Amerika Serikat berkomitmen untuk melanjutkan program suplai senjata kepada rezim Zionis Israel demi memuaskan para pemimpin Tel Aviv yang haus darah. Namun langkah ini bermakna kelanjutan pembantaian rakyat Palestina khususnya di Jalur Gaza. Bantuan fantastis itu diumumkan di tengah meningkatnya serangan Zionis ke Jalur Gaza. Serangan brutal Zionis baru-baru ini telah menggugurkan sedikitnya 20 warga Palestina dan melukai puluhan lainnya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu selain mengucapkan terima kasih kepada Washington karena telah menyetujui bantuan militer baru ke Tel Aviv, juga menegaskan tekadnya untuk membantai warga Palestina. Netanyahu menilai langkah tersebut sebagai bukti lebih lanjut atas persahabatan erat antara Israel dan Amerika Serikat.
Kongres AS telah meloloskan undang-undang otorisasi anggaran bantuan militer kepada Israel. Ketentuan itu memberikan bantuan tambahan sebesar 205 juta dolar kepada Zionis untuk memperkuat sistem pertahanan rudal Israel, Iron Dome. Sejak tahun 2007, Washington memberikan bantuan tahunan kepada Tel Aviv sebesar tiga miliar dolar. Dana ini hampir sepenuhnya dihabiskan untuk pembelian senjata Amerika sebagai bagian dari perjanjian sepuluh tahun.
Badan Urusan Teknologi Kongres AS mengatakan, Israel merupakan penerima bantuan terbesar Amerika sejak Perang Dunia II dan diumumkan untuk program pengembangan senjata kimia dan biologis. Saat ini, Israel diyakini sebagai satu-satunya pemilik senjata nuklir di Timur Tengah dengan arsenal nuklir terbesar dibandingkan Inggris atau Perancis.
Pekan lalu, ribuan aktivis perdamaian, tenaga kerja dan masyarakat sipil turun ke jalan-jalan kota New York untuk menyuarakan keprihatinan atas pendanaan perang AS di luar negeri. Mereka menyatakan keprihatinannya atas kondisi ekonomi AS yang tengah berjuang mengurangi jumlah pengangguran.
Presiden Barack Obama beberapa waktu lalu juga memveto resolusi, yang mengecam pembangunan proyek permukiman Zionis di wilayah Palestina. Padahal, anggota lain Dewan Keamanan PBB menyetujui resolusi tersebut. Bantuan senjata dan finansial AS kepada Israel diberikan untuk memusnahkan bangsa Palestina.
Wayne Madsen, jurnalis investigatif dan analis politik dari AS, meyakini bahwa Gedung Putih lebih mengutamakan kepentingan Israel ketimbang kepentingan nasional Amerika. Itupun dilakukan di tengah krisis ekonomi yang mendera rakyat Amerika.
Meski demikian, bantuan militer Amerika kepada Israel tidak menciutkan semangat dan mental bangsa Palestina dalam berjuang membebaskan tanah airnya dari penjajah Zionis. Beberapa pejabat Tel Aviv bahkan mengakui kelemahan dan ketidakmampuan Israel dalam menghadapi bangsa Palestina. (IRIB/RM/SL/17/4/2011)
0 comments to "Cara AS Membantai Rakyat Palestina"