Seorang komandan senior Iran mengatakan, Angkatan Udara Republik Islam Iran telah berhasil memproduksi persenjataan pintar, termasuk rudal jelajah baru.
"Iran telah memproduksi dan menguji rudal jelajah baru, yang memiliki kemampuan untuk menghancurkan kapal perang," kata Wakil Komandan Operasi Angkatan Udara Iran Jederal Mohammad Alavi, seperti dikutip IRNA pada hari Ahad (1/5).
Dia menambahkan bahwa para ahli Iran juga berhasil mengubah struktur rudal darat menjadi rudal udara dan memasangnya pada pesawat pembom militer Iran.
Lebih lanjut, Jenderal Alavi menuturkan, Iran juga telah memproduksi bom ultra-berat dengan tonase besar dan kemampuan destruktif yang tinggi. Dia berharap para pakar Iran akan membuat prestasi besar yang berkaitan dengan perang elektronik.
Dia mengingatkan negara-negara tetangga dan regional bahwa Angkatan Udara Iran sepenuhnya siap melawan setiap ancaman.
Pada tanggal 18 April, Menteri Pertahanan Iran Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan, militer Iran telah dilengkapi dengan rudal jelajah baru dan sistem pertahanan rudal.
"Baru-baru ini, kita menyaksikan uji penembakan sistem pertahanan negara, rudal Shahin dan Shalamcheh, dan telah diserahkan ke berbagai unit militer," tambahnya.
Vahidi menandaskan, rudal Zafar - rudal jelajah tercepat - bersama-sama dengan sistem lain, secara substansial dapat meningkatkan kemampuan pertahanan negara.
Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah menorehkan prestasi besar di bidang pertahanan dan mencapai swasembada peralatan penting militer. Sejak kemenangan Revolusi Islam Iran pada tahun 1979, negara ini telah memulai kampanye untuk kemandirian dalam industri pertahanan dan meluncurkan proyek-proyek militer.
Pada tanggal 16 April lalu, Iran berhasil menguji coba sistem pertahanan rudal baru yang diberi nama Sayyad-2 (Hunter II) dan dalam waktu dekat akan dilibatkan dalam operasi militer. Rudal ini memiliki kemampuan bersaing dalam perang elektronik dan juga dapat diandalkan dalam menghadapi sistem radar musuh.
Sayyad-2 adalah versi penyempurnaan dari sistem pertahanan rudal Sayyad-1. Sistem ini terdiri dari rudal dua tahap yang dapat menarget semua jenis pesawat tempur, termasuk pesawat pembom, di jarak menengah dan tinggi. Sistem tersebut juga dilengkapi dengan hulu ledak 200 kilogram dan dapat bergerak menuju sasaran dengan kecepatan 1.200 meter per detik.
Iran menegaskan bahwa kekuatan militernya bukan ancaman bagi negara lain dan doktrin pertahanan negara didasarkan pada pertahanan. (IRIB/RM/PH/1/5/2011)Republik Islam Iran telah mencapai kemandirian dalam siklus bahan bakar nuklir dan produksi radioisotop, yang digunakan untuk perawatan medis, kata Wakil Ketua Badan Energi Atom Iran (AEOI), Mohammad Qannadi.
"Meski adanya sanksi Barat terhadap Iran, pemuda dan para ilmuan Iran telah berhasil memperoleh kemajuan teknologi nuklir," ujar Qannadi seperti dikutip IRNA pada hari Ahad (1/5).
Qannadi menambahkan, para ahli Iran juga berhasil menjadikan negara ini mandiri di bidang produksi radioisotop, yang digunakan dalam perawatan medis dan membuatnya tidak perlu untuk mengimpor produk-produk dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia di Badan Energi Atom Iran.
Seraya menyatakan harapannya untuk memproduksi isotop industri dalam beberapa tahun mendatang, Qannadi menuturkan, Iran tidak akan perlu lagi mengimpor produk-produk itu dari luar negeri.
Pada Juni 2010, Dewan Keamanan PBB menjatuhkan sanksi putaran keempat atas Iran dengan tuduhan mengembangkan program nuklir militer. Tak lama setelah sanksi PBB, Amerika Serikat dan Uni Eropa menjatuhkan sanksi sepihak terhadap Iran untuk sektor energi dan keuangan, serta mendorong negara-negara lain untuk tidak berinvestasi di pasar Iran.
Namun, Iran menolak tuduhan itu dan menyatakan sebagai anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT), Tehran berhak untuk memperoleh teknologi nuklir damai. (IRIB/RM/PH/1/5/2011)Armada 13 Angkatan Laut Republik Islam Iran yang terdiri dari kapal perang Tonb dan Delvar telah kembali dari misi 44 hari di Teluk Aden.
Panglima Armada Angkatan Laut Iran untuk wilayah selatan, Laksamana Ebrahim Ashkan menyambut pelaut tersebut pada hari Sabtu (30/4) dan memuji mereka sebagai kebanggaan militer dan bangsa Iran.
"Armada 13 telah menempuh jarak 1.215 mil laut selama misi, yang menunjukkan kesiapan dan kemampuan Angkatan Laut Republik Islam Iran," kata Ashkan.
Armada itu diterjunkan ke perairan yang dipenuhi bajak laut di Teluk Aden dalam upaya untuk mengawal kapal tanker minyak dan rute perdagangan Iran. Teluk Aden - yang menghubungkan Samudera Hindia dengan Terusan Suez dan Laut Mediterania - merupakan koridor energi penting, terutama minyak Teluk Persia yang dikirim ke Barat melalui Terusan Suez.
Angkatan Laut Iran sejauh ini telah mengerahkan sejumlah kapal perang ke Teluk Aden untuk menjaga kapal Iran dan asing yang berlayar di perairan internasional. (IRIB/RM/PH/1/5/2011)
salut buat para ilmuwan islam teruslah berjuang untuk memajukan islam dimata dunia jangan kalah oleh dunia barat yang penuh dengan kesombongan dan arogan.