Home , � Setelah Siring Tendean Banjarmasin, Pagar Pulau Kembang Dijarah

Setelah Siring Tendean Banjarmasin, Pagar Pulau Kembang Dijarah



example2
Di lokasi Pulau Kembang inilah Ahmad Suryadi tenggelam.

BAJARMASIN-BATOLA - Setelah ornamen siring Tendean Banjarmasin dicuri, ulah si tangan jahil semakin keterlaluan saja. Mereka juga menjarah pagar objek wisata Pulau Kembang, Batola juga dijarah.

Sedikitnya seratus potong balok dan papan ulin yang dipasang di depan Taman Wisata Alam Pulau Kembang, Kecamatan Berangas Batola, hilang dicuri maling.

Hilangnya pagar ulin itu sangat fatal, utamanya bagi para wisatawan. Kalau tidak hati-hati, ada kemungkinan mereka bisa terjebur ke sungai.

Mencegah terjadi hal tersebut, oleh pengelola wisata, pagar ulin yang raib itu diganti dengan galam. Akibatnya, lokasi wisata tidak seindah sebelumnya.

Salah seorang penjaga Objek Wisata Pulau Kembang, H Rizali, saat ditemui Sabtu (18/2/2011), mengatakan pagar ulin yang dicuri tersebut sepanjang 180 meter.

"Sudah lama pagar ulin itu dicuri. Sekitar dua tahun lalu," ujarnya.

Selain pagar, kata Rizali, titian ulin menuju ke obyek wisata Pulau Kembang juga turut dicuri. "Papan ulin yang hilang ada ratusan potong. Tongkat dan papan ulin itu dicuri malam hari," ujarnya.

Pencurian itu, kata Rizali, sudah dilaporkan ke polisi. "Sampai saat ini pelakunya belum tertangkap," ujarnya.

Objek wisata Pulau Kembang ini di bawah pengawasan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalsel. Namun pengelolaan dipercayakan kepada CV Sinar Kencana.

"Saat ini yang mengelola objek wisata Pulau Kembang adalah CV Sinar Kencana," ujar Rizali.

Kepala BKSDA, Bambang Dahono Aji, membenarkan CV Sinar Kencana yang mengelola Objek Wisata Pulau Kembang tersebut. "Lokasi wisata itu kami serahkan ke pihak pengelola, yakni CV Sinar Kencana.
Hilangnya pagar ulin di Pulau Kembang itu menjadi tanggung jawab CV Sinar Kencana," ujarnya.

Saat menjabat, kata Bambang, objek wisata Pulau Kembang dikelola dengan baik. Bahkan, objek wisata Pulau Kembang tersebut sudah memberikan pemasukan bagi negara. "Dalam sebulannya, pihak BKSDA menyetorkan uang ke rekening negara," ujarnya.

Menurutnya, karcis masuk ke objek wisata Pulau Kembang Rp 5 ribu. "Rp 2 ribu disetorkan ke rekening negara dan Rp 3 ribu untuk yang mengelola lokasi wisata," ujarnya.

Pihak BKSDA juga menyediakan resort di dalam lokasi wisata. "Sejak saya yang mengelola, jumlah pengunjungnya mengalami peningkatan, yakni sekitar 3.000 dalam sebulannya," ujar Bambang.

Zulkarnain, pengamat lingkungan, sangat menyayangkan pengelola objek wisata Pulau Kembang kurang memperhatikan masalah keamanan.

"Seharusnya tempat wisata itu benar-benar dijaga dan jangan sampai ada yang hilang dicuri orang. Pengelola jangan semata-mata mencari keuntungan saja," ujarnya.


Hanya Rp 3 Juta

KEPALA Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Baritokuala (Batola), Akhmad Wahyudi, mengakui terjadi kerusakan bangunan fisik di objek wisata Pulau Kembang.

"Salah satu penyebab kerusakannya adalah usia yang sudah tua dan kayu yang lapuk," ujarnya.

Dinas Pariwisata Batola, kata Wahyudi, tak berdaya untuk memperbaiki kerusakan tersebut. "Dari sisi kewilayahan, Pulau Kembang itu memang masuk Batola. Tapi pengawasannya dilakukan oleh BKSDA," ujarnya.

BKSDA, lanjutnya, sudah memberikan izin kepada CV Sinar Kencana untuk mengelola objek wisata Pulau Kembang tersebut. "Kontrak selama 30 tahun. Selama itu pula dinas pariwisata Batola tak bisa memperbaiki kerusakan tersebut," ujarnya.

Selama dikelola CV Sinar Kencana, kata Wahyudi, Pemkab Batola menerima Rp 3 juta per tahun. "Memang, kami juga mendapat pemasukan dari CV Sinar Kencana, tapi per tahun hanya Rp 3 juta. Kalau sekarang kerusakan harus kami pula yang memperbaiki ini tak masuk akal," ujarnya.

Wahyudi berharap CV Sinar Kencana bisa merawat Pulau Kembang sebaik-baiknya. Karena Pulau Kembang juga merupakan salah satu objek wisata andalan.

"Kami siap saja mengelola, tapi sampai saat ini masih merupakan hak pengelola pihak swasta," ujarnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata, Budaya Pemuda dan Olahraga Banjarmasin, Hesly Junianto, menambahkan banyaknya tongkang yang sandar di Pulau Kembang juga membahayakan habitat yang ada.
"Itu juga perlu menjadi perhatian," ujarnya.

(jd/don/nn)

Sumber: metro banjar/Banjarmasinpost.co.id - Senin, 21 Februari 2011/red: Didik Trio Marsidi

Tags: ,

0 comments to "Setelah Siring Tendean Banjarmasin, Pagar Pulau Kembang Dijarah"

Leave a comment