Pendidikan Minus Karakter
Pendidikan saat ini dinilai banyak kalangan hanya mengedepankan penguasaan aspek keilmuan dan kecerdasan anak, sedangkan pembentukan karakter dan nilai-nilai budaya bangsa di dalam diri siswa semakin terpinggirkan.
Rapuhnya karakter dan budaya dalam kehidupan berbangsa bisa membawa kemunduran peradaban bangsa. Padahal, kehidupan masyarakat yang memiliki karakter dan budaya yang kuat akan semakin memperkuat eksistensi suatu negara.
Sebagaimana dilansir koran Kompas hari ini (Jumat,15/1), persoalan tersebut mengemuka dalam Sarasehan Nasional Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa yang diadakan Kementerian Pendidikan Nasional di Jakarta, kemarin (14/1). Acara yang dibuka Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh itu diikuti sekitar 195 orang yang terdiri dari pakar pendidikan, tokoh masyarakat, budayawan, rohaniawan, akademisi, birokrat, dan pihak lain yang terkait.
Yahya Muhaimin, mantan Menteri Pendidikan Nasional, mengatakan, "Indonesia dikenal memiliki karakter kuat sebelum zaman kemerdekaan, tatkala mencapai kemerdekaan, dan mempertahankan kemerdekaan. Sekarang, karakter masyarakat Indonesia tidak sekuat pada masa lalu, sangat rapuh. Pemimpin saat ini juga tidak menjaga pembangunan karakter dan budaya bangsa," Ditegaskannya, Pembangunan karakter mesti menjadi program nasional. Dalam pendidikan, pembentukan karakter dan budaya bangsa pada siswa tidak mesti masuk kurikulum.
Yahya menekankan, nilai-nilai yang ditumbuhkembangkan dalam diri siswa berupa nilai-nilai dasar yang disepakati secara nasional yang berdasarkan pada agama dan kenegaraan. Misalnya, kejujuran, dapat dipercaya, kebersamaan, toleransi, tanggung jawab, dan peduli kepada orang lain.
Sementara itu, pembicara lainnya, Franz Magnis-Suseno, guru besar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, mengatakan, yang dibutuhkan bukan hanya karakter kuat, tetapi juga benar, positif, dan konstruktif. Namun, untuk membentuk anak-anak didik yang berkarakter kuat tidak boleh ada feodalisme para pendidik. Jika pendidik membuat anak menjadi "manutan" dengan nilai-nilai penting, tenggang rasa, dan tidak membantah, karakter anak tidak akan berkembang.
Franz menuturkan, "Kalau kita mengharapkan karakter, anak itu harus diberi semangat dan didukung agar ia menjadi pemberani, berani mengambil inisiatif, berani mengusulkan alternatif, dan berani mengemukakan pendapat yang berbeda. Ia harus diajarkan untuk berpikir sendiri."
Pemimpin Pondok Modern Darussalam Gontor KH Syukri Zarkasi mengatakan, kita mesti tahu orientasi pendidikan supaya tidak sekadar mendapat ijazah untuk mencari kerja. Pendidikan yang utama adalah membangun karakter.
Mendiknas mengatakan, kerisauan dan kerinduan banyak pihak untuk kembali memperkuat pendidikan karakter dan budaya bangsa direspons dengan baik. Pemerintah membutuhkan masukan, antara lain, menyangkut model-model pengembangan karakter dan budaya bangsa sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional.(kompas)
Home � Berita , Pemuda , Serba Serbi , Solusi Keluarga � Pendidikan Indonesia paling bagus di dunia???
Pendidikan Indonesia paling bagus di dunia???
Posted by cinta Islam on 4:49 PM // 0 comments
0 comments to "Pendidikan Indonesia paling bagus di dunia???"