IRIB-Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan menilai tidak tepat protes sejumlah negara terhadap Iran karena melanjutkan pengayaan uraniumnya untuk kepentingan damai.
IRNA melaporkan, pernyataan itu dikemukakan Erdogan setelah pertemuannya dengan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-moon, di Istanbul. Ban berada di Istanbul dalam rangka menghadiri Konferensi Internasional Somalia.
Erdogan menekankan bahwa setiap negara berhak memperkaya uranium untuk kepentingan damai. Dikatakannya, protes dan kritikan terhadap masalah ini sama sekali tidak benar. Menyingung penandatanganan deklarasi Tehran, Erdogan menyebutnya sebagai kemenangan diplomasi dan tidak satu pihak pun yang boleh mencegah kemenangan. "Masyarakat internasional harus mendukung masalah ini."
Di bagian lain pernyataannya, Erdogan mengatakan bahwa surat Iran akan dikirimkan ke Badan Energi Atom Internasional Senin (24/5). 10 butir dalam kesepakatan tersebut juga akan dicantumkan.
"Jika Iran atau pihak terkait dalam kesepakatan tersebut tidak jujur, ketika itulah masalahnya akan dibahas kembali," tegasnya.
Di lain pihak, Sekjen PBB juga mengapresiasi upaya Turki terkait program nuklir Iran.(IRIB/MZ/23/5/2010)
"Mimpi Muluk" Iran Tidak Mungkin Buyar dengan Sanksi dan Agresi Militer
Situs televisi Fox News Amerika menurunkan laporan berisi peringatan soal aksi "balas dendam" Iran dengan menyebutkan bahwa cara menghentikan program nuklir Iran bukan dengan perang maupun sanksi.
Jonathan Kirshner, dalam artikelnya yang dimuat Fox News mengakui bahwa sanksi maupun agresi militer tidak akan mampu menghentikan program nuklir Iran. Seraya menyebut program nuklir Iran sebagai "mimpi muluk" Kirshner menyatakan, kontroversi soal solusi terbaik penghentian program nuklir Tehran semuanya mencakup mekanisme yang keliru.
Ketua Pusat Studi Perang dan Perdamaian di Universitas Cornell Amerika ini menegaskan terdapat dua kubu dalam hal ini. Pertama kelompok yang mendukung solusi diplomatik dan sanksi. Kelompok kedua hanya mendukung serangan militer.
Penulis menjelaskan bahwa kedua opsi tersebut sebenarnya bukan pilihan terbaik, mengingat masih berpotensi memancing pembalasan dendam dari Iran. Perlu ditekankan bahwa Iran menguasai Selat Hormouz, yang merupakan jalur suplai minyak penting dunia. Iran juga dipastikan akan membalas negara-negara yang membantu menyukseskan sanksi atas Tehran.
Kirshner menentang kedua opsi tersebut karena potensi pembalasan dendam Iran. Sanksi dan serangan militer tidak akan menghentikan program nuklir Iran. Namun menurutnya, satu-satunya opsi aman yang tersisa adalah perubahan sistem pemerintahan di Iran dari dalam.
Lebih lanjut dijelaskannya bahwa generasi muda Iran saat ini rata-rata berusia 27 tahun dan ini berarti bahwa sebagian besar pemuda di Iran lahir pasca Revolusi Islam. Artinya perubahan sistem pemerintahan di Iran dapat dilakukan dari dalam dan dan oleh karena itu para pemimpin mendatang Iran harus didukung penuh. Menurutnya, ini satu-satunya "safe option" bagi Amerika untuk menghentikan "mimpi muluk" program nuklir Iran.(IRIB/MZ/23/5/2010)
0 comments to "generasi muda Iran dan Banjar saat ini rata-rata berusia 27 tahun dan ini berarti bahwa sebagian besar pemuda di Iran lahir pasca Revolusi Islam.r"