Home , , � Mau jadi Guru untuk anak Indonesia, gabung di Indonesia Mengajar..!!!!!

Mau jadi Guru untuk anak Indonesia, gabung di Indonesia Mengajar..!!!!!

Indonesia Mengajar, Meretas Masa Depan Indonesia Gemilang

Guru berkualitas selama ini identik dengan sekolah favorit yang mahal dan berada di pusat kota. Orang daerah kesulitan mengakses pendidikan bermutu, sebagaimana teman sebayanya di kota besar.

Padahal keberadaan guru berkualitas sangat menentukan mutu pendidikan generasi muda demi kemajuan bangsa di masa yang akan datang.

Berangkat dari kenyataan ini, yayasan Indonesia Mengajar yang dipelopori Anies Baswedan melakukan terobosan yang perlu diacungi jempol. Betapa tidak, Indonesia Mengajar menawarkan program mengirimkan guru-guru berkualitas ke daerah-daerah.

Langkah terobosan yang dilakukan oleh Indonesia Mengajar adalah dengan menawarkan program menjadi guru selama 1 tahun, di tahun berikutnya akan hadir Pengajar baru. Jadi, sarjana-sarjana terbaik dapat menjadi guru secara bergantian. Indonesia Mengajar bekerja sama dengan sebuah SD untuk menerima Pengajar Muda selama 5 tahun; setiap tahun dikirimkan Pengajar Muda baru.

Terobosan ini dapat membuat hadirnya sarjana terbaik di desa-desa sebagai guru. Menurut Anies, Indonesia Mengajar adalah buah dari gagasan mewujudkan keinginan agar anak-anak Indonesia di mana pun harus mendapatkan pengajaran dan pendidikan dengan didampingi generasi terbaik bangsa ini. Anies menuturkan, "Untuk memperkuat pendidikan, kita harus mulai dari pendidikan tingkat dasar. Kini saatnya kita mengajak kepada generasi muda lulusan perguruan tinggi untuk mau berperan menjadi pengajar di wilayah terpencil guna memberikan motivasi, menginspirasi anak-anak belia di pelosok Indonesia untuk punya cita-cita dan punya mimpi untuk menjadi maju."

Anies juga menekankan bahwa program Indonesia Mengajar, adalah inisiatif dengan misi ganda. Pertama, mengisi kekurangan guru di Sekolah Dasar, khususnya di daerah terpencil. Kedua menyiapkan lulusan perguruan tinggi untuk jadi pemimpin masa depan yang memiliki pengetahuan, pengalaman dan kedekatan dengan rakyat kecil di pelosok negeri.

Suatu saat mungkin para Pengajar Muda itu akan menjadi CEO, menjadi guru besar, menjadi pejabat tinggi atau yang lainnya, saat itu di posisi apapun, mereka akan selalu bisa mengatakan bahwa "Saya pernah hidup di desa terpencil dan mengabdi untuk bangsa ini".

Ia berharap para Pengajar Muda nantinya akan menumbuhkan inspirasi bahwa menjadi guru tidak sekadar mulia, tapi juga bergengsi, menarik, dan menjanjikan. Dengan demikian, negeri ini akan memiliki putra-putra terbaik bangsa yang akan mendampingi siswa belajar di kelasnya.

Selama bertugas sebagai Pengajar Muda, mereka akan mendapatkan supervisi dan bimbingan di lapangan dari fasilitator di kabupaten. Secara berkala para Pengajar Muda yang bertugas dalam satu kabupaten akan berkumpul untuk melakukan evaluasi dan penyegaran metode pengajaran.

Setelah bertugas setahun, para Pengajar Muda yang sudah lulus program Indonesia Mengajar ini akan diberikan pilihan untuk melanjutkan tugasnya selama setahun lagi di daerah yang berbeda, atau mulai memulai karir di perusahaan-perusahaan yang bermitra dengan Indonesia Mengajar. Indonesia Mengajar juga akan membantu mereka yang ingin melanjutkan kuliah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi melalui jaringan lembaga beasiswa di dalam dan luar negeri yang juga bekerja sama dengan Indonesia Mengajar.

Saat ini, Indonesia Mengajar telah menjalin kerjasama dengan banyak pihak seperti Kementerian Pendidikan Nasional dan mendapat dukungan dari Mendiknas langsung, Pemerintah Daerah dan Dinas Pendidikan di lokasi penempatan Pengajar Muda, kalangan pendidik, universitas, jaringan beasiswa dan kalangan korporat. Saat ini, program Indonesia Mengajar didanai oleh Indika Group yaitu Indika Energy, Tripatra dan Petrosea.

Awali langkahmu dengan mengajar. Soekarno mengajar. Bung Hatta mengajar. Bung Syahrir mengajar. Ki Hajar Dewantara mengajar. Panglima Besar Jenderal Sudirman mengajar. Kartini Mengajar. Sanusi Pane mengajar. Jenderal AH. Nasution mengajar. Praktis semua pejuang dan pemimpin republik pernah mengajar. Mereka memberi inspirasi. Mereka menjadi inspirasi. Mengajar adalah memberi inspirasi. Dan menginspirasi adalah tugas utama seorang pemimpin.

Awali langkah besar ini dengan belajar memimpin dan menginspirasi kelas kecilmu(SD) dengan mengajar. Indonesia Mengajar (IM) percaya bahwa kualitas pendidikan berkait erat dengan kualitas tenaga pengajar.(IRIB/Indonesiamengajar/PH/23/10/2010)

Komnas HAM: Usut Pelaku Penembakan Mahasiswa

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menyatakan tertembaknya kaki mahasiswa Universitas Bung Karno, Farel Restu, saat unjuk rasa adalah pelanggaran hak asasi dalam kebebasan berpendapat. Penilaian itu terlepas dari fakta bahwa belakangan diketahui peluru yang mengenai kaki Farel adalah peluru pantulan.

Komnas HAM menilai Peluru tajam digunakan hanya jika kondisi mengancam keselamatan polisi atau polisi hendak melindungi keamanan yang lebih luas lagi. Kondisi unjuk rasa memperingati setahun periode kedua pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono pada Rabu lalu itu tidak membahayakan sehingga penggunaan peluru tajam tidak diperlukan.

Tak hanya Komnas HAM, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto sebelumnya juga menilai kondisi demo peringatan 1 tahun pemerintahan SBY-Boediono itu masih terkendali.

Menindaklanjuti penembakan itu, Komnas HAM berusaha berdialog dengan Kepolisian Daerah Metro untuk mengupayakan investigasi. Komisi akan menanyakan prosedur yang dilakukan kepolisian dalam mengendalikan unjuk rasa, termasuk apakah Prosedur Tetap 01 Tahun 2010 tentang tembak di tempat digunakan pada saat itu.

Sebelumnya, Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Sutarman telah membentuk tim pencari fakta yang bertugas mengumpulkan semua informasi dari hasil rekaman kejadian. Tim pencari fakta juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan meminta keterangan sejumlah saksi.

Untuk mencari pelaku penembakan, Polda Metro Jaya sampai Jumat lalu telah memeriksa 16 anggota kepolisian dan 2 warga sipil yang berada di lokasi saat terjadi insiden penembakan. Kendati petugas yang mengamankan demonstrasi ketika itu adalah petugas gabungan dari Samapta dan Provos, 16 aparat yang diperiksa semuanya adalah petugas Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S. Pane mengatakan bahwa penembakan itu bukan hanya menjadi tanggung jawab pelakunya, tapi juga pimpinan kepolisian Jakarta Pusat.
Neta menilai polisi telah melakukan penerapan yang salah pada Protap penanggulangan tindak anarki.

Dibandingkan dengan situasi lain saat menghadapi preman yang bersenjata tajam di Jalan Ampera lalu, polisi bertindak sebaliknya. Menurutnya langkah polisi tersebut berlebihan karena semestinya aksi massa yang membawa batu cukup dihadapi dengan pasukan anti huru-hara tanpa menggunakan senjata api.

Kapolda Metro Jaya diharap segera mengambil tindakan tegas untuk memberikan sanksi pada semua pihak yang terlibat. Selain itu Kapolres Jakarta Pusat juga dinilai telah gagal mengoptimalkan kinerja dari intel dan bina mitranya. Sedangkan polisi pelaku penembakan itu harus dicari dan dihadapkan pada sidang Propam.

Menurut kordinator aksi, Alit, ada salah satu polisi yang sengaja mengarahkan tembakan ke arah mahasiswa saat polisi melepaskan tembakan peringatan. Kesaksian serupa juga muncul dari Direktur LBH Jakarta Nurkholis Hidayat yang saat itu berada di lokasi kejadian. Saat ini Farel masih dirawat di ruang bedah RSCM, Jakarta Pusat.

Kepala Bagian Operasi Kepolisian Resor Jakarta Pusat, Ajun Komisaris Besar Andry Wibowo menyatakan minta maaf atas peristiwa penembakan tersebut. Selain melakukan penembakan polisi juga sempat menangkap tiga orang mahasiswa di Jalan Kimia yang diduga menyerang polisi.

sementara itu, pengamat politik dari CSIS, J.Kristiadi berharap mahasiswa tetap menjadi agen pembawa perubahan yang konstruktif dalam proses demokratisasi, penegakan hukum, pertumbuhan ekonomi dan perbaikan karakter bangsa.

Untuk terhindar dari kemungkinan diboncengi dalam setiap gerakan menuju perubahan, maka apa yang dilakukan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah memprakarsai sebuah gerakan nasional untuk mendorong perubahan, yang melibatkan elemen-elemen pergerakan kemahasiswaan di Jakarta, merupakan salah satu langkah maju menuju perwujudan empat hal pokok tersebut.

Menurut Kristiady, mahasiswa yang sejak dulu diberi predikat sebagai agen pembaharuan dan sebagai kekuatan ketiga setelah birokrasi dan TNI serta pers dalam proses pembangunan demokratisasi, harus juga selalu menyelaraskan ilmu yang dimiliki dengan perilaku dan cara pandang yang jauh ke depan tentang apa yang akan terjadi.

Selain itu, tindakan menyelaraskan ilmu dan tindakan penting dilakukan juga sehingga nantinya akan menghasilkan generasi yang cerdas, jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti dan peduli terhadap sesama manusia dan lingkungan. (IRIB/Tempointeraktif/Antara/24/10/2010)

0 comments to "Mau jadi Guru untuk anak Indonesia, gabung di Indonesia Mengajar..!!!!!"

Leave a comment