Habib Abdurrahman Assegaf hanya tertawa ketika dikatakan ia telah memalsukan gelar habib di depan namanya. Ia menegaskan tuduhan itu hanya fitnah dari orang-orang yang tidak senang dengan dirinya.
“Yang menentukan habib atau tidaknya seseorang adalah sidang Alawiyyin (keturunan Nabi Muhammad SAW). Bukan Abu Jibril atau konco-konconya,” jelas Abdurrahman saat ditemui detikcom, usai memberikan ceramah di salah satu stasiun televisi di Jakarta, beberapa hari lalu.
Abu Jibril, anggota Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), telah menuding Abdurrahman sebagai habib palsu. “Dia bukan habib, dia preman,” ujar Abu Jibril kepada wartawan di rumahnya, Komplek Witanaharja, Pamulang, Tangerang Selatan, pekan lalu.
Menurut Abu Jibril, Abdurrahman bernama asli Abdul Haris Umarella bin Ismail Umarella asal Ambon. Selain itu latarbelakang Abdurrahman, lanjut Jibril, tidak mencerminkan seseorang yang bergelar habib.
Sebelum Abu Jibril yang menyatakan keraguan gelar “habib” Abdurrahman , Abu Bakar Ba’asyir, pimpinan Ponpes Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah sebelumnya juga menyatakan hal senada. Ba’asyir mengatakan kalau Abdurrahman merupakan habib palsu.
“Dia itu orang jelek dan diduga informan atau orang yang dimanfaatkan kelompok lain,” jelas Ba’asyir usai berceramah di Semarang, akhir Juli silam.
Tudingan Ba’asyir dan Abu Jibril kalau Abdurrahman bukan seorang habib merujuk masa lalu Abdurrahman yang sebelumnya dikenal sebagai preman yang jauh dari kehidupan Islami.
Keraguan soal gelar kehabiban Abdurrahman juga merebak di internet. Bahkan pemimpin redaksi situs Arrahmah.com, M Fachry menulis di sebuah situs jejaring sosial menyebut, berdasarkan silsilah keluarga Abdurrahman, tidak tepat kalau pria beranak empat tersebut sebagai seorang habib.
“Informasi yang kami terima dari teman sekolahnya di SMPN 2, Mardani Raya,Jakarta Pusat, dia dikenal dengan nama Amsari Omarella. Ibunya berasal dari Ambon, dan ayahnya dari Makasar. Jadi gelar habib yang disandangnya sangat jauh,” jelas Fachry.
Masih dari informasi yang diterima Fachry, selepas SMP 2, Abdurrahman melanjutkan sekolah ke SMAN 68 pada 1985 dan kemudian kuliah di Universitas Krisnadwipayana, Pondok Gede, Jakarta Timur.
Dari informasi yang didapat Fachry, selama bersekolah di SMAN 68, sosok Abdurrahman biasa-biasa saja. Selain itu Abdurrahman tidak begitu suka dengan kegiatan rohis dan tidak mendukung pemakaian jilbab pada masa itu.
Keanehan lainnya, Abdurrahman sempat menunjukan sertifikat yang menyatakan kini dirinya sudah resmi menjadi seorang habib kepada teman-temannya. “Apakah gelar habib harus dikeluarkan melalui sebuah sertifikat?” tanya Fachry.
Saat itu, kata sumber tersebut, Abdurrahman dikenal dengan nama Abdul Haris. Sejak tahun 1990-an Abdul Haris diketahui sering nongkrong di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Selain itu Abdul Haris juga aktif di salah satu ormas kepemudaan.
Kemudian Abdul Haris ditengarai mulai menjadi binaan polisi sejak 2001. Ia diduga dimanfaatkan polisi untuk melakukan aksi pembusukan dalam setiap aksi yang dilakukan beberapa ormas Islam.
Sumber itu lantas menyebutkan, Abdul Haris alias Abdurrahman telah disusupkan dalam setiap aksi pembubaran Ahmadiyah. Sehingga gerakan untuk membubarkan Ahmadiyah menjadi bias.
“Saat pengepungan kampus Mubarok, milik Ahmadiyah, ia tiba-tiba muncul diiringi sejumlah wartawan dan memberi keterangan pers. Padahal saat perencanaan pengepungan ia tidak terlibat,” jelas sumber detikcom, yang merupakan seorang aktivis Komando Laskar Islam (KLI).
Keraguan nasab atau garis keturunan Abdurrahman yang dianggap bukan berasal dari Timur Tengah, khususnya Yaman dan Arab Saudi membuat beberapa kalangan semakin ragu kalau Abdurrahman bukan habib beneran alias palsu. Sebab untuk mendapat gelar itu perlu penguraian silsilah keluarganya.
“Soal gelar habib yang disandangnya, Abdurrahman mengaku mendapatkannya dari majelis Alawiyyin, yang dikenal sebagai komunitas keturnan Nabi Muhammad SAW. “Sorban di kepala saya ini bukan asal pakai saja. Ini (sorban) disematkan sebagai petanda kalau saya sudah menjadi bagian dari tarekat para habib,” ujar Abdurrahman sambil menunjuk kain putih yang melingkar di peci putihnya”
Menurut Habib Abdurrahman Al Habsyi, sebutan atau gelar habib di kalangan Arab-Indonesia dinisbatkan secara khusus terhadap keturunan Nabi Muhammad melalui Fatimah Az-Zahra dan ‘Ali bin Abi Thalib. Habib yang datang ke Indonesia mayoritas adalah keturunan Husain bin Fatimah binti Muhammad. Jumlah para habib yang ada di Indonesia diperkirakan lebih dari 1 juta orang.
Mereka sangat dihormati di Indonesia karena dianggap sebagai tali pengetahuan yang murni, karena garis keturunannya yang langsung dari Nabi Muhammad.
Adapun untuk menentukan seseorang itu habib atau bukan adalah Ar-Rabithah atau Jamiat Khair. Organisasi ini memang tugasnya mencatat silsilah keturunan Ahlul Bait (keturunan Nabi Muhammad SAW). “Untuk menentukan apakah seseorang berhak digelari habib harus menyebut paling sedikit 5 keturunannya dari atas atau 5 Bin” jelas Al Habsyi.
Lima nama keturunannya antara lain, ayah, kakek, buyut dan seterusnya. Dari nama-nama yang disebutkan itu, Ar-Rabithah akan mengetahui keterkaitannya dengan nama-nama yang masuk dalam silsilah dari garis keturunan Rasulullah.
Al Habsyi tidak memastikan apakah Abdurrahman merupakan habib atau tidak sebelum melihat sertifikat yang dimiliki pria yang berseteru dengan Abu Jibril itu. “Kalau memang Abdurrahman seorang habib dia harus menunjukan sertifikat kehabiban yang dikeluarkan oleh Ar-Rabithah. Karena itu sebagai bukti otentik,” kata Al Habsyi.
______________________________________________
Berikut dibawah ini adalah pernyataan salah seorang Habib yang sempat beredar:
21/07/2009
Menepis Pengakuan Seorang Habib Tak Terdaftar
Saya sengaja menulis pernyataan ini untuk menepis tuduhan dan menetralisir berita yang sedang berkembang terkait tuduhan terhadap Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki dari seorang yang mengaku Habib Abdurrahman Assegaf, yang sebenarnya sama sekali bukan Habib dan bernama asli Abdul Haris Umarella asal Ambon. Hal ini sudah saya konfirmasikan kepada pihak yang mengatur pendataan Habaib se-Indonesia. Konon, ia pernah tinggal di Bogor, kemudian berita terakhir saya mendapat kabar ia tinggal di Tangerang Jalan Abimanyu, Blok C 20, Kompleks Witana Harja III, Pamulang Barat, Tangerang Selatan.
Pernyataan ini sengaja saya buat untuk menghindari kesalah-pahaman dikalangan Umat Islam khususnya antara keharmonisan Habaib dengan Pondok Pesantren Islam yang ada di Indonesia. Karena saya melihat ada indikasi adu domba dalam tuduhan Tuan Umarella, yang membuat saya menaruh curiga siapa sebenarnya Tuan ini?. Mudah-mudahan kecurigaan saya salah. Maka dari itu, Pimpinan Pondok Pesantren Ngruki saya harap dapat memahami dan memaklumi bahwa tuduhan Tuan Umarella tersebut berasal dari pribadinya dan tidak ada hubungan sama sekali dengan Habaib.
Demikian Pernyataan ini saya buat agar tetap terjalinnya silaturrahim antara Umat Islam pada umumnya.
Wa Salam.
Salim Syarief MD
(http://politikana.com/ Kabar Indonesia)
mainsource:http://kabarnet.wordpress.com/2009/09/02/gonjang-ganjing-pengakuan-habib-tak-terdaftar/
Franky Subrata berkata
Kalau ingin memastikan apakah Tuan Abdul Haris Umarella ini Habib beneran atau palsu, tanyakan aja kpd Ustadz Abdurrahman Basurrah, Pimpinan Yayasan Rabithah Al-Alawiyin. Krn setahu saya Yayasan ini adalah pihak yang berwenang mencatat, menyimpan dan memelihara “Buku Induk” yang memcatat silsilah/nasab yang mulia daripada keturunan Rasulullah SAW. Nasab/silsilah ini TIDAK MUNGKIN DIPALSUKAN. Karena ketika Rasulullah SAW dihina dengan kata-2 ABTAR (=terputus keturunannya) oleh kaum kafir Quraisy ketika putra beliau (Ibrahim) meninggal dunia, maka Allah SWT melaknat kaum yang menghina Nabi SAW tsb dengan menurunkan Surat Al-Kautsar. Dimana dalam Surat tsb Allah SWT mengatakan bhw: Orang-2 yang menghina engkau (wahai Nabi Muhammad) merekalah yang ABTAR (terputus garis keturunannya). Kini sudah 1430 tahun seteleh peristiwa ini terjadi, terbukti bahwa seluruh manusia dimuka bumi ini terputus garis keturunannya (ABTAR) kecuali keturunan Rasulullah SAW yang memang garis keturunannya DIJAGA OLEH ALLAH SWT. (Allahumma Solli wa Sallim wa Barik ala Habibika Sayyidina Muhammadin, wa ala alihi wa dzurriyatihi ajma’in, Amiiiin).
Wassalam,
Muhammad Franky Subrata (mu’allaf)
kadzim berkata
Assalamu alaikum wr wb,
Anda benar dan Salam hormat untuk anda Muhammad Franky Subrata.
Wassalam wr wb.
Franky Subrata berkata
Wa Alaikum Salam WR.WB.
Saudaraku Kadzim, semoga Rahmat dan Inayah Allah SWT selalu menyertai dan melimpahi Anda Sekeluarga, dan juga untuk seluruh Mukminin/Mukminat dan Muslimin/Muslimat, Amiiin.
Wassalamu Alaikum WR.WB.
Ananda Sofia berkata
aww
sdr franky, menarik sekali uraian anda. trm ksh krn sdh menambah wawasan kami yang belum tahu ttg hal ini. tolong dijelasin gmn cara Allah menjaga silsilah keturunan Rasul. tks. wslm.
kadzim berkata
Ananda Sofia, Bagaimana caranya Allah swt menjaga silsilah Rasul saw seperti bagaimana caranya Allah swt tidak menjaga silsilah selain rasul saw.
Pertanyaan anda sangat tidak berbobot dan sengaja mengada-ada, Ananda Sofia, hingga tahun 2009 tidak satu dokter pun yang tahu bagaimana terjadinya penyakit menurun, itu hanya rahasia Allah swt.
Jadi bagaimana dan bagaimana itu pertanyaan yang bagus jika tidak dilandasi kedengkian.
Selamat kepada anda yang sudah mencoba mempermainkan keyakinan seorang muallaf.
Farasydaq berkata
Ananda Sofia, anda bertanya: “tolong dijelasin gmn cara Allah menjaga silsilah keturunan Rasul. tks. wslm.”
Ananda Sofia, Bagaimana cara Allah Ta’ala menjaga Kitab Suci Alquran hingga saat ini masih utuh dan terpelihara? saya yakin anda dapat menjawabnya. hal serupa, Allah Ta’ala Menjaga silsilah keturunan Rasul, tak ubahnya Allah Ta’ala menjaga KitabNya.
Ananda Sofia, Bagaimana cara Allah Ta’ala menjaga kesucian para Nabi dari dosa/ kesalahan? saya yakin anda dapat menjawabnya. Salam..
Franky Subrata berkata
Assalamu Alaikum WR.WB.
Yth. Saudariku Ananda Sofia, terima kasih atas tanggapan dan pertanyaan Anda. Mohon maaf karena kesibukan yang luar biasa saya baru sekarang ini sempat membalas tanggapan Anda.
Menurut saya, betul sekali apa yang sudah dijelaskan oleh Sdr.Kadzim dan Sdr.Farasydak atas pertanyaan Anda. Secara umum itulah jawaban yang paling tepat dan betul, singkat, padat dan jelas. (Terima kasih kpd Sdr.Kadzim dan Sdr.Farasydak yang sudah membantu saya memberi penjelasan:)
Untuk Sdri.Ananda Sofia, mungkin sebagai sekedar pelengkap, penambah wawasan dan tukar-menukar informasi yang bermanfaat, bisa saya tambahkan uraian sbb :
Dzurriyat At-Tohiroh (Keturunan yang Suci) dari RasuluLlah SAAW
BismiLlahir Rohmanir Rohim.
AlhamduliLlahi Robbil Alamin
Robbi Shalli wa Sallim wa Baarik daa’iman wa abadan ‘ala Habibika Sayyidina Muhammadin, wa Aalihi wa Azwaajihi wa Ahli Baitihi wa Dzurriyatihi Attohirin ‘ajma’in.
Salah satu dari Sifat Allah SWT adalah IRADAH (=berkehendak). Alam semesta dan seluruh isinya, sorga dan neraka, dan seluruh malaikat, manusia, jin, dan binatang, semuanya itu tercipta semata-mata karena kehendak Allah SWT yang menciptakan mereka. Karena diciptakan oleh Allah, maka semua ciptaan itu tunduk kepada Kehendak/Kemauan dan Kekuasaan Allah SWT. Kalau Allah SWT mampu menciptakan semua itu, maka Dia tentu saja mampu untuk Memelihara, Menjaga, bahkan Memusnahkan segala apa yang sudah Dia ciptakan. Tentu saja sebagai manusia kita terlalu bodoh dan naif untuk bisa mengetahui (apalagi secara detail) BAGAIMANA CARA Allah menciptakan dan memelihara semua ini. Akan tetapi kita BISA MELIHAT, MENDENGAR, dan MERASAKAN HASIL CIPTAAN-CIPTAAN ALLAH. Kita tidak tahu bagaimana cara Allah menciptakan langit yang seolah-olah tergantung diatas. Kita juga tidak tahu bagaimana cara Allah menciptakan dan memelihara planet-planet, matahari, bulan, bintang-bintang, bahkan galaxi, yang semua bergerak dan berputar dalam rotasi yang teratur dan tidak pernah bertabrakan sama sekali. (SubhanAllah). Akan tetapi kita bisa mengetahui, melihat, merasakan, bahkan mempelajari bahwa fenomena alam yang tadi saya uraikan benar-benar terjadi. Allah-lah yang dengan KekuaasaanNya MEMELIHARA agar matahari, bumi, bulan, bintang-bintang dan planet-planet itu tidak berbenturan satu sama lain.
Demikian juga halnya dengan Peristiwa Agung tentang Terciptanya Makhluk yang Paling Suci dan Paling Dicintai oleh Allah SWT, yaitu HabibAllah (Kekasih Allah) Sayyidina Muhammad SAAW. Banyak sekali sumber-sumber rujukan dari dalam Al-Qur’an dan Hadits Sahih maupun Hadits Qudsi yang meriwayatkan bahwa SEBELUM Allah SWT menciptakan apa-apa (yakni sebelum diciptakanNya Alam semesta, sorga, neraka, malaikat dan jin, bahkan sebelum diciptakanNya ‘Arsy dan Lauhil Mahfudz sekalipun) Allah SWT TERLEBIH DAHULU menciptakan NUR Nabi Muhammad SAAW yang diciptakan dari NUR Allah sendiri. (ALLAHU AKBAR!…. ALLAHU AKBAR!…. ALLAHU AKBAR!….).
Kemudian karena IRADATNYA yang Menghendaki adanya ciptaan, maka diciptakanNya ‘Arsy, Lauhil Mahfudz, Sorga dan Neraka, alam semesta, malaikat muqorrobin, dll. Bahkan dalam sebuah hadits qudsi diriwayatkan bahwa “kalau bukan karena sebab Nur Muhammad ini maka Allah SWT tidak akan menciptakan ciptaan apapun”. Kesimpulannya, penciptaan Nabi Muhammad SAAW adalah sebuah skenario yang merupakan IRADAT atau KEHENDAK Allah SWT. (Insya Allah dalam kesempatan lain akan saya sertakan Ayat-2 Al-Qur’an dan Hadits-hadits yang menjadi rujukan dari uraian saya diatas).
Demikian juga kalau kita memperhatikan peristiwa menikahnya Sayyidatina Aminah binti Wahhab (ibunda Rasul SAAW) dengan Sayyidina Abdillah bin Abdul-Muthalib (ayahanda Rasul SAAW); kemudian peristiwa meninggalnya ayah-bunda Rasul SAAW dalam usia relatif muda; kemudian peristiwa menikahnya Rasul SAAW dengan Sayyidatina Khadijah binti Khuwailid R.A.; kemudian peristiwa “diwafatkanNya” 6 orang putra-putri Nabi SAAW kecuali Sayyidatina Fatimah Azzahra’ R.A; kemudian peristiwa menikahnya Sayyidatina Fatimah R.A dengan Sayyidina Ali bin Abi Talib K.W, yang merupakan PERINTAH LANGSUNG dari Allah SWT dimana saat itu Malaikat Jibril tiba-tiba muncul dan berkata: “Ya RasuluLlah, aku datang membawa PERINTAH ALLAH agar Engkau kawinkan putrimu Fatimah dengan Ali bin Abi Talib” (hadits qudsi). Di dalam semua peristiwa tersebut diatas jelas sekali TERASA adanya IRADAH (Kehendak/Kemauan) Allah SWT agar Putri RasuliLlah (putri Manusia Paling Suci Sayyidina Muhammad SAAW yang diciptakan dari Nur Allah) supaya dikawinkan dengan Pemuda Bani Hasyim yang Terbaik (selain Rasul SAAW sendiri) pada masa itu, yaitu Sayyidina Ali bin Abi Talib K.W; yang sudah beriman dari sejak usia kanak-kanak; murni ke-Imanan dan ke-Islamannya karena beliau semenjak dilahirkan tidak pernah menyembah berhala; yang dari sejak kecil diasuh, dididik, dan dibimbing oleh tangan suci RasuluLlah SAAW sendiri; orang kedua setelah Nabi yang selalu dipuji oleh Rasul SAAW dalam hadits shahih: “Aku (Muhammad) adalah Kota Ilmu, dan Ali adalah merupakan Pintu-masuknya”; yang bahkan DIPILIH LANGSUNG OLEH ALLAH SWT agar dinikahkan dengan Putri Nabi SAAW. Ini jelas sekali skenario Allah SWT. Bahkan setelah Pasangan Pengantin Yang Paling Suci dan Mulia itu mempunyai anak Sayyidina Hasan R.A, dan Sayyidina Hussein R.A, Allah berfirman dalam Surat Al-Ahzab ayat 33: “Innama yuriduLlaha liyudzhiba ‘ankum arrijsa Ahlal Bait wa yutohhirukum tat-hiro”: “Sesungguhnya Allah BERKEHENDAK untuk membersihkan dosa-dosa dari kalian wahai Ahlil Bait (keluarga Nabi SAAW) dan mensucikan diri kalian sesuci-sucinya”. (ALLAHU AKBAR!… ). Itulah IRADAH/KEHENDAK ALLAH SWT dan hikmahnya PASTI merupakan Rahmat Allah bagi kita seluruh ummat manusia dan sekalian alam semesta.
(Ada juga orang-orang munafik yang IRI dan DENGKI atas kemuliaan yang diberikan Allah SWT kpd keluarga Nabi SAAW ini. Mereka mengatakan bahwa yang dimaksud Ahlil Bait adalah terbatas pada keluarga Nabi SAAW yang hidup pada saat itu saja, dan tidak termasuk Dzurriyat/Keturunan Nabi SAAW yang hidup sesudah masa itu. Sungguh naif, bodoh, JAHIL dan STUPID pendapat ini yang dilontarkan atas dasar penyakit-penyakit batin yang dinamakan: IRI, DENGKI, HASUT, dan BENCI. Marilah kita berpikir dengan logika yang jernih, kalau kita mempunyai anak, kemudian cucu, kemudian cicit dst, apakah yang kita anggap sebagai keluarga HANYA TERBATAS s/d ANAK dan CUCU saja??? Kemudian apakah anak-anak dan cucu-cucu dari anak cucu kita harus kita tolak dan tidak kita akui sebagai keluarga, begitukah??? Jawaban orang yang berpikiran waras tentu saja adalah: TIDAK BEGITU!!! “Ya Allah…. saya Muhammad Franky Subrata akan mengakui dan menyayangi dan mengasihi seluruh anak cucu dan cicit-cicit saya sampai generasi keberapapun dan saya akan selalu memanjatkan doa ke Hadirat-MU untuk kebaikan mereka”. Apalagi anak cucu (dzurriyat) RasuluLlah, mungkinkah Manusia Pilihan, Suci dan Ber-Akhlak Mulia seperti RasuluLlah SAAW akan menolak, mengusir dan tidak mengakui anak cucu keturunan Beliau sendiri?? AstaghfiruLlahal Adhim… bahkan Allah SWT sendiri BERKEHENDAK untuk memuliakan dan mensucikan mereka Dzuriyat RasuluLlah SWT (surat Al-Ahzab ayat 33) dan Allah BERKEHENDAK untuk MENJAGA dan MEMELIHARA agar garis keturunan yang suci itu TETAP ADA, TERJAGA dan TERPELIHARA sampai kapanpun terserah kepada Rahasia dan Iradah Allah SWT sebagaimana yang sudah dijelaskanNya dengan sejelas-jelasnya dalam Surat Al-Kautsar. Yaitu pada peristiwa wafatnya putra Nabi SAAW (Ibrahim), dimana pada saat itu Rasul SAAW masih bersedih hati. Sebaliknya, ditengah kesedihan beliau, orang-orang munafik dan kafir bergembira-ria dan mengolok-olok Nabi SAAW dengan mengatakan: “Muhammad telah Abtar (Abtar=terputus keturunannya)”. SubhanAllah… belum kering air mata suci dari Baginda Rasul SAAW turunlah Malaikat Jibril a.s. langsung dari Sidratil Muntaha membawa wahyu dari Allah SWT yang menjawab langsung olok-olok kaum munafik dan kafir Quraisy, yaitu Surat Al-Kautsar yang pada Ayat ke 3 Allah SWT mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang yang mengolok-olok kamu (wahai Nabi Muhammad) merekalah yang Abtar (terputus keturunannya).” Kalau kita perhatikan redaksi dari Ayat ini, jelas sekali terasa bahwa ia mengandung 2 makna. Pertama, menunjukkan kemurkaan Allah, karena HabibAllah Sayyidina Muhammad SAAW dihina dan diolok-olok, dan karenanya Allah SWT menakdirkan seluruh manusia di muka bumi ini terputus keturunannya (Abtar). Kedua, sebaliknya Allah SWT BERKEHENDAK agar Dzurriyat (keturunan) Nabi SAAW tidak terputus, dan untuk itu Allah SWT akan MENJAGA dan MEMELIHARA kesinambungan garis keturunan yang suci dan mulia itu, sebagaimana Allah menjaga dan memelihara alam semesta dan seluruh ciptaanNya yang lain.)
SubhanAllah… apa yang dikehendaki Allah SWT pasti terjadi. Sekarang, sudah lewat 1430 tahun setelah peristiwa turunnya Surat Al-Kautsar itu, terbukti bahwa garis keturunan seluruh manusia di muka bumi ini terputus, kecuali Dzurriyat RasuliLlah Sayyidina Muhammad bin Abdillah SAAW. Sampai sekarang mereka tersebar disegala penjuru muka bumi ini. Dari keturunan Sayyidina Hasan R.A, banyak terdapat di Makkah, mereka disebut Asyraf (jamak kata Syarif). Di Iran mereka dikenali bermarga Al-Musawi (keturunan Rasul SAAW dari cucu Nabi Sayyidina Musa Al-Kadzim R.A), mereka mudah dikenali karena selalu memakai sorban berwarna hitam. Di Jordan mereka bermarga Al-Hasyimi. Di Hadhramaut/Yaman, Malaysia, Singapore dan Indonesia mereka dikenal sebagai Aal-Ba’alawi (keturunan Rasul SAAW dari cucu Nabi: Yang Mulia Sayyidina Fagihil Mugaddam Muhammad bin Ali Ba’alawi R.A.). Walaupun marga mereka berbeda satu dengan yang lain tetapi silsilah garis keturunan mereka akan menyatu kembali kepada RasuluLlah SAAW melalui kakek-kakek mereka yang namanya tersebut diatas. Tidak semua orang keturunan Arab adalah keturunan Nabi SAAW. Bahkan populasi Dzuriyat Rasul SAAW ini boleh dikatakan tidak banyak kalau dibandingkan dengan total populasi seluruh bangsa Arab di seluruh dunia, bahkan mungkin tidak sampai 1%. Di Indonesia kita bisa mengenali Dzurriyat Rasul SAAW ini antara lain dari ciri-ciri mereka sbb:
1. Mereka dikenali dari Nama-nama Marganya, yaitu yang tercatat di Yayasan Rabithah Al-Alawiyin, yakni yayasan yang menyimpan data nama-nama keturunan Nabi SAAW, dan urut-urutan silsilah mereka yang sambung-menyambung tidak terputus sampai kepada RasuluLlah SAAW melalui Sayidatina Fatimah Azzahra’ R.A dan Sayidina Ali bin Abi Thalib K.W.
2. Mereka juga bisa dikenali dari Nur (Aura) yang terpancar dari wajah mereka yang “seakan-akan” mengandung Aura Ilahiah. Sulit untuk dijelaskan bagaimana kriterianya, akan tetapi bisa kita rasakan kalau kita sedang memandangi wajah-wajah mereka. Walaupun wajah-wajah mereka bermacam-macam, ada yang gagah, tampan, cantik, sederhana, biasa-biasa saja, bahkan ada yang tidak bisa dikatakan tampan/cantik, ada yang bekulit putih, sawo matang, ada yang berkulit hitam. Akan tetapi ADA SATU CIRI KESAMAAN dan terdapat pada seluruh wajah-wajah mereka, yaitu: Aura yang terpancar dari wajah-wajah mereka terasa demikian sejuk penuh kasih, aura yang menentramkan hati, aura yang penuh keikhlasan. SubhanAllah.
3. Mereka juga mudah dikenali dari Tarigah (tarekat / cara peribadatan) mereka yang rata-rata sama, yaitu Tarigah Al-Alawiyah yang mereka dapatkan secara MUTAWATIR turun-temurun dari bapak/ibu ke anak dan dari guru ke murid, sambung-menyambung tidak terputus, yaitu dari RasuluLlah SAAW turun kpd Sayidatina Fatimah R.A, dan Sayidina Ali bin Abi Talib K.W, turun kpd Sayidina Husein R.A, turun kpd Sayidina Ali Zainal Abidin R.A, turun kpd Sayidina Muhammad Al-Bagir R.A, dst…. dst…. sambung-menyambung tidak terputus dan tidak berubah sampai sekarang. (Bahkan sebetulnya kalau kita ingin menjalankan Syari’at Islam secara benar, bersih, murni, kaya dengan amalan-amalan sunnah, aman dan tidak melenceng dari tuntunan RasuluLlah SAAW beserta para Sahabat beliau dan para Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in, maka ikuti saja Tarigah Al-Alawiyah ini, Insya Allah aman dan Selamat di Dunia dan Akhirat).
4. Ulama-ulama mereka dikenal sebagai Penganut Islam Yang Teduh, pengayom terhadap semua pihak, jauh dari politik, jauh dari kekerasan, jauh dari fanatisme buta. Tidak pernah dan tidak suka menyalah-nyalahkan golongan lain yang tidak sejalan (atau tidak semadzhab) dengan mereka. Bahkan kalau diserang secara ideologis oleh golongan lain, mereka cenderung memilih diam dan tidak menanggapi secara frontal. Sebagian besar dari para ulama mereka hidup secara sederhana sebagai Sufi yang zuhud, Pengasuh Pondok Pesantren, Pengasuh Majelis Ta’lim, Pengasuh Majelis Dzikir, Sebagian besar dari Auliya’ (para Waliyullah) adalah Ulama Ahlil Bait yang sudah mencapai tingkatan Wali.
5. Mereka mudah dikenali dari majelis-majelis pengajian mereka yang kaya dengan Amalan-amalan Sunnah, yang setiap ada acara Ceramah Agama PASTI dan SELALU disertai oleh Solawat kapada Nabi SAAW, Dzikir, Hizib, Pemanjatan Doa-doa, Istighotsah, dan lantunan Qasidah puji-pujian kepada Nabi SAAW.
Demikian sedikit uraian dari saya, semoga bermanfaat bagi Anda dan kita semua, Amiin.
WAllahu A’lam bissawab.
-Maulaya Shalli wa Sallim daa’iman abadan, ‘ala Habibika Khoiri Kholqi kullihimi.
-Ya Robbi bil Mustofa, balligh maqosidana, waghfir lana ma madho, ya Waasi’al Karomi.
Mohon maaf, dan Wassalamu Alaikum WR.WB,
Muhammad Franky Subrata
Ananda Sofia berkata
Aww. Muhammad Franky, Tks banget atas uraiannya. Betul-2 sngt bermanfaat utk menambah wawasan kita. Sy jd smkn tertarik utk lbh mengenal komunitas keturunan rasul. Kl boleh tahu dmn pengajian mrk? Apkh terbuka utk umum dan ada tmpt utk wanita?? Sy kagum skli walaupun Anda seorang muallaf tp wawasan keislaman anda sangat luas. Maaf kl boleh tahu sejak kapan Anda menjadi muallaf, trus Anda belajar ttg islam dmn?? Tks. wslm
Ananda Sofia berkata
Farasydaq thx banget yah. Penjelasan anda bagaikan lentera bagi seorang yg sdg kegelapan. makasih. smg Allah yang bales.
Ananda Sofia berkata
Kadzim, makasih Anda sdh meluangkan waktu menanggapi pertanyaan sy. Tp Anda koq galak banget sih?? Sy kan cuma sekedar nanya krn ketidaktahuan sy. Koq gue dikatain tidak berbobot, mengada ada, mempermainkan keyakinan seorang muallaf segala. Yg ditanya aja kagak marah koq, malah baik sekali en dgn sabarnya memberi uraian panjang lebar yg membuka wawasan sy. Ihh…Anda koq gitu yah?? Aq tau maksud Anda baik, tp cara Anda agak kasar. Merasa nggak?? wslm
Farasydaq berkata
Anada Sofiah, Si Kadzim mungkin lagi emosi, jadi maafin aja ya.. kan kalo puasa gak boleh ngambek. moga ibadah dan amal anda selama bulan Ramadhan akan menjadi sebab turunnya rahmat Ilahi. Amin Ya Robbal Alamin.
Ananda Sofia berkata
Amin. Tanpa dimintapun aq udah maafin dia wslm
Farasydaq berkata
Test.. sy cuma ingin tau, kalo sy tulis sesuatu di kolom ini kotaknya akan semakin kecil.. apa bisa sampai terjepit?
Franky Subrata berkata
Assalamu alaikum WR.WB.
Lagi-2 saya harus mohon maaf krn telat balas berhubung kesibukan.
Sy mempelajari Islam sejak thn 1999. Terinspirasi oleh kisah akhlak RasuluLlah SAAW yang tertulis di buku2 cerita komik utk anak-2, s/d yang tertulis di kitab-2 tarikh. Masuk Islam thn 2002. Belajar ttg Islam dari bbrp orang Guru Mulia di Indonesia, Cairo, Tarim dll.
Banyak sekali tempat-2 pengajian mereka, hampir diseluruh kota-2 besar di Indonesia pasti ada, dan terbuka untuk umum pria & wanita.
Saya tidak tahu Anda tinggal dikota mana. Tapi kalau asumsinya Anda di Jakarta, diantaranya bisa hubungi:
-Majelis Rasulullah SAW Pimpinan Habib Munzir Al-Musawa. Setiap malam Selasa di Masjid Raya Al-Munawar Pancoran Jak-Sel. Info kontak ke: Jl Cikoko Barat V, No 66, Cikoko, Pancoran, Jak-Sel. (Tlp 021-7986709).
-Juga ikuti Tabligh Akbar Majelis Rasulullah SAW bersama Habib Munzir Al-Musawa, Hari Sabtu 12 Sep 2009,Di masjid Ar-Riyadh (jam 21:15 – 22:30), Jl.Tegal Parang Utara, JakSel.
-Majlis Shalawat “Al-Aliyyah” Setiap Rabu malam jam: 19:30 s/d 21:30. Tempat: Jl.Siaga Raya, Komp Siaga Baru Blok C 10. Jkt.
-Majlis Pengajian Habib Muhammad Riziek Shihab, Info hubungi Alamat FPI: Front Pembela Islam, Jalan Petamburan 3/17, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Telp:021-534-1250. – Ada Pengajian khusus wanita, hubungi Syarifah Fadlun bin Yahya pada alamat/tlp tsb.
Dari para jemaah tsb Anda akan mendapt banyak info tempat-2 pengajian Komunitas Dzuriyat Rasul SAAW.
Demikian, semoga bermanfaat.
Wassalamu alaikum WR.WB
Muhammad Franky Subrata
.Naufal berkata
Sabar…
Sukirman Surya berkata
Franky Subrata: wah pemahaman anda yang luas terhadap sejarah (pemutarbalikkan) mungkin dapat membantu anda dalam mengarang kitab suci Al Quran berikut syariat2 baru lainnya. selamat!!
iman berkata
@ franky: alhamdulillah semoga yang mencintai ikut dengan yang dicintai
@ sukirman: ya jangan sirik…kan orang yang sirik, dengki, hasut seperti anda sdh ada dr zaman Nabi SAW, seperti pembahasan sdr franky diatas
Rusli berkata
berkata baginda nabi Muhammad SAW;”Man ahabbani kaa na ma’i fil jannah” artinya”barang siapa yang mencintaiku niscaya maka ia akan bersama denganku di syurga nanti”…salah satu bukti kita mencintai Baginda Nabi Muhammad SAW adalah bahwa kita harus mencintai dzurriah ataw darah dagingnya Rasulullah SAW.Logika:jika kita mempunyai cucu ataw keturunan baik itu dari pihak laki2 ataw perempuan lalu anak cucu kita dimusuhi dan dibenci…apakah sakit hati kita?,tentu saja sbg orang yg normal kita meresa teriris jika hal itu terjadi,apalagi darah daging manusia yg paling Mulia dan Suci di seantero jagad raya ini kerena memang beliau{Nabi Muhammad SAW} di sucikan dan di Agungkan oleh Allah SWT,maka dari sungguh Rugi orang yg membenci dan memusuhi Dzurriah Rasulullah SAW sbb nanti mereka tdk akan bersama-sama dgn Rasulullah SAW berada di dalam Syurga Nya Allahu Ta’ala.Karena Syurga dan alam semesta dan isinya Allahu SWT ciptakan hanya utk dan karena adanya Rasulullah SAW…Shalallahu ala Muhammad….
Wassalam
Muhammad Idris Al-Bandany berkata
Assalamu’alaikum Wr, Wb.
Sekedar berbagi pengetahuan.
Rosullulloh SAW bersabda : “addibuu auladakum ‘ala stalasti khisholin, hubbi nabiyyikum wahubbi ahli baitihi waqiroatul qur’an……(HR.Dailimi, sumber Kitab
Mukhtarul hadist hal. 7 baris bawah) didik anak2 mu pada tiga perkara, 1. harus mencintai Nabi kamu sekalian (Nabi Muhammad SAW) 2. dan mencintai keluarganya/turunan nasab Nabi Muhammad SAW 3. dan membaca al’Qur’an…..
Ini dalil yang mashur mengenai kalau kita mencintai Nabi SAW, maka turunannya pun harus dicintai jangan disakiti.
Allohumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad wa alihii wasohbihi wasallim.
Wallohumuwafiq ila aqwamitthoriq
Pimpinan Majlis Ta’lim Alaydrus Bandung
Muhammad Idris Al-Bandany berkata
Assalamu’alaikum Wr, Wb.
Sekedar berbagi pengetahuan.
Rosullulloh SAW bersabda : “addibuu auladakum ‘ala stalasti khisholin, hubbi nabiyyikum wahubbi ahli baitihi waqiroatul qur’an……(HR.Dailimi, sumber Kitab Mukhtarul hadist hal. 7 baris bawah) didik anak2 mu pada tiga perkara, 1. harus mencintai Nabi kamu sekalian (Nabi Muhammad SAW) 2. dan mencintai keluarganya/turunan nasab Nabi Muhammad SAW 3. dan membaca al’Qur’an…..
Ini dalil yang mashur mengenai kalau kita mencintai Nabi SAW, maka turunannya pun harus dicintai jangan disakiti.
Allohumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad wa alihii wasohbihi wasallim.
Wallohumuwafiq ila aqwamitthoriq
Pimpinan Majlis Ta’lim Alaydrus Bandung