Home , � Kiblat Pertama Islam Hancur dengan Gempa Buatan

Kiblat Pertama Islam Hancur dengan Gempa Buatan

   
Rezim Zionis Israel telah merancang skenario untuk menghancurkan Masjidul Aqsha dengan gempa buatan. Hal itu diungkap seorang peneliti Saleh al-Raqb seperti dilaporkan Mufakkirah al-Islam.

Dalam sejumlah acara televisi dan artikelnya, Saleh al-Raqb mengatakan, Israel sedang merancang untuk membuat gempa di kawasan Neqeb barat atau di kawasan laut atau mungkin juga dengan memecahkan dinding sonik di dekat lokasi Masjidul Aqsha. Dengan adanya goncangan mereka berharap kiblat pertama umat Islam itu bisa hancur.

Ditambahkannya, untuk mendukung program ini, Israel meningkatkan penggalian di bawah lokasi masjid yang disucikan itu. Kondisi tersebut bisa membuat Masjidul Aqsha runtuh dengan goncangan yang kecil sekalipun. (IRIB/AHF/AR/4/1/2011) 



Karzai: Jangan Intervensi Afghanistan
Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengatakan, kekuatan asing pimpinan AS telah mencampuri urusan internal negaranya dan menghambat pelaksanaan undang-undang. Ia meminta negara-negara asing untuk menghormati konstitusi Afghanistan.

"Saya meminta mitra-mitra kami di luar negeri tidak ikut campur dalam urusan internal Afghanistan, tidak ikut campur dalam konstitusi kami,'' ujar Karzai pada upacara memperingati tujuh tahun ratifikasi konstitusi Afghanistan di Kabul, Selasa (4/1).

"Mereka harus berhenti mengintervensi pelaksanaan undang-undang di Afghanisan," tegasnya. Dalam pidato singkatnya itu, Karzai secara spesifik tidak merinci pihak mana yang dimaksud, tetapi sebelumnya ia menuding perusahaan keamanan asing menjalankan pemerintahan bayangan di Afghanistan.

Dia juga menuduh PBB dan negara-negara asing telah melemahkan pemilu presiden Afghanistan pada tahun 2009.

Pemerintah Kabul juga menyalahkan pasukan asing dan operasi militer mereka yang menewaskan warga sipil. Peningkatan jumlah korban sipil yang tewas dalam perang telah meningkatkan sentimen anti-AS di kawasan. Masalah ini menjadi sumber utama ketegangan antara Karzai dan pasukan asing pimpinan AS. (IRIB/RM/4/1/2011)

2010 Tahun Paling Mematikan Bagi Warga Sipil Afghanistan
Ratusan orang di ibukota Afghanistan menggelar demonstrasi untuk memprotes apa yang mereka sebut dengan operasi terkoordinir pasukan asing pimpinan AS di negara yang porok-poranda akibat perang itu.

Aksi demo dilakukan setelah pasukan asing menggelar operasi di salah satu daerah di distrik Ghazni. Para demonstran mengatakan, pasukan asing pimpinan Amerika memasuki rumah penduduk dan menahan sejumlah warga sipil serta menodai kitab suci al-Quran.

Para demonstran menyerukan gubernur Ghazni untuk merespon operasi itu dan membebaskan warga yang ditangkap. Sejauh ini, para pejabat pemerintah di Ghazni dan pasukan asing belum berkomentar mengenai insiden itu.

Pemerintah Kabul menyatakan bahwa NATO telah melanggar perjanjian keamanan dengan membunuh pasukan keamanan Afghanistan dan warga sipil. Perjanjian itu mewajibkan NATO untuk melakukan koordinasi dengan pemerintah Afghanistan dalam setiap operasinya.

Kabul mengatakan, pasukan pimpinan Amerika mengabaikan budaya lokal dan membunuh ratusan warga sipil di berbagai daerah di Afghanistan. Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengkonfirmasikan bahwa 2010 telah menjadi tahun paling mematikan bagi warga sipil sejak invasi AS tahun 2001.

Lebih dari 2.000 warga sipil tewas dalam perang di Afghanistan tahun lalu. Hampir 1.300 polisi negara itu tewas dan lebih dari 2.000 juga terluka pada tahun yang sama. (IRIB/RM/5/1/2011)


Ini Dia Kebijakan Baru Nuklir Iran
Wakil Tetap Iran di Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Ali Asghar Soltanieh menyatakan bahwa beberapa duta besar lembaga yang berbasis di Wina akan segera melakukan tur ke situs nuklir Iran.

"Para duta besar kelompok geografis dan politik di Wina akan mengunjungi fasilitas pengayaan uranium Natanz dan reaktor air berat di kota Arak," kata Soltanieh seperti dikutip IRNA, Selasa (4/1).

"Program kunjungan itu sejalan dengan kebijakan transparan nuklir Republik Islam Iran," tambahnya. Ia mengatakan bahwa para duta besar yang bermarkas di Wina juga pernah melakukan kunjungan serupa ke Fasilitas Konversi Uranium Isfahan (UCF) pada tahun 2006.

Selama kunjungan yang dijadwalkan berlangsung pada tanggal 15-16 Januari mendatang, kelompok tersebut akan melakukan pertemuan dengan para pejabat Iran.

Sebelumnya pada hari Selasa, Jurubicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast membenarkan undangan Tehran terhadap wakil dari berbagai negara ke situs-situs nuklir Iran.

"Undangan terhadap beberapa anggota kelompok 5+1, Uni Eropa, Kelompok 77 dan Gerakan Non Blok adalah inisiatif baru Iran dengan tujuan transparansi kegiatan damai nuklir Iran," ujar Mehmanparast dalam konferensi pers mingguan di Tehran.

Program itu diluncurkan menjelang perundingan Iran dengan kelompok 5+1 di Istanbul, Turki. (IRIB/RM)/5/1/2011

Ahmadinejad: Hormati Hak Bangsa Lain atau Kalian Lebih Menderita!
Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad, menyeru negara-negara Barat untuk memperbaiki kebijakan mereka terhadap bangsa-bangsa lain atau akan menghadapi kekalahan dan penghinaan yang lebih.

Dalam pidatonya di depan warga Propinsi Semnan hari ini (4/1), Ahmadinejad menujukan pernyataannya kepada Barat seraya menegaskan, "Anda harus tahu bahwa berlanjutnya kebiasaan masa lalu Anda tidak akan akan menghasilkan apa-apa kecuali kekalahan dan penghinaan yang lebih banyak".

Kepala eksekutif Iran itu juga menekankan bahwa negara-negara Barat harus mengakui kebijakan mereka yang keliru guna mencegah kemunduran lebih lanjut pada tahun-tahun mendatang.

Dia menambahkan bahwa Barat harus menghentikan kebijakan arogannya terhadap negara-negara lemah serta menghormati hak-hak bangsa lain.

"Tapi ada pilihan kedua ... Anda mengakui kekeliruan yang telah Anda lakukan dan juga menyatakan bahwa Anda telah mengambil jalan menyimpang. Anda perlu kembali dari jalan itu dan mencabut dominasi Anda selama beberapa bagian dunia, ".

"Akhiri pendudukan dan represi. Hormati bangsa lain dan hak-hak mereka. Hentikan agresi dan invasi ... Dengan demikian, negara-negara akan mengampuni dan memberi Anda kesempatan untuk menebus kesalahan masa lalu dan kejahatan keji Anda," tandas Ahmadinejad.

Di bagian lain pernyataannya, Ahmadinejad juga menekankan bahwa musuh-musuh Iran gagal merealisasikan rencana-rencana busuk mereka terhadap Republik Islam.

Presiden Iran kembali menegaskan, "Bangsa Iran tidak akan membiarkan keinginan mereka musuh teralisasi dan bahwa musuh akan membawa keinginan mereka itu hingga ke liang kubur bersama dengan diri mereka sendiri." (IRIB/MZ/SL/4/1/2011)

Iran: Sebar Undangan Pemeriksaan Instalasi Nuklirnya
Jurubicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ramin Mehmanparast menyatakan, Iran mengundang perwakilan dan duta besar berbagai negara untuk memeriksa fasilitas nuklirnya dengan tujuan menunjukkan niat baik Tehran.

"Iran telah mengundang duta besar negara-negara Eropa dan Gerakan Non-Blok serta wakil-wakil dari Kelompok 5 +1 (Rusia, Cina, Perancis, Inggris dan AS ditambah Jerman) untuk meninjau dan memeriksa fasilitas nuklir Tehran menjelang perundingan antara Iran dan Kelomok 5 +1) di Istanbul, "kata Mehmanparast dalam jumpa persnya hari ini (4/1).

Iran dan Kelompok 5 +1 telah merampungkan perundingan multifaset dua hari di kota Jenewa Swiss pada tanggal 7 Desember lalu. Hasilnya, kedua pihak sepakat melanjutkan perundingan di Istanbul, Turki, pada akhir Januari.

Perundingan komprehensif diselenggarakan itu digelar setelah Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran, Saeed Jalili, dan Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton, yang mewakili Kelompok 5 +1, menyetujui dimulainya perundingan.

Juru bicara Iran menekankan bahwa usulan peninjauan dan pemeriksaan instalasi nuklir tersebut sesuai dengan langkah-langkah sebelumnya Iran dalam membuktikan transparansi aktivitas nuklirnya dan akan "sekali lagi menunjukkan niat baik Teheran" dalam program nuklirnya.

Amerika Serikat dan sekutunya menuding Republik Islam Iran sedang mengembangkan program nuklir untuk tujuan militer.

Para pejabat Iran membantah tuduhan tersebut seraya menekankan bahwa sebagai anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT), Iran berhak mendayagunakan teknologi nuklir untuk kepentingan damai. (IRIB/MZ/SL/4/1/2011)


Tags: ,

0 comments to "Kiblat Pertama Islam Hancur dengan Gempa Buatan"

Leave a comment