Home , , , , , , , , , , � Proses Kehancuran Organisasi Teroris Dukungan Barat----> Hanya dengan ''Perang Suci''

Proses Kehancuran Organisasi Teroris Dukungan Barat----> Hanya dengan ''Perang Suci''

Kamp Ashraf Irak

Revolusi Islam Iran telah melewati lebih dari tiga dekade umur penuh berkahnya. Selama itu pula Iran telah berhasil melewati masa-masa sulit dan segala bahaya yang setiap kasusnya mampu menumbangkan sebuah pemerintah. Ada sejumlah revolusi yang terjadi di dunia, namun dalam perjalanan sejarahnya satu persatu mengalami penyimpangan akibat ancaman ini. Segala bentuk ancaman ini telah membuat revolusi-revolusi ini gagal merealisasikan tujuan yang dicanangkan sejak awal.

Dalam sejarah penuh gejolak Revolusi Islam Iran, ancaman-ancaman yang ingin menjegal Revolusi Islam senantiasa gagal berkat kewaspadaan Imam Khomeini ra dan kesadaran rakyat. Tidak hanya menggagalkan tapi juga berhasil mengubah segala ancaman itu menjadi kesempatan untuk memperkokoh fondasi Revolusi Islam Iran.

Sebagai contoh, Perang Pertahanan Suci yang dipaksakan rezim Saddam Husein terhadap Iran selama delapan tahun merupakan serbuan militer untuk menumbangkan Republik Islam Iran yang baru saja berdiri. Dalam perang delapan tahun itu, Saddam tidak sendiri, tapi lebih tepat dikatakan ia mewakili Amerika dan Barat untuk menyerang Iran. Rezim Saddam mendapat dukungan mutlak politik, intelijen, militer, finansial dari blok Barat dan Timur.

Perang delapan tahun yang dipaksakan Saddam terhadap Iran tidak stagnan tapi mengalami fluktuasi. Resistensi yang ditunjukkan oleh para pemuda Iran menghadapi serangan brutal militer Saddam memberikan pesan penting kepada para pendukung Saddam.

Pesan itu membuktikan militer Saddam yang diperlengkapi secara modern oleh Barat dan Timur tidak akan mampu melewati pertahanan kokoh dan penuh semangat para pemuda yang lebih bersandarkan pada keimanan kepada Allah Swt. Kegigihan ini memaksa para pendukung Barat dan Arab Saddam untuk memaksakan perdamaian tidak adil lewat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Namun kemenangan besar para pejuang Islam di medan perang memaksa negara-negara pendukung Saddam untuk tunduk pada sebagian besar tuntutan Republik Islam Iran dalam kondisi yang lebih adil terkait resolusi 589.

Irak rezim Saddam dan negara-negara pendukungnya membayangkan sikap Iran menerima resolusi PBB itu berasal dari kelemahan dan ketidakmampuan negara itu untuk melanjutkan peperangan. Untuk itu mereka mulai melakukan serangan luas hampir di seluruh garis perbatasan Iran dengan Irak.

Sepekan setelah penerimaan resolusi damai itu, ribuan orang anggota Kelompok Mujahidin Khalq (MKO) lewat dukungan Saddam diterjunkan lewat jalur perbatasan Barat Iran. Sekalipun mereka menamakan dirinya sebagai kelompok Mujahidin Khalq, tapi akibat pengkhianatan yang mereka lakukan terhadap bangsa Iran, maka kelompok ini akhirnya lebih dikenal dengan kelompok munafikin. Pada awal-awal dekade 80-an, mereka pergi ke Irak saat Iran diserang militer Saddam Husein dan membantu rezim ini.

Pasca penerimaan resolusi DK-PBB bernomor 589, para anggota kelompok teroris MKO membayangkan dapat kembali ke Iran dengan mudah setelah melakukan pengkhianatan terhadap bangsa Iran. Mereka berharap dapat diterima oleh rakyat Iran dan dari dalam berusaha lagi untuk menumbangkan Revolusi Islam dan mengambil alih kekuasaan. Guna memuluskan rencananya, kelompok teroris MKO kemudian memanggil seluruh anggotanya yang berada di Eropa dan Amerika untuk berkumpul di Irak. Dari Irak menyusun operasi militer bernama "Forough Javidan" (Cahaya Abadi) untuk menumbangkan Republik Islam Iran.

Namun para pemuda Iran yang berani dan penuh keimanan menyusun operasi militer bernama Mersad untuk menghadapi rencana MKO itu. Dalam operasinya, para pemuda Iran berhasil menewaskan dan melukai kebanyakan anggota MKO hanya dalam jangka tiga hari. Sebagian dari anggota kelompok teroris MKO berhasil lari dan kembali ke Irak. Operasi Mersad berhasil menggagalkan tujuan MKO untuk menguasai Tehran, ibukota Iran. Pasca operasi Mersad, kelompok MKO menjadi sangat lemah dan akhirnya menjadi boneka Saddam Husein dan Amerika.

Kelompok teroris MKO membantu rezim Saddam untuk membantai warga Syiah Irak yang berada di selatan Irak pada dekade 90-an. Anggota kelompok teroris ini kemudian memainkan peran sebagai antek-antek rezim Zionis Israel dan Amerika untuk melakukan teror terhadap para ilmuwan nuklir Iran. Kelompok yang pada awal berdirinya menyebut dirinya sebagai kelompok mujahidin, ternyata hanya menjadi alat negara-negara lain. Anggota MKO kini tinggal di kamp Ashraf, Irak dalam kondisi yang sangat mengenaskan. Sementara pemerintah Irak juga telah memberikan ultimatum agar mereka segera keluar dari Irak. Sebenarnya kebanyakan dari anggota kelompok teroris MKO ini berusaha lari dan keluar dari lingkaran organisasi ini. Orang-orang yang berhasil kabur menceritakan perilaku tidak manusiawi dan buas para loyalis MKO terhadap mereka.

Untuk mengenal lebih jauh organisasi teroris yang dikenal dengan nama Mujahidin Khalq (MKO) ini ada baiknya bila kita merunut ke belakang pada dekade 1970-an. Tahun-tahun dimana Mohammad Reza Pahlevi, Syah Iran menerapkan kebijakan keras dan menindas rakyat demi mempertahankan kekuasaannya. Di masa penuh ketakutan seperti itu, sejumlah mahasiswa dengan motif ingin melakukan revolusi mendirikan sebuah organisasi bernama Mujahidin Khalq. Pada mulanya organisasi ini bertujuan untuk berjuang melawan pemerintah despotik Syah. Namun tidak berapa lama telah terjadi perpecahan di kelompok ini. Masoud Rajavi, merupakan seorang pemimpin kelompok ini yang menyimpang dari garis kebijakan organisasi. Ia punya kecenderungan terhadap Marxisme dan sejumlah halusinasi yang ada dalam kepalanya.

Ketika kebangkitan Imam Khomeini ra mulai terbentuk dan Revolusi Islam yang diperjuangkan beliau meraih kemenangan, organisasi Mujahidin Khalq menunjukkan dirinya bersama-sama dengan Revolusi Islam. Namun identitas dan pemikiran menyimpang serta permusuhannya terhadap rakyat tidak dapat disembunyikan dalam waktu lama. Kedok organisasi ini segera terungkap bagi rakyat Iran yang revolusioner. Dengan demikian, tidak berapa lama pasca kemenangan Revolusi Islam Iran, Masoud Rajavi dan pengikutnya memisahkan diri dari revolusi. Tidak hanya memisahkan diri, tapi kini justru memusuhi Revolusi Islam.

Para pemimpin organisasi Mujahidin Khalq kemudian lari ke Perancis dan negara-negara Eropa lainnya. Dengan dukungan negara-negara yang mengaku sebagai pembela hak asasi manusia, mereka kemudian mengatur banyak aksi teror di Iran. Sejak awal kemenangan Revolusi Islam Iran hingga kini, sekitar 1200 orang tewas oleh aksi teror kelompok ini. Sementara lebih dari 75 persen korban berasal dari rakyat sipil. Daftar teror organisasi tidak berisikan pengecualian. Semua orang mulai dari pejabat tinggi negara, militer hingga rakyat yang membela revolusi menjadi korbannya. Mereka juga tidak punya rasa belas kasihan terhadap wanita dan anak-anak.

Lain lagi dengan negara-negara Eropa yang mengaku pembela HAM. Sekalipun mereka tahu betapa merusaknya pemikiran organisasi Mujahidin Khalq, namun tetap saja mereka membela organisasi teroris ini. Karena semuanya kembali pada permusuhan mereka terhadap Republik Islam Iran. Bahkan pemerintah Amerika dan sebagian negara Eropa masih melanjutkan bantuan keuangan kepada organisasi teroris ini. Organisasi MKO di pertengahan dekade 1980-an memindahkan sebagian aktivitasnya dari Perancis ke Irak dengan bantuan Dinas Rahasia Amerika (CIA). Pemindahan ini dilakukan agar mereka dapat bekerjasama dengan rezim Saddam Husein di Irak untuk melakukan operasi militer Forough Javidan terhadap Iran.

Tapi semuanya menjadi gagal pasca operasi Mersad yang dilakukan oleh para pemuda Iran. Operasi Mersad boleh dikata menjadi kilas balik bagi kehancuran kelompok teroris Mujahidin Khalq. Demi mencegah keluarnya anggota mereka, para pemimpin MKO menerapkan aturan ketat dan mereka yang keluar sama dengan mati! Kini MKO tengah menghampiri kematiannya. Mereka yang masih berada di Kamp Ashraf juga harus memikirkan kehidupannya pasca ultimatum pemerintah Irak. Pengusiran mereka dari Irak pada hakikatnya kehancuran mereka. (IRIB/SL/NA/31/7/2011)

0 comments to "Proses Kehancuran Organisasi Teroris Dukungan Barat----> Hanya dengan ''Perang Suci''"

Leave a comment