Home , , , , , , , , , , , , , , , , , , , � INDONESIA Tidak TOLERANSI...???? (Siapa Bilang..!!! : Kalau ukurannya PENDIRIAN GEREJA, faktornya adalah lingkungan. Di Jawa, pendirian Gereja sulit, tapi di Kupang (Batuplat) pendirian MASJID juga sangat sulit. Belum lagi pendirian Masjid di Papua. ICIS selalu melakukan mediasi. Kalau ukurannya LADY GAGA dan IRSHAD MANJI, bangsa mana yang ingin tata nilainya dirusak kecuali mereka yang ingin menjual bangsanya sendiri untuk kebanggaan intelektualisme kosong? Kalau ukuran HAM, lalu di Papua kenapa saat TNI/ Polri/ Imam Masjid berguguran tidak ada yang bicara HAM?

INDONESIA Tidak TOLERANSI...???? (Siapa Bilang..!!! : Kalau ukurannya PENDIRIAN GEREJA, faktornya adalah lingkungan. Di Jawa, pendirian Gereja sulit, tapi di Kupang (Batuplat) pendirian MASJID juga sangat sulit. Belum lagi pendirian Masjid di Papua. ICIS selalu melakukan mediasi. Kalau ukurannya LADY GAGA dan IRSHAD MANJI, bangsa mana yang ingin tata nilainya dirusak kecuali mereka yang ingin menjual bangsanya sendiri untuk kebanggaan intelektualisme kosong? Kalau ukuran HAM, lalu di Papua kenapa saat TNI/ Polri/ Imam Masjid berguguran tidak ada yang bicara HAM?




Toleransi Beragama di Indonesia
Toleransi Beragama di Indonesia






Toleransi Beragama:
Intoleransi Di Indonesia, Antara Tudingan Barat Dan Ulah Salafi Wahabi
IslamTimes - Mantan Wakil Presiden yang juga Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla (JK), menolak tudingan yang menyebut Indonesia sebagai negara yang intoleran terhadap umat beragama. JK menyebut pernyataan intoleransi yang terlontar di forum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) itu bukan atas nama perorangan dan bukan lembaga PBB.
"Jadi tidak adalah intoleransi di Indonesia," ujar JK di Masjid istiqlal, Jakarta Pusat, Senin (4/6/2012).

Menurut JK, tidak mungkin PBB mengatakan Indonesia adalah negara yang intoleran terhadap umat beragama. "Di Amerika saja mana boleh orang sembarangan bikin masjid," kata JK.

Jika di Amerika tidak boleh sembarangan membangun tempat ibadah termasuk masjid, maka lain halnya di Indonesia yang tingkat pembangunan masjidnya cukup tinggi dibandingkan negara lain.

Sebelumnya Mantan Ketua Umum PBNU KH HAsyim Muzadi juga telah memberikan respon yang bagus juga tegas atas isu intolerasi di PBB itu.

KH. Hasyim Muzadi, sebagai Presiden WCRP (World Conference on Religions for Peace) & Sekjen ICIS (International Conference for Islamic Scholars) serta Mantan Ketum PBNU menyikapi tentang tuduhan INTOLERANSI agama di Indonesia pada Sidang PBB di Jeneva pada tanggal 23 Mei 2012, sebagai berikut:

"Selaku Presiden WCRP dan Sekjen ICIS, saya sangat menyayangkan tuduhan INTOLERANSI agama di Indonesia. Pembahasan di forum dunia itu, pasti karena laporan dari dalam negeri Indonesia. Selama berkeliling dunia, saya belum menemukan negara muslim mana pun yang setoleran Indonesia.

Kalau yang dipakai ukuran adalah masalah AHMADIYAH, memang karena Ahmadiyah menyimpang dari pokok ajaran Islam, namun selalu menggunakan stempel Islam dan berorientasi Politik Barat. Seandainya Ahmadiyah merupakan agama tersendiri, pasti tidak dipersoalkan oleh umat Islam. Kalau yang jadi ukuran adalah GKI YASMIN Bogor, saya berkali-kali kesana, namun tampaknya mereka tidak ingin masalah selesai. Mereka lebih senang Yasmin menjadi masalah nasional dan dunia untuk kepentingan lain dari pada masalahnya selesai.

Kalau ukurannya PENDIRIAN GEREJA, faktornya adalah lingkungan. Di Jawa, pendirian Gereja sulit, tapi di Kupang (Batuplat) pendirian MASJID juga sangat sulit. Belum lagi pendirian Masjid di Papua. ICIS selalu melakukan mediasi. Kalau ukurannya LADY GAGA dan IRSHAD MANJI, bangsa mana yang ingin tata nilainya dirusak kecuali mereka yang ingin menjual bangsanya sendiri untuk kebanggaan intelektualisme kosong? Kalau ukuran HAM, lalu di Papua kenapa saat TNI/ Polri/ Imam Masjid berguguran tidak ada yang bicara HAM?

Indonesia lebih baik toleransinya dari Swiss yang sampai sekarang tidak memperbolehkan MENARA MASJID, lebih baik dari Perancis yang masih mempersoalkan JILBAB, lebih baik dari Denmark, Swedia dan Norwegia yang tak menghormati agama, karena di sana ada Undang-undang perkawinan sejenis. Agama mana yang memperkenankan PERKAWINAN SEJENIS?!

Akhirnya kembali kepada bangsa Indonesia, kaum muslimin sendiri yang harus sadar dan tegas membedakan mana HAM yang benar (Humanisme) dan mana yang sekedar Westernisme….”.

Pencerahan dari KH. Hasyim Muzadi tersebut mendapat respon yang sangat baik dari Habib Rizieq Syihab. Menurut Habib, tanggapan KH. Hasyim Muzadi tersebut sangat luar biasa, dan patut diketahui masyarakat luas.

Perlu diketahui bahwa tanggal 23/Mei/2012 lalu, PBB mengadakan sidang di Jeneva, dan membahas soal kebebasan beragama. Dalam sidang Universal Periodic Review (UPR) Dewan HAM PBB tersebut diikuti oleh 74 negara termasuk Indonesia. Beberapa negara mencecar Indonesia dengan berbagai pertanyaan seputar permasalahan kebebasan beragama yang ada di Indonesia.
Aneh memang, Negara-negara barat sendiri tidak pernah mempermasalahkan bahkan terkesan membiarkan adanya pelanggaran kebebasan beragama di Negara-negara mereka. Di Francis, Inggris, jerman, Belanda dan lainnya yang justru banyak sekali kaum muslimin jadi korban kekerasan atas nama agama. Diberbagai belahan dunia banyak kaum muslimin yang menjadi korban kekerasan hanya karena mereka beda agama dan kepercayaan. Siapakah sebenarnya yang intoleran?
Tapi ada hal penting kasus intoleransi yang sebenarnya luput dan tidak disebutkan baik oleh pak JK maupun KH. Hasyim, yaitu intolerasi yang dilakukan Salafi Wahabi. Di beberapa daerah di Indonesia, kaum muslimin yang tidak sefaham dengan mereka, terutama muslim Syiah Ahlul Bait menjadi sasaran pengkafiran dan kekerasan atas nama agama aliran dari Saudi ini.
Ideologi Wahabi adalah ideologi yang intoleran. Muslim Indonesia yang terkenal cinta damai sejak dahulu menjadi lahan subur pengkafiran mereka, hanya karena masyarakat muslim Indonesia sejak dahulu kala suka membaca maulid sebagai ekspresi cinta kepada nabi Muhammad, suka membaca tahlil dan doa-doa bagi yang sudah meninggal maupun menziarahi para wali sebagai penyebar Islam awal yang tersebar di belahan bumi nusantara.
Jika para ulama dan pemerintah membiarkan kekerasan yang dilakukan penganut takfiri ini, maka sebenarnya ini merupakan ancaman besar bagi Pancasila dan kesatuan bangsa. Akan hilang identitas bangsa yang berbhineka tunggal ika. Rakyat Indonesia yang dari berbagai suku dan agama bersama-sama bernaung di bawah sayap garuda, akan semakin susah menghadapi ancaman musuh yang sudah menggurita.
Sudah saatnya semua anak bangsa bangkit dan terlibat aktif untuk Indonesia yang lebih baik! (IslamTimes/sa)

Teroris Dukungan Saudi Arabia
Dokumen Rahasia: Plan AS dan Arab Saudi di Suriah
Islam Times- Laporan juga menulis, AS membentuk beberapa komite untuk melaksanakan plot baru di Suriah yang meliputi komite politik, militer dan keamanan dengan tugasnya masing-masing.
Dokumen Rahasia: Plan AS dan Arab Saudi di Suriah

Aliansi Poros Setan, yang diotaki oleh Amerika Serikat dan Arab Saudi menemukan cara baru untuk menghancurkan Suriah setelah mereka gagal menciptakan kerusuhan di negara itu lebih dari satu tahun.

Menurut laporan yang diterima oleh Islam Times, setelah semua upaya yang ditempuh menemui kegagalan untuk menggulingkan rezim Suriah, Washington dan Riyadh kini sedang merancang rencana baru yang lebih rapih, terorganisir yang melibatkan unit-unit penting negara-negara Aliansi Poros Setan.

Rencana tersebut setidaknya memiliki dua tujuan, pertama untuk menunjukkan bahwa tidak ada perdamaian di Suriah tanpa persetujuan AS dan Riyadh, dan kedua, tetap menolak dan melarang rakyat memberikan apapun bentuk dukungan kepada pemerintah dan terus berusaha menumpahkan darah di Suriah melalui perang saudara.

Laporan itu menunjukkan bahwa, AS dan Arab Saudi berkesimpulan, saat ini tentara Suriah  masih terlampau kuat dan dalam kontrol penuh Bashar Assad. Mereka juga mengetahui bahwa keamanan Suriah memiliki kontrol yang baik atas seluruh negara bahkan di daerah kantong-kantong yang menjadi pusat dan benteng teroris.

Laporan itu menambahkan, walaupun saat ini perekonomian Suriah melemah karena didera konflik berkepanjangan dan sanksi, namun perekonomian Suriah akan cepat pulih, karena di dukung penuh oleh beberapa negara, terutama Iran, Cina dan Rusia.

Laporan juga menulis, saat ini AS membentuk beberapa komite untuk melaksanakan plot baru di Suriah yang meliputi komite politik, militer dan keamanan dengan tugasnya masing-masing.

Komite politik dipimpin lansung oleh Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, sementara Clinton dibantu oleh Derek Chollet sebagai manajer eksekutif, mantan Duta Besar AS untuk Suriah Robert Ford dan Fredrick Hoff sebagai anggota, dan Jeffrey Feltman sebagai koordinator.

Masih menurut laporan tersebut, Feltman juga bertugas mengontrol kelompok politik lain yang anggotanya meliputi Menteri Luar Negeri Saudi Arabia, Pangeran Saud al-Faisal dan Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Hamad bin Jassim.

Selain itu, Feltman juga mengawasi beberapa kantor yang berbasis di Doha sebagai koordinasi keamanan khusus di Suriah. Anggotanya antara lain adalah badan-badan intelijen dari negara-negara seperti AS, Arab Saudi, Qatar, Turki, NATO, dan Libya.

Sementara mantan Duta Besar Saudi untuk AS, Bandar bin Sultan berbagi pengalamannya sebagai pengakses dan pengumpul data dengan teroris di Suriah dan Feltman meninjau keluar-masuknya informasi yang didapat.

Sementara untuk komite militer, dinahkodai langsung oleh Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Martin Dempsey, serta dibantu oleh Mayor Jenderal Charles Cleveland, dan Jenderal Frank Gibb.

Kelompok ini bekerja sama dengan kelompok-kelompok lain, namun tugas utama mereka adalah mensuplai bantuan logistik untuk teroris Suriah, termasuk volume bantuan logistik dan jenis intelijen yang ditransfer untuk kelompok-kelompok teroris.

Sedangkan komite keamanan meliputi perwakilan dari 7-10 badan intelijen Amerika serta Penasihat Keamanan Nasional AS Tom Donilon, Direktur Intelijen Nasional James Clapper, dan Direktur Badan Intelijen Pusat, Jenderal David Petraeus.

Ada beberapa cabang lain lagi di komite keamanan yang misinya adalah untuk menyusun plot keamanan dan melaporkan situasi di Suriah ke kepala komite selain mempersiapkan laporan tentang strategi keamanan AS terkait situasi di Suriah.

Tujuan utama dari strategi diatas adalah memaksa Suriah supaya tunduk pada kebijakan AS dan mencegah Rusia, Iran dan Cina untuk mengamankan pijakannya secara permanen di Suriah.

Tujuan lainnya adalah memutus aliansi Iran-Suriah dengan membuat pemerintah Suriah berpihak kepada AS, bukan Iran atau Rusia. AS juga mengintensifkan perang psikologis dan propaganda serta sekutunya di regional dan internasional, mentransfer demokrasi ke Suriah tanpa konfrontasi dengan negara atau membahayakan keamanan Israel dan yang terpenting adalah memotong koneksi Suriah dengan Tehran dan Hizbullah Libanon.

Rencananya, program ini akan dilaksanakan melalui operasi militer secara langsung dari batalyon sukarela yang beroperasi di perbatasan Suriah dengan negara tetangga termasuk Libanon, Turki, Yordania, Golan, Kurdistan Irak, serta daerah nomaden Irak.

Fase serangan yang digagas adalah melakukan operasi perang gerilya di kota-kota Suriah dan operasi khusus pada tempat-tempat di bawah kendali pemerintah Suriah (termasuk penggunaan serangan bom bunuh diri) yang menargetkan tentara dan penduduk Suriah. Melancarkan perang psikologis terhadap militer dan pasukan intelijen Suriah termasuk warga sipil.

Laporan ini juga mencatat bahwa intelijen Saudi mencapai kesepakatan dengan AS dan perusahaan keamanan Israel (Mossad) yang berbasis di Jenewa untuk meningkatkan konflik bersenjata di Suriah tanpa melibatkan negara lain. Konflik ini dipimpin langsung oleh pensiunan militer dan ahli intelijen yang secara teoritis berafiliasi dengan Al-Qaeda.

Sementara itu, Amerika Serikta sendiri akan menciptakan kawasan lindung kecil di Libanon dan menggunakannya sebagai kamp pelatihan militer. Kamp ini dibentuk oleh AS, Arab Saudi, Qatar dan Turki yang akan digunakan oleh jebolan al-Qaeda dan oposisi Suriah. Beberapa kawasan Irak, khususnya di Propinsi Anbar dan wilayah Kurdistan yang bawah kendali Massoud Barzani. Tempat tersebut dipilih karena Barzani bekerja sama dengan badan intelijen Israel, Mossad.

Sementara tugas Arab Saudi akan bekerja sama dengan suku besar nomaden di Suriah yang sebagian besar tinggal di sekitar kota Deir ez-Zor dan di Gurun Suriah yang membentang hingga Homs.

Karena itu, saat ini pemerintah Libanon di bawah tekanan intensif yang dilakukan oleh asisten Feltman, Elisabet Dale, supaya melepaskan 238 militan Wahabi yang ditahan agar bisa  digunakan untuk menjadi anggota kelompok pemberontak seperti Fathul Islam dan Jund al-Sham. [Islam Times/on]

Teroris Dukungan Saudi Arabia
Teror Saudiyah Wahabiyah ala Al-Qaeda di Suriah
Islam Times- Pada hal, mereka yang mendatangi tempat-tempat pemungutan suara tidak semuanya mendukung Assad, tetapi mereka juga tidak pernah dan tidak akan pernah mendukung tindakan teroris ala Saudiyah Wahabiyah.
Teror Saudiyah Wahabiyah ala Al-Qaeda di Suriah

Gelombang ledakan terakhir di Suriah jelas membuktikan keengganan kelompok teroris untuk menghentikan kekerasan dan pertumpahan darah. Mereka didukung penuh oleh beberapa kepala daerah dan sekutu Barat, mereka terus mengobarkan krisis di Suriah yang bisa menyeret negara itu ke dalam perang saudara dalam skala penuh.

Aliansi Poros Setan, Turki, Arab Saudi, Qatar, bersama dengan Amerika Serikat dan Israel, menggunakan segala cara yang mereka miliki untuk menggulingkan pemerintah dukungan rakyat Suriah, dan mereka tidak malu-malu lagi melakukan kejahatan secara vulgar terhadap rakyat Suriah dihadapan dunia internasional.

Pihak oposisi yang diharapkan terlibat dan berpartisipasi dalam proses reformasi politik yang diprakarsai oleh Presiden Suriah Bashar al-Assad dan berpartisipasi dalam proses membangun kepercayaan secara bertahap, namun, para pendukung perang saudara tersebut malah memanfaatkan kekacauan saat ini di Suriah. Dengan menyediakan senjata dan uang, mereka telah mengubah kelompok-kelompok oposisi Suriah ke dalam geng teroris dan preman.

Ini serius akan merusak prospek perdamaian dan bisa mengintensifkan perselisihan sektarian di negara ini.

Pemilihan parlemen berakhir, di mana lebih dari 60 persen warga Suriah ternyata berduyun-duyun menyambut dan mendatangi kotak-kotak suara, namun contoh yang jelas dari tekad rakyat untuk berpartisipasi dalam reformasi politik tetap ditentang oleh Aliansi Poros Setan.

Pada hal, mereka yang mendatangi tempat-tempat pemungutan suara tidak semuanya mendukung Assad, tetapi mereka juga tidak pernah dan tidak akan pernah mendukung tindakan teroris ala Saudiyah Wahabiyah.

Bom diledakkan dimana-mana, sebagai bentuk taktik tidak berperikemanusiaan ala Al-Qaeda. Mereka juga diatur oleh kekuatan eksternal yang mendukung terorisme. Penangkapan terbaru dari tiga kapal pada akhir April sarat dengan senjata oleh Angkatan Laut Libanon, jelas menunjukkan berapa banyak pemimpin-pemimpin beri-igal tertarik untuk menjadi sponsor teror di Suriah.

Sejak awal, rencana perdamaian yang digagas oleh mantan Sekjen PBB Kofi Annan untuk Suriah diharapkan mampu menyelesaikan sengketa. Namun, persyaratan dari rencana penghentian pasokan senjata ke pemberontak dan penutupan pangkalan militer Angkatan Darat Suriah Gratis di Turki sama sekali tidak terwujud bahkan ditentang. Dan hal ini membuat tanggung jawab Kofi Annan, jauh lebih sulit karena ia memiliki mandat untuk memulihkan perdamaian dan ketertiban di Suriah.

Lalu mengapa Aliansi Poros Setan, Arab Saudi, Qatar, Turki, Amerika Serikat dan Israel menolak mentah-mentah usulan Suriah terkait kesepakatan tertulis untuk menghentikan teror dan pasokan senjata? [Islam Times/on]

Hegemoni Global
Investigasi, Militer AS: Islam Harus Diberantas
Islam Times- Anda bisa cek keterlibatan yayasan-yayasan tersebut diatas jejaknya di Indonesia yang biasanya menjalankan proyek dan jaringannya dengan mendirikan cabang dan membiayai LSM-LSM terbang dan NGO-NGO yang berbasis di Australia, Singapura sekaligus Amerika Serikat
Kuliah Militer AS
Kuliah Militer AS

Militer AS memberikan kuliah khusus dan mengajarkan bahwa musuh mereka sebenarnya adalah Islam. Bahkan, mereka diajarkan perang suci melawan Islam dan menjadi pelajaran wajib.

Kuliah ini, berjudul “Perspectives on Islam and Islamic Radicalism,” diajarkan lima kali dalam setahun sejak 2004, dengan dihadiri sekitar 20 dalam setiap pertemuan. Yang ini berarti sekitar 800 siswa militer pernah mengambil kuliah anti Islam selama bertahun-tahun sebelum mata kuliah itu akhirnya dihapus pada akhir April 2012 setelah terjadi aksi protes.

"Mereka (Muslim) membenci segala hal tentang kamu (warga Amerika) dan tidak akan mau hidup berdampingan dengan kamu hingga kamu lenyap," ungkap sang instruktur, Letkol Matthew Dooley dalam sebuah presentasi Juli 2011 lalu, seperti dilaporkan Associated Press.

Lembaga pendidikan untuk para personel militer profesional itu menargetkan para pegawai pemerintah dan pejabat militer level menengah. Mereka mengajarkan berbagai topik terkait perencanaan dan eksekusi perang.

Letkol Dooley, yang masih aktif mengajar mata kuliah tersebut mengatakan, alasan memberikan kuliah anti Islam tersebut karena, Konvensi Jenewa yang menetapkan standar konflik bersenjata itu sudah "tidak lagi relevan."

Pada bulan Juli 2011, Letkol Dooley dalam mempresentasi mata kuliah, "counter-jihad," dengan tegas mengatakan bahwa apa yang disebut "militer Islam / Kebangkitan Islam" memaksa Amerika Serikat mempertimbangkan langkah-langkah ekstrim tersebut tanpa harus merasa khawatir ketidakbenaran situasi dan politik.

Salinan presentasi Letkol Dooley tersebut bisa diperoleh secara online pada blog Wired.com. Kampus milter AS tidak menanggapi permintaan Associated Press atas salinan dokumen tersebut, namun, seorang juru bicara Pentagon mengkonfirmasi kebenaran dokumen itu.

Dooley sendiri menolak memberikan komentar kepada AP, dan mengatakan "Saya tidak bisa berbicara dengan Anda" dan kemudian dia menutup telepon ketika dihubungi lewat telepon di kantornya, pada Kamis, 10/05/12.

Ini bukan insiden pertama kali terjadi di AS dalam setahun ini yang memaksa FBI menghentikan mata kuliah yang memusuhi Islam.

Laporan ini muncul kurang dari dua bulan setelah pasukan AS dalam sebuah tindakan terang-terangan Islamofobia dan anti Islam dengan membakar salinan Al-Quran dan buku-buku Islam lainnya di Air Base AS, Bagram di provinsi Parwan di timur laut Afghanistan.

Islamofobia secara sistematis dipromosikan dan didukung secara finansial oleh pemerintah Amerika Serikat. Bahkan sebuah investigasi mendalam tentang Islamfobia pernah dilakukan oleh Center for American Progress di Amerika Serikat yang dijuluki sebagai 'Fear Inc.'

Dalam laporan investigasi tersebut menyebutkan bahwa akar dari proyek Islamofobia di Amerika, berasal dari upaya kolektif dari kelompok Zionis yang didanai oleh pemerintah Amerika Serikat untuk menyulut kebencian dan ketakutan terhadap Islam dalam bentuk buku, laporan, website, blog, dan lain-lain.

Menurut laporan itu, selain pemerintah Amerika Serikat juga para donatur kaya raya dan yayasan-yayasan terlibat dalam menyediakan dana langsung untuk program proyek anti-Islam ke kelompok-kelompok akar rumput.

Proyek Islamophobia tersebut dibiaya lebih dari $40 juta selama sepuluh tahun terakhir oleh tujuh yayasan di Amerika Serikat.

Berikut nama-nama yayasan tersebut: 1. Richard Mellon Scaife Foundation; 2. Lynde and Harry Bradley Foundation; 3. Newton and Rochelle Becker; 4. Foundation and Newton and Rochelle Becker Charitable Trust; 5. Russell Berrie Foundation, Anchorage Charitable Fund and William Rosenwald; 6. Family Fund; 7. Fairbrook Foundation.

Anda bisa cek keterlibatan yayasan-yayasan tersebut diatas jejaknya di Indonesia yang biasanya menjalankan proyek dan jaringannya dengan mendirikan cabang dan membiayai LSM-LSM terbang dan NGO-NGO yang berbasis di Australia, Singapura sekaligus Amerika Serikat. [Islam Times/on]

Gerakan Wahabi di Indonesia
Albayyinat Antek Wahabi
Islam Times- Masyarakat Puger Jember adalah masyarakat yang agamis dan cinta damai tiba-tiba dikejutkan dengan rencana akan diselenggarakan Pengajian pada tanggal 7 Juni 2012 dengan mendatangkan penceramah Muhdor al-Hamid yang sangat terkenal sebagai provokator agar Sunni dan Syi’ah terjadi konflik dengan pemrakarsa acara itu adalah Ustadz Haqi dan Ustadz Fauzi dkk (Kaki Tangan al-Bayyinat).
Tohir; Antek Wahabi
Tohir; Antek Wahabi

Ancaman Disintegrasi Bangsa Sebagai Rasa Persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika kembali di uji tepat menjelang tanggal satu Juni tepat Hari Kesaktian Pancasila. Jember bergolak dengan isyu-isyu sektarian dimana kelompok takfir lintas mazhab kembali menjalankan agenda Zionis dan Salibis Internasional agar Ummat selalu disibukkan dengan isyu-isyu mazhab yang berujung kepada lemahnya Ummat Islam akibat perseteruan dan permusuhan sesama kaum Muslimin.

Masyarakat Puger Jember adalah masyarakat yang agamis dan cinta damai tiba-tiba dikejutkan dengan rencana akan diselenggarakan Pengajian pada tanggal 7 Juni 2012 dengan mendatangkan penceramah Muhdor al-Hamid yang sangat terkenal sebagai provokator agar Sunni dan Syi’ah terjadi konflik dengan pemrakarsa acara itu adalah Ustadz Haqi dan Ustadz Fauzi dkk (Kaki Tangan al-Bayyinat). Ustadz Fauzi ini adalah Guru ngaji di Puger Wetan sementara Keluarga Ustadz Haqi ini terkenal adalah anti Habaib dan terkhusus sangat anti Habib Ali al-Habsyi Ulama sepuh berusia 75 tahun dan menetap sejak tahun 1964 di Jember berdakwah dan membina masyarakat Puger dan berfaham Ahlussunnah wal Jama’ah.

Pengajian ini adalah yang ke lima diselenggarakan dengan Penceramah inti Ustadz Muhdor al-Hamid sejak pengajian pertama selalu memprovokasi ummat agar bergerak melakukan anarkhisme kepada Habib Ali al-Habsyi Pemimpin Ponpes Darul Sholihin. Tujuan pengajian pada tanggal 7 Juni adalah pengerahan massa agar terjadi penyerangan dan pembakaran Pondok Pesantren Darul Sholihin pimpinan Habib Ali al-Habsyi dan massa diprovokasi dengan isyu yang mereka rekayasa bahwa Habib Ali al-Habsyi selalu mencaci-maki Sahabat padahal kenyataannya tak pernah ada pencaci-makian dan pelaknatan kepada sahabat ditambah lagi Ponpes Darul Sholihin Puger Kulon Jember adalah menganut faham Sunni Syafi’i.

Rencana Pengajian tanggal 7 Juni 2012 yang akan dilanjutkan penyerangan ke Ponpes Darul Sholihin pimpinan Habib Ali al-Habsyi beredar luas di tengah masyarakat maka pada tanggal 30 Mei 2012 pihak keluarga Ustadz Muhdor al-Hamid (Sang Provokator) yang tak setuju dengan pengajian yang akan berujung dengan anarkhis berinisiatif untuk bertemu dengan Ustadz Fauzi dan panitia, mereka adalah Muhsin al-Hamid, Alwi al-Hamid, Zein al-Hamid. Dalam pertemuan itu pihak keluarga Habib Muhdor meminta klarifikasi dan penjelasan kepada Ustadz Fauzi dan panitia apakah betul rencana tanggal 7 Juni akan diadakan pengajian dengan penceramah inti Ustadz Muhdor? Dan Ustadz Fauzi menjawab betul karena ini sudah direncanakan jauh-jauh hari.

Tiga orang Habib yang menemui Ustadz Fauzi itu memberitahukan bahwa Ustadz Muhdor al-Hamid adalah sepupu mereka dan menantunya Habib Ali al-Habsyi pimpinan Ponpes Darul Sholihin adalah adik mereka dan kami adalah bersaudara satu keluarga dan mereka bertiga menghimbau agar hubungan silaturahmi dan kekeluargaan ini jangan di rusak dengan isyu perbedaan mazhab.

Pada tanggal 30 Mei 2012 pihak keluarga Muhdor al-Hamid yang di wakili Habib Muhsin,Habib Alwy, dan Habib Zein al-Hamid dengan semangat kekeluargaan bersilaturahmi ke kediaman Ustadz Fauzi untuk melakukan perundingan agar semua pihak bisa menahan diri dan tercipta suasana damai marilah kita dialogkan dengan kepala dingin tetapi dijawab dengan sangat kasar oleh pihak Ustadz Fauzi bahwa tidak ada yang perlu dirundingkan dan didialogkan kami semua disini telah siap perang. Suasana semakin gaduh dan terdengar suara teriakan bahwa kami akan bakar Ponpes Darul Sholohin pada tanggal 7 Juni 2012.

Niat silaturahmi dan dialogpun di jawab dengan acungan golok dan clurit oleh pihak Ustadz Fauzi dan kelompoknya sementara Habib Muhsin, Habib Alwi, dan Habib Zein al-Hamid dan murid mereka yang bernama Syamsul hanya bermodalkan niat baik dan tanpa senjata semakin tersudut. Dengan semakin panasnya suasana maka terjadilah pengeroyokan kelompok Ustadz Fauzi kepada tiga orang Habib tersebut dan massa yang ada diperkirakan sekitar 70 sampai 100 orang. Munculah seorang laki-laki bertato bernama Eko Mardi Santoso yang tak lain adalah menantu Ustadz Fauzi . Eko adalah seorang pemuda yang sangat gemar meminum minuman keras dan suka berjudi dengan sangat galaknya mengacungkan golok kepada ketiga orang Habib yang berkunjung itu. Alhamdulillah berkat pertolongan Allah ketiga Habib tersebut tak ada yang terluka atau cidera hahya sedikit memar saja sementara Eko terus menyerang dengan senjata tajam miliknya dan kemudian di tangkis oleh salah seorang Habib yang bernama Habib Muhsin dan Eko pun terpental dengan tidak terduga senjata tajam miliknya mengenai dirinya sendiri yang berakibat dirinya terluka dan segera dilarikan ke Rumah Sakit. Merekapun membakar tiga sepeda motor milik tiga orang Habib itu dan satu milik orang yang salah sasaran.

Massapun bertambah banyak dan ketiga orang Habib ini dan Syamsul segera melarikan diri dan Syamsul terkena pukulan cukup keras ketika itu karena dipukul dari belakang. Ketiga Habib ini bukanlah tokoh Syi’ah bahkan yang bernama Habib Alwi bin Ali al-Hamid ayah beliau adalah Ketua Anshor Tanggul Jember yang di culik oleh PKI dan dibunuh pada tahun 1966 di Merawan Banyuwangi.

Pemerikasaan pihak berwajib terus dilakukan dan dalam pengumpulan saksi-saksi. Kelompok Ustadz Fauzi sudah menyiapkan cara jitu akan memutar-balikan fakta seolah-olah tiga orang Habib yang bersilaturahmi itu akan diarahkan sebagai tersangka karena melakukan penyerangan singkat kata mereka akan di tajul mulukan juga.

Tetapi tahukah anda informasi yang tak berimbang bermunculan terutama dari situs-situs pemecah-belah Ummat seperti arrahmah.com, http://www.voa-islam.com, dan lain-lain bahkan disebutkan pengikut Syi’ah mengamuk dan Aktivis NU Jember kena Bacok.

Lihatlah kejadian yang baru berlalu beberapa hari saja mereka distorsi, manipulasi, dan putar-balikan fakta dengan judul yang membodohi rakyat dan seolah-olah NU terlibat di dalam insiden itu padahal hanya oknum dan tak membawa nama Organisasi. Karena merasa belum kuat maka strategi kelompok takfir ini adalah dengan mencoba membenturkan antar NU dan Syi’ah. Wahabi Takfiri tak pernah lelah dalam memprovokasi dan menipu umat, waspadalah !!!

Sumber: http://satuislam.wordpress.com/2012/06/03/gerombolan-anti-habaib-rencanakan-serang-ponpes-darul-sholihin-pimpinan-habib-ali-al-habsyi/

Pembebasan Palestina:
Salehi: Israel Adalah Pecundang Utama Regional
IslamTimes - Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi mengatakan perkembangan politik yang sedang berlangsung di wilayah tersebut menguntungkan kepentingan negara-negara Muslim, khususnya Palestina, dengan Israel dan para pendukungnya menjadi pecundang utama.
Ali Akbar Salehi, Menlu Iran dan Ahmad Jibril, Pejuang Palestina
Ali Akbar Salehi, Menlu Iran dan Ahmad Jibril, Pejuang Palestina


Dalam pertemuan dengan kepala dari Front Populer untuk Pembebasan Palestina, Ahmed Jibril, Salehi mengatakan Minggu (10/6/12) bahwa munculnya pemerintahan baru berdasarkan tekad rakyat di daerah itu akan lebih memperkuat front perlawanan anti-Zionis.

Mengacu pada kepekaan kondisi regional dan seri plot yang dilakukan oleh Israel dan pendukungnya untuk menciptakan perpecahan di antara negara-negara regional, menteri luar negeri Iran menggarisbawahi perlunya persatuan ekstra di antara kelompok-kelompok Palestina untuk melawan berbagai bentuk pemusuhan Zionis.

Jibril, pada bagiannya, memuji posisi Iran pada mendukung bangsa Palestina, mengatakan bahwa posisi Iran adalah penyebab kebanggaan bagi seluruh 'umat Islam dan Arab.'

Mengacu pada konspirasi Israel dan arogansi global untuk menciptakan perpecahan di front perlawanan, dia menekankan pada peran penting dari garis depan negara-negara seperti Iran dan Suriah dalam perlawanan terhadap musuh Zionis.

Jibril mengatakan meskipun adanya semua tekanan regional dan internasional, Iran terus bergerak maju dalam semua, bidang militer dan politik dan ekonomi memainkan peran yang efektif dalam masalah regional dan internasional, terutama dalam mendukung masalah Palestina dan front perlawanan. [IT/r]

Teroris Dukungan Saudi Arabia
Brigjen Suriah Dibunuh oleh Teroris Aliansi Poros Setan
Islam Times- Krisis Suriah tampaknya tengah menuju keretakan sektarian, akibat campur tangan negara-negara gila perang dan poros kejahatan untuk mencapai keahagian ditengah genangan darah rakyat Suriah.
Brigjen Suriah Dibunuh oleh Teroris Aliansi Poros Setan

Seorang brigadir jenderal Suriah Sabtu, 01/06/12 dibunuh dengan tembakan oleh kelompok-kelompok teroris bersenjata bersama dengan sopirnya di daerah pinggiran kota dekat ibu kota Suriah, Damaskus. Kantor Berita SANA melaporkan.

Perwira tinggi itu menjadi target serangan saat dalam perjalanan pagi menuju pekerjaannya di daerah Ghouta timur dekat Damaskus, kata SANA.

Pembunuhan itu terjadi meambah jumlah daftar kekerasan yang dilakukan oleh teroris didikan Aliansi Poros Setan, Saudi Arabia, Qatar, Turki, AS dan Israel yang menargetkan tidak saja para perwira militer namun siapa saja yang berafiliasi kepada pemerintah Suriah.

Krisis Suriah tampaknya tengah menuju keretakan sektarian, akibat campur tangan negara-negara gila perang dan poros kejahatan untuk mencapai keahagian ditengah genangan darah rakyat Suriah.

Beberapa negara masih melakukan lobi-lobi untuk melaksanakan rencana perdamaian enam pasal yang dinegosiasikan oleh utusan internasional Kofi Annan.

Namun, beberapa negara yang tergabung dalam Aliansi Poros Setan menyerukan mempersenjatai serta mendanai pemberontak, yang menunjukkan keinginan kuat mereka untuk mengusir pemerintahan Presiden Bashar al-Assad dengan kekerasan ketimbang duduk di meja dialog untuk memecahkan krisis berkepanjangan itu. [Islam Times/on/afp/ant]

Hegemoni Global AS
Kissinger: Apa Sikap AS Terhadap Pemberontakan Rakyat di Arab Saudi?
Islam Times- Apa sikap AS terhadap Arab Saudi sebagai sekutu AS? Apakah hanya menonton demonstrasi publik yang berkembang di wilayah tersebut? Apakah AS siap mengakui negara lain yang memiliki hak untuk campur tangan di tempat lain atas nama sesama kerabat atau etnis?
Kissinger: Apa Sikap AS Terhadap Pemberontakan Rakyat di Arab Saudi?

Menggunakan kekuatan militer AS untuk membantu menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad mungkin mengancam tujuan demokratis dan kemanusiaan, kata mantan Menteri Luar Negeri Henry Kissinger dalam sebuah opini di Washington Post.

Sebelum memutuskan untuk mengirim pasukan, AS harus mempertimbangkan apakah ada konsensus tentang siapa yang harus memerintah setelah penggulingan itu, kata Kissinger yang pernah menjabat di bawah Presiden Richard Nixon dan Gerald Ford. Jika tidak, risiko AS terjebak dalam sebuah konflik sektarian," katanya. Lapor Bloomberg.

Jika mengadopsi prinsip kebijakan luar negeri, bentuk intervensi tersebut akan menimbulkan pertanyaan yang lebih luas bagi strategi AS. Apakah Amerika menganggap dirinya berkewajiban mendukung setiap pemberontakan rakyat dalam setiap pemerintahan non-demokratis, termasuk yang sampai sekarang dianggap penting dalam mempertahankan sistem internasional, Arab Saudi dan kerajaan di Timur Tengah? Apa sikap AS terhadap Arab Saudi sebagai sekutu AS? Apakah hanya menonton demonstrasi publik yang berkembang di wilayah tersebut? Apakah AS siap mengakui negara lain yang memiliki hak untuk campur tangan di tempat lain atas nama sesama kerabat atau etnis? Washington Post [IT/r] 
Team banjarkuumaibungasnya.blogspot.com- Belum lagi perjuangan rakyat Mesir, Yaman, Tunisia, Libya hingga Bahrain yang hampir membuat "Perang Saudara" yang karena kelicikan dan kezaliman Zionis Internasional dan Khawarij Abad ini yang terbiasa dengan "Politik Adu Domba", selalu bilang Kafir, Bid'ah, Syirik dan lainnya kepada orang atau sekelompok orang yang bukan sefaham atau berada didalam Mazhab atau Alirannya. "Kalau Anda tidak sefaham dengan Dia, paling tidak engkau sefaham bahwa kita adalah sesama manusia yang berada dibawah Kekuasaan Mutlak Allah SWT".PEACE buat semua. (MFF/KNY/R/AR/11/06/2012)

Hegemoni Global AS
McCain: Obama Sengaja Bocorkan Operasi Cyber AS
Islam Times- "Kita tahu kebocoran tersebut pasti datang dari pemerintah sendiri. Dan kita mungkin perlu mengadakan penyelidikan," Kata McCain
McCain: Obama Sengaja Bocorkan Operasi Cyber AS

Senator gila perang AS John McCain menuduh Gedung Putih sengaja membocorkan rincian serangan cyber dan operasi rahasia terhadap Iran dalam rangka meningkatkan peluangnya dalam pemilu mendatang.

"Sekali lagi kita melihat bocorannya informasi di media tentang operasi yang sedang berlangsung, yang sangat mengganggu. Bukankah ini memberikan beberapa keuntungan kepada musuh kita?." Kata McCain kepada wartawan di Singapura, Sabtu (2/6/12).

Dalam laporan yang dirilis oleh The New York Times pada Jumat (1/6/12), Obama diam-diam memerintahkan serangan cyber dengan virus komputer Stuxnet terhadap fasilitas nuklir Iran dan menyabotase program energi nuklir negara itu sejak bulan pertama Obama di kantor."

"Mr Obama memutuskan untuk mempercepat serangan - yang dimulai pada pemerintahan Bush dan dengan kode Olimpiade - bahkan setelah elemen dari program ini sengaja dipublikkan pada musim panas tahun 2010 karena kesalahan pemrograman, "tambah laporan itu.

"Kita tahu kebocoran tersebut pasti datang dari pemerintah sendiri. Dan kita mungkin perlu mengadakan penyelidikan," Kata McCain, yang pernah dikalahkan oleh Obama dalam pemilihan presiden 2008 lalu.

"Jadi ini semacam pola untuk hype kredensial keamanan nasional presiden dan setiap pemerintahan melakukannya. Tapi saya rasa pemerintahan kali ini, mengangkat itu ke tingkat yang baru."

Pada bulan Juli 2010, laporan media menyatakan bahwa virus komputer Stuxnet telah menargetkan industri komputer di seluruh dunia, dan Iran menjadi target utama serangan tersebut. Mereka mengatakan pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr Iran berada dalam target serangan cyber.

Namun, para ahli Iran mendeteksi virus tepat dan mencegah kerusakan pada situs industri dan sumber daya negara itu. [IT/r]

Teroris Dukungan Saudi Arabia
The Post: Saudi dan Qatar Pemasok, AS Kordinator Senjata
Islam Times- Menurut laporan itu, senjata-senjata tersebut ditimbun di Damaskus, persisnya di kantong dan benteng teroris di Idlib dekat perbatasan Turki dan di Zabadani dekat perbatasan Libanon.
Washinton Post
Washinton Post

Harian AS The Washington Post, Rabu, 16/05/12, dibawah judul; "Syrian rebels get influx of arms with gulf neighbors’ money, U.S. coordination" menurunkan laporan yang ditulis oleh Karen DeYoung dan Liz Sly melaporkan bahwa para pemberontak Suriah dan kelompok teroris yang memerangi pemerintah Presiden Bashar al-Assad menerima senjata canggih secara signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Tindak kejahatan tersebut dibiayai langsung Arab Saudi dan Qatar dan dikoordinasi secara rapih oleh pemerintah Amerika Serikat.

Surat kabar yang mengutip pernyataan aktivis oposisi dan para pejabat AS dan asing tersebut melaporkan, pejabat administrasi Obama menekankan kepada pemerintah AS untuk memperluas kontak dengan kekuatan militer oposisi.

Menurut laporan itu, senjata-senjata yang dibeli tersebut ditimbun di Damaskus, persisnya di kantong dan benteng teroris di Idlib dekat perbatasan Turki dan di Zabadani dekat perbatasan Libanon.

Pekan ini, pemberontak yang pada dua bulan lalu kehabisan amunisi mengatakan, aliran senjata saat ini kian meningkat secara signifikan setelah adanya keputusan dari Arab Saudi, Qatar dan negara-negara Teluk Persia lainnya yang memasok jutaan dolar dana setiap bulan untuk pemberontak.

Mulham al-Drobi, anggota komite eksekutif Ikhwanul Suriah juga mengatakan, kelompok itu telah membuka saluran pasokan tersendiri untuk membantu para pemberontak, mereka menggunakan sumber daya orang-orang kaya dan uang dari pemerintah negara-negara Arab di Teluk Persia termasuk didalamnya Arab Saudi dan Qatar.

Pasokan senjata baru dan canggih untuk pemberontak dan kelompok teroris tersebut dimaksudkan untuk memaksa teroris kembali menduduki benteng mereka di lingkungan Amr Baba di Homs dan daerah lain di Idlib.

"Pengiriman besar senjata telah berhasil," kata seorang tokoh oposisi. "Beberapa daerah penuh dengan senjata." Lanjutnya.

Laporan terakhir dari pemerintah Suriah mengatakan, plot musuh tersebut dimaksudkan untuk menyabotase misi perdamaian yang diusulkan oleh Annan di Suriah dan merusak negara Suriah ke dalam kekacauan dan membuka jalan untuk menggulingkan pemerintahan Bashar al-Assad.

Negara-negara musuh yang memimpin dan mendukung operasi teroris, termasuk tindakan sabotase dan penculikan, seringkali menggunakan taktik perang lunak, termasuk operasi psikologis dan ancaman melalui ekspatriat pemberontak dan kelompok-kelompok bersenjata di dalam negeri untuk memperdalam gejolak Suriah dan menggagalkan rencana perdamaian Annan. Mereka juga berharap segera menikmati dan pesta pora atas jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad dan mempersiapkan jatuhnya kekuasaan Suriah kedalam pelukan negara pro-Barat dan Israel.

Sementara itu, AS kini menyebarkan desas-desus terkait pemakaian strategi perang 'blitzkriegs' di Suriah sebagai upaya untuk mempengaruhi pasukan pemerintah dan memaksa persetujuan kepada Damaskus menerima tawaran Saudi dan Qatar untuk membentuk zona penyangga.

Meskipun gencatan senjata yang diberlakukan di Suriah pada 12 April dan hadirnya pengamat PBB, namun negara ini tetap menjadi ajang serangan bom teroris dan pertumpahan darah dalam beberapa hari terakhir.

Annan yang menjadi inisiatior usulan enam poin perdamaian dan disahkan dan diimplementasikan oleh pemerintah Damaskus dan PBB, tetapi pemberontak bersenjata dukungan Aliansi Poros Setan, Saudi Arabia, Qatar, Turki, AS dan Israel berulang kali melanggar ketentuan rencana Annan tersebut.

Arab Saudi dan Qatar pantas bertanggungjawab atas sejumlah ledakan teroris di Suriah karena mereka secara terang-terangan dan secara vulgar memberikan dukungan logistik dan keuangan kepada pemberontak bersenjata dan kelompok teroris di Suriah. [Islam Times/on/Washington Post]

Strategi perang 'blitzkriegs' adalah suatu strategi militer di mana dengan terbatasnya kemampuan untuk mempersenjatai diri, menghindari suatu eskalasi konflik yang mengarah pada suatu peperangan total dengan meraih keberhasilan-keberhasilan operatif segera mungkin. [Wikipedia]

Gerakan Wahabi di Indonesia
Pedang Saud Merobek Pancasila
Islam Times- Jika Albayyinat mau pasang badan untuk Ahlussunah, mana kiranya di antara mazhab Kristen yang bakal dia pilih dan izinkah hidup di Indonesia dan mana mazhab Islam yang bakal dinyatakan haram dan bakal diberangus?
Antek Wahabi
Antek Wahabi

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) Said Aqil Siraj menyatakan sikap, yang terus terang amat menggembirakan bagi umat yang toleran dan cinta damai.

Walaupun Aqil Siraj tidak secara tegas menunjuk organisasi mana, namun Aqil Siraj telah secara jelas dan tegas menyatakan: "Bahwa Pancasila penting ditegakkan apalagi ini keputusan yang telah ditetapkan oleh pendiri bangsa yang mewakili seluruh elemen masyarakat, elemen agama dan elemen golongan, yang menurutnya Pancasila adalah dasar dan falsafah bernegara.". Beliau melanjutkan, "Dengan demikian tidak perlu ada aspirasi untuk mendirikan negara Islam, karena nilai-nilai dan aspirasi Islam telah diejawantahkan dalam Pancasila". Tribunnews, Jumat, 01 Jun 2012.

Ini adalah pernyataan yang jelas, walaupun tidak secara telanjang menginstruksikan pengusutan organisai preman beragama yang seringkali mencatut nama Ahlu Sunnah Wal Jamaah. Tentu pernyataan Prof. DR. KH Aqil Siraj ini bukan keluar tanpa sebab musabab yang melatarinya. Sebab yang baru saja kita dengar, gerombolan preman mengatasnamakan Ahlu Sunah tengah merencanakan penyerangan Ponpes Darus Sholihin Pimpinan Habib Ali al-Habsyi, ulama sepuh berusia 75 tahun dan menetap sejak tahun 1964 di Jember, dan selama itu beliau berdakwah dan membina masyarakat Puger dengan faham Ahlus Sunnah wal Jamaah.

Peristiwa itu dimulai pada tanggal 30 Mei 2012 ketika terdengar bisik-bisik dari beberapa oknum yang memprovokasi masyarakat supaya membakar Ponpes Darus Sholihin pada tanggal 7 Juni 2012 lalu. Seperti biasa, motif yang dibawakan adalah isu Sunnah dan Syiah, padahal, Ponpes Darus Sholihin Puger Kulon Jember adalah menganut faham Sunni Syafii. Baca kronologi lengkapnya disini.

Tapi apa kira-kira yang membutakan begitu rupa mereka yang mengaku sebagai "ulama"? Adakah ini karena bisik-bisik berbisa satu dua "ulama" Albayyinat yang menjadi penasehat dan dan tokoh utamanya, seperti santer terdengar baru-baru ini, dan dalam beberapa tahun terakhir? Ataukah ini lebih karena Albayyinat sebenarnya sedang mencoba memainkan ‘kartu Saudi’, berharap aliran fulus Dinasti Saud di Arab Saudi yang kerap ‘membayar mahal’ mereka yang gemar menyesatkan mazhab Islam di luar mazhab resmi kerajaan Saudi Arabia?

Lupa pula kah mereka kalau semua agama Samawi, mau itu Kristen atau Yahudi, punya banyak percabangan dan mazhab termasuk Islam? Jika Albayyinat mau pasang badan untuk Ahlussunah, mana kiranya di antara mazhab Kristen yang bakal dia pilih dan izinkah hidup di Indonesia dan mana mazhab Islam yang bakal dinyatakan haram dan bakal diberangus?

Di berbagai blog abal-abal model TAKFIRI, seperti voa-islam, arrahmah, mukminun, suara-islam dan seperjuagannya disana umat senantiasa disuguhi kue pertikaian mazhab dan agama. Dan itu malah semakin menguatkan kecurigaan umat sebangsa, bahwa banyak dari para penganut agama model TAKFIRI seperti mereka ternyata hanya terpesona oleh wajah belaka, tapi tidak terbuka mata hati dan telinganya. Apakah mereka dengan gegabah telah menganggap bumi Indonesia, milik kerajaan Saudi Arabia?

Maka kali ini semua harus bersepakat dengan Prof. DR. KH Aqil Siraj, untuk menegakkan Pancasila sebagai dasar negara.  Satu Bangsa, Yes! Satu Agama, NoSatu Umat, Yes! Satu AliranNo...! LAWAN TAKFIRI!!!!!. [Islam Times/on]
Hegemoni Global
Berharap Garuda dan Bintang Daud Berpelukan
Islam Times- Seperti Arnon, Rabbi Abergeil juga kerap berkunjung ke Indonesia. Ia tidak ingat sudah berapa kali saking seringnya. Ia mengaku datang menemui temannya, beberapa keluarga Yahudi di Jakarta dan Surabaya. Bahkan, ia mengatakan pernah bertemu seorang ulama di Jawa Timur.
Manoreh di Manado
Manoreh di Manado

Normalisasi hubungan dagang Indonesia dan Israel dilakukan sejak Gus Dur berkuasa pada 2001.

Duta Besar Israel buat Singapura Amira Arnon ramah sekali menyambut para tamunya dari Indonesia. Tidak ada kesan kikuk. Semua berjalan biasa saja meski kedua negara tidak memiliki hubungan diplomatik.

Tapi menurut Arnon, keinginan membuka hubungan resmi dengan Indonesia selalu ada di hati para pemimpin Israel. Sebab, Indonesia dipandang sangat penting bagi negara Zionis itu lantaran jumlah penduduk dan kekayaan alam melimpah. “Saya sangat berharap besok atau sesegera mungkin,” katanya kepada Hamaslovers, Kamis malam pekan lalu.

Harapan serupa juga dilontarkan Rabbi Abergeil. Ia mengatakan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Israel bsa saja terwujud. “Karena masyarakat Indonesia tidak mengenal buadaya anti-Semit,” ujarnya. Apalagi, ia menambahkan, umat Islam di Indonesia kebanyakan moderat.

Belum ada hubungan diplomatik, bukan berarti warga Israel tidak bisa melawat ke Indonesia. Mereka bisa masuk dengan menggunakan paspor lain. Kebanyakan warga Israel memiliki dua paspor. Bahkan, Arnon yang merupakan pejabat pemerintah Israel kerap datang ke Jakarta.

Seperti Arnon, Rabbi Abergeil juga kerap berkunjung ke Indonesia. Ia tidak ingat sudah berapa kali saking seringnya. Ia mengaku datang menemui temannya, beberapa keluarga Yahudi di Jakarta dan Surabaya. Bahkan, ia mengatakan pernah bertemu seorang ulama di Jawa Timur.

Sejatinya, hubungan bisnis antara pengusaha Indonesia dan Israel mulai terbina ketika Presiden Abdurrahman Wahid berkuasa pada 2001. Almarhum yang akrap disapa Gus Dur ini memang dikenal dekat dengan negara Yahudi itu. Ia termasuk salah satu penasihat di Yayasan Perdamaian Shimon Peres.

Menurut seorang pengusaha yang menjadi agen bisnis Israel di Indonesia, di zaman Gus Dur inilah normalisasi hubungan dagang dengan Israel terjadi. Melalui surat keputusan Menteri Perdagangan Luhut Panjaitan, transaksi bisnis berlangsung. “Pada 2006, KADIN menandatangani nota kesepahaman dengan IEI (Institut Ekspor Israel) saat mereka berkunjung ke sana,” katanya.

Seorang warga Singapura yang mengaku menjadi salah satu perunding dalam pembukaan hubungan dagang Indonesia dengan Israel membenarkan soal itu. Karena itulah, ia yakin hubungan diplomatik dengan negara Yahudi itu bisa terbentuk di masa depan. “Jangan beharap selama masih ada orang seperti Netanyahu (Perdana Menteri Benjamn Netanyahu) dan Lieberman (Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman). Mungkin di masa generasi muda seperti Anda.”

Netanyahu (pemimpin Partai Likud) dan Lieberman (ketua Partai Yisrael Beitenu) memang dikenal berhaluan keras. Intifadah kedua meletup setelah Netanyahu mengunjungi Al-Aqsha. Lieberman menegaskan tidak akan pernah mau menyerahkan Yerusalem Timur buat ibu kota Palestina.

Harapan itu setidaknya memunculkan dua persaingan. Kita tunggu saja mana duluan: hubungan diplomatik Indonesia –Israel terbentuk atau berdirinya negara Palestina merdeka. [Islam Times]


Sumber: http://hamaslovers.wordpress.com/2012/05/04/berharap-garuda-dan-bintang-daud-berpelukan/

Gerakan Wahabi di Indonesia
Indonesia Butuh Ukhwah Islamiyah dan Wathaniyah
Islam Times- “Semua umat Islam hendaknya punya spirit persaudaraan. Apa pun madzhabnya, ormasnya, atau tempat kelahirannya,” jelas Kiai Said.
Indonesia Butuh Ukhwah Islamiyah dan Wathaniyah

Umat Islam Indonesia harus menyatukan dua ukhwah, yaitu ukhwah Islamiyah dan ukhwah wathoniyah. Ukhwah Islamiyah artinya sebuah ikatan persaudaraan yang berdasarkan iman dan akidah Islam.

Ukhwah Islamiyah akan kokoh, ikhlas, jika tidak dibarengi kepentingan politik dan kekuasaan. Ukhwah yang betul-betul ingin membangun semangat persaudaraan sesama umat Islam.
Hal itu ditegaskan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj pada sambutan Pengukuhan Pengurus Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI), sebuah lembaga gabungan 13 ormas Islam, pada Jumat, (1/6) di gedung PBNU, Jakarta.
Tiga belas ormas tersebut adalah Nahdlatul Ulama, Persatuan Islam, Al-Irsyad, Al-Islmiyah, Arrobithoh Al-Alawiyah, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, Mathlaul Anwar, Attihadiyah, Azikra, Al-Wasliyah, IKADI, Syariakat Islam Indonesia, Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) dan Dewan Da’wah Islamiyah, dan sebagai ketuanya KH Said Aqil Siroj.

“Semua umat Islam hendaknya punya spirit persaudaraan. Apa pun madzhabnya, ormasnya, atau tempat kelahirannya,” jelas Kiai Said.

“Dan tidak berhenti di situ. Ukhwah Islamiyah tidak cukup. Kalau berhenti, akan eksklusif. Akan tertutup dan jumud. Malah dikhawatirkan radikal. Malah bisa-bisa ekstrem. Malah naudzubillah, jadi teroris,” tambah kiai asal Cirebon ini.

Oleh karena itu, sambung Kang Said, ukhuwah Islamiyah harus paralel dengan ukhwah wathoniyah, yaitu persaudaraan sebangsa setanah air, yang berangkat dari budaya, peradaban, tradisi manusia Nusantara ini.

“Tidak pandang agamanya apa. Kita satukan dalam bangsa Indonesia,” ujarnya.

Sebaliknya, kalau ukhwah wathoniyah saja, juga tidak cukup. Dampaknya adalah menjadi Islam abangan atau sekuler. Kedua-duanya, yaitu ukhwah Islamiyah dan wathoniyah harus bersatu dan integral.
Lembaga tersebut terbentuk setelah beberapa tokoh ormas bertemu di gedung PBNU pada Mei 2011. Ormas-ormas tersebut bertemu Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj untuk merencanakan pertemuan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pada tanggal 7 Juni 2011, utusan ormas tersebut bertemu Presiden di istana. Pada tanggal 5 Agustus 2011, terbentuk tim berjumlah sembilan orang untuk membahas nama, logo, visi dan misi serta alamat sementara.

Pada tanggal 21 Oktober 2011 dideklarasikan berdirinya Lembaga Persahabatan Ormas Islam Indonesia, susunan pengurus, logo dan visi, misi, serta alamat kantor.

Visi lembaga tersebut adalah terwujudnya ukhwah Islamiyah yang kokoh dalam Negara Kesatua Republik Indonesia. Misinya adalah meningkatkan da’wah Islamiyah yang rahmatan lil-alamin, mewujudkan soliditas dan solidaritas umat Islam, dan meningkatkan kerjasama ormas I
slam dalam mewujudkan perdamaian dunia. (IslamTimes/sa/diolah dari NuOnline)

Pidato Rahbar
Imam Khomeini Bapak Revolusi Islam
Islam Times- Berkat itu, slogan ‘kami bisa' merasuk secara mendalam pada darah dan daging bangsa Iran yang mukmin, " imbuh beliau.
Imam Khomeini Bapak Revolusi Islam

Imam Khomeini adalah bapak bangsa dan manifestasi dari keramahan, kekuatan dan keteguhan. Imam telah menghidupkan harga diri dan kekuatan bangsa ini. Hal tersebut disampaikan Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei hari ini dalam acara haul peringatan 23 tahun wafatnya Pemimpin Agung Revolusi Islam dan Pendiri Republik Islam Imam Khomeini (ra) yang dihadiri oleh massa pencinta sang Pemimpin yang menyemut di komplek pemakaman suci beliau, hari ini (3/6).

Dalam pembicaraannya, Rahbar menjelaskan bahwa bangsa Iran telah mengenalkan kepada bangsa-bangsa lain akan model sebuah negara dan bangsa yang maju dengan Islam dan tegar dalam melawan hegemoni kekuatan asing dan berhasil menggetarkan nyali adidaya dunia. Bangsa Iran akan terus melanjutkan langkahnya menuju puncak kejayaan. Tak diragukan bahwa masa depan bangsa-bangsa Muslim dan bangsa Iran akan lebih baik dari sebelumnya.

Beliau menyebut Imam Khomeini sebagai bapak bukan hanya bagi bangsa Iran tapi juga bagi gerakan Islam di seluruh penjuru Dunia Islam. "Salah satu yang dilakukan Imam Khomeini adalah menghidupkan semangat dan spirit bangsa," kata beliau.

Ayatollah al-Udzma Khamenei menegaskan bahwa dalam logika al-Qur'an, kehormatan yang hakiki dan sempurna hanya milik Allah dan siapa saja yang berada di jalan Ilahi. "Ketika kehormatan hakiki diraih oleh seseorang atau satu komunitas maka harga diri itu akan menjadi benteng kokoh yang tak bisa ditembus atau dihancurkan oleh musuh," kata beliau.

Semakin dalam akar kemuliaan itu pada diri seseorang atau komunitas, lanjut beliau, benteng itu akan semakin sulit untuk ditembus. Sampai akhirnya manusia atau komunitas itu akan terbentengi dari gangguan musuh paling keji yaitu syaitan.

Rahbar menyebut Imam Khomeini sebagai teladan paling menonjol dari kemuliaan tersebut. Sepanjang hidupnya, baik dalam aktivitasnya sebagai guru, atau dalam perjuangan maupun saat memimpin dan memerintah, beliau adalah jelmaan nyata dari sikap tawakkal kepada Allah yang Maha Mulia dan Maha Penyayang. Berkat tawakkal itu, pekerjaan-pekerjaan besar yang sebelumnya nampak mustahil bisa dilakukan dengan keberadaan beliau.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menambahkan, "Imam Khomeini bukan hanya jelmaan dari harga diri dan kemuliaan tetapi beliau juga menghidupkan kemuliaan pada diri bangsa ini. Bangsa Iran belajar mengenal kehormatannya dari Imam Khomeini dan revolusi Islam. Dengan kehormatan itulah bangsa ini menyadari potensi dan kemampuannya. Bangsa ini sudah menyaksikan sendiri terlaksananya banyak janji Ilahi termasuk diantaranya kemenangan kaum tertindas atas kaum arogan."

Dalam kesempatan itu, Ayatollah al-Udzma Khamenei menjelaskan tentang berbagai periode sejarah bangsa Iran yang dialami secara terhormat maupun terhina. Dalam sejarah dua ratus tahun terakhir menjelang revolusi Islam, bangsa Iran hidup dalam era gelap yang penuh keterhinaan. Dalam rentang masa itu, Iran terkucilkan dari percaturan dunia dan menjadi negara dan bangsa yang terbelakang di ranah sains dan teknologi. Hal itu disebabkan oleh kebijakan para penguasa negeri ini di masa dinasti Qajar dan Pahlevi yang tunduk kepada kaum arogan dan imperialis dunia. Di masa itu, Iran harus kehilangan banyak wilayah dalam sejumlah perjanjian seperti perjanjian Turkamancai dan Golestan yang memalukan.

Di masa itu memang ada sejumlah perlawanan seperti kebijakan pemerintahan Amir Kabir, fatwa Ayatollah Mirza Shirazi tentang tembakau, keterlibatan ulama dan revolusi konstitusi atau gerakan kebangkitan nasionalisasi minyak. Tapi perlawanan-perlawanan itu sebagian hanya berlangsung singkat dan sebagian lainnya gagal di tengah jalan, dan atmosfir umum di zaman itu adalah kelemahan dan keterhinaan bangsa dan negeri ini.

Menurut Ayatollah al-Udzma Khamenei, kemenangan revolusi Islam adalah akhir dari era keterhinaan dan awal bagi era kemuliaan bangsa Iran. "Kemenangan revolusi Islam telah memutar lembaran sejarah dan Imam Khomeini mencurahkan perhatian yang sangat besar untuk menghidupkan rasa percaya diri dan kemuliaan di hati bangsa ini. Berkat itu, slogan ‘kami bisa' merasuk secara mendalam pada darah dan daging bangsa Iran yang mukmin, " imbuh beliau.

Rahbar mengingatkan akan sejumlah faktor yang menghambat kemajuan dan mencegah suatu bangsa untuk meraih kemuliaannya. "Sebagian faktor ada pada diri kita dan sebagian lainnya berasal dari lawan. Kita harus pandai menghadapinya jika tak ingin kembali ke era kegelapan pra revolusi," tandas beliau.

Menyinggung penamaan dekade keempat revolusi Islam dengan nama dekade kemajuan dan keadilan, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, "Kemajuan dalam maknanya yang luas dan hakiki meliputi semua aspek materi dan spiritual manusia dan masyarakat termasuk kebebasan, keadilan, pembangunan dan kemuliaan akhlak."

Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan bahwa Amerika Serikat dan negara-negara adidaya mengklaim tidak ada satupun bangsa dan negara di dunia yang bisa maju tanpa dukungan dan bantuan AS. Tapi bangsa Iran sudah membuktikan yang sebaliknya, dan ini menjadi pelajaran berharga bagi bangsa-bangsa lain.

Beliau menegaskan bahwa apa yang dilakukan bangsa Iran telah mengguncang sendi-sendi kekuatan arogansi dunia. Bangsa Iran telah membuktikan bahwa kemajuan bisa dicapai tanpa mengandalkan bantuan dari AS atau negara-negara adidaya. Kemajuan bahkan bisa dicapai meski harus bermusuhan dengan mereka.

Kepada para pemuda, mahasiswa, pejabat negara, ulama dan semua pihak yang punya pengaruh di tengah masyarakat, Ayatollah al-Udzma Khamenei mengatakan, "Kita harus terus melangkah tanpa henti menuju puncak kemajuan termasuk di ranah politik, sains, teknologi, dan terlebih lagi di ranah akhlak dan spiritual. Dalam perjalanan ini kita harus selalu memperbaiki kekurangan yang ada."

Beliau menambahkan, "Melangkah tanpa henti menuju puncak kejayaan akan membuat rintangan yang ditebar musuh tak akan berfungsi, termasuk semua sanksi yang diterapkan atas negara dan bangsa ini."

Lebih lanjut Rahbar mengangkat masalah transformasi di negara-negara kawasan seperti Yaman, Bahrain, Mesir, Tunisia dan Libya. Beliau menyebut gerakan rakyat di negara-negara itu sebagai upaya untuk meraih harga diri bangsa dan menegakkan keadilan dan kebebasan di bawah naungan Islam.

"Menyebut gerakan ini sebagai kebangkitan Islam punya akar dan landasan logika yang kokoh. Bangsa-bangsa ini menginginkan keadilan, kebebasan dan sistem kerakyatan yang sesuai dengan keyakinan mereka. Melihat agama dan keimanan mereka, jelas bahwa yang mereka inginkan adalah landasan Islam. Karena itu dikatakan bahwa gerakan di kawasan ini adalah gerakan kebangkitan Islam," tegas beliau.

Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan upaya Barat dan rezim-rezim dependen untuk mengubah esensi kebangkitan rakyat di kawasan ini. Menurut beliau, salah satu yang mereka lakukan adalah dengan mengesankan bahwa kebangkitan rakyat ini tak ada gunanya.

"Mereka yang punya pengaruh di tengah masyarakat juga rakyat di negara-negara itu, jangan sampai tertipu permainan musuh," kata beliau mengingatkan.

Masih tentang situasi dan transformasi politik dan sosial di kawasan, Rahbar mengatakan, "Ketika gelora kebangkitan rakyat Mesir mencapai puncaknya, sebagian besar pemimpin di Dunia Barat dan rezim-rezim otoriter di kawasan menyatakan dukungan mereka kepada rezim Mubarak dan menyetujui aksi penumpasan gerakan rakyat. Tapi ketika gerakan rakyat Mesir mencapai kemenangannya, kekuatan-kekuatan dunia dan rezim-rezim dependen itu yang tak pernah bersedia mendengar suara rakyat atau mempedulikan hak-hak umum, tampil ke atas pentas dan berbicara tentang hak-hak sipil dan kerakyatan. Ini menunjukkan adanya pergeseran dan transformasi yang signifikan di kawasan."

Mesir, kata beliau, adalah negara yang besar dengan bangsanya yang punya sejarah panjang dan berpengaruh di kawasan. Para penguasa yang bobrok dan boneka asing selama berpuluh tahun telah menghinakan bangsa Mesir dan mengubah negara itu menjadi wilayah strategis bagi kepentingan rezim Zionis Israel. Sekarang, wilayah itu sudah keluar dari kendali kaum zionis.

Pemimpin Besar Revolusi menyinggung misi Husni Mubarak untuk menjamin keamanan rezim Zionis Israel meski dengan cara memenjarakan satu setengah juta warga Palestina di Gaza selama Perang 22 Hari. Beliau menambahkan, "Dengan jatuhnya rezim Mubarak, rezim Zionis Israel berada dalam kebingungan."

Mengenai ancaman para petinggi militer dan pejabat pemerintahan rezim Zionis Israel terkait masalah serangan ke Iran, Rahbar menyebutnya sebagai akibat dari kekalutan kaum Zionis dan kelemahannya. Beliau menegaskan, "Para petinggi Zionis menyadari bahwa kondisi mereka saat ini sangat ringkih. Langkah dan gerakan bodoh sama seperti petir yang akan menyambar kepala mereka."

Di saat yang sama, kata beliau, kondisi negara-negara Barat termasuk AS yang selama ini mendukung dan melindungi Israel tanpa syarat, terlilit masalah besar. Barat didera berbagai masalah ekonomi, finansial dan sosial yang serba sulit. Pemerintah di negara-negara itu kebingungan menghadapi tuntutan rakyat masing-masing. Salah satu imbas dari kondisi ini adalah jatuhnya pemerintahan di sejumlah negara Eropa yang selama ini mengekor kebijakan AS. Sementara, opini umum di negara-negara itu semakin membenci AS.

"Mereka berusaha mentransfer krisis tersebut ke wilayah Asia, Afrika dan kawasan ini dengan cara menebar masalah," ungkap beliau.

Ayatollah al-Udzma Khamenei mengingatkan umat akan tindakan AS dalam menebar isu perselisihan di negara-negara yang sedang bergolak. Cara ini, menurut beliau, dilakukan oleh Barat dan AS untuk mentransfer krisis yang ada di Barat. Untuk itu, semua pihak khususnya ulama dan kaum elit umat baik Syiah maupun Sunni supaya pandai-pandai bersikap sehingga tidak terjebak ke dalam perangkap musuh.

Rahbar memandang optimis perkembangan yang ada di negara-negara revolusi seperti Mesir dan Tunisia seraya mengatakan, "Dengan izin Allah, kestabilan dan ketenangan akan kembali ke negara-negara ini, khususnya Mesir, dan rezim-rezim diktator di kawasan akan tumbang."

Menyinggung situasi di Bahrain, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyatakan bahwa rakyat Bahrain berada dalam ketertindasan yang berlipat ganda. Mereka dibantai dan ditindas oleh rezim yang otoriter dan despotik. Suara protes mereka ditanggapi dengan tindakan yang sangat brutal, padahal yang dituntut oleh rakyat Bahrain adalah hal yang paling minimal dari sebuah negara yang demokratis.

Beliau menandaskan, "Di Bahrain, tuntutan rakyat bukan didengar tapi direaksi dengan mengubahnya menjadi isu perselisihan madzhab antara Syiah dan Sunni dan seiring dengan itu, mereka berusaha keras untuk menutup-nutupi fakta yang sebenarnya."

Namun, tambah beliau, dengan inayah Allah seluruh perjuangan di kawasan ini akan membuahkan hasil. Tapi, jangan sampai muncul isu perselisihan kelompok dan madzhab.

Di akhir pembicaraannya, Ayatollah al-Udzma Khamenei menegaskan, "Tak diragukan lagi bahwa masa depan bangsa-bangsa Muslim dan bangsa Iran akan lebih baik dari masa yang sebelumnya." [Islam Times/Khamenei.ir]

Kemelut OPEC:
Iran Mengecam KSA, Kuwait, UAE Karena Melanggar Kuota OPEC
IslamTimes - Gubernur OPEC dari Iran, Mohammad Ali Khatibi mengatakan beberapa negara anggota, terutama Arab Saudi, telah melanggar kuota dari organisasi produsen minyak.
Mohammad Ali Khatibi, Gubernur OPEC dari Iran
Mohammad Ali Khatibi, Gubernur OPEC dari Iran


"Arab Saudi dan dua sekutu (Kuwait dan Uni Emirat Arab) adalah pelanggar terbesar dari (kuota) OPEC," kata Khatibi, Sabtu (9/6/12).

Pejabat Iran menuduh negara-negara ini ingin membuat penurunan harga dengan lebih banyak –memompa minyak.

"Tidaklah benar bahwa dua atau tiga negara memberikan kompensasi bagi negara yang ditargetkan oleh sanksi ... anggota OPEC tidak harus menentang satu sama lain," tambah Khatibi.

Khatibi mengatakan Menteri Perminyakan Iran Rostam Qasemi telah mengirimkan surat keluhan kepada Sekretariat OPEC untuk memprotes langkah ke-tiga negara Arab itu.

Menurut utusan Iran, Arab Saudi mendapat tekanan dari Uni Eropa dan AS untuk meningkatkan produksi dalam rangka untuk memungkinkan pelaksanaan sanksi minyak terhadap Iran.

Pada tanggal 23 Januari Uni Eropa menyetujui sanksi baru terhadap minyak dan sektor keuangan Iran. Sanksi-sanksi yang dimaksudkan untuk mencegah negara anggota Uni Eropa dari membeli minyak mentah Iran atau melakukan bisnis dengan bank sentral Negara itu. Embargo dijadwalkan akan dimulai berlaku pada 1 Juli.

Langkah itu muncul setelah AS menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran pada malam tahun baru dengan tujuan mencegah negara-negara lain dari mengimpor minyak Iran dan melakukan transaksi dengan bank sentral.

AS dan beberapa negara Barat menuduh Tehran mengejar tujuan militer dalam program energi nuklirnya dan telah menggunakan dalih ini untuk mendorong empat putaran sanksi PBB dan serangkaian sanksi sepihak terhadap Republik Islam.

Iran telah berulang kali membantah tuduhan Barat, dengan alasan bahwa sebagai penandatangan Perjanjian Non-Proliferasi nuklir dan anggota Badan Energi Atom Internasional, Iran berhak untuk mengembangkan dan memperoleh teknologi nuklir untuk tujuan damai. [IT/r]


Kemandirian Ekonomi
Rakyat Iran dan Ekonomi Perlawanan
Islam Times- Sekarang ini, diakui atau tidak rakyat dan pemerintah di seluruh dunia terinspirasi oleh gerakan revolusi Islam di Iran, yang telah mengilhami gerakan nasional di beberapa wilayah Timur Tengah dan Afrika.
Rakyat Iran dan Ekonomi Perlawanan

Revolusi Islam Iran tahun 1979 membuka peluang dan harapan pada pembentukan satu sistem politik baru yang dirancang untuk menghormati nilai-nilai demokrasi dan spiritual sekaligus. Dan ini dibuktikan oleh Iran yang Islami. Hingga tiga dekade terakhir ini, pemerintah Iran tetap bertahan dan senantiasa eksis dalam tekanan kekuatan global yang sistematis, dan Iran tetap bergerak maju bersama kehendak rakyatnya.

Sekarang ini, diakui atau tidak rakyat dan pemerintah di seluruh dunia terinspirasi oleh gerakan revolusi Islam di Iran, yang telah mengilhami gerakan nasional di beberapa wilayah Timur Tengah dan Afrika.

Dari awal revolusi Islam, kekuasaan trans-regional menggunakan semua cara yang mereka miliki untuk melemahkan kemerdekaan bangsa Iran. Dan ini akan terus berlanjut selama Iran tetap bersikeras mempertahankan nilai-nilai nasional dan spritual tersebut.

Setelah perang skala besar yang dipaksakan kepada bangsa Iran gagal menghancurkan revolusi Islam dan muatan spriritualnya, kekuatan arogansi global menyusun rencana baru, terutama dalam bentuk sanksi ekonomi yang lebih lemah gemulai namun menyengat. Itu semua diberlakukan untuk mematahkan perlawanan Iran atas perlawanan mereka. Namun cara ini juga gagal untuk melemahkan tekad Iran untuk tetap maju dan bahkan diberbagai bidang-bidang ilmiah dan teknologi yang beragam, Iran kian mendominasi tidak saja dikawasan Timur Tengah namun juga dunia.

Sama seperti proses tekanan AS kepada Iran dekade tahun 1952, peperangan AS saat ini terhadap Iran dan kekuatan-kekuatan global lebih mengarah pada peperangan ekonomi. Namun, Iran sadar akan hal itu yang kemudian bangsa ini melengkapi dan membentengi dirinya dengan solusi ekonomi baru sebagai counter serangan ekonomi kekuatan Barat tersebut.

Pemimpin Revolusi Islam sendiri mengatakan bahwa musuh sekarang ini lebih memfokuskan upaya pada plot sektor ekonomi Republik Islam.

"Tanda-tanda plot tersebut dapat dibaca lebih tegas dalam situasi sekarang ini. Tapi, insya Allah, bangsa Iran akan mengatasi hambatan tersebut dengan tegas, karena rakyat Iran sudah mampu menghapus semua hambatan yang lain," katanya.

Dan pilihan terbaik yang dipilih bangsa Iran untuk menyelesaikan masalah ekonominya saat ini adalah mengembangkan potensi yang dimiliki bangsa ini melalui agenda ekonomi baru di mana sanksi malah dijadikan sebagai identifikasi kesempatan dan peluang untuk menumbuhkan semangat dan bukan sebagai semata-mata ancaman.

Bagi rakyat Iran, proyek ekonomi tersebut mereka sebut sebagai "ekonomi perlawanan". Karena rakyat Iran melandasi pendekatan "ekonomi perlawanan" berdasarkan pada gagasan bahwa tunduk kepada tekanan akan berakhir dengan bencana. Dan ini adalah perlawanan itu sendiri yang akhirnya menghasilkan kemenangan.

Dan begitulah bangsa Iran menjadikan tekanan sebagai peluang dan harapan, menjadikan tekanan sebagai perlawanan untuk tetap berdiri diatas kaki sendiri.

Pada Minggu, 29/04/12 dihadapan rakyat Iran, kembali Pemimpin Revolusi Islam mengatakan, "Untuk merealisasi tujuan negara, termasuk kemerdekaan berpolitik, memerlukan swasembada dan kemandirian ekonomi. Dan kemandirian ekonomi tergantung pada promosi produksi nasional, sementara produksi nasional diperoleh melalui pemakaian sejati dan rasa hormat secara kolektif". [Islam Times/on]

Iran Termasuk Top 10 dalam Kekuatan Militer
IslamTimes. Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan Republik Islam Iran sekarang di antara 10 negara terkuat di dunia dalam kemampuan pertahanan.
Iran Termasuk Top 10 dalam Kekuatan Militer
Saya dapat menyatakan dengan keyakinan penuh bahwa pada sektor pertahanan, Iran di antara 10 negara terkuat di dunia," kata Brigadir Jenderal Vahidi kepada wartawan di Teheran, Minggu.

Pada tanggal 7 Juni Asisten Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Ali Shamshiri mengatakan bahwa Iran saat ini termasuk dalam urutan atas pada militer dan dalam kemampuan rudal.

Dia juga mencatat bahwa Republik Islam Iran berada dalam posisi unggul dalam hal kemampuan pertahanan.

Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah membuat prestasi besar di bidang pertahanan dan memperoleh kemandirian dalam perangkat keras militer, sistem dan pertahanan.

Negara ini telah berulang kali menegaskan bahwa kekuatan militer semata-mata berdasarkan pada doktrin pertahanan negara dan hal itu tidak menimbulkan ancaman bagi negara lain.(IslamTimes/TGM)

Militer Iran:
Pesawat Tak Berawak – Drone – Iran Meluncur Ke Udara
IslamTimes - Managing Direktur Organisasi Departemen Industri Pertahanan Aviasi Iran, Manouchehr Manteqi telah menggarisbawahi kemampuan Iran untuk memproduksi pesawat udara tak berawak (UAV), mengatakan pesawat itu telah terbang mengudara di negara itu.
Ababil, pesawat tanpa awak -drone- Iran
Ababil, pesawat tanpa awak -drone- Iran


Berbicara pada upacara di Tehran pada hari Minggu (10/6/12), Manteqi mengatakan bahwa pada akhir tahun kalender Iran saat ini (mulai 20 Maret) UAV akan dapat dikirim ke wilayah manapun di negara ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah mengembangkan sejumlah varian dari pesawat domestik Ababil yang dikemudikan dari jarak jauh-, termasuk taktis Ababil-5 untuk misi pengintaian dan pengawasan jarak menengah, Ababil-T untuk misi serangan jarak pendek / menengah, dan juga Ababil-B dan-S.

Berbicara kepada wartawan setelah pertemuan kabinet di ibukota pada tanggal 29 Januari Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan Republik Islam akan segera meluncurkan sebuah pesawat pengintai baru buatan dalam negeri untuk angkatan laut.

Pesawat patroli maritim baru memiliki durasi penerbangan tinggi, memungkinkan untuk menjaga wilayah maritim di bawah pengawasan melalui subsistem optik dan radar.

Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah membuat prestasi besar di bidang pertahanan dan memperoleh kemandirian dalam perangkat keras sistem militer dan pertahanan penting.

Iran telah berulang kali meyakinkan negara-negara lain, terutama tetangga di daerah, dimana kekuatan militernya tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara lain, bersikeras bahwa doktrin pertahanannya semata-mata didasarkan pada pencegahan. [IT/r]

Gerakan GMJ untuk Palestina
Laporan GMJ: Intelijen RI Deportasi Munawarman dari Yordania!
Islam Times- Namun, negosiasi tersebut tidak membuahkan hasil karena kenyataannya saudara Munarman SH, tetap tidak bisa masuk ke Yordania. Alasan yang disampaikan oleh pihak Imigrasi Yordania bahwa penolakan Munarman adalah atas permintaan pihak intelijen RI.
Laporan GMJ: Intelijen RI Deportasi Munawarman dari Yordania!

Munarman, salah satu dari 9 orang Tim Global March to Jerusalem (GMJ) ditolak masuk di Yordania pada Selasa (27/3) kemarin. Perwakilan dari FPI ini kemudian dideportasi.

"Setibanya di Bandara Amman, Selasa (27/3) pukul 08.40 waktu setempat, Munarman SH, ditolak kedatangannya oleh pihak imigrasi dan intelijen Yordania. Munarman juga dipaksa untuk pulang ke Indonesia pada hari itu juga," jelas Presidium MER-C Dr. Joserizal Jurnalis, SpOT yang memimpin Tim GMJ dalam rilis yang diterima detikcom, Rabu (28/3/2012).

dr. Joserizal kemudian menyampaikan bahwa terkait hal ini tim sudah berusaha meminta bantuan kepada KBRI di Amman untuk membantu bernegosiasi dengan pihak imigrasi Yordania. Duta Besar RI di Jordan Zainul Bahar Nur bahkan langsung datang ke bandara untuk melakukan negosiasi dengan pihak imigrasi Yordania.

Namun, negosiasi tersebut tidak membuahkan hasil karena kenyataannya saudara Munarman SH, tetap tidak bisa masuk ke Yordania. Alasan yang disampaikan oleh pihak Imigrasi Yordania bahwa penolakan Munarman adalah atas permintaan pihak intelijen RI.

"It's not from our side' kata mereka. Ketika Cat Steven (Yusuf Islam) berkunjung ke Amerika tetapi ditolak oleh pihak imigrasi Amerika, pemerintah Inggris menyampaikan nota protes dan kecaman kepada pemerintah Amerika. Tetapi apa yang dialami oleh rakyat Indonesia sungguh berbeda,” ungkap dr. Joserizal.

“Ketika Cat Steven (Yusuf Islam) berkunjung ke Amerika tetapi ditolak oleh pihak imigrasi Amerika, pemerintah Inggris menyampaikan nota protes dan kecaman kepada pemerintah Amerika. Tetapi apa yang dialami oleh rakyat Indonesia sungguh berbeda,” ungkap dr. Joserizal.

79 WNI Ikut GMJ

Sementara itu, hingga saat ini total jumlah delegasi Indonesia di bawah koordinasi MER-C yang akan mengikuti GMJ berjumlah sekitar 79 orang. Dua delapan (28) orang diantaranya mengikuti GMJ melalui konvoi darat (rute 1) yang telah bertolak ke Karachi (Pakistan) pada tanggal 9 Maret 2012 lalu. Sementara sisanya, sebanyak 51 orang mengikuti GMJ melalui rute 2, yaitu dari Jakarta langsung ke Amman Yordania yang dibagi menjadi beberapa gelombang keberangkatan. Delegasi Indonesia bersama jutaan rakyat sipil dari berbagai penjuru dunia akan berkumpul dan melakukan kampanye damai di perbatasan Israel – Yordania pada tanggal 30 Maret 2012 mendatang.

Delegasi Indonesia terdiri dari perwakilan sejumlah lembaga peduli Palestina seperti MER-C, VOP (Voice of Palestina), Aqsa Working Group (AWG), Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI), Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Forum Indonesia Muda (FIM), Front Pembela Islam (FPI), I Love Muhammad Network, Perwakilan Mahasiswa dan juga 3 orang jurnalis dari TV One, Metro TV dan Harian Umum Republika.

"Misi kali ini adalah untuk pembebasan Jerusalem dari cengkeraman zionis Israel. “Global March to Jerusalem adalah gerakan penyadaran masyarakat dunia bahwa kota Jerusalem adalah kota untuk 3 agama: Islam, Kristen dan Yahudi serta milik pecinta Kemanusiaan dan Keadilan. Bukan milik Zionis,” tegas Joserizal. [Islam Times/on/Detiknews]

Hegemoni Global
Tragedi Sukhoi Superjet 100 dan Sabotase AS!
Islam Times- "Kami tahu bahwa mereka (AS) memiliki teknologi khusus (yang kita juga punya) yang bisa mengganggu sinyal-sinyal dari darat atau menyebabkan pembacaan parameter rusak," ujar pejabat tersebut.
http://fotografersha.livejournal.com/252699.html
http://fotografersha.livejournal.com/252699.html

Semua faham dan semua mengerti bahwa Sukhoi Superjet 100 bukan pesawat coba-coba, bukan pesawat buatan insinyur kemarin sore. Pilotnya pun penerbang terbaik di Rusia. Cuaca juga tak terlalu buruk bagi burung besi ultramodern itu. Lantas, apa yang menyebabkannya burung besi buatan Rusia itu berkeping-keping di Gunung Salak? Mengapa pula tebing yang katanya tertabrak itu tidak menunjukkan bekas tabrakan? Mengapa hanya terlihat bekas tanah yang berguguran dan sedikit longsor ke bawah? Kenapa pula burung besi itu sampai berkeping-keping dan hanya menyisakan sekerat besi ekor bagian atas tanpa blackbox?

Media-media nasional hari ini, melaporkan adanya spekulasi berhembus seputar tragedi pesawat Sukhoi Superjet 100 ini. Berita online seperti Detiknews.com, Kamis/ 24/05/12 menurunkan berita berjudul cukup menghentak, “Rusia Selidiki Dugaan Sukhoi Disabotase AS!”. Menurut detik yang menuklil berita dari tabloid Komsomolskaya Pravda, salah satu harian yang paling banyak dibaca di Rusia seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (24/5/2012), intelijen Rusia berpikiran bahwa pesawat tersebut kemungkinan telah disabotase Amerika Serikat! Sebuah teori sabotase itu kini tengah diselidiki pihak intelijen Rusia, tandas detik.

Dalam artikel bertajuk “Are the Americans implicated in the Superjet crash?”, media tersebut mengutip pejabat-pejabat Rusia yang tidak disebutkan namanya. Dikatakan pejabat-pejabat itu, rival-rival aviasi Rusia tertarik melihat kejatuhan pesawat komersial terbaru Rusia tersebut.

“Kami tahu mereka memiliki peralatan khusus yang dapat memotong komunikasi, mengganggu sinyal dari darat atau mengganggu parameter kapal,” kata seorang jenderal GRU tanpa mau disebutkan namanya kepada tabloid Komsomolskaya Pravda, Kamis, 24 Mei 2012.

Pejabat tersebut mencetuskan, badan intelijennya, GRU “telah lama melacak kerja Angkatan Udara Amerika Serikat di bandara Jakarta”. “Kami tahu bahwa mereka (AS) memiliki teknologi khusus (yang kita juga punya) yang bisa mengganggu sinyal-sinyal dari darat atau menyebabkan pembacaan parameter rusak,” ujar pejabat tersebut.

“Mungkin inilah ‘permasalahan’ sebenarnya dalam kejadian ini,” cetus pejabat Rusia itu.

Jika pernyataan ini benar maka seolah membenarkan laporan praktisi penerbangan Jeffrey Adrian yang mengatakan bahwa jalur penerbangan Indonesia adalah jalur neraka. Bahkan dengan kondisi demikian ini Indonesia tetap saja anteng dan tidak punya akses memeriksa mengapa wilayah udara yang seharusnya bersih yang menurut Jeffrey tidak saja pilot bisa ndangdutan atau ngejazz bahkan suara phone sex pernah ia dengar ketika sedang mengemudikan pesawat. “Bahkan, maaf, itu (Phone Sex) saya pernah dengar ketika di udara,” kata Jeffrey, Sabtu (12/5/2012), Tribunnews.

Kemudian terkait dengan human error karena kelengahan pilot, data-data menunjukkan bahwa Yablontsev bukan pilot kemarin sore. Lebih dari 14 ribu jam terbang di atas 221 jenis pesawat telah ia kantongi. United Aircraft Corporation menyebut lulusan sekolah tinggi pilot militer Rusia itu sebagai satu yang terbaik. Sejak Superjet dalam pengembangan hingga uji terbang pertama, Yablontsev selalu terlibat. “Dia pilot yang selalu kasih perhatian besar kepada keamanan saat terbang,” kata Wakil Menteri Industri dan Perdagangan Rusia Yury Slyusar saat jumpa pers di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat beberapa pekan silam.

Terkait Parasut
Jika bukan Yablontsev sang pesawat, lantas siapakah yang mengenakan parasut? Banyak yang berspekulasi. Pengamat intelijen , Prayitno Ramelan, punya pertanyaannya sendiri. “Adakah di pesawat tersebut,” katanya di sebuah blog, “terdapat orang lain yang sudah mempersiapkan diri dengan parasut, yang mempunyai niat tidak baik? Adakah ini hijacking (pembajakan)?”

Spekulasi ini bisa menarik gerbong spekulasi yang lain. Tak heran jika bantahan segera datang. Awalnya dari polisi, menyanggah ada parasut di antara barang milik korban. Lalu Tim Investigasi Rusia menegaskan tak ada awak kabin yang mengenakan parasut. Payung udara itu, kata mereka, hanya dipersiapkan untuk melindungi survival kit jika pesawat mendarat darurat. “Parasut itu ada di dalam satu kotak kontainer yang merupakan kit kalau pesawat harus mendarat darurat,” kata anggota tim Rusia, Sergey Korostiev di Halim, Selasa beberapa pekan lalu.

Tamu Tak Diundang?
Tapi soal “jenazah berparasut” cuma satu dari sekian banyak pertanyaan soal tragedi nahas Rabu sore itu. Teka-teki berikut menyorot manifes penumpang yang berubah-ubah. Daftar yang beredar memuat 50 nama penumpang. Namun, belakangan jumlah itu diubah menjadi 48 dan terakhir 45 orang. Angka itu pun tak berasal dari manifes tapi buku tamu.

Lalu, mana yang akurat? Konsultan perwakilan Sukhoi di Indonesia PT Trimarga Rekatama, Sunaryo, mengaku manifes asli ‘tak sengaja’ terbawa terbang bersama seorang staf Trimarga bernama Arif Wahyudi. “Seharusnya daftar manifes ditinggal,” katanya.

Nah, daftar penumpang yang tak seratus persen akurat justru membuka spekulasi kemungkinan adanya “tamu tak diundang” di atas pesawat. Jurnalis investigasi asal Amerika Serikat, Wayne Madsen menyebut hal ini sebagai indikasi adanya sabotase. Madsen, yang bekas analis National Security Agency, itu mengutip kecurigaan sumbernya di Jakarta tentang sabotase industrial yang dilakukan untuk mencegah Rusia mengetam kue besar bisnis penerbangan yang selama ini ada di meja Boeing – raksasa penerbangan yang kerap mendapat bantuan pendanaan dari pemerintah Amerika Serikat.

Komplit dan Serba Canggih
Sukhoi Superjet 100 jelas bukan pesawat coba-coba. Pesawat ini secara penuh sudah dioperasikan Aeroflot Rusia dan Armavia Armenia. Sekitar 280 unit siap dipesan sejumlah negara. Kehandalan dan kelayakan terbang pesawat ini semestinya tak diragukan lagi. Superjet yang terbang perdana Mei 2008 telah meraih sejumlah sertifikat Uni Eropa.

Superjet juga dilengkapi sistem keamanan penerbangan mutakhir. Ada MOCA (Minimum Obstacle Clearance Altitude) yang bisa memberitahu pilot tentang ketinggian minimum pesawat pada radius lokasi tertentu. Lalu TAWS (Tactical Airborne Warning System), sistem yang secara otomatis akan memberi peringatan dini jika ada rintangan menghadang di hadapan. Tak ketinggalan, GPW (Ground Proximately Warning System).

Namun, kontroversi tetap muncul. Pemicunya adalah perangkat ELT (Emergency Locator Transmitter). ELT bertugas mengirim sinyal saat pesawat mengalami kecelakaan. Celakanya, ELT milik Sukhoi tak berfungsi, malah ada yang bilang sudah ketinggalan jaman. Akibatnya, Badan SAR Nasional pun harus ‘berdarah-darah’ melacak lokasi kecelakaan. Bahkan spekulasi terakhir muncul, jika blackbox (kotak hitam) burung besi tersebut tidak ada (sampai sekarang belum ditemukan).

Cuaca Buruk atau Kelalaian?
Kontroversi berlanjut terkait cuaca. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional mengklaim awan pekat dan bersusun-susun Kumulonimbus menggulung wilayah seputaran Gunung Salak. Namun, itu dibantah Badan Metereologi Klimatologi, dan Geofisika. “Sesuai data pemantauan yang kami punya, kondisi cuaca baik-baik saja. Tak ada awan Kumulonimbus,” tegas Kepala Badan Sri Woro Buadiati Harijono.

Faktor kesalahan manusia selain pilot ada pada pundak para pengatur lalu-lintas langit, di menara ATC (Air Traffic Controller). Namun, penjelasan Deputi Senior General Manager PT Angkasa Pura II Mulya Abdi malah menunjukkan baik ATC maupun pilot sama-sama tak berdosa. Permintaan Yablontsev untuk turun dari ketinggian 10.000 kaki ke 6.000 kaki terjadi saat Superjet berada di area aman di atas langit Lapangan Udara Atang Sanjaya, Bogor.

“Mau berapa kali pun dia (pilot) melakukan orbit (manuver), boleh-boleh saja di situ-situ terus,” kata Mulya. Lantas, mengapa Superjet yang berada pada 6.000 kaki tak lama kemudian mengarah ke Gunung Salak yang memiliki ketinggian 7.254 kaki. “Saya tidak boleh mengeluarkan statement apa-apa soal itu. Itu sudah wilayahnya KNKT.”

Pejabat KNKT sendiri bilang mereka paling tidak perlu waktu empat bulan untuk memerika Blackbox, Kotak Hitam, instrumen penerbangan yang menyimpan seluruh data SSJ100 di hari naas itu. Nah, bagaimana publik mendapat jawaban yang tuntas dari tragedi ini sementara blackbox yang seharusnya ada dibuntut burung besi itu ternyata tidak ada? Waktu kan berbicara?

Namun yang pasti, angka-angka deal pembelian pesawat boeing (Informasi nilai pembelian pesawat Boeing oleh Lion sebesar Rp 19,5 triliun [Tempo, 19 Nov 2011] http://www.tempo.co/read/news/2011/11/19/09036 7370/Obama-Lihat-Lion-Air-Borong-Boeing-Rp-195 -Triliun. Berita-berita dari media lain, termasuk Kompas menyebutkan angka Rp 195 triliun, dan dalam dolar bernilai 21,7 miliar. http://internasional.kompas.com/read/2011/11/18/09013089/Lion.Air.Borong.230.Pesawat.Boeing.737 ]).

Wayne Madsen di situs Strategic Culture Foundation bilang bahwa masuknya Superjet 100 ke pasar penerbangan telah menguntungkan Indonesia. Tapi, di sisi lain, keberadaannya mengancam bisnis Boeing.

Madsen bilang, “Karenanya, ada kemungkinan Amerika tidak ragu melakukan sabotase industri pesaingnya, terutama pada saat masuk ke Asia,” ujar Wayne. [ http://www.strategic-culture.org/news/2012/05/12/was-industrial-sabotage-at-play-with-super-jet-crash-in-indonesia.html ]

Tentu saja angka-angka diatas mengindikasikan kehidupan dan harapan kembali nafas-nafas sengal warga AS yang kini mulai menjalani hidup dengan menggangur dan mengantri kupon makan pemerintah. [Islam Times/on]

Gejolak Suriah:
Analis Amerika: Agen CIA, MI6 Mengarahkan Pembantaian di Suriah
IslamTimes - Seorang penulis Amerika mengatakan agen CIA dan MI6 mengarahkan kelompok bersenjata untuk melakukan pembantaian di dalam wilayah Suriah, laporan Press TV.
Pemberotak Suriah
Pemberotak Suriah


Stephen Lendman, penulis dan penyiar radio dari Chicago, mengatakan "pasukan khusus" CIA dan MI6 yang di Syria sekarang, mengarahkan pembantaian.

"Mereka pergi mengejar loyalis pro-Assad," ujar Lendman dalam sebuah wawancara dengan Press TV, Sabtu (9/6/12).

"Tidak per dipertanyakan lafi, ini adalah perang yang diatur Washington."
"Ini perang peringkat rendah sampai-sampai NATO belum harus terlibat langsung. Tapi itu adalah persis apa yang terjadi di Libya tahun lalu. Pemberontakan dimulai,. Washington mengatur itu. Gerilyawan direkrut. Mereka didanai. Mereka dipersenjatai. "

Penulis Amerika menyatakan bahwa Suriah telah "ditargetkan untuk melakukan perubahan rezim sejak bertahun-tahun, setidaknya satu dekade."

Lendman juga mengacu pada rencana perdamaian enam poin yang disampaikan oleh utusan PBB-Liga Arab untuk Suriah, Kofi Annan, pada bulan Maret.

"Apa yang disebutnya rencana perdamaian yang menempatkan tanggung jawab padanya. Dia hampir tidak (berani) menyebutkan ini pemberontak, ini pasukan pembunuh, ini pembunuh. "

"Saya telah menulis tentang Kofi Annan. Saya telah menulis beberapa kali tentang dia. Selama masa jabatannya sebagai Sekjen PBB, satu dekade, satu dekade yang solid, dia tidak pernah melakukan hal untuk menghentikan perang imperialis, "tambah Lendman.

Ia membuat komentar itu pada hari yang sama ketika oposisi Suriah Nasional (SNC) memilih Abdulbaset Saida, 56-tahun, aktivis Kurdi, sebagai pemimpin baru pada pertemuan di Istanbul.

Saida menggantikan mantan pemimpin SNC Burhan Ghalioun, yang mengundurkan diri pada bulan Mei.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Moskow pada 9 Juni bahwa Rusia "tidak akan ada sanksi penggunaan kekerasan (terhadap Suriah) di Dewan Keamanan PBB."

Lavrov menambahkan bahwa rencana Annan mulai "bernar benar goyah," tapi bahwa "tidak ada alternatif" untuk itu. [IT/r]

Infiltrasi Amerika di Indonesia
Dosa Fatal Siti Fadilah Supari di Mata Duta Besar AS
Islam Times- Sekitar 90% — sebagian ahli menyebut angka 96% — obat jadi dan bahan baku obat di Indonesia berasal dari luar negeri. Sementara dari 300 lebih perusahaan farmasi di Indonesia, 29 di antaranya adalah perusahaan farmasi asing. Yang terakhir menguasai 25% pangsa pasar yang diperkirakan mendekati Rp 40 triliun pada 2011.
Dosa Fatal Siti Fadilah Supari di Mata Duta Besar AS

Nama Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari hari-hari ini menghiasai ruang pemberitaan nasional. Pasalnya, mantan Menkes tersebut diketahui dituduh dan telah ditetapkan oleh kepolisian sebagai tersangka terkait dugaan korupsi pengadaan proyek alat kesehatan tahun anggaran 2005. Hal itu terungkap dari kesaksian bekas bawahan dari anggota Dewan Pertimbangan Presiden Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut, dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis, 12 April 2012.

Pada Jumat, (13/04/12) mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengatakan akan mengkonfirmasi berita penetapan status tersangka atas dirinya. "Saya akan cek ke Markas Besar Kepolisian kenapa nama saya bisa muncul," katanya pada Kamis, 12 April 2012.

Dia mengatakan rencananya pada hari ini, Jumat, 13 April 2012, akan mengkonfirmasi berita tersebut. "Yang ingin saya cari tahu kasus apa yang sedang ditangani oleh Mabes sehingga nama saya bisa sampai keluar di persidangan," ucapnya. "Cara konfirmasinya seperti apa itu urusan saya, bisa datang langsung ataupun melalui telepon," kata Siti, Tempo.co.

Hanya saja Siti yang sekarang menjabat sebagai Wakil Tim Pertimbangan Presiden enggan berkomentar apa benar dirinya pernah diperiksa oleh Mabes Polri. "Saya tidak mau berkomentar masalah itu," katanya.

Dia hanya mengatakan pernah diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi tujuh kali. "Kesemuanya terkait dengan tudingan penunjukan langsung di Kementerian Kesehatan," ucapnya.

Tapi terlepas dari itu semua, ada hal menarik yang lepas dari sorot media terkait dengan kiprah sosok wanita yang pernah menjadi musuh nomor wahid Kedutaan Besar AS untuk Indonesia ini.

Inilah ceritanya. Sebuah kisah yang menghidupkan kembali dua tahun ketegangan antara Departemen Kesehatan (Fadilah Supari) dan kongsi raksasa farmasi asing. Analisa ini pernah dipublish di Islam Times beberapa bulan lalu.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan The Jakarta Globe, Duta Besar Scot Alan Marciel pernah mengatakan kalau dia kecewa dengan hadirnya aturan yang mengharuskan perusahaan farmasi asing mendirikan pabrik peracikan obat di dalam negeri.

Setidaknya ada 10 perusahaan farmasi Amerika Serikat yang beroperasi di Indonesia saat ini. Termasuk di antaranya Pfizer dan Merck, dua raksasa farmasi di Wall Street sekaligus lumbung uang partai politik di Amerika.

Di Indonesia, mereka memperebutkan pasar farmasi yang angkanya ditaksir US$ 3,9 miliar pada 2011. Angka yang besar untuk kompetitor yang sedikit: kurang dari 100 perusahaan farmasi.

Tahun demi tahun dalam beberapa dekade terakhir, praktis tak ada kendala bagi operasi perusahaan ini di Indonesia. Lewat anak usaha di Indonesia, mereka leluasa mengimpor obat-obatan dari pabrik mereka di Amerika lalu dipasarkan di sini. Sebuah kegiatan bisnis yang menggiurkan. Ladang kerja yang seolah tak berkesudahan untuk publik di Amerika.

Mimpi buruk mereka mulai hadir pada 2008. Ketika Menteri Kesehatan saat itu, Siti Fadilah Supari, mengeluarkan sebuah aturan yang mengharamkan mereka berbisnis dengan cara lama – mengimpor dan berjualan obat impor di Indonesia – sampai mereka mendirikan pabrik peracikan obat di dalam negeri. Tujuan aturan itu mulia, kata Menteri Siti Fadilah: agar terjadi alih teknologi, investasi farmasi meningkat plus membuka lapangan kerja baru di Indonesia.

Menteri Siti kala itu memberi waktu tenggang lima tahun. Jika pendirian pabrik dirasa berat, dia memberi keleluasaan bagi mereka untuk bermitra dengan industri farmasi lokal yang sudah punya pabrik. Dia juga memberi tenggang dua tahun bagi perusahaan farmasi asing untuk memperbaharui izin edar obat impor yang habis masa berlakunya lepas lahirnya aturan baru.

Aturan Menteri Siti itu tak ubahnya lembing yang merobek perut perusahaan farmasi asing. Pendirian pabrik di Indonesia berarti investasi baru, pengeluaran tetap yang besar. Dan transfer teknologi berarti melapangkan kemerdekaan Indonesia dari obat-obat impor.

Sekitar 90% — sebagian ahli menyebut angka 96% — obat jadi dan bahan baku obat di Indonesia berasal dari luar negeri. Sementara dari 300 lebih perusahaan farmasi di Indonesia, 29 di antaranya adalah perusahaan farmasi asing. Yang terakhir menguasai 25% pangsa pasar yang diperkirakan mendekati Rp 40 triliun pada 2011.

“Jika perusahaan farmasi asing itu ingin mendapat izin (berjualan obat impor di Indonesia),” kata Menteri Siti Fadilah ke Dow Jones Newswires saat itu, “mereka harus berinvestasi (mendirikan pabrik peracikan) di sini, dan tak sekadar mengambil untung dari pasar Indonesia. Mereka tak boleh lagi beroperasi layaknya perusahaan kelontong di sini, dengan sebuah kantor ukuran tiga kali tiga meter tapi mendulang keuntungan miliaran rupiah. Itu tak adil.”

India dan China telah menerapkan aturan serupa, kata Menteri Siti Fadilah.

Lewat aturan baru itu, Siti Fadhilah nampaknya ingin meniupkan nafas baru di sektor farmasi. Minimnya investasi termasuk salah satu faktor utama kenapa 98% bahan baku obat-obatan di Indonesia saat ini masih diimpor. Sebuah ironi besar yang menyebabkan harga obat selalu tinggi.

Kongsi perusahaan farmasi asing di Indonesia meradang dengan aturan baru itu. Pabrik baru berarti ongkos baru dan kemungkinan berimbas pada tenaga kerja di Amerika. Pabrik baru berarti transfer teknologi dan suatu saat Indonesia bisa jadi mandiri dalam produksi obat-obatan.

Nada-nada ancaman hengkang dari Indonesia bahkan sempat terdengar kala itu. Sesuatu yang segera ditanggapi oleh Menteri Siti Fadilah. “Kalau mereka mau angkat kaki, silahkan saja. Aturan baru ini akan memberikan perlakuan adil ke perusahaan farmasi yang telah berinvestasi dalam pendirian pabrik peracikan obat di Indonesia.”

Lobi perusahaan farmasi asing tak pernah berhenti sejak keluarnya aturan itu. Bahkan setelah Siti Fadilah terdepak dari kabinet. Tapi hingga November lalu, saat pemerintah semestinya mulai menerapkan aturan tersebut, usaha mereka gagal.

Scot Alan Merciel nampaknya jadi harapan terakhir kongsi farmasi asing itu.

Dalam unek-uneknya di The Jakarta Globe, Marciel cerita kalau penerapan aturan itu bisa “membawa membawa konsekuensi yang tak diinginkan” bagi Indonesia.

“Hukum dan regulasi dirancang dengan ide menciptakan lebih banyak bisnis di sini atau menciptakan lebih banyak lapangan kerja, tapi seringkali aturan yang ada justru membuat investor (asing) angkat kaki,” katanya.

Tak begitu jelas konsekuensi besar yang harus ditanggung Indonesia, selain kaburnya investor asing. Tapi di wawancara yang sama, Marciel sempat menyebut “dampak bantuan Amerika” untuk Indonesia. Dia bilang pemerintahnya telah berkomitmen memberikan hibah US$ 165 juta di sektor pendidikan dan US$ 140 juta untuk “isu-isu lingkungan” ke pemerintah Indonesia.

Hibah itu bukan “investasi atau utang yang harus dikembalikan”, katanya.

Dimana-mana hibah memang tak harus dikembalikan. Tapi jika untuk kelancaran dana hibah itu pemerintah Indonesia harus mengalah pada keinginan perusahaan farmasi asing, bantuan itu sebenarnya setali tiga uang dengan utang luar negeri.

Dan, akhirnya nasib berpihak pada kongsi farmasi asing. Pada 22 Oktober 2009, seiring habisnya masa jabatan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I, habis pula ‘cinta’ Presiden Susilo pada Menteri Siti Fadilah. Presiden menunjuk orang baru, Menteri Endang, dan pada yang terakhir lah kongsi farmasi asing mencantolkan harapan. Di situs resminya waktu itu, IPMG mengucap selamat pada Menteri Endang. Mereka menawarkan pujian dan harapan. Mereka ingin menteri baru merevisi aturan-aturan baru kefarmasian di era Menteri Siti Fadilah.

Pada 30 Juni 2010, BPOM mencabut aturan sebelumnya dan memperbolehkan peredaran produk-produk yang mengandung alkohol atau babi. Produsen atau importir bebas memasarkan produk sejenis tanpa perlu izin. BPOM hanya mewajibkan mereka mencantumkan keterangan berupa pernyataan dan gambar pada kemasan jika produk tersebut mengandung alkohol dan babi.

Pada Oktober 2010, sebulan sebelum habisnya tenggat izin edar obat jadi impor, menteri Endang berbicara ke DPR ihwal rencananya merevisi aturan registrasi obat impor. Sekitar sepekan setelahnya, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Scot Alan Marciel, wadul ke sebuah koran di Jakarta dan dia mengkritik kewajiban mendirikan pabrik obat bagi perusahaan farmasi asing di era Menteri Siti.

Pada Januari 2011, “titik temu” yang diharapkan Scot dan raksasa farmasi di belakangnya terdengar di DPR. Menteri Endang bilang perusahaan farmasi asing nantinya boleh mendirikan pabrik obat di Indonesia tanpa harus bermitra dengan perusahaan lokal. Harapan mulia transfer teknologi – dan cita-cita besar kemandiran obat orang sebangsa – yang pernah dirancang Menteri Siti Fadiliah kini kandas di kaki kongsi 29 perusahaan farmasi asing.

Kini, untuk berita terakhir ini, Anda tak perlu jadi profesor untuk bisa memastikan kalau tipis kemungkinan bakal ada pejabat di negara ini, bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekalipun, yang bakal punya nyali untuk sesumbar kalau penyusutan angka kematian ibu dan bayi dalam lima tahun ke depan karena kerja keras mereka semata. Ingin tahu alasannya? Sederhana: yang merancang, menyusun, mengawasi dan mendanai program besar penyelamatan nyawa ibu hamil dan bayi yang baru lahir di Indonesia saat ini adalah USAid, lengan pendanaan pemerintah Amerika Serikat.

Kenapa Amerika? Karena semua perusahaan Farmasi di Indonesia dalam gergasi Amerika dan dengan mudah memainkan harga obat? Kenapa untuk nyawa kaum ibu dan generasi yang baru pemerintah sampai membiarkan pihak asing yang bekerja? Cekak kah kas negara kita?

Usah dijawab semua pernyataan itu sekarang. Sebab di Jakarta, modus operasi yang sama dalam perusahaan Farmasi dan obat-obatan terulang disini. Mesin-mesin propaganda Amerika telah bekerja dalam putaran penuh untuk memastikan ‘kedermawanan’ dan ‘hibah’ mereka, sesuatu yang mereka sebut sebagai ajang “mempromosikan kemakmuran dan meningkatkan pemahaman antara Amerika dan Indonesia”, masuk di ruang-ruang pemberitaan.

Intinya pendek saja: USAid menganggarkan uang “hibah” kesehatan 55 juta dolar Amerika Serikat. Uang itu, katanya, untuk “pengurangan resiko tingkat kematian ibu dan anak yang baru lahir di Indonesia”.

Nama besar hibah lima tahun ini adalah ‘Expanding Maternal and Neonatal Survival’, disebut “Memperluas Kelangsungan Hidup Ibu dan Anak” disingkat EMAS.

USAiD “bermitra dengan Kementerian Kesehatan Indonesia, rumah sakit, dan pusat-pusat kesehatan”, kata pers Jakarta menyalin siaran pers lembaga.

Asisten Menteri Luar Negeri Amerika untuk Urusan Ilmiah, Kelautan dan Lingkungan Internasional, Kerri-Ann Jones, yang datang ke Jakarta saat peluncuran program pada Kamis, 21 Juli 2011, bilang kalau program “hibah” bakal “memastikan ibu dan anak yang baru lahir menerima perawatan yang diperlukan, di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat”.

“Langkah ini bagian utama dari Kemitraan Komprehensif Amerika-Indonesia,” katanya merujuk traktak yang digadang-gadang oleh Presiden Susilo sebagai dokumen yang mendudukkan Indonesia ‘setara’ dengan Amerika Serikat.

USAid bilang setiap tahunnya, ada 10.000 orang perempuan yang meninggal di Indonesia akibat komplikasi selama kehamilan dan proses persalinan. Lembaga juga bilang kalau sebagian besar kematian itu dapat dicegah andai rumah sakit atau puskesmas bisa memberi rujukan yang tepat, perawatan yang tepat, cepat dan efektif.

Betulkah begitu? Betulkah kematian ibu hamil di Indonesia karena semata karena kurangnya pengetahuan dan kecakapan dokter dan juru rawat serta minimnya fasilitas di balai kesehatan, termasuk rumah sakit dan Puskesmas? Betulkah demikian? Mengapa harga obat-obatan saban hari terus menerus menyundul langit? Bagaimana dengan sebab lain yang lebih laten semisal kemiskinan yang merontokkan sumsum ibu hamil? Bagaimana dengan korupsi yang membunuh peluang sejahtera orang banyak?

Seperti biasa, tak ada penjelasan yang memuaskan dari siaran pers USAid maupun pemerintah. Pun tak ada penjelasan kenapa statistik suram itu berbuntut program besar yang pelopor, pengawas dan pemodalnya adalah mereka – bukannya oleh pemerintah Indonesia, kalangan pegawai negeri, dari perawat, dokter, menteri hingga presiden, yang tiap bulan makan gaji dan telah disumpah untuk membaktikan jiwa dan raganya demi melayani anak bangsa.

Dalam sebuah dokumen di internet, USAid bilang program hibah kesehatan ini menyasar dua tujuan: (1) penyediaan fasilitas perawatan kehamilan dan neonatal emergency dan komplikasi kehamilan yang berkualitas, dan (2) meningkatkan ketepatan dan kejituan dalam sistem perujukan pasien di tingkat Puskesmas. Kata dokumen, pencapaian dua tujuan itu bakal bertumpu pada apa yang USAid sebut sebagai good governance, tata kerja yang rapih, apik dan terbuka, pada rumah sakit dan puskesmas yang menjadi target dana hibah (rencananya di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Utara).

Bagaimana menghadirkan good governance di tingkat puskesmas dan rumah sakit? USAid punya solusi. Katanya, khusus dalam program ini, mereka bakal banyak menggunakan “teknologi-teknologi maju di bidang komputer, telepon dan jejaring sosial”.

Masih sulit membayangkan wujud “hibah” setengah triliun Amerika ini. Tapi satu hal yang jelas: pemerintah Amerika Serikat, dengan sedikit dolar dan tenaga -setelah menguasai pangsa pasar obat-obatan dan mengontrol pasaran kemudian perusahaan-perusahaan farmasi- sebenarnya sedang menyusun cetak biru sistem pelayanan kesehatan rakyat Indonesia dan pemerintah kita membukakan jalan untuk semua langkah itu. Ironis dan tragis! Lalu apa yang ‘masih’ diharapkan rakyat dari pemerintah?

Dan selamat buat Bu Endang Sedyaningsih. [Islam Times/on/]

Beberapa dokumen PENTING:
-- http://www.4shared.com/document/fe9M_uKi/fileA110920100423164213.html
-- http://www.4shared.com/document/f1NoFtUW/HK00051233516.html
-- http://www.4shared.com/document/q46-qu68/KMK_No_410_ttg_Perubahan_KMK_N.html
-- http://www.4shared.com/document/ypWULvgs/permenkes-949-2000-ttg-registr.html
-- http://www.4shared.com/document/Z8Xcbwlz/PMK_1120-Rev_KMK_1010.html
-- http://www.4shared.com/document/pM0wRwGJ/PMK_No_1010_ttg_Registrasi_Oba.html
-- http://www.4shared.com/document/RfrkZnTv/PMK_No_1120_ttg_Perubahan_Atas.html
-- http://www.4shared.com/document/s36HpeJ8/PP_No_51_Th_2009_ttg_Pekerjaan.html
-- http://www.4shared.com/document/nhVFtHIn/registrasi_obat.html
-- http://www.4shared.com/document/kuiTN7LY/regulasi_telekomunikasi_pp_per.html

0 comments to "INDONESIA Tidak TOLERANSI...???? (Siapa Bilang..!!! : Kalau ukurannya PENDIRIAN GEREJA, faktornya adalah lingkungan. Di Jawa, pendirian Gereja sulit, tapi di Kupang (Batuplat) pendirian MASJID juga sangat sulit. Belum lagi pendirian Masjid di Papua. ICIS selalu melakukan mediasi. Kalau ukurannya LADY GAGA dan IRSHAD MANJI, bangsa mana yang ingin tata nilainya dirusak kecuali mereka yang ingin menjual bangsanya sendiri untuk kebanggaan intelektualisme kosong? Kalau ukuran HAM, lalu di Papua kenapa saat TNI/ Polri/ Imam Masjid berguguran tidak ada yang bicara HAM?"

Leave a comment