Home � � Menkes Siti Fadilah Tolak Diskriminasi WHO Soal Vaksin Flu Babi

Menkes Siti Fadilah Tolak Diskriminasi WHO Soal Vaksin Flu Babi

Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari, mengeluhkan ketidakadilan World Health Organisation (WHO) yang menunjuk 6 perusahaan sebagai pembuat resmi vaksin penawar flu babi.

"Menurut saya WHO tidak perlu menunjuk 6 perusahaan pembuat vaksin untuk mengatasi H1N1, jadi tidak ada monopoli pembuat vaksin," ujar Siti, saat berbincang dengan wartawan di rumahnya, Jalan Denpasar No 14, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (14/7/2009).

Menkes berharap WHO lebih bijak mengambil langkah penyelamatan dunia terhadap merebaknya wabah flu babi. WHO, menurut Menteri Kesehatan Indonesia, seharusnya mendukung negara berkembang untuk membuat sendiri vaksin virus berbahaya ini.

"Menurut saya kalau virus sudah dinyatakan pendemik level 6 seharusnya seed vaksin diberikan kepada negara-negara berkembang seperti Indonesia supaya bisa membuat vaksin sendiri," harapnya.

Seed vaksin menurut Menkes memang sulit dibuat. Selain melalui proses yang panjang, untuk membuatnya harus berhadapan dengan hak paten dari metode pembuatan seed vaksin.

"Seed vaksin adalah pengembangan rekayasa genetika dari virus. Untuk merubah virus liar menjadi seed vaksin diperlukan beberapa tahap, nah tahap metode rekayasa genetika ini yang dipatenkan. Kalau metodenya sudah dipatenkan ya bagaimana," keluh Menkes.

Indonesia sebenarnya sudah mendapatkan izin memakai metode pembuatan seed vaksin ini. Namun izinnya hanya digunakan untuk kebutuhan penelitian, bukan untuk dikomersilkan. Beliau menambahkan, kebutuhan akan vaksin flu babi hampir merata di seluruh dunia. Alangkah bijaksananya apabila diberikan cuma-cuma.

"Kalau bisa seed vaksin dijual murah atau diberikan gratis untuk membantu negara lainnya," pintanya.

Selain mengecam monopoli WHO, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari juga menolak saat ditawari 'produk' vaksin flu babi. Selain tamiflu masih bisa diandalkan, vaksin flu babi yang ditawarkan juga belum diuji klinis.

"Saya sudah ditawari vaksin dari beberapa perusahaan tapi saya tolak, karena belum dilakukan uji klinis, selain itu di Indonesia tamiflu masih efektif tidak ada resisten," tandas Menkes tegas.

Negara maju seperti Amerika, sudah memesan vaksin flu babi dalam jumlah besar. Tinggal menunggu pengirimannya saja seusai uji klinis.

"Amerika sudah menyiapkan US$ 1 miliar untuk membeli vaksin flu babi, tapi sedang menunggu tahap uji klinis," tutur Menkes.

Apabila wabah flu babi terus merebak, Menkes akan melakukan langkah sama dengan yang diterapkan Departemen Kesehatan Amerika, melarang penderita flu babi keluar rumah. Dengan cara ini pasien dapat dirawat intensif sampai sembuh, tanpa menularkan ke orang lain.

"Kalau sudah terlalu banyak penderita dan kita sudah tidak kuat lagi membantu, kita niru Amerika saja, siapa yang sakit duduk di rumah memakai masker dan tidak usah jalan-jalan ke mal," jelas Menkes.

Menkes yakin sekali virus flu babi segera dapat ditangani. Saat ini beliau mengaku pihaknya terus berusaha keras memberantas wabah flu babi. Flu burung strain Indonesia masih lebih mematikan dan ganas dibanding dengan flu babi. Tandas beliau.

"Virus ini tidak terlalu berbahaya, mudah-mudahan angka kematiannya rendah. Kita fokuskan kepada jajaran kesehatan untuk membantu sebisa kita,"tegasnya.
Sumber Detikcom

Tags:

0 comments to "Menkes Siti Fadilah Tolak Diskriminasi WHO Soal Vaksin Flu Babi"

Leave a comment