Home , , , , � Selangor , Malaysia VS Pengikut Ahlulbait

Selangor , Malaysia VS Pengikut Ahlulbait

Wawancara Ayatullah Jafaar Hadi Soal Syiah di Malaysia-

Belum lama ini, polisi dan JAIS (Jabatan Agama Islam Selangor) menggerebek komunitas pengikut Ahlul Bait as di Malaysia. Tepatnya pada tanggal 10 Muharam, komunitas Syiah digerebek saat memperingati Hari Kesyahidan Imam Husein as di Gombak, Kuala Lumpur.
Setelah peristiwa penggerebekan, media-media lokal malah memperkeruh suasana dengan memunculkan berbagai tudingan atas madzhab Ahlul Bait. Berbagai tudingan tak berdasar itu mendorong kontributor IRIB di Qom mewawancarai Ayatollah Jaafar Hadi. Kebetulan, Ayatollah Jafaar Hadi (AJF) adalah salah satu ulama yang seringkali berkunjung ke Malaysia, Singapura dan Indonesia.
Kontributor IRIB mendapat kesempatan untuk mewawancarai Ayatollah Jaafar Hadi guna menanggapi isu-isu yang berkembang terakhir ini di nusantara.

IRIB: Pengikut madzhab Ahlul Bait yang juga diistilahkan dengan Syiah dituding melakukan revolusi dan menjatuhkan sistem kerajaan di Malaysia seperti yang dilakukan Imam Khomenei ra dalam meruntuhkan sistem kerajaan di Iran.

Syiah sama sekali tidak bertujuan menjatuhkan sistem kerajaan. Di Iran terdapat orang Syiah, bahkan lebih kurang 1000 tahun, negara ini berada di bawah sistem kerajaan seperti Raja Nasruddin Syah, Raja Qajariah dan lain-lain. Para Raja juga bekerjasama dengan ulama dan membimbing masyarakat di negara ini. Untuk itu, tidaklah logis jika para pengikut Ahlul Bait as dituding menjatuhkan sistem kerajaan.Raja di Malaysia adalah muslim dan figur yang berakal. Untuk itu, tidak terlintas sedikitpun di benak orang Syiah untuk menjatuhkan sistem kerajaan yang dikendalikan raja muslim dan berakal. Ini hanya ulah sejumlah pihak yang berusaha memprovokasi kondisi.
Kami sangat menghormati undang-undang di Malaysia, bahkan turut membantu menjaga keamanan negara ini. Kami juga berpesan kepada warga Syiah supaya menghormati dan menjaga undang-undang negara Malaysia. Untuk itu, kami ketika hendak melakukan kunjungan ke negara ini, harus melewati beberapa prosedur dan mengikuti peraturan seperti mengambil visa. Kami tidak membawa sesuatu yang tidak benar ke sana, bahkan ketika ingin menikah, kami pasti akan merujuk kepada hakim syar'I yang ditetapkan oleh Malaysia. Kemudian manakah tudingan yang menegaskan para pengikut Ahlul Bait mau meruntuhkan sistem kerajaan Malaysia?!!!

Apalagi Malaysia adalah negara Islam. Untuk itu, kami turut menghormati golongan yang bukan Islam. Sebab, Islam menyebutkan , "Tepatilah janji dan jagalah kepada mereka yang telah melakukan muamalah dengan kamu". Dalam istilah fikih disebutkan "Awfuu Bil Uquud" yang artinya, Tepatilah Perjanjian.

Kami sepakat dengan negara Malaysia yang mayoritas penduduknya adalah umat Islam. Kami sama sekali tidak mencampuri urusan dalam negeri. Tujuan pengikut Ahlul Bait di manapun berada adalah ingin menjadi rakyat yang baik dan mukmin yang dicintai dan dianjurkan keluarga suci Rasulullah Saw yang tentunya hal ini juga disukai oleh pemerintah Malaysia. Kemudian apa yang disengketakan? Semua tuduhan itu adalah klaim tak berdasar.

Dugaan yang tersebar menyebutkan bahwa Syiah mempunyai tujuan politik dan ingin menjatuhkan sistem kerajaan. Ini adalah pernyataan yang sama sekali tidak benar. Kami sendiri di Iran pernah mempunyai sistem kerajaan, tapi kemudian berubah menjadi sistem republik. Problema kami bukan terletak pada sistem kerajaan tapi pada raja-raja yang fasik dan lalim saat itu. Raja yang dijatuhkan di Iran adalah raja yang fasiq. Keluarga raja di Iran saat itu juga fasiq, bahkan sistemnya juga fasiq.

Kami tegaskan bahwa Syiah tidak menentang sistem kerajaan. Akan tetapi penentangan kami terletak pada kefasikannya. Karena itu, Imam Khomeini ra sendiri pernah berada di bawah sistem kerajaan bahkan dalam masa yang relatif lama. Imam juga turut menasehati raja yang berkuasa saat itu. Akan tetapi raja saat itu tetap melakukan kefasikan.

Sekali lagi, kami tegaskan bahwa kami sama sekali tidak menentang sistem kerajaan. Apalagi sepanjang 1000 tahun, Iran berada di bawah sistem kerajaan, bahkan banyak ulama yang hidup di bawah sistem ini, seperti Allamah Majlisi. Kitab Bihar karya Allamah Majlisi yang cukup terkenal juga ditulis di masa sistem kerajaan. Ini membuktikan bahwa Syiah tidak mempunyai masalah dengan sistem kerajaan.

IRIB: Syiah dituding menghalalkan darah orang selain Syiah, bahkan membenarkan membunuh para pengikut madzhab atau agama lain.


Ini adalah kebohongan semata. Lihat perpustakaan kami! Di sana banyak terdapat kitab-kitab bukan Syiah. Bahkan kami menikah dengan non-Syiah dan mengawinkan anak perempuan kami dengan pengikut non-Syiah. Kalangan Ahlus Sunnah juga melakukan hal yang sama. Kami melakukan jual-beli dengan mereka. Silahkan lihat dalam kitab Fikih Al Madzhahib Al-Arbaah yang juga kitab Ahlus Sunnah terkenal. Semuanya disebutkan dalam kitab itu. Untuk itu, tuduhan yang ada tidaklah berdasar dan palsu.

Buktikan bahwa kami menghalalkan darah selain Syiah. Di Iran, khususnya di wilayah utara, ada mazhab Hanbali, Hanafi dan Syafi'e. Di Irak juga demikian sama seperti di Iran. Semuanya adalah bersaudara dan bersahabat. Silahkan lihat dalam parlemen Irak. Semua mazhab ada di sana.

IRIB: Kehadiran Syiah di Malaysia dianggap mengancam keselamatan negara.

Pengikut Ahlul Bait AS di Malaysia adalah diantara warga setia kepada undang-undang, bahkan ketika negara memerlukannya untuk membela negara, dapat dipastikan bahwa pemuda-pemuda Syiah akan berada di front terdepan mempertahankan kedaulatan Malaysia. Mereka pasti akan berkhidmat demi negara.

Keberadaan kami dapat dianggap berbahaya jika kami menentang negara ini dan kerajaan di negara ini. Kami bukanlah komunis yang menentang sistem di negara ini atau mau meruntuhkan sistem kerajaan di Malaysia.

Apa yang dapat dilakukan pemuda-pemuda Syiah di Malaysia?!! Apalagi jumlahnya sedikit. Kami tidak akan mampu melakukan perlawanan sekarang, dan bahkan dalam 50 tahun mendatang. Kami tidak akan melakukan perlawanan sama sekali. Sistem di Malaysia adalah sistem yang kuat. Di negara ini ada raja, tentara, perdana menteri, parlemen, menteri dan instansi-instansi lainnya. Apalagi Iran mempunyai hubungan baik dengan Malaysia. Seperti di masa kepemimpinan Dr. Mahadhir Muhammad, Malaysia mempunyai hubungan yang sangat baik dengan para pembesar Republik Islam Iran.

IRIB: Syiah dituding tidak mewajibkan ibadah haji

Ini adalah kekeliruan lain dalam menilai ajaran Syiah. Silahkan baca kitab-kitab fikih kami seperti manasik haji karya Imam Khomeini ra dan marji-marji besar Syiah lainnya. Setiap tahun, 200 ribu warga Iran menunaikan ibadah haji dan 1 juta warga Iran juga menunaikan ibadah umrah. Berdasarkan data, banyak dari kalangan mahasiswa yang menunaikan ibadah haji dan umrah.

Ini adalah tuduhan yang aneh. Kami juga mempunyai hubungan dengan Arab Saudi. Kedutaan Arab Saudi juga ada di Iran, dan kedutaan Iran juga ada di Arab Saudi. Terus terang, saya malah tidak pernah mendengar tudingan yang menyebutkan bahwa Syiah tidak menunaikan haji. Saya sendiri sudah menunaikan ibadah haji sebanyak 19 kali. (IRIB/AR/26/12/2010)

Jawaban Ayatollah Syed Shahrukhi atas Tuduhan terhadap Syiah di Malaysia

Ayatollah Syed Shahrukhi

Baru-baru ini kita digemparkan dengan berita penangkapan orang Syiah di Malaysia. Penangkapan itu terjadi 10 Muharram atau hari Asyura, saat orang Syiah melakukan peringatan kesyahidan Imam Husein as. Ada sejumlah tuduhan yang dilemparkan dalam menjustifikasi penangkapan tersebut.
Tuduhan-tuduhan tersebut ialah:

1. Orang Syiah berusaha untuk melakukan revolusi dan menjatuhkan sistem kerajaan di Malaysia seperti yang dilakukan oleh Imam Khomenei ra telah lakukan di Iran.

2. Orang Syiah menghalalkan darah orang selain Syiah dan membenarkan membunuh mereka.

3. Nikah mut'ah halal dan kesannya anak-anak mereka adalah anak haram.

4. Kehadiran Syiah di Malaysia mengancam keselamatan Negara.

5. Syiah tidak mewajibkan haji.

Untuk menjawab tuduhan tidak berdasar tersebut, kami berkesempatan bertemu dengan Ayatollah Syed Shahrukhi, wakil Rahbar bagi Asia Tenggara dan melakukan wawancara dengan beliau seputar masalah ini.

1. Terkait dengan tuduhan pertama, Ayatullah Syed Shahrukhi mengatakan, jumlah orang-orang Syiah di Malaysia terlalu sedikit dan tidak logis jika mengandaikan mereka ingin melakukan revolusi di negara Malaysia yang populasi keseluruhannya 30 juta orang. Tuduhan atas orang Syiah ingin melakukan revolusi sama sekali tidak ada dalam pemikiran mereka atau dalam setiap program yang mereka miliki. Ini adalah kesalahan yang nyata dan tuduhan yang tidak berdasar.

2. Syiah sama sekali tidak punya pemikiran seperti ini (menghalalkan darah orang selain Syiah), dan semua ulama dan pengikut Syiah di manapun berada meyakini bahwa mazhab-mazhab Islam seperti Hanafi, Syafi'i, Hanbali, Maliki dan lain-lain semuanya adalah bersaudara. Dalam pandangan Syiah mereka semua umat Islam. Lebih dari itu, dalam fiqih Syiah tidak membenarkan mencerca setiap mazhab-mazhab yang ada itu.

3. Sekaitan dengan tuduhan ketiga, kalau boleh saya katakana ini adalah masalah fiqih dan tergolong masalah khilafiyah. Sekaitan dengan perbedaan pandangan dalam fiqih, para ulama telah membahasnya secara tuntas. Sekali lagi ini adalah masalah khilafiyah

Sementara dakwaan bahwa anak hasil mut'ah adalah haram adalah tuduhan yang tidak logis dengan mencermati bahwa penjelasan ini termasuk khilafiyah.

4. Menurut pandangan Ayatullah Syed Shahrukhi, orang-orang Syiah di Malaysia hidup dengan aman dan damai. Mereka sama sekali tidak mengancam keamanan Negara tersebut dan mereka bersaudara dengan umat Islam yang lain.

5. Sekaitan dengan tuduhan Syiah tidak mewajibkan haji adalah tidak benar. Karena orang-orang Syiah setiap tahun pergi menunaikan haji dalam jumlah ratusan ribu orang. Haji adalah perkara yang wajib bagi mereka yang mampu untuk melakukannya. Bila ada yang berbeda antara Syiah dan Sunni, maka itu kembali pada masalah fiqih. Dakwaan mereka ini jelas-jelas menyalahi fiqih yang mewajibkan setiap muslim yang mampu untuk melaksanakan haji.

Dengan tuduhan ini mereka berusaha mencemari orang yang akidahnya tidak tercemar. Sejatinya orang yang membuat tuduhan ini hanya punya tujuan ingin menciptakan perpecahan dan ingin melemahkan orang-orang Syiah. Mereka pasti tujuan politik di balik ini dan tidak berdasarkan kecemburuan agama. Mereka pada hakikatnya ingin merusak politik Malaysia.

Selanjutnya, Ayatollah Syed Shahrukhi menyeru kepada mereka supaya menarik kembali tuduhan ini dan hidup bersaudara dengan orang-orang Syiah dan begitu juga sebaliknya, orang Syiah perlu hidup bersaudara dengan mereka.(irib/25/12/2010)



Penangkapan Syiah Malaysia Menuai Kritik

Seorang sarjana agama di Malaysia mengkritik penangkapan lebih dari 200 Muslim Syiah, termasuk dari Iran pada peringatan duka Hari Asyura. "Malaysia sedang mencoba untuk menjadi negara ala Taliban yang hanya memungkinkan satu aliran pemikiran," ujar cendekiawan muslim terkemuka Asri Zainul Abidin.

"Meskipun saya pribadi tidak setuju dengan ajaran Syiah dan bahkan sering mengkritik dan berdebat dengan mereka, saya tidak dapat menerima pendekatan pemerintah Malaysia yang diduga demokratis dalam menyangkal hak rakyat untuk mempraktekkan keyakinan mereka," tambahnya.

Humas Departemen Agama Selangor, Nurhamizah Othman mengatakan, para tahanan telah dibebaskan dengan jaminan, kecuali dua warga Iran.

Di antara para tahanan adalah dosen dan mahasiswa pendidikan tinggi serta pengacara dan pegawai pemerintah yang diyakini telah beroperasi di daerah itu selama hampir dua tahun, kata Othman. (IRIB/RM/21/12/2010)

Hasan Alatas: Hauzah Al-Ridho di Malaysia Harus Dipertahankan

Ustadz Hasan Alatas yang juga tokoh terkemuka di kalangan pengikut Ahlul Bait as di Malaysia kembali mengeluarkan pernyataan tegas terkait kasus penyerangan Hauzah Al Ridho di Gombak, Kuala Lumpur.

Setelah menggelar pertemuan dengan para tokoh pengikut Ahlul Bait di Malaysia, Ustadz Hasan Alatas kepada wartawan IRIB, Ahad malam (19/12) menegaskan, "Kasus penggerebekan Hauzah Al Ridho adalah hal yang memprihatinkan. Hauzah Al Ridho harus dipertahankan."

Ketika ditanya pelanggaran ketertiban umum oleh Hauzah Al Ridho, Ustadz Hasan Alatas mengatakan, "Itu tidak benar. Meski sebelumnya ada informasi terkait pelanggaran ketertiban umum itu, tapi itu tidaklah benar."

Lebih lanjut Ustadz Hasan Alatas yang tampak berseri setelah bertemu dengan para tokoh pengikut Ahlul Bait se-Malaysia di Kuala Lumpur, menjelaskan, "Dalam kasus Hauzah Gombak ada hikmahnya. Apalagi kami barusan mendengar pernyataan resmi dari Menteri Dalam Negeri Malaysia yang menegaskan bahwa Madzhab Ahlul Bait as tidak berbahaya." Ditambahkannya, "Jika tidak ada kasus ini, pernyataan itu bisa jadi tidak keluar. Pernyataan resmi itu sangat menguntungkan para pengikut Ahlul Bait as di Malaysia." (IRIB/AR/20/12/2010)


0 comments to "Selangor , Malaysia VS Pengikut Ahlulbait"

Leave a comment