Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei menekankan bahwa hal yang paling dibutuhkan umat Islam saat ini adalah persatuan.

Rahbar hari ini (10/7/201) dalam acara peringatan hari Bi'tsah (Kenabian) Rasulullah Saw dalam sebuah pertemuan yang dihadiri oleh para pejabat tinggi negara, Duta Besar negara-negara Islam dan warga dari berbagai lapisan masyarakat di Tehran menyebut pengutusan Nabi Saw sebagai peristiwa sangat penting yang menjadi pembuka bagi gerakan untuk kebahagiaan umat manusia dan jaminan bagi memenuhi tuntutan fitrah dan sejarah manusia.

Beliau mengatakan, "Pengutusan Rasulullah Saw dan risalah agama Islam membawa peran keadilan, perdamaian, keamanan, ketentraman, dan keselamatan bagi seluruh umat manusia. Akhir dari jalan tauhid ini, sebagaimana yang dijanjikan secara benar oleh Allah Swt, adalah kebahagiaan, kejayaan dan kemenangan bagi yang mendambakannya."

Beliau menyebut Republik Islam Iran sebagai pengibar panji kesadaran, persatuan dan kehormatan bangsa-bangsa Muslim di dunia. Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, "Selama 31 tahun, kekuatan-kekuatan arogansi dunia melakukan makar terhadap pemerintahan Islam ini. Akan tetapi berkat bantuan Allah, semua gangguan itu hanya membuat Republik Islam Iran semakin kokoh dan berakar kuat."

Rahbar menyinggung kepemilikan senjata oleh negara-negara arogan dunia dan alokasi dana raksasa mereka untuk menumpuk senjata. Beliau menyebut kondisi ini sebagai fenomena yang menyedihkan di dunia kontemporer. Beliau mengungkapkan, "Dunia akan tetap berada dalam ancaman perang, ketidakamanan dan ketidakadilan selama kekuatan-kekuatan arogan masih menjadi penentu transformasi di dunia."

Ayatollah al-Udzma Khamenei menyebutkan data resmi yang menunjukkan bahwa bujet militer AS tahun lalu mencapai 600 miliar USD. "Mesin-mesin perang ini digunakan untuk membantai rakyat muslim di Afghanistan, memasung bangsa Irak, dan membantu rezim Zionis Israel supaya kawasan Timur Tengah tetap membara," kata beliau.

Lebih lanjut beliau menyinggung perubahan kondisi di dunia dan geliat kebangkitan Islam yang semakin menonjol di Dunia Islam, seraya menandaskan, "Salah satu faktor kehancuran kubu kekuatan arogan dunia adalah kebangkitan kaum muslimin yang membuat kubu-kubu kekuatan kehilangan kemampuannya. Kondisi AS saat ini yang jauh berbeda dengan kondisi di masa lalu adalah bukti yang menguatkan pandangan ini."(irib/10/7/2010)