Allamah Thabathabai: Habib Pakar Tafsir dan Filsafat Yang Tak Ada Duanya | | | |
|
Sayyid Muhammad Husain Thabathabai, lebih dikenal dengan sebutan Allamah Thabathabai (1281-1360 HS). Beliau salah satu ahli tafsir, filosof, dan ulama terkemuka Dunia Islam pada tiga abad terakhir. Beliau amat berperan penting dalam menghidupkan filsafat dan tafsir. Beliau tak hanya mengajar dan mengomentari filsafat Mulla Shadra, tapi juga membentuk epistemologi dalam aliran Hikmah Muta`aliyah. Dengan menulis banyak kitab dan mendidik murid-murid berkualitas semacam Syahid Muthahhari di era perlawanan terhadap pemikiran Barat seperti Marxisme, beliau menyuntikkan darah segar kepada pemikiran religius, bahkan beliau juga berupaya menyebarkan pemikiran Islam di kalangan Barat.
BiografiKehidupan Allamah Thabathabai dapat dibagi dalam empat periode:1. Periode kanak-kanak dan remaja yang dilaluinya di Tabriz.2. Periode studi di Hauzah Ilmiah (pusat pendidikan agama) di Najaf.3. Periode kembalinya beliau ke Tabriz dan bekerja sebagai petani.4. Periode hijrahnya beliau ke Qum dan melakukan aktifitas mengajar, menulis, dan menyebarkan ilmu-ilmu agama.Periode Kanak-kanak dan RemajaBeliau adalah seorang Sayid/Habib (keturunan Rasul saw dari marga Thabathabai) dari Azerbaijan. Beliau lahir pada tahun 1281 HS (Hijriah Syamsiyah)[1] di Tabriz. Beliau ditinggal ibunya saat berusia lima tahun dan ayahnya saat berumur sembilan tahun. Wakil ayah dan satu-satunya saudara beliau mengirim beliau untuk belajar di maktab (semacam madrasah diniyah. Beliau mempelajari pendidikan dasar yang meliputi Al-Quran dan buku-buku sastra Parsi dari tahun 1290 HS hingga 1296 HS. Setelah itu, sejak tahun 1297 HS hingga 1304 HS, beliau mulai belajar ilmu-ilmu agama dan meminjam ungkapan beliau sendiri, ‘menamatkan literatur selain filsafat dan irfan’.Tentang masa-masa studinya, beliau menulis, ”Pada permulaan masa belajar, ketika masih mempelajari Nahwu dan Sharaf, saya tidak begitu berminat meneruskan studi. Sebab itu, apa pun yang saya baca, tidak bisa saya pahami. Kondisi ini terus berjalan selama empat tahun. Setelah itu, seolah saya mendapat pancaran inayah dari Allah, yang membuat saya berubah. Saya merasakan suatu dorongan dan desakan dalam diri untuk memperoleh kesempurnaan, sehingga semenjak itu hingga akhir studi yang kurang lebih berlangsung selama tujuh belas tahun, saya tak pernah jemu mengajar dan berpikir. Saya melupakan keindahan dan keburukan dunia serta memandang sama peristiwa menyenangkan atau menyedihkan. Saya menghindar duduk bersama dengan orang-orang bukan ahli ilmu. Saya makan, tidur, dan menjalankan kehidupan secara normal dan sangat sederhana serta menghabiskan waktu untuk belajar. Khususnya di musim semi dan panas, saya sering belajar dari malam hingga matahari terbit. Pelajaran esok hari selalu saya pelajari pada malam sebelumnya. Tiap kali muncul suatu persoalan ilmiah, saya berusaha semaksimal mungkin untuk memecahkannya. Saat hadir di kelas, saya telah memahami apa pun yang diterangkan guru dan tak pernah menyampaikan kesalahpahaman dalam menangkap pelajaran kepada guru.”Periode Kembalinya Beliau Ke Tabriz dan Pekerjaan BertaniAlhasil, setelah menetap beberapa lama di Tabriz, beliau memutuskan untuk pergi ke Qum dan melaksanakan niat ini di tahun 1325 HS. Terkait hal ini, putra Allamah mengisahkan, ”Kami tiba di kota Qum pada tahun 1325 HS. Mulanya, kami ke rumah salah satu kerabat yang tinggal dan menuntut ilmu di sana. Tapi tak lama berselang, kami lalu menyewa sebuah ruangan di gang Yakhcal Sozi, milik salah seorang ruhaniawan yang hingga kini masih hidup. Ruangan itu kami bagi menjadi dua dengan cara memasang tirai di bagian tengahnya. Luas dua ruangan ini kurang lebih dua puluh meter persegi. Di bawah ruangan ini terdapat gudang tempat penyimpanan air. Jika membutuhkan air, kami mesti membungkuk masuk melalui pintunya dan mengisi wadah air di situ. Karena rumah itu tak memiliki dapur, maka kami memasak di dalam ruangan. Padahal, ibu kami biasa menggunakan dua dapur yang masing-masing berukuran empat puluh lima meter dan tiga puluh lima meter persegi, hingga tidak kesulitan saat mengundang banyak orang. Ayah kami memiliki beberapa kenalan di Qum. Salah satunya adalah mendiang Ayatullah Hojjat. Allamah pertama kali melakukan kunjungan ke rumah Ayatullah Hojjat dan sedikit demi sedikit beliau mulai berkenalan dengan orang-orang sekeliling beliau dan berkunjung ke rumah-rumah mereka.Perlu disebutkan bahwa pada permulaan kedatangan Allamah ke Qum, beliau dikenal dengan sebutan Qazhi. Namun karena beliau berasal dari marga Thabathabai, beliau memilih lebih dikenal dengan nama ini.Beliau memakai serban amat kecil berwarna kebiruan dan mengenakan pakaian khas ulama di Iran (abaah) yang kancingnya terbuka. Beliau berjalan di gang-gang Qum tanpa kaus kaki, dan hanya memakai pakaian yang lebih sedikit dari yang lazim dipakai orang-orang.”Guru-guruDalam ‘irfan: Allamah Qazhi. Beliau adalah guru terpenting Allamah dan yang paling berpengaruh dalam pembinaan diri beliau.Dalam filsafat: Sayyid Hasan Badkubi.Dalam matematika: Sayyid Abulqasim Khansari.Dalam bahtsul kharij fikih dan ushul fikih: Ayatullah Syaikh Muhammad Husain Isfahani dan Ayatullah Naini.Dalam ilmu rijal: Ayatullah Hojjat Kuhkamari.Karya-karya AllamahAllamah memiliki dua karya monumental yang paling mendapat perhatian dibandingkan karya-karya lainnya. Pertama adalah tafsir Al-Mizan dalam dua puluh jilid, yang ditulis beliau dalam bahasa Arab selama dua puluh tahun. Dalam tafsir ini, beliau menggunakan metode ‘penafsiran Al-Quran dengan Al-Quran’. Selain tafsir ayat dan pembahasan bahasa, beliau juga membahas ayat-ayat Al-Quran dari sudut pandang riwayat, sejarah, kalam, filsafat, dan sosial.Karya penting beliau yang lain adalah Ushule Falsafeh va Raveshe Realism. Buku ini mencakup empat belas makalah filosofis yang ditulis beliau pada dekade dua puluh dan tiga puluh Hijriah Syamsiah. Buku ini dikomentari oleh Murtadha Muthahhari dengan metode filsafat perbandingan. Buku ini termasuk buku yang pertama kali membahas topik filsafat dengan membandingkan aliran filsafat Islam dan Barat.Daftar Karya-karya Allamaha. Karya-karya Berbahasa Arab1. Al-Rasail Al-Sab`ah, meliputi:1.1. Al-Burhan (1349 HQ).1.2. Al-Mughalathah (1349 HQ).1.3. Al-Tarkib (1348 HQ).1.4. Al-Tahlil (1348 HQ).1.5. Al-I`tibariyyat (1348 HQ).1.6. Al-Manamat wa Al-Nubuwwat (1350 HQ).1.7. Al-Quwwah wa Al-Fi`l (1373 HQ).2. Sunan Al-Nabi (1350 HQ).3. Al-Rasail Al-Tauhidiyah (1361 HQ), meliputi:3.1. Al-Tauhid.3.2. Al-Asma`.3.3. Al-Af`al.3.4. Al-Wasaith.3.5. Al-Insan Qabl Al-Dunya.3.6. Al-Insan Fi Al-Dunya.3.7. Al-Insan Ba`d Al-Dunya.4. Hasyiyah Al-Kafi (1368 HQ).5. Ta`liqah `ala Bihar Al-Anwar (1370 HQ).6. Ta`liqah `ala Al-Ushul min Al-Kafi (1375 HQ).7. Ta`liqah Wahidah `ala Mirat Al-`Uqul (1376 HQ).8. Ta`liqah `ala Al-Asfar Al-Arba`ah (1378 HQ)9. `Ali wa Al-Falsafah Al-Ilahiyah (1379 HQ).10. Risalah fi Al-Tauhid (1389 HQ).11. Risalah fi Al-`Ilm (1389 HQ).12. Bidayah Al-Hikmah (1390 HQ).13. Al-Mizan fi Tafsir Al-Quran, 20 jilid (1392 HQ).14. Nihayah Al-Hikmah (1395 HQ).15. Risalah Al-Wilayah (tanpa tanggal).16. Risalah fi `Ilm Al-Nabi saw wa Al-Imam as bi Al-Ghaib (tanpa tanggal).17. Syarah/Komentar atas:17.1. Al-Muraqabat; Mirza Jawad Malaki Tabrizi.17.2. Wasail Al-Syi`ah; Syaikh Hurr `Amili.17.3. Nur Al-Tsaqalain; Huwaizi.17.4. Tafsir `Ayyasyi.17.5. Mafahim Al-Quran; Ja`far Subhani.18. Al-Taqridh `ala Al-Furqan fi Tafsir Al-Quran; Muhammad Shadiqi.Karya-karya Berbahasa Parsi:1. Ushule Falsafeh va Raveshe Realism (1332 HS).2. Tadzilat va Mohakemat bar She Maktube Avvale Sayyed Ahmad Karbalai va Syaikh Mohammad Husain Gharavi Esfahani dar Maurede Baiti az Aththar (sebagian dilanjutkan oleh Allamah Sayyed Mohammad Husain Husaini Tehrani).3. Syiah: Majmoeye Mozakerat ba Profesor Henry Corbin.4. Syiah dar Eslam (1348 Hs).5. Quran dar Eslam (1353 HS).6. Amuzesye Din (untuk anak-anak).7. Barresihaye Eslami (jilid pertama).8. Eslame Ensane Moasher (jilid kedua Barresihaye Eslami).9. Barresihaye Eslami (jilid ketiga, 96 halaman pertama).10. Syair-syair.11. Syarah/Komentar atas:11.1. Raveshe Andisyeh; Syahid Mohammad Mofatteh.11.2. Esyq va Rastegari; Ahmad Zamrodiyan.11.3. Dastane Zendeha; Abdolkarim Aqdami.12. Besyarate Ahdain.13. Ketab dar Maurede Haj.14. Beberapa artikel pendek:14.1. Daolate Pusyali va Dastnesyandei Bename Esrail.14.2. Wawancara dengan Allamah tentang Syahid Muthahhari.14.3. Komentar atas sebagian karya Dr. Ali Syariati.14.4. Jawaban atas sebuah surat.15. Resalei dar Mabda va Maad.16. Resalei dar Nobovvat.17. Resalei dar Esyq.18. Resalei dar Mosytaqqat.19. Hasyiyeh bar Makaseb.20. Selseleye Ansabe Thabathabaeyan dar Azarbaijan.21. Manzomei dar Khatte Nasta`liq.22. Ravabethe Ejtemai dar Eslam (terjemahan beberapa pembahasan sosial dalam tafsir Al-Mizan yang berkaitan dengan ayat terakhir surah Al Imran).Penjelasan Beberapa KaryaBidayah Al-Hikmah: Buku yang berisi pelajaran ringkas filsafat yang diperuntukkan bagi para peminat ilmu-ilmu rasional di Qum dan pelbagai universitas di Iran.Nihayah Al-Hikmah: Buku pelajaran filsafat seperti yang pertama, namun mengandung pembahasan dan penjelasan yang lebih rinci dan rumit.Hasyiye bar Kifayah: Sebuah buku tentang metode-metode istinbath (pengambilan hukum).Majmoeye Mozakerat ba Profesor Henry Corbin: Berisi tentang tanya-jawab antara Allamah Thabathabai dan periset asal Prancis tentang Syiah dan pembahasan akidah.Resaleye Ensane Qabl az Donya, dar Donya, dan Ba`d az Donya: Buku ini berisi pembahasan tentang tiga alam, yaitu materi, mitsal, dan akal. Buku ini memberi jawaban terhadap sebagian besar pertanyaan yang mengusik benak kawula muda.Murid-murid AllamahAllamah Thabathabai mendidik banyak murid, yang terpenting di antara mereka adalah:1. Sayyid Jalaludin Asyteyani.2. Dr. Gholam Husain Ebrahimi Dinani.3. Ahmad Ahmadi.4. Sayyid Mohammad Ali Abthahi.5. Sayyid Mohammad Baqer Abthahi.6. Ali Ahmadi Meyanji.7. Yahya Anshari.8. Syaikh Abbas Izadi.9. Ibrahim Amini.10. Sayyid Mohammad Husaini Behesyti.11. Abdollah Javadi Amoli.12. Hasan Hasanzadeh Amoli.13. Sayyid Mahdi Ruhani.14. Ezzudin Zanjani.15. Mohammad Shadeqi Tehrani.16. Imam Musa Shadr.17. Sayyid Mohammad Husain Kalehzari.18. Mohammad Taqi Mesbah Yazdi.19. Mohammad Mofatteh.20. Mortadha Muthahhari.21. Nasher Makarem Syerazi.22. Husain Nuri Hamedani.23. Sayyid Yahya Yatsrebi.Juga banyak cendekiawan yang mengambil manfaat keilmuan dari majlis-majlis diskusi Allamah. Salah satunya adalah majlis diskusi dengan Profesor Henry Corbin, yang dihadiri oleh Sayyid Husain Nashr dan kaum intelektual lainnya. Atau majlis-majlis diskusi di Teheran yang diikuti oleh cendekiawan seperti Darius Syaigan.[1] Sekarang di Iran memasuki penghujung tahun (bulan 12) 1388 HS. |
thanks makalahnya