Jual Senjata, Cara Ampuh Lindungi Israel dengan Kekayaan Arab!
Amerika menjual senjata senilai 60 miliar dolar kepada negara-negara Arab dengan syarat tidak dipakai untuk menghantam rezim Zionis Israel. Angka sebesar itu bukan hanya membebani negara-negara Arab, tapi juga menciptakan perlombaan senjata di Timur Tengah.
Perlombaan senjata di Timur Tengah selalu dengan intervensi kekuatan-kekuatan asing. Tapi beberapa waktu ini, perlombaan senjata di Timteng dilakukan dengan lebih bergairah. Sebuah kegairahan semu yang diciptakan oleh Amerika guna mempertahankan roda ekonominya tetap berputar. Barack Obama, Presiden Amerika pada 29 Desember 2011 mengumumkan telah menandatangani kontrak penjualan senjata senilai 60 miliar dolar. Dengan ini, setiap tahunnya Arab Saudi menyuntikkan dana sebesar 3,5 miliar dolar terhadap ekonomi AS. Amerika menjual persenjataan bekasnya ke negara-negara Arab dengan bantuan penyebaran isu semakin bahayanya kawasan Timteng dan Iranphobia.
Tapi yang penting dari penjualan ini, Arab Saudi dalam kontrak pembelian itu telah berjanji untuk tidak memanfaatkan senjata itu menghantam Zionis Israel...???!!!!!! Senjata yang dibeli ternyata hanya akan dipergunakan demi mencegah bahaya di kawasan yang juga ditentukan oleh Amerika.
Iranphobia dan Gairah Penjualan Senjata ke Arab
Berdasarkan laporan hari Kamis (06/7) surat kabar al-Manar, Palestina, Andrew J. Shapiro, Deputi Menteri Luar Negeri AS urusan Politik dan Militer, "Kontrak penjualan senjata ini akan dilakukan dalam beberapa tahap." Sementara tujuan penjualan ini disebutnya untuk memperkuat hubungan kedua negara dan AS berkeinginan memperkuat pertahanan negara petrodolar ini. Karena kemungkinan besar di masa akan datang instalasi minyak negara ini terancam serangan. Shapiro menyebut kontrak penjualan senjata ini mampu menciptakan 70 lapangan kerja.
Surat kabar al-Manar menjelaskan, kontrak sebesar 60 miliar dolar antara dua negara terlaksana sesuai dengan syarat yang ditetapkan oleh Israel. Menurut sumber terpercaya al-Manar yang mengenal pasar senjata menilai mayoritas sistem yang dijual Amerika kepada Arab Saudi sudah kadaluarsa dan daya perusaknya sudah jauh berkurang. Pesawat F-15 yang akan diserahkan AS kepada Saudi tidak sama dengan sistem persenjataan dan elektronik milik Israel. Karena telah dilakukan pengurangan sesuai dengan permintaan Israel.
Masih dari harian al-Manar, Arab Saudi dalam kontrak pembelian senjata berjanji tidak akan menggunakannya terhadap sekutu Israel. Kesepakatan ini yang mempercepat proses penjualan senjata-senjata Amerika ke Arab Saudi. Alasan ini pula yang membuat senjata yang dibeli Saudi dari AS telah kehilangan nilai strategisnya. Bahkan Tel Aviv dalam sejumlah pertemuan yang dilakukan dengan komando Dephan AS dan Saudi mampu memastikan senjata ini harus dalam satu paket proyek Iranphobia. Artinya, senjata ini akan dipakai untuk menghantam Iran yang mengancam negara-negara di kawasan. Sumber-sumber itu menyebutkan bahwa Arab Saudi dalam sebuah pertemuan rahasia yang bertujuan memperkuat hubungan keamanan dan militer telah mencapai kesepakatan untuk mencegah Iran memiliki kekuatan militer yang disegani.
Penjualan Senjata ke UEA Demi Menjamin Keamanan Teluk Persia?
Menurut laporan CNN, untuk pertama kalinya Amerika mempersenjatai Uni Emirat Arab dengan sistem rudal TADS. Sesuai dengan laporan ini, AS akan mempersenjatai UEA dengan sistem persenjataan yang sulit didapatkan di pasar-pasar internasional. Penjualan ini merupakan kontrak kedua Amerika dengan negara-negara Teluk Persia. Pentagon menyatakan bahwa UEA akan mendapatkan sistem anti rudal dan 96 rudal sertai sejumlah radar khusus dan program pelatihan dan logistik segera setelah penandatanganan kontrak.
Dalam satu pernyataannya, Pentagon menyebut sistem pertahanan yang dijual bakal meningkatkan kekuatan pertahanan dan rudal UEA, bahkan menjadikan kerjasama bilateral semakin kuat dan fleksibel. Disebutkan juga bahwa dua negara ini memiliki hubungan yang erat. Karena keduanya berpartisipasi dalam mengamankan Selat Hormuz bila hendak ditutup oleh Iran. Selat ini sangat penting bagi roda ekonomi dunia. Sekalipun demikian, menurut para pakar, manuver militer Iran di Selat Hormuz menunjukkan bahwa bila Iran menghendaki untuk menutup selat itu, tidak ada satu kekuatanpun yang dapat berbuat apa-apa.
Peran Senjata Amerika di Timur Tengah
Saad al-Azumi penulis harian Alarab Alyawm, Yordania mengatakan, pembelian senjata dengan tujuan membebaskan Palestina adalah sesuatu yang membanggakan. Tapi bila ini dilakukan untuk membantu pasar senjata Amerika, maka harus dilihat dengan keraguan. Ia menyinggung bahwa dunia Arab berkali-kali berperang dengan Israel, tapi mereka tidak pernah mampu bahkan untuk membebaskan satu meter dari tanah Palestina.
Nabil Khalil, wartawan Alarab Alyawm yang lain mengatakan, "Tujuan utama mempersenjatai negara-negara Arab bukan dukungan atas ancaman Israel. Pembelian senjata itu bersumber dari ketakutan masing-masing negara Arab yang memaksa mereka berlomba-lomba membeli senjata. Tentunya tanpa melupakan ketakutan mereka akan munculnya konflik internal. Semua bukti menunjukkan bahwa kontrak penjualan senjata antara Amerika dan negara-negara Arab untuk tujuan ini.
Dolar Arab Mendukung Israel
Situs Irak Nahrainnet juga memberitakan soal kontrak pembelian senjata antara Amerika dan negara-negara Arab. Disebutkan bahwa selain rencana untuk mengubah negara-negara Arab dan Israel sebagai garis depannya, Amerika juga berusaha menjamin garis pertahanannya lewat kekayaan negara-negara itu. Sekaitan dengan hal ini, Kementerian Pertahanan Amerika menyatakan, perusahaan Lockheed Martin menerima 1,96 miliar dolar untuk mempersenjatai Uni Emirat Arab, sekutu Amerika dan Israel. (IRIB Indonesia/SL/NA)
Felicity: Israel dan Barat di Belakang Kerusuhan Suriah
Seorang pemimpin senior politik Turki mengatakan bahwa Israel dan kekuatan-keatan Barat di balik kerusuhan yang terjadi di Suriah.
"Sebuah misi yang dikejar oleh Israel dan kekuatan-kekuatan Barat untuk mendirikan Israel Besar adalah alasan di balik kerusuhan di Timur Tengah," kata Pemimpin Partai Felicity Turki Mustafa Kamalak selama kunjungannya ke Damaskus ibukota Suriah pada Jumat (6/1).
"Kami percaya bahwa Israel dan AS berada di balik gejolak di dunia Muslim. Kami di sini untuk menyelesaikan perbedaan antara saudara-saudara kita, " tambahnya.
Lebih lanjut Kalamak menandaskan, warga Turki tidak setuju dengan sikap pemerintah mereka saat ini terhadap Suriah.
Kamalak mengunjungi Suriah untuk memimpin delegasi dari partainya guna mengamati situasi di negara Arab ini.
Selama pertemuannya dengan pemimpin agama senior Suriah Ramadhan al-Buti, Kamalak mengatakan bahwa bangsa Turki dan Suriah adalah saudara dan tidak ada yang bisa merusak hubungan yang kuat antarkeduanya.
Al-Buti, dalam hal ini, mengkritik kebijakan pemerintah Turki terhadap kekerasan yang berlangsung di Suriah.
"Saya berharap pemerintah Ankara akan menyadari bahwa langkahnya berada di jalan yang salah setelah melihat situasi di Suriah. Meninggalkan sikap yang salah adalah suatu kebajikan, " kata al-Buti, Mufti Masjid Emevi di Damaskus.
Pada November 2011, Turki memberlakukan sanksi-sanksi terhadap Suriah sebagai bagian dari upaya Ankara untuk meningkatkan tekanan terhadap Damaskus yang sedang menghadapi kerusuhan dan instabilitas.
Suriah mengalami kerusuhan sejak pertengahan Maret 2011, karena adanya demonstrasi yang digelar, baik menentang atau mendukung Presiden Bashar Assad.
Pengamat Liga Arab saat ini berada di Suriah untuk menyelidiki kerusuhan yang terjadi selama berbulan-bulan di negara itu dan memantau pelaksanaan inisiatif perdamaian untuk mengakhiri krisis di Suriah.
Sementara oposisi Suriah dan Barat menuduh pemerintah membunuh demonstran, sementara Damaskus menyebut kelompok teroris bersenjata yang didukung asing dan diatur dari luar sebagai dalang kerusuhan yang terjadi. ( IRIB Indonesia/RA/MF)
Pasukan Elit Iran Gelar Latihan di Bawah Titik Beku
Seorang komandan senior militer Iran mengatakan, Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (Pasdaran) telah memulai latihan militer dengan sandi "Shohaday-e Vahdat (Syuhada Persatuan) di timur Iran.
Komandan Angkatan Darat Pasdaran, Brigadir Jenderal Mohammad Pakpour mengatakan, tahap pertama latihan ini telah dimulai pada Sabtu (7/1) di sekitar wilayah Khaf. Ditambahkannya, fase utama manuver tersebut akan dimulai pada hari Senin.
"Memperkuat keamanan di sepanjang wilayah perbatasan Iran dan meningkatkan kesiapan tempur Angkatan Darat Pasdaran adalah tujuan utama latihan itu," jelasnya.
"Mentransfer pengalaman Perang Pertahanan Suci (Agresi Irak atas Iran) kepada generasi baru dan perwira muda serta mempraktekkan strategi taktis Pasdaran dalam menghadapi berbagai perang asimetris adalah tujuan lain dari manuver Shohaday-e Vahdat," tambahnya.
Pakpour lebih lanjut menuturkan, Pasdaran akan menggunakan sebagian dari kemampuan taktis dan inovasi selama latihan.
Seraya menjelaskan bahwa latihan itu juga bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pasukan Pasdaran di bawah kondisi iklim ekstrim, Pakpour mengatakan, manuver Shohaday-e Vahdat sedang berlangsung di wilayah Khaf, di mana suhu udara berada antara 15-21 derajat di bawah nol. (IRIB Indonesia/RM)
Cina Peringatkan Strategi Baru Militer AS
Media-media pemerintah Cina mengkritik pergeseran strategi militer Amerika Serikat ke kawasan Asia-Pasifik. Mereka menilai Washington bertanggung jawab atas ketegangan di wilayah tersebut.
"Pada saat AS memperluas kehadiran militernya di Asia-Pasifik, mereka juga menghindari untuk bersikap fleksibel dan hal ini tidak akan membantu memecahkan perselisihan di kawasan," kata sebuah editorial kantor berita Xinhua.
Xinhua memperingatkan bahwa segala bentuk militerisme AS di kawasan Asia-Pasifik tidak akan membantu menciptakan stabilitas regional, tapi justru membahayakan perdamaian.
Peringatan itu muncul setelah Presiden Barack Obama mengumumkan strategi pertahanan untuk memperluas kehadiran militer negara itu di Asia-Pasifik dan beralih fokus Pentagon ke Timur Jauh.
Obama menyatakan bahwa militer AS dalam sebuah momen transisi setelah satu dekade perang di Irak dan Afghanistan dan pemerintah akan mempertahankan keunggulan militer.
Cina khawatir strategi pertahanan baru Washington bertujuan untuk mengepung Beijing. Akan tetapi, ada peningkatan kekhawatiran di AS tentang pertumbuhan kekuatan militer Cina selama beberapa tahun terakhir. (IRIB Indonesia/RM)
Krisis Lapangan Kerja Berlanjut di AS
Sejumlah ekonom mengatakan krisis lapangan kerja di Amerika Serikat akan berlanjut selama beberapa tahun ke depan, meski laporan pemerintah menunjukkan adanya pertumbuhan.
Sebuah laporan terbaru Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa 200 ribu lapangan kerja telah diciptakan pada Desember 2011 dan angka pengangguran di negara itu turun menjadi 8,5 persen.
Saat ini masih dibutuhkan lebih dari enam juta kesempatan kerja sehingga tingkat pengangguran dapat ditekan seperti sebelum resesi ekonomi yang dimulai pada 2007 lalu. Data memperlihatkan bahwa 5,6 juta orang Amerika tetap menganggur selama setidaknya enam bulan.
Guru ekonomi dari Princeton University, Paul Krugman mengatakan, jika memperhatikan laju pertumbuhan angka pengangguran pada bulan Desember 2011, maka setidaknya memakan waktu 10 tahun untuk mengembalikan lapangan kerja seperti sebelum masa resesi.
Paul Sheldon Foote, profesor di California State University mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Press TV pada Sabtu (7/1) bahwa jika warga tidak memiliki pekerjaan atau punya pendapatan rendah, mereka tidak dapat mengeluarkan biaya seperti di masa lalu dan masalah ini akan merusak lapangan kerja.
Foote juga menyatakan bahwa jenis pekerjaan dengan kualitas tinggi sedang menurun di AS. Ditambahkannya, para politisi mengatakan proses kualitas kerja tengah membaik, lalu jenis pekerjaan apa yang mereka maksud? Apakah kita berbicara tentang orang yang bekerja di restoran hamburger atau mereka yang bekerja di pabrik berteknologi tinggi?
Seraya mengacu pada jutaan jenis pekerjaan untuk golongan menengah, Foote menuturkan, perusahaan-perusahaan AS lebih memilih memberi pekerjaan kepada negara-negara lain seperti Cina, di mana tenaga kerja dibayar murah.
"Kebanyakan pemimpin perusahaan berpendapat bahwa mereka harus membangun pabrik-pabrik di negara lain, karena tenaga kerja AS tidak cukup terampil," tambahnya.
Parapakar berpikir ekonomi AS akan masuk ke dalam resesi lain pada tahun 2012, sebab Kementerian Keuangan dalam laporannya kepada Kongres memprediksikan bahwa utang pemerintah akan meningkat menjadi 19,6 triliun dolar pada tahun 2015. (IRIB Indonesia/RM)
Palestina Adukan Ulah AS dan Israel ke PBB
Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour mengkritik AS yang mendukung habis-habisan Israel, seraya mengatakan Washington menjegal Dewan Keamanan PBB menjalankan tugasnya.
Pernyataan itu diungkapkan Mansour hari Jumat (6/1) melalui surat empat halaman yang dilayangkan kepada Duta Besar Afrika Selatan untuk PBB Baso Sangqu, yang kini memegang kepemimpinan periodik Dewan Keamanan PBB.
Pernyataan itu diungkapkan Mansour hari Jumat (6/1) melalui surat empat halaman yang dilayangkan kepada Duta Besar Afrika Selatan untuk PBB Baso Sangqu, yang kini memegang kepemimpinan periodik Dewan Keamanan PBB.
"Dalam surat itu, kami mendokumentasikan kejahatan yang dilakukan oleh rezim Zionis terhadap rakyat Palestina,"kata Mansour.
Diplomat Palestina itu menekankan bahwa dukungan membabi buta AS terhadap Tel Aviv menimbulkan masalah besar bagi rakyat Palestina.
Mansour menambahkan bahwa Palestina akan melanjutkan inisiatif baru untuk mendapatkan keanggotaan PBB meskipun AS mengancam akan memveto langkah tersebut.
Pada bulan September 2011, Kepala Otorita Palestina Mahmoud Abbas secara resmi mengajukan tawarannya mengenai kenegaraan Palestina di PBB kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.
Bulan lalu, AS juga mengancam akan memveto rancangan resolusi DK PBB yang mengecam kegiatan pemukiman Israel di tanah Palestina. Namun, beberapa anggota Dewan Keamanan mengecam pembangunan pemukiman Israel yang meningkat di wilayah Palestina.(IRIB Indonesia/PH)
Hizbullah: AS Dibalik Pengeboman Besar-besaran di Irak
|
Menurut Kantor Berita ABNA, gerakan perlawanan Hizbullah Libanon telah mengecam Amerika Serikat dan 'tentara bayaran' atas gelombang baru kekerasan mematikan di Irak.
Hizbullah mengeluarkan pernyataan pada Selasa, membanting Washington untuk melakukan "kejahatan teroris" di Irak, media Lebanon melaporkan.
Dalam sebuah referensi untuk ledakan mematikan di Irak Senin, gerakan perlawanan Libanon mengatakan bahwa "AS dan agen-agennya di belakangnya kejadian itu.
"Agen-agen tidak ingin rakyat Irak untuk bersukacita dengan melihat pasukan pendudukan AS mundur dari Irak," tambah pernyataan itu.
"Mereka berusaha menciptakan teror dan ketidakamanan di Irak."
Hizbullah menyatakan "belasungkawa kepada keluarga korban" dan meminta rakyat Irak untuk "memperkuat kesatuan nasional mereka."
Pada hari Senin, 13 pemboman kota-kota Irak mentargetkan beberapa gelombang kekerasan terburuk di negara Timur Tengah selama bulan terakhir. Setidaknya 76 orang tewas dan lebih dari 200 lainnya terluka dalam serangkaian serangan bom di kota-kota Irak yang berbeda.
Pemboman dan bentuk lain kekerasan telah menjadi kejadian hampir setiap hari di Irak, dalam beberapa bulan terakhir karena pemerintah AS tidak lagi merahasiakan keinginannya yang kuat untuk memperpanjang kehadiran militernya di negara yang dilanda perang setelah tanggal penarikan Desember 2011.
LSM: Bantuan untuk Pengungsi Syiah Sampang Dipersulit Masuk
|
Menurut Kantor Berita ABNA, Lembaga Advokasi Pendidikan Anak Marginal (Lapam), menilai ada upaya yang menghambat pemberian bantuan dari pihak luar untuk pengungsi Syiah Sampang.
Aktivis Lapam, Laili Anisa mengatakan, dari temuan di lokasi pengungsian, petugas pemerintah Kabupaten Sampang cenderung mempersulit bantuan yang akan didistribusikan ke pengungsi.
“Melihat kondisi yang ada dipengungsian Syiah di sampang, pasca kejadian kemarin, yang akan dikembalikan ke daerah asal, bantuan lebih sulit diberikan oleh orang luar. Itu terlihat dari bantuan teman-teman yang harus diteliti dulu, kemudian harus seijin Kepala BPBD untuk bisa disalurkan atau didistribusikan langsung kepada para pengungsi. “
Sebelumnya sempat beredar kabar di kalangan pengungsi syiah mereka akan dipulangkan kembali ke rumah asal, sehingga beberapa kebutuhan logistik maupun kebutuhan dasar lainnya mulai dikurangi. Sementara itu pengungsi Syiah menyatakan menolak meninggalkan pengungsian karena belum ada kepastian jaminan keamanan. Mereka khawatir akan diserang lagi. Ratusan orang dari yang mengaku "Sunni" (lebih tepatnya Zionis yg mengaku Sunni) yang dipimpin Rois, membakar rumah, sekolah dan musholla milik tokoh Islam Syiah, Tajul Muluk di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang. Aksi dipicu adanya konflik keberadaan Islam Syiah di desa tersebut.Dan menurut Prof DR KH Said Agil Siradj ketua PBNU ada pihak ke-3 yang menunggangi isu "Sunni Syi'ah" tersebut, sehingga beliau meminta aparat Keamanan agar cepat dan tegas menangani "kerusuhan Sampang" ini serta segera menangkap otak kerusuhan ini, sehingga warga Madura yang Agamis dan selalu damai dengan siapa saja dalam melakukan ibadah, dapat aman dan hidup damai serta berkejasama lagi tanpa ada yang memprovokasi.
Kondisi Anak-anak Pengungsi Memprihatinkan
Pengungsi Syiah Sampang, Jawa Timur khawatirkan kondisi psikologis dan pendidikan anak-anak di pengungsian.
Penasehat Jamaah Syiah Sampang, Iklik Almilal mengungkapkan meski mendapat pendampingan dari Komite Anak Kabupaten Sampang, kondisi psikologis maupun persiapan anak-anak yang akan masuk sekolah dinilai masih belum siap secara baik. “Saya masih cari solusi bagaimana yang terbaik. Kalau bisa cari bantuan untuk anak agar bisa belajar, kalau tidak ada guru bantu ke sini kasihan anak kalau cuma menganggur di sini. Selama ini yang datang hanya untuk menghibur saja agar tidak stress,” ungkapnya.
Iklil yang juga adik Tajul Muluk, pemimpin Syiah Sampang, meminta agar aparat keamanan bisa memberikan jaminan keamanan kepada warga Syiah, sebelum mereka dikembalikan ke rumah asalnya. Kejadian penyerangan dan pembakaran rumah warga jamaah Syiah, menurut Iklil sempat meninggakan trauma bagi kaum perempuan dan anak-anak, yang tidak mengerti tentang permasalahan yang terjadi. Pemerintah diharapkan memikirkan masa depan dan pendidikan anak-anak, dengan segera menyelesaikan konflik yang terjadi.
Rahbar: Mengesankan Diri Pembela Feminisme, Barat Justeru Lecehkan Perempuan
|
Menurut Kantor Berita ABNA, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei menyebut perspektif Barat terhadap perempuan sebagai pandangan yang menyimpang, kesesatan yang nyata, penghinaan terbesar, dan penistaan terhadap kehormatan perempuan.
Pernyataan itu disampaikan Rahbar Rabu malam (5/1) dalam seminar pemikiran strategis ketiga dengan tema ‘Perempuan dan Keluarga'. Beliau mengatakan, tidak seperti yang dibayangkan, tindakan yang dilakukan orang-orang feminis yang paling ekstrim sekalipun ternyata justeru merugikan kaum perempuan. Sebab, dengan melecehkan perempuan mereka menjadikannya sebagai alat pemuas nafsu. Dan sayangnya, opini umum di Barat memandang masalah ini sebagai fenomena yang lumrah dan bisa terima.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyatakan bahwa musuh menjadikan masalah perempuan sebagai salah satu sasaran serangan politik dan propaganda terhadap pemerintahan Islam di Iran. Karena itu masalah perempuan harus mendapat perhatian penuh. Beliau menambahkan, "Dengan melakukan pencerahan kepada opini umum masyarakat dunia, kita jangan memberi kesempatan kepada Barat untuk mewujudkan target para pembuat keputusan dan penyusun agendanya dalam menyerang dasar-dasar ajaran Islam dalam masalah perempuan."
Ayatollah al-Udzma Khamenei menegaskan bahwa Islam memiliki pandangan yang sangat mulia terkait perempuan. "Dalam pandangan Islam, sebagai manusia, tidak ada sedikitpun perbedaan antara perempuan dan laki-laki. Berdasarkan ayat-ayat al-Qur'an, perempuan dan laki-laki sama dalam melangkah ke puncak ketinggian dan kedekatan kepada Allah," kata beliau.
Menyinggung langkah licik Barat yang lari dari pembahasan soal keluarga, Rahbar menandaskan, "Para teoretis Barat gencar memaparkan masalah perempuan tapi tidak menyebut soal keluarga. Sebab, masalah keluarga adalah salah satu titik lemah mereka yang menonjol."
Jenis kelamin dalam pandangan Islam, kata beliau, adalah masalah parsial. "Masalah gender hanya memiliki makna dan pemahaman dalam kehidupan, dan tidak ada sangkut pautnya dengan kedudukan laki-laki dan perempuan dalam Islam," imbuh beliau.
Ayatollah al-Udzma Khamenei lebih lanjut menyatakan bahwa dalam sistem pemerintahan Islam perempuan punya peran yang sangat istimewa dan tak tergantikan.
"Peran perempuan dalam era perjuangan, kemenangan revolusi Islam dan pasca revolusi khususnya di masa-masa Perang Pertahanan Suci yang sangat sulit, juga di berbagai bidang adalah peran yang sangat besar, istimewa dan tak tergantikan. Peran ini tidak bisa diukur dengan tolok ukur apapun," jelas beliau.
Seminar yang berlangsung selama empat jam dengan dihadiri oleh ratusan pemikir, cendekiawan, dosen, pengajar hauzah ilmiah, peneliti dan penulis ini digelar Rabu petang dan dihadiri Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Khamenei. Seminar ini adalah seminar strategis Republik Islam Iran ketiga yang diselenggarakan sebagai ajang tukar pemikiran dalam berbagai tema penting. Perempuan dan keluarga dipilih sebagai tema pembahasan seminar ketiga ini.
sumber:abna.ir
0 comments to "Arab Saudi cs "tolong" Zionis cs, kok Palestina yg "disamping rumah" enggak ditolong???!!! Zionispun ikut andil agar Sunni & Syi'ah "berpecah-belah" .... ENggak Aneh!!!!!!!"