Iran Tawarkan Gas ke PLN
Direktur Utama PT PLN Dahlan Iskan mengatakan, saat berkunjung ke Iran, PLN memang menyampaikan minat untuk membeli gas. "Sekarang, mereka yang ke sini, mereka serius," ujarnya di Kantor Pusat PLN Selasa (16/8).
Sebagaimana diketahui, akibat susahnya mendapatkan pasokan gas dari dalam negeri, PLN pun mulai menjajaki kemungkinan untuk mengimpor gas dari negara-negara lain, salah satunya adalah negeri para Mullah, Iran.
Dahlan mengakui, memang belum ada komitmen pasti terkait rencana pembelian gas dari Iran. Namun, jika melihat perusahaan Iran sampai datang ke Indonesia, maka itu berarti bahwa Iran memang tengah mencari pasar gas. "Sehingga kita punya posisi tawar yang lebih baik," katanya.
Kepala Divisi Minyak dan Gas PT PLN Suryadi Marjoeki mengatakan, perusahaan Iran yang datang menawarkan gas adalah Iran Liquefied Natural Gas Co. (ILC). "Mereka minta penawaran harga dari PLN," ujarnya. ILC merupakan anak usaha dari BUMN Iran yang bergerak di sektor migas, National Iranian Oil Company (NIOC).
Menurut Suryadi, rencananya PLN akan membeli gas sebanyak 1,5 MTPA (metrik ton per tahun) dengan masa kontrak 10 - 15 tahun. "Nanti titik serahnya di FSRU (floating storage and regasification unit) yang sedang disiapkan," katanya.
Namun, rencana PLN membeli gas dari Iran ini berpotensi terhambat oleh tekanan politis dari negara internasional. Pasalnya, akibat terus berkonfrontasi dengan negara-negara barat, Iran kini dalam embargo ekonomi oleh negara-negara barat.
Dahlan mengakui, hal itu bisa terjadi. Namun, lanjut dia, jika memang nanti pemerintah melarang PLN membeli gas dari Iran, maka harus ada solusi bagi PLN agar bisa mendapatkan gas. "Kalau begitu (dilarang), ya kasih kita gas dong, karena kita kekurangan gas," ujarnya.
Data PLN menunjukkan, kebutuhan gas untuk PLN secara nasional mencapai 2.398 miliar british thermal unit per hari (BBTUD), sedangkan pasokan gas baru mencapai 1.148 BBTUD, sehingga masih ada defisit pasokan gas 1.250 BBTUD.
Sebenarnya, Indonesia memang produsen gas yang cukup besar, namun demikian pasokan untuk PLN maupun industri di tanah air masih sangat kurang. Ini karena sebagian besar gas sudah terkontrak untuk pasar ekspor. Selain itu, potensi pasokan gas juga terganggu akibat masalah-masalah teknis di luar PLN. "Misalnya, gas Kepodang, Anda tahu kan, sudah mau dijual ke PLN, PLN siap beli, tapi sampai sekarang tidak terealisasi," ujar Dahlan. (sudah ada yang menawari takutan sangsi Barat, padahal Iran 32 tahun di embargo Barat malah makin maju dan pintar...alias kada kawa dibunguli...Nah..ya am....)
(owi/kim/radarbanjarmasinpost/jum'at/19/8/2011) |
0 comments to "Kedelai untuk tempe import, Uyah alias garam import...bisi gas banyak import jua...oh bangsaku..."