Ilustrasi: The Straits Times

Polemik 'Allah', PM Malaysia Minta Warga Tenang!
Fajar Nugraha - Okezone
KUALA LUMPUR - Perdana Menteri Malaysia Najib Razak meminta rakyatnya untuk tetap tenang menyusul polmeik penggunaan kata 'Allah' masih terus berlanjut di Negeri Jiran tersebut.

Perdebatan sendiri masih terus bergulir menyusul keputusan Pengadilan Tinggi Malaysia yang membatalkan pelarangan penggunaan kata 'Allah' sebagai pengganti kata "Tuhan" oleh umat Kristiani. Malaysia.

Keputusan ini membuat umat muslim Malaysia terbagi dua. Banyak dari politisi muslim Malaysia menolak keras penarikan pelarangan tersebut, sementara pihak partai oposisi Parti Islam Se-Malaysia (PAS) justru mendukung penarikan pelarangan tersebut. Demikian diberitakan The Straits Times, Senin (4/1/2010).

Namun perdebatan juga timbul di kalangan partai oposisi yang termasuk dalam koalisi Pakatan Rakyat (PR), di mana PAS juga termasuk di dalamnya. Hal ini terjadi saat pemimpin spiritual PAS Nik Aziz Nik Mat menyatakan, jika agama lain selain Islam diperbolehkan untuk menggunakan kata 'Allah'. Sementara sebagian anggota koalisi lainnya justru menolak kebijakan tersebut.

Perdebatan yang semakin panas ini membuat Perdana Menteri Najib Razak meminta rakyatnya untuk tetap tenang. "Pemerintah sadar dengan sensitifitas di kalangan muslim Malaysia dan pemerintah akan melakukan banding atas keputusan penarikan pelarangan tersebut," tegas Najib.

Sebelumya pada kamis 31 Desember lalu pengadilan tinggi Malaysia menarik keputusan Kementrian Dalam Negeri Malaysia yang melarang penggunaan kata 'Allah' sebagai pengganti Tuhan bagi warga nonmuslim.

Larangan yang sudah ditetapkan sejak 2007 lalu tersebut dikeluarkan saat surat kabar The Herald menggunakan kata 'Allah' sebagai pengganti Tuhan. The Herald sendiri dimiliki oleh pihak gereja Katolik Malaysia.

Pihak Kementrian Dalam Negeri Malaysia sendiri berdalih jika kata 'Allah' hanya boleh digunakan oleh masyarakat Islam Malaysia. Mereka berdalih jika 'Allah' berasal dari bahasa arab yang berarti Tuhan dan hanya digunakan untuk umat muslim