Home � Tujuan Amerika Serikat dan Inggris adalah menyulut perpecahan antara kaum Syiah dan Sunni.!!!!..

Tujuan Amerika Serikat dan Inggris adalah menyulut perpecahan antara kaum Syiah dan Sunni.!!!!..

Mottaki: Teroris di Afghanistan dan Pakistan Mengganggu Iran

Aktualpress-Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, menyatakan bahwa peningkatan pasukan asing merupakan faktor instabilitas Afghanistan yang kian menjadi.

Mottaki dalam pernyataannya yang disampaikan di Konferensi Internasional Kabul, hari ini (Selasa, 20/7) seraya menyebut krisis Afghanistan sebagai problem kawasan, mengatakan, “Untuk menyelesaikan krisisi di Afghanistan, kapabilitas regional harus dioptimalkan. Republik Islam Iran, Pakistan, Turki dan sejumlah negara lainnya telah melangkah untuk melakukan upaya ini.”

Dalam pidatonya di konfrensi itu, Mottaki juga menegaskan bahwa militer bukan jalan keluar untuk menyelesaikan krisis Afghanistan. Menurut Menlu Iran ini, semua perilaku di Afghanistan harus berlandaskan dengan fakta yang ada. Selain itu, upaya yang ada juga harus memberikan kepercayaan pada pemerintah dan rakyat negara ini.

Mottaki juga menjelaskan bahwa kelompok teroris di Afghanistan dan Pakistan digunakan untuk mengganggu wilayah timur Iran. Ia menambahkan, “Pasukan asing ditempatkan di Afghanistan untuk membasmi penyelundupan narkotika di negara ini. Akan tetapi kondisi yang ada menunjukkan bahwa instabilitas, produksi narkotika dan kemiskinan kian meningkat.

Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran menandaskan, “Meski pasukan asing dikerahkan di Afghanistan, tapi kondisi keamanan di negara ini kian parah. Jika mereka tetap bercokol di negara ini, realisasi stabilitas dan keamanan di negeri ini sulit tercapai.”

Di bagian lain pidatonya, Mottaki menyebutkan memberikan kepercayaan kepada pemerintah Afghanistan untuk menangani negaranya sebagai langkah yang penting. Ia juga berharap Konferensi Internasional Kabul dapat menemukan solusi untuk menyelesaikan problema di Afghanistan. (Ap/AR/SL/20/7/2010)

Larijani: AS ! Bertobatlah

Tehran, Aktualpress--Ketua Parlemen Republik Islam Iran, Ali Larijani menyebut sejumlah sikap dualisme Barat termasuk Amerika Serikat (AS) dalam masalah internasional. Ia menilai Washington gagal dalam menerapkan strategi ganda tersebut.

Larijani yang saat ini berada di Jenewa untuk mengikuti sidang ketiga Uni Antar-Parlemen (IPU) Selasa (20/7) dalam jumpa pers menandaskan, kebijakan ganda di tingkat internasional bukan hanya terbatas pada masalah nuklir. “AS terus mengungkit-ungkit kasus program nuklir sipil Iran padahal Rezim Zionis Israel memiliki lebih dari 200 hulu ledak nuklir dan tidak bersedia menandatangani Traktat Non Proliferasi Nuklir (NPT),” tegas Larijani.

Masih menurut ketua parlemen Iran,” AS di satu sisi meneriakkan slogan perang anti terorisme, namun di balik layar Washington terus berunding dengan kelompok teroris dan mendukung mereka.” Selama sikap ini terus berlangsung di tingkat internasional maka AS tidak akan pernah mencapai keberhasilan.

Di satu sisi AS gencar memboikot Iran, namun di sisi lain negara adidaya ini mengklaim dirinya berusaha berunding dengan Tehran. Menurut Larijani, sebaiknya AS mendahulukan dialog sebelum menjatuhkan sanksi. (Ap/MF/PH/21/7/2010)

Mottaki Kritik Dualisme Barat Soal Terorisme

Tehran, Aktualpress--Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, Manouchehr Mottaki mengkritik keras sikap dualisme Barat terhadap terorisme.

Mottaki Selasa (20/7) saat bertemu dengan Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Cathrine Ashton di sela-sela konferensi internasional Kabul menyebutkan pengulangan strategi gagal George W. Bush oleh Barack Obama di Afghanistan.

Mottaki menekankan tidak ada perbedaan antara kebijakan delapan tahun Bush dan Obama saat ini yang memerintah AS. Dalam pertemuan ini Mottaki membeberkan masalah regional kepada Ashton. Ia menambahkan, penting untuk memperhatikan adat istiadat rakyat Afghanistan dalam proses penyelesaian krisis di negara ini.

Menyinggung transformasi Irak, Mottaki menekankan pentingnya kinerja sejati dalam menyelesaikan krisis di Baghdad.

Sementara itu, Ashton menyatakan kesiapan Uni Eropa untuk melanjutkan perundingan dengan Tehran. Ia juga menyeru Barat untuk memulai perundingan dengan Iran. Ia menegaskan, Uni Eropa bertekad mencari solusi yang diterima kedua pihak. (Ap/al-Alam/MF/SL/21/7/2010)

Badan Intelijen Iran Ternyata Skenario Kasus Amiri


Tehran, Aktualpress-Sumber terpercaya mengkonfirmasikan bahwa informasi penting Badan Intelijen AS (CIA) ada di tangan Iran melalui Shahram Amiri, peneliti asal Iran yang belum lama ini diculik AS.

Sumber yang diwawancari Kantor Berita Fars mengatakan, "Ini adalah perang intelijen antara AS dan Iran yang skenarionya dikendalikan oleh Iran."

Pernyataan itu disampaikan sumber yang namanya dirahasiakan itu dalam wawancara terkait kembalinya Shahram Amiri ke Iran dan kekalahan intelijen AS.

Menurut sumber itu, Iran berhasil mengendalikan perang intelijen dengan AS tanpa harus memberikan konsesi apapun kepada musuh. Ia mengatakan, "Ini adalah kemenangan telak."

Lebih lanjut sumber itu mengatakan, "Iran dalam perang intelijen telah menentukan sejumlah target.

Pertama, CIA mudah terkecoh dengan para penipu profesional yang menyerahkan informasi-informasi salah.

Kedua, sejumlah pihak yang bekerja dengan CIA memahami benar bahwa badan intelijen ini tidak mempunyai orientasi jelas soal program nuklir Iran dan hanya berpikir menyimpangkan program ini. Untuk itu, mereka memanfaatkan kondisi tersebut untuk menerima uang dalam jumlah besar dengan memberikan informasi yang salah. Semuan informasi itu juga ada di tangan kami. Salah satu penipu profesional adalah kelompok munafikin yang dikenal dengan MKO."

Shahram Amiri tahun lalu diculik di kota Madinah, Arab Saudi saat melakukan ibadah umrah. Amiri selanjutnya dibawa oleh agen CIA ke AS.(Ap/AR/AHF/21/7/2010)

Larijani: Afghanistan Akan Jadi Vietnam Kedua Bagi AS

Tehran, Aktualpress-Ketua Parlemen Republik Islam Iran, Ali Larijani menjelaskan, Afghanistan akan menjadi Vietnam baru bagi Amerika Serikat (AS).

IRNA hari Kamis (22/7) melaporkan, Larijani dalam wawancara televisi di Jenewa menyamakan kehadiran pasukan AS di Afghanistan dengan kehadiran militer negara ini di Vietnam dan kawasan Indochina.

Ia mengatakan, seperti di Vietnam yang gagal, AS di Afghanistan juga akan mengalami nasib serupa. Dalam wawancaranya ia juga mengisyaratkan nasib Uni Soviet yang menduduki Afghanistan. Ditegaskannya, rakyat Afghanistan tidak pernah menyerah kepada pasukan asing.

Di bagian lain wawancaranya, Larijani mengutuk penjatuhan sanksi anti-Iran oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB). Menurutnya, sanksi ini ditujukan untuk memutus sumber dana bagi pembangunan reaktor nuklir sipil Iran. (Ap/IRNA/MF/SL/22/7/2010)

Ayah Neda Agha Soltan: Putriku Bukan Hijau!

Tehran, Aktualpress-Ayah Neda Agha Soltan untuk pertama kalinya pasca kematian anaknya membuka mulut di depan kamera soal anaknya. “Putriku tidak termasuk gerakan Hijau dan kami juga tidak!”

Ayah Neda menyinggung bahwa sebagian orang menyebut Neda sebagai pendukung gerakan Hijau seraya mengatakan, “Neda selalu ingin bebas. Apa saja yang kami katakan tidak pernah didengarnya.”

Ayah Neda mengatakan, “Ia pernah bertanya kepada kami, “Mengapa kalian melakukan Revolusi? Apa yang kalian lakukan itu salah.” Kami jawab, “Baiklah, kami telah melakukan sesuatu dan katakanlah itu salah, tapi yang terpenting engkau jangan pergi ke jalan.!”

Ditambahkannya, “Neda tidak mendengar ucapan kami. Namun yang pasti ia bukan Hijau dan kami juga tidak!”

Patut diketahui bahwa sebelum ini ibu Neda mengatakan, “Neda tidak ikut dalam pemilu presiden dan tidak menjadi pendukung satu dari calon kandidat yang ada.”(Ap/SL/MZ/22/7/2010)

Karoubi: Garda Konstitusi Berlaku Curang Sejak Masa Rafsanjani!

Tehran, Aktualpress-Mehdi Karoubi, kandidat pemilu presiden periode ke-10 yang perolehan suaranya kurang dari kertas suara rusak ternyata kembali berulah. Karoubi dalam pernyataan terbarunya menuduh kecurangan pemilu ternyata telah dilakukan sejak masa pemerintahan Akbar Hashemi Rafsanjani. Karoubi mengatakan, “Dewan Garda Konstitusi telah melakukan kecurangan sejak masa kepresidenan Rafsanjani.”

Mehdi Karoubi dalam suratnya yang ditujukan kepada Ayatullah Momeni mengatakan, “Di mata saya Anda adalah seorang mukmin. Oleh karena itu, surat ini saya tujukan kepada Anda.”

Karoubi sebelum ini mengeluarkan pernyataan bohong bahwa telah terjadi pelecehan seksual di penjara Kahrizak, karena tidak pernah terbukti ternyata hanya skenario tim suksesnya agar diliput media. Kali ini Karoubi menjadikan Ayatullah Momeni, anggota Dewan Garda Konstitusi sebagai targetnya.

Karoubi mengatakan, “Bapak Momeni, Anda mengetahui persis bahwa sebagian anggota Parlemen Iran di sejumlah periode ditolak karena kinerja bermasalah atau memiliki kekayaan dari jalan yang tidak sah dan bersikap menentang undang-undang. Namun setelah beberapa waktu mereka ini kemudian dapat lolos kembali ke parlemen lewat jalur fraksi-fraksi politik yang ada. Saya tidak menyebutkan nama mereka dengan alasan syariat. Tapi bila Anda lupa, tolong sampaikan. Karena saya akan membeberkan semuanya.”

Mehdi Karoubi yang menyebut dirinya sebagai Syeikh Reformasi ini menyebutkan bahwa masalah kecurangan di dalam pemilu tidak hanya terbatas dalam pemilu presiden ke-10, tapi contoh kecurangan itu juga dapat disaksikan dalam pemilu legislatif periode keenam.

Mayoritas pengamat politik berkeyakinan, Karoubi dengan 300 ribu suara yang diraihnya di pemilu presiden tahun lalu, tidak punya alasan untuk mengklaim adanya kecurangan. Itulah mengapa untuk memperkuat klaimnya ini, ia berupaya menyebut kecurangan tidak hanya kali ini terjadi, tapi telah terjadi di tahun-tahun sebelumnya.(Ap/SL/MZ/22/7/2010)

Ayatullah Jannati: Hati-Hati Iran Juga Akan Membalas

Khatib shalat Jumat Tehran, Ayatullah Ahmad Jannati, menuding Amerika Serikat dan Inggris sebagai pelaku utama serangan teror di Zahedan, Iran.

15 Juli 2010 lalu, terjadi dua ledakan bom di depan masjid jami Zahedan, Propinsi Sistan-Baluchestan, Iran tenggara. Insiden tersebut merenggut nyawa 27 warga Iran dan mencederai 300 lainnya.

Ayatullah Jannati dalam khutbah Jumatnya menyatakan, "Tujuan Amerika Serikat dan Inggris sebagai pelaku utama teror di Zahedan, adalah menyulut perpecahan antara kaum Syiah dan Sunni."

Ia juga menekankan pentingnya persatuan masyarakat Islam dan kewaspadaan mereka dalam menghadapi propaganda bengis musuh Revolusi Islam. Dikatakannya pula bahwa Republik Islam Iran tidak akan membiarkan musuh sukses mencapai tujuannya.

Menyinggung ancaman negara-negara Barat untuk memeriksa kapal dan pesawat yang bergerak menuju Iran, Ayatullah Jannati memperingatkan bahwa Republik Islam Iran akan mengambil tindakan balasan dalam hal ini. (Ap/MZ/PH/23/7/2010)

Mottaki: Iran Punya Jawaban untuk Berunding dengan Kelompok Wina

Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, Manouchehr Mottaki menyatakan, "Kelompok Wina mengharapkan perundingan kembali dilanjutkan, dan Iran telah menyiapkan jawabannya yang dalam waktu dekat akan diumumkan."

Hal itu dikemukakan hari ini (23/7/2010) oleh Mottaki dalam pertemuannya dengan para rektor fakultas kedokteran Iran di Tehran. Dikatakannya bahwa dalam pertemuannya dengan Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton, pihaknya telah membicarakan masalah pentingnya dimulai lagi perundingan.

"Hubungan Iran dan Eropa serta berbagai masalah lain dibahas dalam pertemuan tersebut dan mengingat Ashton juga mewakili kelompok 5+1 maka pertemuan tersebut juga membahas program nuklir Iran," jelas Mottaki.

Ditanya tentang dampak sanksi yang diratifikasi oleh Dewan Keamanan PBB dan sanksi unilateral Amerika Serikat terhadap bidang kedokteran Iran, Mottaki menyatakan, "Iran sudah terbiasa dengan sanksi selama puluhan tahun. Bagi saya sangat wajar jika ada negara yang akan menghadapi banyak gangguan hanya karena ingin mandiri."

"Dalam 30 tahun terakhir, Amerika Serikat tidak pernah mencabut sanksi terhadap Iran, namun Iran semakin hari semakin maju. Dan bahkan di banyak bidang kedokteran dan pengobatan, bangsa Iran telah mencapai swasembada," tandasnya. Menurut Mottaki, sanksi akan lebih mempercepat proses kemajuan bangsa Iran. (Ap/MZ/PH/23/7/2010)

0 comments to "Tujuan Amerika Serikat dan Inggris adalah menyulut perpecahan antara kaum Syiah dan Sunni.!!!!.."

Leave a comment