Dalam pidatonya sebelum Majelis Umum PBB, Presiden Barack Obama mengatakan Iran dapat memainkan peran penting dalam membentuk masa depan dunia dan keamanannya, karena itu harus meninggalkan "pembuatan senjata nuklir."
Barack Obama,Presiden AS

Presiden Obama mengatakan kepada para pemimpin dunia pada hari Rabu bahwa pemerintahnya telah memasuki sebuah era baru dalam keterlibatannya untuk mengatasi masalah-masalah global, mulai dari perubahan iklim, perdamaian di Timur Tengah, dan menegaskan bahwa masyarakat internasional harus mengambil peran yang lebih besar.

"Kami telah berusaha - dalam kata dan perbuatan - era baru dalam keterlibatan dengan dunia," katanya. "Sekarang adalah waktu bagi kita semua untuk mengambil bagian dari tanggung jawab kita untuk merespon secara global tantangan global."

Mengenai masalah non-proliferasi nuklir, Obama menyatakan bahwa AS ingin mengambil langkah menuju dunia tanpa senjata nuklir. Dia mengatakan bahwa pemerintahnya siap untuk bekerja dengan Rusia untuk pengurangan senjata serta bergabung dalam diskusi tentang Comprehensive Test Ban Treaty, yang mana AS telah menolak untuk menandatangani, New York Times melaporkan.

Dia, bagaimanapun, memperingatkan para pemimpin Iran dan Korea Utara bahwa program nuklir mereka akan membawa dunia menuruni "lereng berbahaya" dengan prospek meningkatnya perlombaan senjata di Asia Timur dan Timur Tengah.

Korea Utara - yang tidak seperti Iran- memiliki nuklir tanpa menandatangani Perjanjian Non-Proliferasi (NPT), telah secara terbuka menguji senjata nuklir dan menyatakan kepemilikan senjata tersebut.

Iran, di sisi lain, mengatakan program nuklirnya adalah untuk kepentingan warga sipil dan menyerukan penghapusan semua senjata pemusnah massal di seluruh dunia.

Barat, dipelopori oleh AS dan Israel, bagaimanapun, menuduh Tehran mmebuat senjata nuklir dengan kedok program sipil.

Dalam pidatonya, Presiden Obama mengatakan bahwa ia mendukung jalan diplomasi dengan Korea Utara dan Iran bagi membuka "jalan menuju kemakmuran yang lebih besar dan perdamaian yang lebih aman bagi kedua negara jika mereka hidup sesuai dengan kewajiban mereka."

"Tapi kalau pemerintah Iran dan Korea Utara memilih untuk mengabaikan standar internasional, jika mereka meletakkan pembuatan senjata nuklir di depan stabilitas dan keamanan regional serta kesempatan rakyat mereka sendiri. Jika mereka tidak mau menyadari bahaya perlombaan senjata nuklir telah meningkat baik di Asia Timur dan Timur Tengah, "katanya, seraya menambahkan," Maka mereka harus bertanggung jawab. "

Presiden Obama kemudian meminta para pemimpin dunia untuk menunjukkan kepada Iran dan Korea Utara bahwa hukum internasional bukan merupakan "janji kosong."

"Kita harus menegaskan bahwa masa depan bukan milik ketakutan," katanya.

Ketika dia berbicara, mitra Iran Mahmoud Ahmadinejad, yang duduk mendengarkan semua pidato Obama, tidak menunjukkan reaksi tertentu.

Ahmadinejad, yang telah secara teratur menghadiri pertemuan PBB sejak memegang kepresidenan tahun 2005, dijadwalkan berpidato Majelis Umum di kemudian hari, setelah pidato Presiden Cina Hu Jintao dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev.

Selanjutnya, Israel, yang telah secara terbuka mengancam akan menyerang instalasi nuklir Iran, menyerukan para pemimpin dunia untuk "walk out" pada saat Presiden Ahmadinejad berpidato PBB.

Presiden Ahmadinejad telah beberapa kali mengecam Israel atas perlakuan merka terhadap bangsa dan rakyat Palestina dan telah menolak isu Holocaust dengan menyebutkannya sebagai "mitos", telah meningkatkan kemarahan pejabat di Tel Aviv. [IslamTims/R]