Takbir (Allahu Akbar) Kok Dilecehkan

Sewaktu di Madinah, Dr. Ali Syariati mendengar sesuatu yang belum pernah ia dengar sekalipun dari mulut seorang Syiah yang bodoh. Ali Syariati mendengar seorang ulama yang mengatakan, “Orang-orang Syiah jika mereka telah melaksanakan salat, mereka akan menepuk-nepuk pahanya sebanyak tiga kali dan menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri lalu berkata khanal Amin (Jibril telah berkhianat)…”
Mungkin, melalui ‘ulama’ seperti inilah ada orang (bodoh) yang bilang bahwa salah satu kemiripan antara Syiah dengan Yahudi [atau Kristen seperti yang dilakukan orang ini] adalah selesai salat mereka memukul paha. Melalui ‘ulama’ seperti ini juga ada seseorang yang setelah melihat saudaranya yang Syi’i salat, lalu berkata, “Syiah kalau salat mukul-mukul paha ya?” Melalui ‘ulama’ semacam ini juga ada orang Kuwait yang tanya ke saya di chat room, “Kenapa selesai salat, orang Syiah memukul-mukul paha?”
Padahal sesungguhnya yang dilakukan oleh orang-orang Syiah adalah selalu mengangkat tangan setiap takbir (Allâhu Akbar) termasuk takbir tiga kali setelah salam. Di saat takbir terakhir itulah ada beberapa muslim Syiah yang juga menengok ke kanan dan kiri—sama seperti saudara Ahlussunah yang menengok ketika mengucapkan salam. Karena menurut beberapa riwayat (seperti di dalam Musnad Ahmad), Nabi itu selalu mengangkat tangannya ketika takbir.
وكان رسول الله صلى الله عليه وسلم يرفع يديه في كل تكبيرة من الصلاة
Mengenai hakikat dan rahasia dari mengangkat tangan ketika salat, Imam Khomeini mengutip riwayat dari Imam Ali Ar-Ridha as (dalam Syarh Al-Arba’în Haditsan), “Diangkatnya kedua tangan dalam takbir untuk memperagakan ketundukan, kerendahan, dan kekhusyukan. Allah menginginkan agar saat mengingat-Nya, seorang hamba bersikap tunduk, merendah, dan khusyuk. Selain itu, mengangkat kedua tangan juga berperan memantapkan dan memusatkan hati.”
Imam Khomeini dalam salah satu karyanya yang monumental, Sirr ash-Shalâh: Mi’râj as-Sâlikîn wa Shalâh al-‘Ârifîn, juga mencoba menafsirkan makna tiga takbir penutup dalam salat. Takbir pertama adalah bukti bahwa sâlik (pesuluk, orang yang melakukan perjalanan spiritual) telah menyaksikan kemunculan Dzât di hadirat nama dan sifat. Takbir kedua, sâlik telah menyaksikan tajallî nama-nama di kehadiran entitas dan tajallî Dzât. Takbir ketiga sâlik menyaksikan sekaligus tajallî dzât, nama, dan af’âl pada cermin entitas luar. Wallahualam.
Catatan: Fanatisme membutakan segalanya!
sumber:http://ejajufri.wordpress.com/2010/03/26/takbir-allahu-akbar-kok-dilecehkan/
0 comments to "Takbir tidak boleh..???..."