Film Nabi Sulaeman as yang diputar serentak dibeberapa kota besar di Iran mendapat banyak respon positif dari penggemar film di Negara tersebut. Berikut paparan analisa DR. Syarif Lakzai mengenai sisi kelebihan dan kekurangan film yang diproduseri oleh Mojtaba Faravardeh tersebut. |
Menurut Kantor Berita ABNA, Film Nabi Sulaeman as yang diputar serentak dibeberapa kota besar di Iran mendapat banyak respon positif dari penggemar film di Negara tersebut. Berikut paparan analisa DR. Syarif Lakzai mengenai sisi kelebihan dan kekurangan film tersebut.
Setelah beberapa lama dibuat akhirnya kami memiliki kesempatan menonton Film Nabi Sulaiman tersebut di divisi tabligh Hauzah Ilmiah Qom. Seperti biasa suatu Film pasti memiliki sisi positif dan negatif.
Sisi positif Film Nabi Sulaiman as
Ada beberapa poin positif yang diusung Film Nabi Sulaiman ini, pertama disitu Nabi Sulaiman as digambarkan sebagai pemimpin yang dekat dengan masyarakat, dalam film tersebut digambarkan juga Nabi Sulaiman as yang turun ikut bekerja dengan mereka. Disini tergambar jelas bahwa seorang pemimpin agama harus dekat dengan seluruh lapisan masyarakat, dan pemimpin maupun para aparat pemerintah harus berusaha dan giat dalam bekerja bersama masyarakat.
Didalam film ini digambarkan dengan baik hubungan erat Nabi Sulaiman as dengan masyarakat dan digambarkan juga kedekatan beliau dengan mereka. Berbeda dengan Film lainnya peran wanita dalam Film Nabi Sulaiman ini tidak begitu ditonjolkan. Tidak hanya dalam hubungan keluar dalam mengatur pemerintahan, hubungan dan kepemimpinan Nabi Sulaiman as dalam keluarga baik dengan istri, anak, maupun orang tua beliau tetap dijaga dengan baik.
Poin lainnya dalam Film ini tidak dipaparkan tokoh pemikir politik yang bertolakbelakang dengan beliau, dalam setiap perbincangan dengan rekan politik dari berbagai kelompok dan kabilah beliau menempatkan kata-kata sehingga penentang politik beliau tidak keberatan dengan apa yang beliau sampaikan. Walaupun beberapa dari mereka cukup memberikan penekanan dengan meminta dalil-dalil yang seharusnya tidak dibutuhkan dalam menjawab hal itu Nabi Sulaiman as tetap menjaga harga diri mereka dan tidak menghukum mereka dengan memanfaatkan kekuasaan beliau. Pada kesempatan seperti itu tampak nilai akhlak kenabian yang beliau emban.
Dalam Film itu masyarakat secara bebas melakukan aktifitas jual beli di kawasan kerajaan, tidak lepas dengan dilema suatu pasar dengan digambarkan ada beberapa pedagang yang mengambil uang riba, berbohong dalam perdagangan atas nama agama dan para pelanggar yang didapati melakukan riba diberi hukuman pantas.
Diketengahkan dalam Film ini bahwa musuh sebenarnya dari sebuah kerajaan adalah musuh dari dalam. Musuh dalam selimut bisa merubah masyarakat suatu Negara, mereka bisa membuat permusuhan diantara masyarakat, dan mereka mampu mengambil kekuatan pertumbuhan anggota masyarakat dan perkembangan Negara. Dalam kerajaan Nabi Sulaiman as kerusakan masyarakat akibat pengkhianatan orang dalam memberikan perubahan yang begitu besar walaupun pemimpin yang memimpin adalah seorang sekaliber Nabi. Ketika manusia senantiasa mencari kebaikan maka masyarakat dengan sendirinya akan bergerak kearah itu. Tidak ada pemaksaan untuk manusia, ketika masyarakat dipaksa bergerak kearah itu maka tidak ada lagi yang disebut dengan kemerdekaan dan ikhtiar.
Sisi Kekurangan Film Nabi Sulaiman
Salah satu sisi negatif film ini adalah para aktor kurang memanfaatkan teks yang ada dimana sebenarnya teks itu sudah diedit ulang sebanyak 39 kali. Dalam dialog Nabi Sulaiman as dengan lawan antagonis beliau cenderung diam tidak memiliki jawaban atas bantahan yang dikemukakan mereka, lawan antagonis beliau secara bebas dan leluasa menyampaikan pikiran mereka tapi Nabi Sulaiman as malah sebaliknya, dalam peran itu pemeran Nabi Sulaiman as tampak menghapus teks dialog hampir separuhnya hampir-hampir percakapan antara sosok Nabi Sulaiman as dengan lawan antagonis menjadi kacau karenanya. Disini tidak ada kejelasan itu mengapa sebagian dialog dilakukan penghapusan. Apakah ini dikarenakan sutradara berkeyakinan semua penghapusan dialog itu mampu digantikan dengan gambar yang ditayangkan? Ini menjadi salah satu sisi yang membawa Film menjadi cenderung membosankan bagi penonton.
Poin penting lain adalah Film ini tidak menggambarkan bagaimana Nabi Sulaiman as mengelola negara atau kerajaannya, padahal kehidupan beliau adalah kehidupan dalam kepemimpinan dalam sebuah kerajaan. Yang digambarkan hanya ketika beliau bersama masyarakat dan anak-anak kecil pada saat mengumpulkan hasil panen. Disisi lain penonton diajak melihat kekejaman Syetan ketika menyerang masyarakat di berbagai kota yang berada dibawah pemerintahan Nabi Sulaiman as. Ini menunjukkan seolah-olah Nabi Sulaiman as tidak perhatian pada masalah ini padahal masalah pertahanan juga berada dibawah tanggungjawab beliau, dalam masalah penyerangan hewan ternak ke ladang salah satu masyarakat pun digambarkan Nabi Sulaiman as tidak meberi perhatian yang cukup atas tuntutan mereka padahal tidak demikian. Dengan dalil saat itu ada masalah yang lebih penting maka merekadisuruh berdamai.
Poin kekurangan lainnya adalah bahwa beliau sisi maknawi tidak nampak dalam pemerintahan Nabi Sulaiman as dimana satu sisi beliau adalah seorang Nabi. Dalam Film digambarkan seolah-olah Nabi Sulaiman as tidak perhatian pada masalah ini. Dibandingkan Film Nabi Yusuf as yang tidak menggunakan peralatan tekhnologi masa kini seperti yang dipakai dalam pembuatan Film Nabi Sulaiman malah jauh lebih sukses dalam menunjukkan sisi ini pada Masyarakat.
Perlu diungkap juga bahwa kerajaan Nabi Sulaiman bukanlah kerajaan bumi. Karena kekuatan yang diberikan pada Nabi Sulaiman as sebuah kekuatan yang tidak didapatkan oleh manusia selain beliau. Dari sisi ini pemerintahan Nabi Sulaiman tidak bisa dijadikan sebagai contoh pemerintahan umat manusia. Dengan segala kelebihan seperti itu bagaimana mungkin beliau bisa dikhianati dan para musuh bisa digambarkan dalam Film tersebut mampu seenaknya melakukan pemberontakan pada pemerintahan Nabi Sulaiman as.(*)
0 comments to "Analisa atas Film The Kingdom of Solomon"