dan kemuliaan nabi Muhammad SAW, untuk menyiarkan banyak dari sunnah-sunnah nabi yang terabaikan, untuk lebih memperkenalkan kemulian akhlak Rasulullah kepada mereka yang memendam dendam dan kebencian karena ketidak tahuan. Saya rasa kita punya kaidah penetapan hukum untuk itu, bahwa setiap yang menjadi perantara pelaksanaan amalan yang wajib maka wajib pula pelaksanaannya. Membeli baju hukumnya mubah, namun menjadi wajib jika kita tidak memiliki baju untuk menutup aurat dalam pelaksanaan shalat. Mengenang apapun yang berkenaan dengan Rasulullah menjadi wajib hukumnya karena menjadi syarat untuk menimbulkan kecintaan kepada Rasulullah SAW yang merupakan kewajiban bagi kaum muslimin. Hari kelahiran Nabi sesungguhnya termasuk hari-hari Allah tentangnya Allah berfirman: "Keluarkanlah kaummu dari kegelapan kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah." (Qs. 14:5).
Salam 'alaika ya Rasulallah….
Wallahu 'alam bishshawwab