Di Balik Kedok Misi Kemanusiaan AS
Keputusan Pemerintah AS untuk mengirim 12 ribu tentaranya ke Haiti guna menolong para korban gempa bumi, ternyata justru menyulut kekhwatiran baru. Haiti, negeri kecil dan miskin di Laut Karibia itu tidak memiliki tentara. Karena itu pada saat terhadi gempa bumi dahsyat 7,8 Skala Richter, maka tanggung jawab keamanan diserahkan kepada tentara AS. Beberapa jam setelah gempa bumi terjadi, militer AS segera mengambil kontrol Bandara Port-au-Prince, ibu kota Haiti dan mengirim armada kapal perangnya ke negeri kepulauan di tenggara AS tersebut.
Bersamaan dengan itu, Menteri Pertahanan AS Robert Gates menyatakan, pasukan militer AS telah dikirim ke Haiti untuk misi kemanusiaan di Haiti dan jika diperlukan, tentara AS berhak untuk menembak para perusuh. Meski demikian, Gates menegaskan, Washington sama sekali tidak berniat ingin berperan sebagai polisi di Haiti. Komandan Selatan Militer AS, Letjend. Ken Keen Ahad lalu (17/1) menandaskan, "Saat ini sekitar seribu tentara AS ditempatkan di Haiti. Sementara 3 ribu lainnya tengah sibuk melakukan misi penyelamatan di kapal". Menurut Keen, hingga Senin depan, akan dikirim pasukan tambahan sebanyak 12 ribu tentara.
Tentu saja, pergerakan militer AS dengan kedok misi kemanusiaan di kawasan Amerika Tengah ini memantik kecurigaan. Kendati secara kasat mata, tentara AS tengah datang ke Haiti untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada para korban gempa dan mengontrol kendali keamanan, namun tak ada jaminan militer AS bakal ditarik kembali meski misi kemanusiaan di Haiti telah selesai. Pengalaman selama ini menunjukkan, jarang sekali AS bersedia memulangkan tentaranya di kawasan yang telah didudukinya ataupun dilanda bencana alam. Sebagai misal, keberadaan militer AS di Jepang, Jerman, dan Korea Selatan. Meski Perang Dunia II sudah berakhir lebih dari setengah abad yang lalu, namun tentara AS masih juga bercokol di negara-negara tersebut.
Demikian juga di kawasan Amerika Latin. Washington seakan-akan memiliki hak monopoli atas kawasan tersebut dan menganggap belahan bumi bagian barat sebagai wilayah kekuasaannya yang tak bisa diganggu oleh kekuatan mayor dunia yang lain. Saat ini, AS memiliki puluhan pangkalan militer di kawasan Amerika Latin. Pentagon bahkan berusaha menambah pangkalan militernya di Kolombia yang berujung pada friksi antara Washington dan Caracas. AS mengklaim, pangkalan militer itu didirikan untuk memberantas penyelundupan narkotika. Namun beragam bukti justru menunjukkan bahwa Washington hanya bermaksud untuk memperkuat hegemoni regionalnya. Karena itu, belakangan Komando Armada Keempat Militer AS diaktifkan kembali di Amerika Latin setelah sempat vakum beberapa dekade. Melihat kenyataan ini, tampaknya pengiriman 12 ribu tentara AS ke Haiti bukan sekedar untuk melakukan misi kemanusiaan, tapi menyimpan skenario lain yang lebih besar.(irib,berbagai sumber)
Home � Berita , Persatuan Islam , Politik , Teroris , Wahabi � Kesahnya aja wal aiiiiii........
Kesahnya aja wal aiiiiii........
Posted by cinta Islam on 4:39 PM // 0 comments
0 comments to "Kesahnya aja wal aiiiiii........"