Home , , , , � Film persatuan

Film persatuan

Putra Mariam: Film Kerukunan yang Menentramkan

Jenis: Film drama

Judul: Putra Mariam

Skenario dan Sutradara: Hamid Jabali

rahman-menolong-romo-yang-sakit1

Dalam sejarah perjalanan anak adam, kerukunan umat manusia kerap kali mengalami ujian pahit. Tak jarang kecintaan pada sesama terkalahkan oleh kepentingan-kepentingan individualis. Belakangan juga, kita berturut-turut menyaksikan perseturuan antar umat beragama di berbagai wilayah tanah air. Apalagi, suhu politik menjelang pemilu yang kian memanas, seringkali turut menghangatkan segala friksi dan perbedaan.

Saya tak bermaksud membedah konflik sosial tersebut, biarkan itu menjadi PR sosiolog agama dan para juru dakwah. Tapi, sebagai bagian dari umat, rasanya saya juga memiliki tanggung jawab untuk memberikan pengertian pada orang-orang di sekitar saya, terutama anak-anak sebab kelak mereka akan menjadi bagian dari masyarakat. Dengan menonton film ini, saya jadi memperoleh gambaran tentang kehidupan beragama yang menyejukkan, terutama bagi pendidikan anak-anak.

Film yang berdurasi lebih dari 60 menit ini, berkisah tentang kehidupan Rahman, bocah kecil yang tinggal di pelosok desa di Iran. Setiap pagi, Rahman yang diperankan oleh Muhsin Falsafin, bekerja mengantar susu ke rumah-rumah penduduk termasuk ke gereja yang berada di kampung tersebut. Suatu hari, Romo sedang tidak di tempat, Rahman kecil mencarinya sampai ke ruangan kebaktian. Ia terkejut dan aneh memandangi simbol-simbol agama yang selama ini terasa asing baginya. Lalu dengan penuh rasa takut, ia pun berlari dan menjauh meninggalkan gereja.

Namun, kecemasan itu tak berlangsung lama. Berkat kebaikan Romo yang selalu mengantar bunga-bunga segar ke pekuburan, termasuk makam ibu Rahman yang bernama Mariam, ia pun perlahan mulai membuka diri. Apalagi, saat Romo ditanya tentang ibunya, ia menjawab: “Semua ibu itu baik seperti bunda Maria”

Pertemanan Rahman makin menguat, di saat sang Romo mulai jatuh sakit. Setiap hari Rahman datang ke ruangannya untuk membantu orang tua sebatang kara ini. Tekad menolongnya kian bulat ketika ustadnya memberikan mandat untuk lebih memperhatikan Romo, pada saat pak ustad menjenguknya.

Suatu hari, Romo meminta Rahman untuk menghubungi saudaranya yang menjadi pendeta di salah satu gereja kota. Di sinilah petualangan Rahman dimulai, ia menyusuri gereja demi gereja untuk berjumpa dengan saudara Romo. Pada setiap gereja, Rahman menemukan beragam upacara mulai dari pembaptisan hingga pernikahan. Ia seperti berusaha memaklumkan dirinya bahwa di luar sana ada keyakinan yang berbeda dengannya.

ustad-jenguk-romo1

Saudara Romo akhirnya ditemukan lalu ia diboyong si adik untuk berobat ke rumah sakit kota. Sekali lagi, kesetiaan Rahman pada kemanusiaan perlu dipuji. Ia berjanji pada Romo untuk menjaga kediamannya. Di sela-sela jadual ngaji, mengumandangkan azan dan mengempel lantai masjid. Ia juga menyempatkan untuk menyeka debu di gereja, menyalakan lilin dan memperbaiki atribut yang rusak.

Rahman, dalam film yang diproduksi rumah sastra dan seni anak ini telah menyentil nurani saya yang terkadang belum adil menyikapi perbedaan. Rahman seorang bocah cilik yang sangat taat pada aturan agamanya, namun menjadi lara dan menitikkan air mata ketika mendengar kabar kematian Romo.

sumber:http://bundahakim.wordpress.com/2009/02/24/putra-mariam-film-kerukunan-yang-menentramkan/






0 comments to "Film persatuan"

Leave a comment