Doktrin militer Arab Saudi dalam perang Yaman tidak berbeda dengan militer rezim Zionis Israel.

"Perilaku militer Arab Saudi dalam perang di Yaman, baik secara prinsip maupun taktik memiliki kesamaan dekat dengan rezim Zionis Israel dalam dua perang di Gaza dan Lebanon," ungkap Hadi Majidi seorang analis masalah Timur Tengah kepada Fars.


"Gaya perang rezim Zionis Israel adalah melancarkan serangan mendadak dan cepat. Oleh sebab itu, rezim ini tidak pernah bisa perang dalam jangka panjang. Cara yang sama juga dikopi oleh militer Arab Saudi."

Riyadh beranggapan bahwa dengan serangan mendadak dan cepat serta dengan mengerahkan pasukan angkatan udara dan darat, serta artileri secara bersamaan, mereka dapat segera menghancurkan kelompok milisi Al-Houthi dalam waktu singkat.

Namun taktik tersebut dikejutkan dengan perlawanan gigih pejuang Al-Houthi yang berhasil membuat pasukan infantri Arab Saudi kelabakan. Akibatnya, banyak personil komando Saudi yang tewas dan tertawan.

Tak ayal lagi militer Arab Saudi terpaksa hanya mengandalkan pasukan angkatan udaranya untuk melumpuhkan Al-Houthi. Namun seperti yang dialami rezim Zionis, militer Saudi tidak memiliki informasi dan data yang kongkret soal lawan tempurnya itu, dan akibatnya roket tembakan jet-jet tempur Arab Saudi menghantam kawasan penduduk dan gedung-gedung sipil.

Dengan demikian, pasukan infantri dan komando Arab Saudi gagal total menyusup ke wilayah yang dikuasai Al-Houthi. Wajar jika kini Arab Saudi mengandalkan operasi heliborne (atau penurunan pasukan dengan menggunakan helikopter). Namun operasi tersebut tetap gagal. Sekali lagi minimnya informasi dan data soal lawan dan medan tempur menjadi faktor utamanya.

Kesamaan lain taktik militer Arab Saudi dengan strategi perang rezim Zionis Israel adalah penggunaan tameng manusia dalam setiap serangan. Hanya saja bedanya militer Zionis menggunakan para tahanan Palestina, sedangkan militer Arab Saudi membayar kelompok Yaman lain untuk dijadikan tameng manusia.

Namun masalah yang paling sulit yang kini dihadapi oleh Arab Saudi adalah dampak meluasnya instabilitas dari perang di Yaman itu terhadap kondisi dalam negeri Arab Saudi. Bagaimanapun juga kerentanan dan kelemahan militer Arab Saudi berhasil dibuktikan oleh Al-Houthi.

Sejak perang meletus selain gagal masuk ke kawasan Al-Houthi melalui darat, sejumlah pangkalan militer Saudi juga berhasi diduduki oleh kelompok tersebut. Dikhawatirkan Al-Houthi akan memperluas kobaran api perang itu ke dalam negeri Arab Saudi.