Tehran, IRIB News-Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran, Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam khutbah Shalat Iedul Fitri menyatakan bahwa isu Palestina merupakan masalah utama dunia Islam. Dikatakannya, "Perundingan langsung yang diistilahkan dengan perdamaian, bertujuan menutupi kejahatan dan brutalitas Zionis Israel ." Rahbar menambahkan, "AS dan Barat duduk bersama menyaksikan penindasan bangsa Palestina. Kemudian, mereka menggelar pertemuan untuk perdamaian. Perdamaian yang mana? Perdamaian apa? Perdamaian untuk siapa?"
Lebih lanjut Rahbar dalam khutbah Shalat Iedul Fitri yang digelar hari Jumat (10/9/2010) di Universitas Tehran, menyebut bangsa Palestina sebagai bangsa yang gigih menghadapi berbagai tekanan. Dikatakannya, tekanan tidak dapat membuat bangsa Palestina mundur.
Seraya menyinggung bahwa bangsa Palestina lebih tangguh dibanding 20 hingga 30 tahun lalu, Rahbar menandaskan, "Bangsa Palestina mampu memangkas kekuatan agresor dan menahan ekspansi musuh." Ditambahkanya, "Negara-negara arogan menghendaki masalah Palestina dikucilkan. Akan Hari Al-Quds Dunia yang digelar secara meriah menunjukkan bahwa perhatian dan harapan ummat Islam atas Al-Quds tetap bergelora."
Dalam pidato itu, Rahbar mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya atas partisipasi rakyat Iran yang menggelar demonstrasi damai pada Hari Al-Quds Sedunia yang jatuh pada hari Jumat terakhir bulan Ramadhan lalu. Rahbar mengatakan, "31 tahun telah berlalu sejak pernyataan Imam Khomeini ra terkait Hari Al-Quds Sedunia. Harapan musuh adalah pelaksanaan Hari Al-Quds itu akan semakin memudar dari hari ke hari yang kemudian dilupakan. Akan tetapi alhamdulillah, Hari Al-Quds Sedunia dari hari ke hari kian meriah." Ditambahkannya, "Tahun ini, berbagai negara di Asia, Afrika, Eropa, AS dan Timur Tengah memeriahkan Hari Al-Quds Sedunia. Rakyat Iran yang menjadi poros gerakan, juga memeriahkannya dengan semarak. " (IRIB/IRNA/AR/11/9/2010)Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam khutbah Shalat Iedul Fitri, Jumat (10/9) di Universitas Tehran menyebut banjir Pakistan sebagai masalah darurat, penting dan musibah besar. Rahbar menyerukan dunia Islam supaya memberikan bantuan kepada para korban banjir di Pakistan.
Seraya menahan isak tangis, Rahbar mengatakan bahwa masyarakat Pakistan melewati bulan Ramadhan dengan musibah seperti ini dan menjalankan ibadah puasa di tengah musibah besar. Rahbar juga menuturkan, "Hari Iedul Fitri adalah hari berkumpul dan hari umat Islam. Untuk itu, kita harus bertekad kuat untuk membantu para korban banjir Pakistan. Pemerintah Iran sudah membantu dan sebagian masyarakat juga sudah membantu, tapi itu semua masih belum cukup." Ditekankannya pula, "Ini semua adalah kewajiban kita. Pernyataan ini tidak hanya ditujukan kepada masyarakat Iran, tapi kepada semua bangsa dan ummat Islam di dunia.
Ketika menjelaskan banjir di Pakistan, Rahbar mengatakan, "Musibah ini disebut banjir, tapi pada faktanya, ini adalah sebuah musibah besar bagi bangsa Pakistan yang juga salah satu bangsa mukmin dan muslim di dunia. Akan tetapi kini bangsa ini dililit musibah besar."
Lebih lanjut Rahbar menjelaskan, sungai Sindh memanjang dari utara hingga selatan Pakistan. Banjir besar melanda wilayah Pakistan dari perbatasan Cina hingga utara Pakistan, Samudera India di selatan Pakistan, dan topan besar telah membuat masyarakat wilayah ini terlantar. Dijelaskannya pula, "Lebih dari 10 ribu desa telah hancur. Semua ladang yang menjadi penghasilan utama dan harapan bangsa ini untuk mengekspor dan mencari pencaharian telah musnah. Sebagaimana dilaporkan kepada saya, lebar sungai Sindh sekitar dua kilometer. Sungai itu menyambung dengan sungai-sungai lainnya. Air meluap sekitar 90 km. Kehidupan masyarakat, hewan-hewan serta rumah penduduk dan harapan-harapan yang ada, telah musnah.
Menurut Rahbar, musibah besar yang melanda Pakistan diperkirakan menelan kerugian sebesar 40 hingga 50 miliar dolar. Rahbar mengatakan, "20 juta warga terlantar dan ribuan orang meninggal. Anak-anak, perempuan, orang tua dan orang-orang yang kehilangan mata pencaharian, kini membutuhkan air, makanan, pakaian dan semua keperluan hidup." Rahbar menambahkan, "Disebutkan bahwa dana yang masuk sekitar 2 milyar dolar. Akan tetapi melalui bantuan itu, kebutuhan besar masyarakat Pakistan yang terkena musibah besar ini, masih belum cukup. Pakistan benar-benar terkena musibah besar. Kita harus menolong para korban banjir semaksimal mungkin.
Rahbar lebih lanjut menjelaskan, "Di tengah musibah besar masyarakat Pakistan, negara-negara arogan memanfaatkan kondisi yang ada. Negera-negara itu menghendaki Pakistan sebagai pangkalan militer mereka." Dalam pidatonya, Rahbar juga mendoakan masyarakat Pakistan supaya terlepas dari musibah berat ini. (IRIB/IRNA/AR/13/9/2010)
Rahbar: Zionis, Dalang Utama Penistaan al-Qur’an
Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyebut organisasi Zionis yang berpengaruh di pemerintah Amerika Serikat (AS) sebagai dalang utama penistaan Kitab Suci al-Qur'an.Menyusul aksi penistaan al-Qur'an di AS, Rahbar dalam pesannya kepada seluruh umat Islam dunia menyebutkan tujuan di balik layar Israel mengorganisir aksi ini. "Pemerintah AS untuk menguatkan klaimnya bahwa mereka tidak terlibat dalam aksi ini. Untuk itu, Washington harus menindak tegas pelaku pelecehan al-Qur'an," demikian ditekankan Rahbar.
Beliau menambahkan, aksi pelecehan terhadap al-Qur'an berjalan dengan pengamanan polisi dan digelar oleh organisasi yang sejak semula mengagendakan Islamphobia dalam sistem kerjanya. Dalam pesannya Rahbar menandaskan, aksi ini adalah lanjutan dari serangkaian aksi anti Islam yang dimulai dari penghianatan Salman Rushdi, karikaturis Denmark dan produksi film anti Islam di Hollywood.
Ayatullah Khamenei menegaskan, tak diragukan lagi arsitek utama penistaan al-Qur'an ini adalah Zionis yang mengakar kuat di tubuh pemerintah AS, Inggris dan sejumlah negara Eropa, mengingat aksi ini digelar bersamaan dengan arogansi di Pakistan, Afghanistan, Irak, Lebanon dan Palestina. "Mereka inilah yang mulai terlihat perannya oleh tim pencari fakta dalam peristiwa 11 September 2001 di AS," ungkap Rahbar.
Menurut Rahbar, kebencian utama kaum arogan dunia saat ini adalah Islam dan al-Qur'an. Iran menjadi musuh mereka karena Tehran dengan berani menentang arogansi mereka. "Bohong jika mereka menyatakan tidak memusuhi Islam dan ummatnya," tegas Ayatullah Khamenei. Dalam pesan ini ditekankan bahwa akar utama kebencian mereka terhadap Islam adalah pengaruh yang kian besar Islam di Barat.
Rahbar menyebut konflik antara Islam dan Kristen adalah harapan dan ambisi musuh. Beliau menjelaskan, peristiwa terakhir tidak berkaitan dengan Gereja dan umat Kristen. Gerakan sejumlah pendeta tolol tidak seharusnya dicatat atas nama umat Kristen. "Kita umat Islam tidak akan melakukan tindakan serupa terhadap kesucian agama lain karena ajaran al-Qur'an menentang hal ini," tegas Rahbar. (IRIB/MF/14/9/2010)
0 comments to "Khutbah Rahbar pada Hari Raya Idul Fitri (konflik antara Islam dan Kristen adalah harapan dan ambisi musuh)"