Seorang pejabat senior kedirgantaraan Iran mengkonfirmasikan rencana Tehran meluncurkan satelit canggih baru yang akan merekam peta beresolusi tinggi dan foto udara dari seluruh lokasi di penjuru dunia seperti yang terlihat dari luar angkasa.
IRNA Ahad (9/10) melaporkan, Kepala Departemen Dukungan Teknis Satelit di Universitas Sains dan Teknologi Tehran, Hossein Bolandi, mengatakan Iran akan mengirim satelit Zafar (Triumph) ke ruang angkasa pada tahun 2012.
Pejabat kedirgantaraan Iran itu menjelaskan bahwa Zafar memiliki bobot 90 kilogram dan akan ditempatkan di orbit pada radius 500 kilometer. Zafar akan menjalankan misinya selama satu setengah tahun dan akan merekam gambar dengan resolusi 80 meter kemudian mengirimkannya ke stasiun di bumi.
Bolandi menegaskan bahwa sistem kontrol satelit Zafar tiga kali lebih akurat daripada Navid (Herald).
Navid adalah satelit berbobot 50 kilogram, produksi dalam negeri, yang dapat mengambil gambar pada ketinggian rendah sekitar 250-375 kilometer dari bumi.
Rektor Universitas Sains dan Teknologi Tehran, Muhammad-Saeid Jabalameli mengumumkan rencana peluncuran satelit Navid pada hari Sabtu (8/10).
Menurut Jabalameli, Navid telah lolos uji coba dan akan dikirim ke pusat peluncuran untuk dimasukkan ke orbit dalam tiga hingga empat bulan mendatang.
(IRIB/MZ/10/10/2011)
Armada Kapal Tempur ke-16 Iran Meluncur Menjalankan Misi Internasional
Panglima Angkatan Laut Republik Islam Iran, Laksamana Habibullah Sayyari, Ahad (9/10) menyatakan, armada kapal tempur ke-16 Iran, termasuk kapal destroyer Jamaran dan kapal pergata Bandar Abbas, dikirim menuju Teluk Aden. Demikian dilaporkan Mehr.Ditambahkan Sayyari, kehadiran angkatan laut Iran di perairan internasional dan Samudera India bukan hanya dalam rangka memberantas para pembajak laut, namun juga untuk menunjukkan kekuatan Angkatan Laut Republik Islam.
Menurutnya, sekitar 20 hingga 25 negara saat ini mengupayakan kepentingan mereka di kawasan, dan kehadiran Iran akan menunjukkan kepada mereka kekuatan maritim Republik Islam.
Sayyari menjelaskan bahwa armada tersebut mengemban misi memerangi terorisme maritim di Teluk Aden dan di wilayah utara Samudera India.
(IRIB/MZ/10/10/2011)
Iran Mengajak Negara-Negara Regional Mengecap Independensi
Wakil Menteri Luar Negeri Iran urusan Asia-Pasifik, Mohammad-Ali Fathollahi menekankan negara-negara regional untuk mengecap kebebasan dan independensi dengan mengikuti seruan anti-Amerika Serikat oleh Republik Islam Iran.
"Iran telah hidup secara independen dari [pengaruh] Amerika Serikat selama 30 tahun dan ini dapat menjadi contoh yang baik bagi negara-negara regional untuk menyingkirkan Amerika Serikat," kata Fathollahi dalam pertemuannya dengan wartawan dan para perwakilan NGO, di Ankara, Jumat (7/10). Demikian dilaporkan IRNA.
Bulan lalu, Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad, menilai keputusan Turki untuk menjadi tuan rumah sistem perisai anti-rudal asing di wilayahnya, sebagai beban bagi bangsa Turki.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki, Selcuk Unal, pada 2 September lalu mengumumkan keputusan Ankara untuk menerima kehadiran perisai anti-rudal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yang langsung menuai protes dari Rusia. Moskow menuding NATO berusaha melebarkan sayapnya ke wilayah Timur.
Menyinggung penolakan terhadap klaim-klaim Amerika Serikat dalam menawarkan demokrasi kepada bangsa-bangsa, Fathollahi mengatakan, "Amerika Serikat mendukung mantan diktator Mubarak dan mantan diktator Tunisia Ben Ali, dan para diktator lain selama lebih dari 30 tahun, sementara pada saat yang sama mereka juga menutup mata atas demokrasi, hak, dan keadilan."
"Amerika Serikat tidak menyerukan dan tidak memiliki kepentingan dalam gelombang kebangkitan Islam dan Arab... namun mereka berusaha mendistorsi gerakan rakyat di kawasan guna mencegah peningkatan sentimen dan protes anti-Israel," tambahnya.
Pejabat Iran itu juga menuding Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel mengupayakan perselisihan etnis dan agama di kawasan serta mengimbau kerukunan beragama dalam menghadapi dan mematahkan plot tersebut.
"Kerukunan para pengikut berbagai agama merupakan kunci vital untuk kemajuan, perdamaian, dan stabilitas regional," tuturnya.
(IRIB/MZ/8/10/2011)
Kapasitas Listrik Iran Pertama di Timur Tengah
Wakil Menteri Energi Iran, Mohammad Behzad mengumumkan Senin (10/10) bahwa Iran menempati peringkat pertama di kawasan Timur Tengah untuk kapasitas daya pembangkit listrik.
Behzad mengatakan, Iran berada di urutan 15 peringkat internasional untuk kapasitas tersebut. Ditambahkannya, kapasitas total pembangkit listrik tahunan Iran adalah 63.400 MW.
"Tingkat rata-rata pembangkit listrik Iran adalah 1,5 persen lebih tinggi dari rata-rata internasional," tambahnya.
Iran merupakan negara kedua, setelah Pakistan, yang mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Kapasitas reaktor nuklir Bushehr juga lebih besar dari dua reaktor nuklir Pakistan.
Kedua PLTN Pakistan hanya memasok 500 megawatt, sementara reaktor nuklir Bushehr memiliki kapasitas 1.000 megawatt. (IRIB/RM/PH/10/10/2011)Seorang komandan senior Iran memperingatkan Turki terhadap konsekuensi yang merugikan dari perjanjian sistem perisai rudal Amerika Serikat yang dipimpin NATO. Dia mendesak negara tetangga Iran itu untuk mempertimbangkan kembali kepentingan strategis.
"Turki harus memikirkan kembali kepentingan strategis jangka panjang dan mengambil pelajaran dari pengalaman pahit negara-negara lain," kata Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran, Brigjend Masoud Jazayeri pada hari Ahad (9/10).
Ankara harus lebih mengandalkan kekuatan bangsa Muslim dan potensi umat Islam serta menganggap peran mereka dapat meningkatkan keamanan di kawasan, tambahnya, seperti dikutip IRNA.
Komandan Iran ini menekankan bahwa Turki harus bertanggung jawab untuk semua dukungannya kepada rezim Zionis Israel, berikut kesepakatan Ankara dengan sistem perisai rudal AS.
Pada kesempatan itu, Jazayeri menyinggung kekhawatiran serius AS tentang ancaman terhadap eksistensi Israel. Menurutnya, Washington berusaha untuk memanfaatkan semua peluang dan cara yang mungkin, termasuk apa yang disebut penyebaran perisai rudal di Turki, untuk menyelamatkan Israel.
Seraya mencatat bahwa geopolitik di Timur Tengah telah mengalami perubahan, Jazayeri menegaskan bahwa Israel sudah mendekati ajalnya.
Departemen Pertahanan AS telah mengumumkan bahwa sistem radar peringatan dini, yang dirancang untuk aliansi militer NATO, akan beroperasi di Turki pada akhir 2011.
Ankara mengklaim sistem rudal NATO bertujuan untuk memperkuat kemampuan pertahanan aliansi itu dan memperkuat sistem pertahanan nasional Turki serta tidak akan menargetkan negara tertentu.
Namun, dalam upaya untuk meredakan kekhawatiran serius Rusia mengenai sistem tersebut, Washington pada berbagai kesempatan mengisyaratkan Iran sebagai sasaran utama dari perisai rudal di Eropa.
Setelah pengumuman Ankara, Rusia juga mengecam rencana itu dan menilainya sebagai upaya NATO untuk melakukan ekspansi ke wilayah timur. (IRIB/RM/PH/10/10/2011)Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan bahwa dalam masalah keilmuan tak ada kata permusuhan dengan asing. "Seperti yang sudah berulang kali saya katakan bahwa untuk memperoleh ilmu kita siap berguru. Tetapi menjadi murid tidak untuk selamanya. Kita ingin bangsa Iran sampai ke posisi dimana bangsa-bangsa lain berguru kepadanya," tandas beliau. |
Menurut Kantor Berita ABNA, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Aytollah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei hari ini (5/10) dalam pertemuan dengan para pemuda teladan mengatakan, untuk mencapai puncak kemajuan, kehormatan dan kebanggaan, Iran memerlukan para pemuda dan kelompok teladan yang peduli dan mencintai negara dan bangsanya serta mencintai identitas bangsa dan masa depannya.
Menjelaskan sejumlah pengalaman sejarah, Ayatollah al-Udzma Khamenei menyatakan bahwa ‘kekuatan tanpa dilandasi iman' akan menghasilkan kezaliman dan kebuasan. Beliau menambahkan, di dunia yang penuh gelombang saat ini, bangsa manapun yang ingin menjaga dirinya, mencegah agresi militer dan keamanan, membendung serangan piranti lunak, budaya dan moral yang dilancarkan oleh kubu kekuatan dunia, pasti memerlukan kalangan elit terpelajar yang hanya mementingkan kemajuan, kemuliaan dan kebanggaan negara dan bangsanya.
"Iman adalah faktor paling penting yang bisa menciptakan perasaan ini secara mendalam," imbuh beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan bahwa dalam masalah keilmuan tak ada kata permusuhan dengan asing.
"Seperti yang sudah berulang kali saya katakan bahwa untuk memperoleh ilmu kita siap berguru. Tetapi menjadi murid tidak untuk selamanya. Kita ingin bangsa Iran sampai ke posisi dimana bangsa-bangsa lain berguru kepadanya," tandas beliau.
Menyinggung sikap kerdil dan rendah diri di hadapan Barat yang menguasai jiwa para pejabat rezim Pahlevi, Rahbar mengatakan, "Meski memiliki masa lalu yang cemerlang dan kaya akan pemikiran dan budaya, Iran dipandang tidak berarti oleh Barat. Akan tetapi, revolusi Islam telahg mengusir pemikiran reaksionis itu. Sekarang, selain berhasil mencapai kemajuan yang mencengangkan, berkat rasa tanggung jawab, tekad, dan kemauan kuat para elit teladan dan masyarakat umum, negara ini insya Allah akan mencapai kemajuan-kemajuan yang l ebih besar."
Di bagian lain pembicaraannya, selain menekankan soal pentingnya investasi sebesar mungkin untuk produksi ilmu, inovasi sains dan pemanfaatan produksi dalam negeri yang berkualitas, Ayatollah al-Udzma Khamenei menegaskan, kemajuan-kemajuan yang dicapai bangsa Iran dalam 33 tahun terakhir adalah berkat keimanan dan kecintaan besar para elit teladan kepada negeri mereka. Karena itu, meski ada tekanan dan intimidasi yang menyeluruh dari pihak asing, ratusan tokoh dan ilmuan seperti Syahid Shahriari terus bekerja keras penuh pengorbanan dan menciptakan karya-karya besar di berbagai bidang.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut gerakan keilmuan dalam beberapa tahun terakhir ini dan wacana yang memandang produksi ilmu sebagai norma mulia sebagai buah yang dihasilkan oleh diskusi keilmuan yang sudah berjalan sejak lebih dari sepuluh tahun lalu.
Seraya mengapresiasi pertumbuhan kuantitas dan kualitas makalah ilmiah yang ada, beliau menandaskan, jangan pernah menjadikan peningkatan jumlah makalah ilmiah sebagai tujuan. Sebab, yang harus dijadikan landasan adalah kualitas makalah, dan yang lebih penting dari itu adalah orientasi makalah ilmiah dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan negara.(abna.ir/6/10/2011)
0 comments to "Wowww....Negara Islam Siapkan Peluncuran Satelit Zafar ke Orbit Bumi"