Surah Al-Ahzāb : 33
Pensucian Ahlul Bayt as
“Sesungguhnya Allah hendak menghilangkan segala
jenis kekotoran darimu wahai Ahlul bayt dan mensucikanmu sesuci-sucinya.”
Berdasarkan riwayat dari Aisyah, Ummu Salamah, Abu Sa’id
Al-Khudri dan Anas bin Malik, ayat ini turun hanya untuk lima orang, yaitu
Rasulullah SAWW, Ali, Fathimah, Hasan, dan Husein as
Rasulullah SAWW bersabda seraya menunjuk kepada Ali,
Fathimah, Hasan, dan Husein as: “Ya
Allah, mereka ini adalah Ahlul Baytku, maka peliharalah mereka dari keraguan
dan sucikan mereka sesuci-sucinya.” Banyak
hadis lain yang searti dengan hadis tersebut. Silahkan rujuk:
1.Shahih Muslim,
kitab Fadhā`ius Shahābah,
bab Fadhā`il Ahli Baytin Nabi
SAWW, juz 2, hal. 368,
cetakan Isa Al-Halabi; juz 15 hal. 194, Syarah An-Nawawi, cetakan Mesir.
2.Shahih Tirmidzi,
juz 5, hal. 30, hadis ke 3258; hal. 328, hadis ke 3875, cetakan Darul Fikr.
3.Musnad Ahmad
bin Hanbal, juz 5, hal. 25, cetakan Darul Ma’arif, Mesir.
4.Al-Mustadrak,karya Al-Hakim, juz 3, hal. 133, 146,
147, 158; juz 2, hal. 416.
5.Al-Mu’jamuz Shaghīr,karya Ath-Thabarani, juz 1,
hal. 65 dan 135.
6.Syawāhidut Tanzīl,karya Al-Hakim Al-Haskani
Al-Hanafi, juz 2, hal. 11-92, hadis ke 637, 638, 639, 640, 641, 644, 648, 649,
650, 651, 652, 653, 656, 657, 658, 659, 660, 661, 663, 664, 665, 666, 667, 668,
671, 672, 673, 675, 678, 680, 681, 686, 689, 690, 691, 694, 707, 710, 713, 714,
717, 718, 729, 740, 751, 754, 755, 756, 757, 758, 759, 760, 761, 762, 764, 765,
767, 768, 769, 770, 774, cetakan pertama, Beirut.
7.Khashā`ish Amīrul Mu`minān, karya An-Nasa’i Asy-Syafi’i, hal. 4,
cetakan At-Taqaddum Al-‘Ilmiyah, Mesir; hal. 8, cetakan Beirut; hal. 49,
cetakan Al-Haidariyah.
8.Tarjamatul Imam Ali bin Abi Thalibdalam Tārīkh Dimasyq, karya Ibnu ‘Asakir Asy-Sayarifi’i, juz
1, hal. 185.
9.Kifāyatut Thālib,karya Al-Ganji Asy-Syafi’i, hal.
45, 373, 374, 375.
10. Musnad Ahmad, juz 3, hal. 259 dan 285; juz 4,
hal. 107; juz 6, hal. 292, 296, 298, 304, dan 306, cetakan Mesir.
11. Usdul
Ghābah fī Ma’rifatis Shahābah, karya
Ibnu Atsir Asy-Syafi’i, juz 2, hal. 12 dan 20; juz 3, hal. 413; juz 5, hal. 521
dan 589.
12. Dzakhā`irul
‘Uqbā,karya Ath-Thabari Asy-Syafi’i, hal. 21, 23, dan 24.
13. Asbābun
Nuzūl,karya Al-Wahidi, hal. 203, cetakan Al-Halabi, Mesir.
14. Al-Manāqib,
karya Al-Kharazmi Al-Hanafi, hal. 23 dan 224.
15. Tafsīr
Ath-Thabari, juz 22, hal. 6,
7, dan 8, cetakan Al-Halabi, Mesir.
16. Ad-Durrul
Mantsūr,karya As-Suyuthi, juz 5, hal. 198 dan 199.
17. Ahkāmul
Qurān,karya Al-Jashshash, juz 5, hal. 230, cetakan Abdurrahman Muhammad;
hal. 443, cetakan Kairo.
18. Manāqib
Ali bin Abi Thalib,karya Ibnu Al-Maghazili Asy-Syafi’i, hal. 301, hadis ke
345, 348, 349, 350, dan 351.
19. Mashābīhus
Sunnah,karya Al-Baghawi Asy-Syafi’i, juz 2, hal. 278, cetakan Muhammad Ali
Shabih; juz 2, hal. 204, cetakan Al-Khasyab.
20. Misykātul
Mashābīh,karya Al-‘Amri, juz 3, hal. 354.
21. Al-Khasysyāfkarya
Az-Zamakhsyari, juz 1, hal 193, cetakan Mushthafa Muhammad; juz 1, hal. 369,
cetakan Beirut.
22. Tadzkiratul
Khawwāsh,karya As-Sibth bin Al-Jauzi Al-Hanafi, hal. 233.
23. Mathālibus
Sa`ūl,karya Ibnu Thalhah Asy-Syafi’i, juz 1, hal. 19 dan 20.
24. Ahkāmul
Qurān,karya Ibnu ‘Arabi, juz 2, hal. 166, cetakan Mesir.
25. Tafsir
Al-Qurthubi, juz 14, hal.
182, cetakan Kairo.
26. Tafsir
Ibnu Katsir juz 3 hal. 483,
494, dan 485, cetakan Mesir.
27. Al-fushūlul
Muhimmah karya Ibnu Shabbagh
Al-Maliki hal. 8.
28. At-Tashīl
li ’Ūlūmit Tanzīl, karya
Al-Kalbi, juz 3, hal. 137.
29. At-Tafsīrul
Munīr li ma’ālimit Tanzīl, karya
Al-Jawi, juz 2, hal. 183.
30. Al-Ishābah,karya
Ibnu Hajar Asy-Syafi’i, juz 2, hal. 502; juz 4; hal. 367, cetakan Mushthafa
Muhammad; juz 2, hal. 509; juz 4, hal. 378, cetakan As-Sa’adah, Mesir.
31. Al-Itqān
fī ‘Ulūmil Qurān, karya
As-Suyuthi, juz 4, hal. 240, cetakan Mathba’ Al-Masyhad Al-Huseini, Mesir.
32. Ash-Shawā’iqul
Muhriqah,karya Ibnu Hajar, hal. 85, cetakan Al-Maimaniyah; hal. 141 dan
227, cetakan Al-Muhammadiyah.
33. Muntakhab
Kanzul ‘Ummāl(catatan pinggir) Musnad Ahmad bin Hanbal, juz 5, hal. 96.
34. As-Sīrah
An-Nabawiyah, karya Zaini Dahlan (catatan pinggir) As-Sīrah Al-Halabiyah, juz 3, hal. 329 dan 330, cetakan
Al-Mathba’ Al-Bahiyah, Mesir; juz 3, hal. 365, cetakan Muhammad Ali Shabih,
Mesir.
35. Is’āfur
Rāghibīn,karya Ash-Shabban (catatan pinggir) Nurul Abshār, hal. 104, 105, dan 106, cetakan
As-Sa’idiyah; hal. 97 dan 98, cetakan Al-‘Utsmaniyah; hal. 105, cetakan
Mushthafa Muhammad, Mesir.
36. Ihqāqul
Haqq,karya At-Tustari juz 2, hal. 547-502.
37. Fadhā`ilul
Khamsah, juz 1, hal. 223 dan
224.
38. Al-Istī’āb,karya
Ibnu Abdul Bar (catatan pinggir) Al-Ishābah, juz 3, hal. 37, cetakan As-Sa’adah;
juz 3, hal. 317, cetakan Mushthafa Muhammad.
39. Yanābī’ul
Mawaddah,karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 107, 108, 228, 229, 230, 244,
260, dan 294, cetakan Istambul; hal. 124, 125, 126, 135, 196, 229, 269, 271,
272, 352, dan 353, cetakan Al-Haidariyah.Surah Asy-Syūrā : 23
Perintah Mencintai Ahlul Bayt as
“Katakanlah wahai Muhammad: “Aku tidak meminta
upah kepada kalian dalam dakwah ini melainkan kecintaan terhadap keluargaku”.
Ayat ini turun untuk keluarga Rasulullah SAWW, yaitu Ali,
Fathimah, Hasan dan Husein as Silahkan rujuk:
1.Syawāhidut Tanzīl,karya Al-Hakim Al-Haskani
Al-Hanafi, juz 2, hal. 130, hadis ke 822, 823, 824, 825, 826, 827, 828, 832,
833, 834, dan 838.
2.Manāqib Ali bin Abi Thalib,karya Ibnu Al-Maghazili
Asy-Syafi’i, hal. 307, hadis ke 352.
3.Dzakhā`irul ‘Uqbā, karya Ath-Thabari Asy-Syafi’i, hal. 25
dan 138.
4.Ash-Shawā’iqul Muhriqah,karya Ibnu Hajar
Asy-syafi’i, hal. 101, 135, 136, cetakan Al-Maimaniyah, Mesir; hal. 168, dan
225, cetakan Al-Muhammadiyah, Mesir.
5.Kifāyatut Thālib,karya Al-Ganji Asy-Syafi’i, hal.
91,93, dan 313, cetakan Al-Haidariyah; hal. 31, 32, 175, 178, cetakan Al-Ghira.
6.Al-Fushūlul Muhimmahkarya Ibnu Shabbagh Al-Maliki,
hal. 11.
7.Maqtalul Husein as,karya Al-Kharazmi Al-Hanafi, juz
1, hal. 1 dan 57.
8.Tafsir Ath-Thabari, juz 25, hal. 25, cetakan ke 2,
Mushthafa Al-Halabi, Mesir; juz 25, hal. 14 dan 15, cetakan Al-Maimaniyah,
Mesir.
9.Al-Mustadrak, karya
Al-Hakim, juz 3, hal. 172.
10. Al-Ittirāf,karya
Asy-Syabrawi Asy-Syafi’i, hal. 5 dan 13.
11. Ihyā`ul
Mayyit,karya As-Suyuthi Asy-Syafi’i (catatan pinggir) Al-Ittihāf, hal. 110.
12. Nūrul
Abhsār,karya Asy-Syablanji, hal. 102, cetakan As-Sa’idiyah; hal. 106,
cetakan Al-’Utsmaniyah.
13. Tafsir
Al-Kasysyāf,karya Zamakhsyari, juz 3, hal. 402, cetakan Mushthafa Muhammad;
juz 4, hal. 220, cetakan Beirut.
14. At-Tafsīrul
Kabīr, karya Imam Fakhrur
Razi, juz 27, hal. 166, cetakan Abdurrahman Muhammad, Mesir; juz 7, hal.
405-406.
15. Tafsir
Al-Baidhāwi, juz 4, hal 123,
cetakan Mushthafa Muhammad, Mesir; juz 5, hal. 53, cetakan Darul Kutub, hal.
642, cetakan Al-‘Utsmaniyah.
16. Tafsir
Ibnu Katsir, juz 4, hal. 112.
17. Majma’uz
Zawā`id, juz 7, hal. 103; dan
juz 9, hal. 168.
18. Fathul
Bayān fī Maqāshidil Qurān, karya
Shiddiq Hasan Khan, juz 8, hal. 372.
19. Tafsir
Al-Qurthubi juz 16 hal. 22.
20. Fathul
Qadīrkarya Asy-Syaukani juz 4 hal. 537, cetakan ke 2; juz 2 hal. 22,
cetakan pertama, Mesir.
21. Ad-Durrul
Mantsūrkarya As-Suyuthi, juz 6, hal. 7.
22. Yanābī’ul
Mawaddah,karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 106, 194, 261, cetakan Islambul;
hal. 123, 229, 311, cetakan Al-Haidariyah.
23. Tafsir
An-Nasafi, juz 4, hal. 105.
24. Hilyatul
Awliyā`, juz 3, hal. 201.
25. Al-Ghadīr,Al-Amini,
juz 2, hal. 306-311.
26. Ihqāqul
Haqq,karya At-Tustari, juz 3, hal. 2-22; juz 9, hal. 92-101, cetakan
Pertama, Tehran.
27. Fadhā`ilul
Khamsah, juz 1, hal. 259.
28. Farā`idus
Simthain, juz 1, hal. 20; juz
2, hal. 13, hadis ke 359.
29. Abaqātul
Anwārbagian hadis Ats-Tsaqalain, juz 1, hal. 285.Surah Al-Baqarah : 124
Ayat Imamah
“Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji oleh Tuhannya
dengan beberapa kalimat, lalu ia (berhasil) melengkapinya. Allah berfirman:
“Sungguh aku akan menjadikanmu seorang imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim
memohon: “ Juga dari keturunanku!”.
Allah berfirman: “Janjiku
ini (imamah) tidak akan dapat digapai oleh orang-orang yang zalim”.
Dalam Tafsir Al-Mizan karya Allamah Thabathaba’i juz 1 hal.
273, diriwayatkan bahwa Imam Ja’far Ash-Shadiq as berkata : “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla
menerima Nabi Ibrahim as sebagai seorang hamba sebelum Dia mengangkatnya
menjadi seorang mabi, mengangkatnya menjadi nabi sebelum Dia memilihnya menjadi
rasul, mengangkatnya menjadi rasul sebelum Ia menjadikannya sebagai kekasih-Nya
(Khalilullah), dan menjadikannya sebagai khalilullah sebelum mengangkatnya
menjadi seorang imam. Dan setelah Allah menganugerahkan semua itu kepadanya,
Dia berfirman: “Sungguh Aku telah mengangkatmu menjadi imam bagi seluruh
manusia”. Karena imamah itu sangat agung baginya, maka beliau memohon kepada
Allah: “Dan dari keturunanku juga!”. Kemudian Allah menjawab: “Janjiku ini
(imamah) tidak akan dapat digapai oleh orang-orang yang zalim”. Selanjutnya Imam Ja’far berkata: “Orang yang bodoh tidak akan
menjadi imam bagi orang yang bertakwa”.
Allamah Thabathaba’i mengatakan berdasarkan riwayat di atas,
yang dimaksud dengan “Kalimat” dalam ayat ini adalah imamah Nabi Ibrahim as,
Ishak dan keturunannya yang kemudian ia menyempurnakannya dengan imamah
Muhammad SAWW dan para imam Ahlul Bayt as dari keturunan Nabi Ismail as
Kemudian Allah memperjelas persoalan ini dengan firman-Nya: “Sungguh Aku akan menjadikan kamu
imam bagi seluruh manusia.”
Hadis tersebut dan hadis-hadis lain yang memiliki kandungan
yang sama dengan hadis di atas terdapat di dalam:
1.Al-Manāqib,karya Al-Maghazili Asy-Syafi’i, hal.
276.
2.Naqdhus Shawā’iq,karya Sayid Amir Muhammad
Al-Khazhim, hal. 220.
3.Dalā`ilus Shidq,karya Al-Imam Al-Muzhaffar, hal.
140.
4.Al-Manāqib,karya Syahr-asyub, juz 2, hal. 263.
5.Tafsir Al-‘Ayyāsyi, tentang surat ini.Surah Asy-Syu’arā` : 214
Ayat Indzār
“Dan berilah peringatan keluargamu yang
terdekat”
Ketika ayat ini turun Rasulullah SAWW bersabda: “Wahai Bani Abdul Muthalib, demi
Allah aku tidak pernah menemukan sesuatu yang lebih baik di seluruh bangsa Arab
dari apa yang kubawa untukmu. Aku datang kepadamu untuk kebaikan di dunia dan
akhirat. Allah telah menyuruhku mengajakmu kepada-Nya. Maka, siapakah di antara
kamu yang bersedia membantuku dalam urusan ini untuk menjadi saudaraku dan
washiku serta khalifahku?”
Mereka semua tidak bersedia kecuali Ali bin Abi Thalib. Di
antara hadirin beliaulah yang paling muda. Ali berdiri seraya berkata: “Aku ya,
RasulullahNabi. Aku (bersedia menjadi) wazirmu dalam urusan ini”. Lalu
Rasulullah SAWW memegang bahu Ali seraya bersabda: “Sesungguhnya Ali ini adalah
saudaraku dan washiku serta khalifahku atasterhadap kalian. Oleh karena itu,
dengarkanlah dan taatilah ia.” Mereka
tertawa terbahak-bahak sambil berkata kepada Abu Thalib: “Kamu disuruh
mendengar dan mentaati anakmu”.
Peristiwa di atas dapat dirujuk di buku-buku berikut:
1.Syawāhidut Tanzīl,karya Al-Haskani Al-Hanafi, juz
1, hal. 372, hadis ke 514; hal. 420, hadis ke 580, cetakan pertama, Beirut.
2.Tafsir Ath-Thabari, juz 19, hal. 74, cetakan Bulaq; juz
19, hal. 68, cetakan Al-Maimaniyah; juz 19, hal. 121, cetakan kedua, Mesir.
3.Tārīkh Ath-Thabari, juz 2, hal. 319, cetakan Mesir; juz 2,
hal. 216, cetakan yang lain.
4.Musnad, Ahmad
bin Hanbal, juz 1, hal. 111, cetakan Al-Maimaniyah, Mesir.
5.Kifāyatut Thālib,karya Al-Ganji Asy-Syafi’i, hal.
204-205, cetakan Al-Haidariyah; hal. 89, cetakan Al-Ghira.
6.Tadzkiratul Khawwāsh,karya As-Sibth bin Al-Jauzi
Al-Hanafi, hal. 38, cetakan Al-Haidariyah; hal. 44, cetakan Najef.
7.Munthakhab Kanzil ‘Ummāl(catatan pinggir) Musnad Ahmad, juz 5, hal. 41, 42, dan 43.
8.Yanābī’ul Mawaddah,karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal.
105, cetakan Islambul; hal. 122, cetakan Al-Haidariyah.
9.Syarah Nahjul Balāghah,karya Ibnu Abil Hadid, juz
13, hal. 210, cetakan Mesir, dengan TahqiqMuhammad
Abul Fadhl.
10. Al-Kāmil
fit Tārīkh,karya Ibnu Atsir, juz 2, hal. 62, cetakan Dar Shadir; juz 2,
hal. 216, cetakan yang lain, Mesir.
11. Tārīkh
Abil Fida`, juz, hal. 119,
cetakan Al-Qastantiniyah.
12. Ad-Durrul
Mantsūr,karya As-Suyuthi, juz 5, hal. 97.
13. Tarjamah
Al-Imam Ali bin Abi Thalib, dalam Tārīkh
Dimasyq, karya Ibnu Asakir Asy-Syafi’i, juz 85, hadis ke 138,130 dan 140.
14. Tafsir
Ibnu Katsir, juz 3, hal. 351.
15. Kanzul
‘Ummāl, juz 15, hal. 113,
hadis ke: 323, 324, 380, 381, cetakan Kedua Haidar Abad; juz 6, hal. 396,
cetakan pertama.
16. Tafsir
Al-Khāzin, juz 3, hal. 371.
17. As-Sīrah
Al-Halabiyah, juz 1, hal.
286.
18. At-Tafsīrul
Munīr li ma’ālimit Tanzīl, karya
Al-Jawi, juz 2, hal. 118, cetakan ketiga Mushthafa Al-Halabi.Surah Ālu Imrān : 103
Perintah Berpegang Teguh Dengan Ahlul Bait
“Berpeganglah dengan tali Allah (hablullah) dan
janganlah bercerai-berai”
Yang dimaksud dengan hablullah (tali Allah) dalam ayat ini adalah
Ahlul Bayt as Hal ini dapat dirujuk di buku-buku referensi berikut ini:
1.Syawāhidut Tanzīl, karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi,
juz 1, hal. 130, hadis ke: 177, 178, 179, dan 180.
2.Ash-Shawā’iqul Muhriqah, karya Ibnu Hajar Al-Haitsami
Asy-Syafi’i, hal. 149, cetakan Al-Muhammadiyah; hal. 90, cetakan Al-Maimaniyah,
Mesir.
3.Yanābī’ul Mawaddah, karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 139,
328, 356, cetakan Al-Haidariyah; hal. 119, 274, dan 279, cetakan Islambul.
4.Al-Ittihāf bi Hubbil Asyrāf, karya Asy-Syabrawi Asy-Syafi’i, hal.
76.
5.Rūhul Ma’ānī, karya
Al-Alusi, juz 4, hal. 16.
6.Nūrul Abshār, karya Asy-Syablanji, hal. 102,
cetakan As-Sa’idiyah; hal. 101, cetakan Al-‘Utsmaniyah.
7.Is’āfur Rāghibīn, karya
Ash-Shabban Asy-Syafi’i, hal. 107, cetakan As-Sa’idiyah; hal. 100, cetakan
Al-‘Utsmaniyah.
Surah At-Taubah : 119
Orang-orang yang Benar
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan hendaknya kamu bersama orang-orang yang benar”
Yang dimaksud dengan “orang-orang yang benar” dalam ayat di
atas adalah Imam Ali as dan para pengikut beliau. Silahkan rujuk:
1.Syawāhidut Tanzīl, karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi,
juz 1, hal. 259, hadis ke : 350, 351, 352, 353, 355, dan 356.
2.Kifāyatut Thālib, karya
Al-Ganji Asy-syafi’i, hal. 236, cetakan Al-Haidariyah; hal. 111, cetakan
Al-Ghira.
3.Tarjamah Al-Imam Ali bin Abi Thalib, dalam Tārīkh Dimasyq, karya Ibnu
Asakir Asy-Syafi’i, juz 2, hal. 421, hadis ke 923.
4.Al-Manāqib,karya Al-Kharazmi, hal. 198.
5.Nizhām Duraris Simthain, hal. 91.
6.Fathul Qadīr, karya
Asy-Syaukani, juz 2, hal. 414.
7.Ash-Shawā’iqul Muhriqah, karya Ibnu Hajar Asy-Syafi’i, hal.
150, cetakan Al-Muhammadiyah; hal. 90, cetakan Al-Maimaniyah, Mesir.
8.Yanābī’ul Mawaddah, karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 136
dan 140, cetakan Al-Haidariyah; hal. 116 dan 119, cetakan Islambul.
9.Ad-Durrul Mantsūr, karya As-suyuthi, juz 3, hal. 390.
10.Al-Ghadīr,karya Al-Amini, juz 2, hal. 305.
11.Rūhul Ma’ānī, karya
Al-Alusi juz 11, hal. 41.
12.Ghāyatul Marām, bab
42, hal. 248, cetakan Iran.
13.Farā`idus Simthain, karya Al-Hamwini, juz 1, hal. 314,
hadis ke 250; hal. 370, hadis ke 299 dan 300.Surah Al-An’ām : 153
Perintah Mengikuti Jalan Kebenaran
“Sesungguhnya ini adalah jalanku yang lurus,
maka ikutilah jalan itu, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain),
karena jalan-jalan itu mencerai-beraikanmu dari jalan-Nya”
Silahkan rujuk:
1.Yanābī’ul Mawaddah, hal. 130, Al-Haidariyah; hal. 111, Islambul.
2.Ihqāqul Haqq, karya
At-Tustari, juz 3, hal. 543.
3.Ghāyatul Marām, hal.
434.Surah An-Nisā` : 59
Perintah Menaati Ulil Amr
“Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada
Allah, taatlah kepada Rasul dan Ulil Amr (yang berasal dari) dirimu”
Yang dimaksud dengan Ulil
Amr dalam ayat di atas adalah
Ali dan para imam ma’shum as dari keturunan beliau. Silahkan rujuk:
1.Yanābī’ul Mawaddah, karya Syeikh Sulaiman Al-Qundusi
Al-Hanafi, hal. 134 dan 137, cetakan Al-Haidariyah; hal. 114 dan 117, cetakan
Islambul.
2.Syawāhidut Tanzīl, karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi,
juz 1, hal. 148, hadis ke 202, 203 dan 204.
3.Tafsir Ar-Razi, juz
3, hal. 357.
4.Ihqāqul Haqq, karya
At-Tustari, juz 3, hal. 424, cetakan pertama, Tehran.
5.Farā`idus Simthain juz 1 hal. 314, hadis ke 250.Surah An-Nahl : 43
Perintah Merujuk Kepada Ahlul Bayt as
“Maka bertanyalah kepada ahludz dzikr jika kamu
tidak tahu”
Yang dimaksud dengan ahludz
dzikr dalam ayat di atas
adalah Ahlul Bayt Nabi as Yaitu Ali, Fathimah, Hasan dan Husein as Silahkan
rujuk:
1.Syawāhidut Tanzīl, karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi,
juz 1, hal. 334, hadis ke: 460,463, 464, 465, dan 466.
2.Yanābī’ul Mawaddah, karya syeikh Sulaiman Al-Qundusi
Al-Hanafi, hal. 51 dan 140, cetakan Al-Haidariyah; hal. 46, 119, cetakan
Islambul.
3.Tafsir Al-Qurthubi, juz 11, hal. 272.
4.Tafsir Ath-Thabari, juz 14, hal. 109.
5.Tafsir Ibnu Katsir, juz 2, hal. 570.
6.Rūhul Ma’ānī, karya
Al’Alusi, juz 14, hal. 134.
7.Ihqāqul Haqq, karya
At-Tustari juz 3, hal. 483, cetakan Tehran.Surah Ar-Ra’d : 7
Mundzir dan Pemandu Kepada Kebenaran
“Sesungguhnya engkau hanyalah seorang pemberi
peringatan (mundzir), dan setiap kaum (pasti memiliki) seorang pemberi
petunjuk”
Yang dimaksud dengan “penunjuk jalan” dalam ayat di atas
adalah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as
Ibnu abbas meriwayatkan bahwa ketika ayat ini turun
Rasulullah SAWW meletakkan tangan di atas dadanya sambil bersabda: “Aku adalah mundzir”. Dan ketika membaca: “Wa li kulli qaumin hād”, beliau menunjuk ke arah Imam Ali as
seraya bersabda: “Wahai Ali,
kamu adalah pemberi petunjuk itu, dan orang-orang yang mendapatkan petunjuk
setelah aku (wafat), mereka mendapatkannya melalui (petunjukmu)”.
Hadis ini dan hadis-hadis lain yang searti dengannya dapat
dilihat di dalam buku-buku referensi berikut:
1.Tafsir Ath-Thabari, juz 13, hal. 72 dan 108.
2.Tafsir An-Naisaburi (catatan pinggir) Tafsir Jāmi’ul Bayān, juz 13, hal. 78.
3.Tafsir Fathul Qadīr, karya Asy-Syaukani, tentang ayat ini.
4.Tafsir Fakhrur Razi, juz 5, hal. 271, cetakan Dar
At-Thaba’ah Al-‘Amirah, Mesir; juz 3, hal. 14, cetakan yang lain.
5.Tafsir Ibnu Katsir, juz 2, hal. 502.
6.Ad-Durrul Mantsūr, karya As-Suyuthi, juz 4, hal. 45.
7.Syawāhidut Tanzīl, karya Al-Hakim Al-Haskani, tentang
ayat ini.
8.Manāqib Ibnu Syahra-asyub, juz 2, hal. 280.
9.Nūrul Abshār, Asy-Syablanji
hal. 71, cetakan Al-‘Utsmaniyah; hal. 71, cetakan As-Sa’idiyah, Mesir.
10.Tarjamah Al-Imam Ali bin abu Thalib dalam Tarikh Dimasyq, karya oleh Ibnu Asakir Asy-Syafi’i,
juz 2, hal. 415, hadis ke: 913, 914, 915, 916.
11.Mustadrak Al-Hakim, juz 3, hal. 129-130.
12.Yanābī’ul Mawaddah, karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal.
115-121, cetakan Al-Haidariyah: hal. 99 dan 104, cetakan Islambul.
13.Rūhul Ma’āni, karya
Al-Alusi, juz 13, hal. 97.
14.Zādul Mashīr, Ibnu
Jauzi Al-Hanbali, juz 4, hal. 307.
15.Fathul Bayān, karya
Shiddiq Hasan Khan, juz 5, hal. 75.
16.Ihqāqul Haqq, karya
At-Tustari, juz 3, hal. 77-93.
17.Fadhā`ilul Khamsah minas Shihāhis Sittah, juz 1, hal. 266.
18.Farā`idus Simthain, juz 1, hal. 148.Surah Al-Fātihah : 6
Jalan yang Lurus
“Tunjukilah kami ke jalan yang lurus, jalan
orang-orang yang telah Kau beri nikmat kepada mereka”
Yang dimaksud “jalan
yang lurus” dalam ayat di atas adalah Muhammad SAWWW dan Ahlul Bayt beliau
a.s. Mereka adalah Ali, Fathimah, Hasan dan Husein a.s. Silahkan rujuk:
1.Syawāhidut Tanzīl, karya Al-Hakim Al-Haskani, juz 1, hal.
57, hadis ke 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 101, 102, 103, 104, dan
105.
2.Al-Ittihāf bi Hubbil Asyrāf, karya Asy-Syabrawi, hal. 76.
3.Kifāyatut Thālib, Al-Ganji Asy-Syafi’i, hal. 162,
cetakan Al Haidariyah; hal. 76, cetakan Al-Ghira.
4.Ihqāqul Haqq, At-Tustari, juz 3, hal. 534.Surah Al-Mā`idah : 55-56
Ayat Wilayah
"Sesungguh pemimpin kalian hanyalah Allah,
Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman. Yaitu orang-orang yang memberikan
zakat ketika sedang ruku'. Barang siapa yang berwilayah kepada Allah dan
Rasul-Nya serta orang yang beriman, sesungguhnya hizbullah adalah orang-orang
yang jaya”
Ayat ini turun berkenaan dengan Imam Ali bin Abi Thalib a.s.
ketika beliau memberi sedekah kepada pengemis saat ruku’. Silahkan rujuk:
1.Syawāhidut Tanzīl, Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi,
juz 1, hal. 161-184, hadis ke 216, 217, 218, 219, 221, 223, 224, 225, 226, 227,
228, 229, 230, 231, 232, 233, 234, 235, 236, 237, 238, 239, 240 dan 241,
cetakan Beirut.
2.Asbābun Nuzūl, Al-Wahidi An-Naisaburi, hal. 113,
cetakan Al-Halabi, Mesir; hal. 148, cetakan Al-Hindiyah.
3.Manaqib Al-Imam Ali bin Abi Thalib, Ibnul Maghazili
Asy-Syafi'i, hal. 311, hadis ke 354, 355, 356, 357 dan 358.
4.Kifāyatut Thālib, Al-Ganji Asy-Syafi'i, hal. 228,
250, 251, cetakan Al-Haidariyah; hal. 106, 122, 123, cetakan Al-Ghira.
5.Dzakhā`irul 'Uqbā, Muhibuddin Ath-Thabari
Asy-Syafi'i, hal. 88 dan 102.
6.Al-Manāqib, A-Kharazmi Al-Hanafi, hal. 187.
7.Tarjamah Al-Imam Ali bin Abi Thalib dalam Tārīkh Dimasyq, karya Ibnu Asakir Asy-Syafi'i, juz 2,
hal. 409, hadis ke 908 dan 909.
8.Al-Fushūlul Muhimmah, karya Ibnu Shabbagh Al-Maliki, hal.
123 dan 108.
9.Ad-Durrul Mantsūr, karya As-Suyuthi, juz 2, hal. 293.
10.Fathul Qadīr, karya
Asy-Syaukani, juz 2, hal. 53.
11.At-Tashīl li 'Ulūmit Tanzīl, karya Al-Kalbi, juz 1, hal. 181.
12.Al-Kasysyāf,karya Az-Zamakhsyari, juz 1, hal. 649.
13.Tafsir Ath-Thabari, juz 6, hal. 288-289.
14.Tafsir Al-Munīr li Ma'ālimit Tanzīl, Al-Jawi, juz 1, hal. 210.
15.Zādul Mashīr fī 'Ilmit Tafsīr, Ibn Jauzi
AI-Hanbali, juz 2, hal. 383.
16.Fathul Bayān fī Maqāshidil Qurān, juz 3, hal. 51.
17.Tafsir Al-Jalālain, hal. 213.
18.Yanābī'ul Mawaddah, karya Al-Qundusi, hal. 115, cetakan
Istambul; hal. 135, cetakan Al-Haidariyah.
19.Tafsir Fakhur Razi juz 12 hal. 26 dan 20, cetakan
Al-Bahiyah, Mesir; juz 3, hal. 431, cetakan Ad-Dar Al-'Amirah, Mesir.
20.Tafsir Ibnu Katsir, juz 2, hal. 71, cetakan Dar Ihya'
Al-Kutub.
21.Ahkāmul Qurān, karya
Al-Jashshash, juz 4, hal. 102, cetakan Abdurrahman Muhammad.
22.Majma'uz Zawā`id, juz 7, hal. 17.
23.Syarah Nahjul Balāghah, karya Ibnu Abil Hadid, juz 13, hal.
277, cetakan Mesir, dengan TahqiqMuhammad
Abul Fadhl; juz 3, hal. 275, cetakan pertama, Mesir.
24.Ash-Shawā'iqul Muhriqah, karya Ibnu Hajar, hal. 24, cetakan
Maimaniyah; hal. 39, cetakan Al-Muhammadiyah.
25.Ansābul Asyrāf, karya
Al-Baladzuri, juz 2, hal. 150, hadis ke 151, cetakan Beirut.
26.Tafsir An-Nasafi, juz 1, hal. 289.
27.Al-Hāwi Lil Fatāwā, karya As-Suyuthi, juz 1, hal. 138 dan
140.
28.Kanzul 'Ummāl, juz 45, hal. 146, hadis ke 416;
hal. 95, hadis 269, cetakan kedua.
29.Muntakhab Kanzul ‘Ummāl (Catatan pinggir) Musnad Ahmad, juz 5, hal. 38.
30.Jāmi'ul Ushūl, juz 9, hal. 478.
31.Ar-Riyādhun Nādhirah, juz 2, hal. 273 dan 302.
32.Ihqāqul Haqq, juz 2, hal. 399.
33.Al-Ghadīr, karya Al-Amini, juz 2, hal. 52; juz 3,
hal. 156.
34.Mathālibus Sa`ūl, karya Ibnu Thalhah Asy-Syafi'i,
hal. 31, cetakan Tehran; juz 1, hal. 87, cetakan Najaf.
35.Ma'ālimut Tanzīl (Catatan
pinggir) Tafsir Al-Khāzin,
juz 2, hal. 55.
36.Farā`idus Simthain, juz 1, hal. 11 dan 190, hadis
ke: 150, 151,dan 153.Surah An-Nisā` : 69
Orang-orang yang Diberi Nikmat
“Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul,
maka (di hari kiamat) mereka akan bersama orang-orang yang telah diberi nikmat
karya Allah, yaitu para nabi, shiddiqin, syuhada dan shalihin. Dan mereka
adalah sahabat yang baik”
Yang dimaksud dengan nabiyyin adalah Nabi Muhammad SAWWW, shiddiqin adalah Ali bin Abi Thalib a.s., syuhada` adalah Hamzah dan Ja’far r.a. dan shalihin adalah Hasan dan Husein a.s. Silahkan
rujuk:
1.Syawāhidut Tanzīl, Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi
juz 1 hal. 153, hadis ke 206, 207, 208, dan 209.
2.Ihqāqul Haqq, At-Tustari juz 3 hal. 542.
3.Ghāyatul Marām, bab
182, hal. 426, cetakanTehran.Surah Thāhā : 82
Ayat Pengampunan
"Sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang
yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, kemudian mendapat petunjuk "
Yang dimaksud dengan ihtadā (mendapat petunjuk) dalam ayat ini
adalah mendapat petunjuk dengan perantara berwilayah kepada Ahlul Bayt a.s. Silahkan rujuk:
1.Syawāhidut Tanzīl, karya Al-Hakim Al-Haskani
Al-Hanafi, juz 1, hal. 375, hadis ke: 518,519, 520,521, dan 522.
2.Ash-Shawā'iqul Muhriqah, karya Ibnu Hajar
Al-Haitsami Asy-Syafi'i, hal. 151, cetakan Al-Muhammadiyah; hal. 91, cetakan
Al- Maimaniyah, Mesir.
3.Yanābī'ul Mawaddah, karya Al-Qundusi, hal. 129,
cetakan Al-Haidariyah; hal. 110, cetakan Istambul.Surah At-Takātsur : 8
Pertanggunganjawaban tentang Kepemimpinan Ahlul Bayt a.s.
"Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada
hari itu tentang nikmat"
Yang dimaksud dengan “nikmat” dalam ayat di atas adalah wilayah (kepemimpinan) Ahlul Bayt a.s.
Silahkan rujuk:
1.Syawāhidut Tanzīl, karya Al-Hakim Al-Haskani
Al-Hanafi, juz 2, hal. 368, hadis: 1150, 1151,1152.
2.Yanābī'ul Mawaddah, karya Al-Qundusi Al-Hanafi,
hal. 131, cetakan Al-Haidariyah; hal. 111, cetakan Istambul.
3.Ghāyatul Marām, hal. 257, cetakan Iran.Surah Al-Mā`idah : 67
Ayat Tabligh
"Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang telah
diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, dan jika kamu tidak melakukan hal itu,
berarti engkau belum menyampaikan risalah-Nya.”
Menurut beberapa hadis yang diriwayatkan oleh beberapa
sahabat Nabi SAWWW, seperti Ibnu Abbas, Abu Said Al-Khudri, Al-Barra' bin Azib,
Abu Hurairah, dan lainnya, ayat ini turun setelah haji Wada' di Ghadir Khum
sehubungan dengan perintah memproklarnirkan kepemimpinan (wilayah) Ali
bin Abi Thalib a.s. Silahkan rujuk:
1.Syawāhidut Tanzīl, karya Al-Hakim Al-Haskani, juz
1, hal. 187, hadis ke: 643, 244, 245, 246, 247, 248, 249, 240, cetakan pertama,
Beirut.
2.Asbābun Nuzūl, karya Al-Wahidi An-Naisaburi, hal.
115, cetakan Al-Halabi, Mesir; hal. 150, cetakan Al-Hindiyah, Mesir.
3.At-Tafsīrul Kabīr, karya Fakhrur Razi, juz 12, hal.
50, cetakan Mesir 1375 H; juz 3, hal. 637, cetakan Ad-Dar Al-'Amirah, Mesir.
4.Tafsir Fathul Qadīr, karya Asy-Syaukani, juz 2,
hal. 60, cetakan Al-Halabi; hal. 57, cetakan pertama.
5.Tafsir Al-Manār, karya Syeikh Muhammad Rasyid
Ridha, juz 6, hal. 463.
6.Tafsir An-Naisaburi, juz 6, hal. 470.
7.Tafsir Rūhul Ma'āni, karya AL-Alusi, juz 2, hal.
348.
8.Ad-Durrul Mantsūr, karya Jalaluddin As-Suyuthi, juz
2, hal. 298.
9.Kanzul 'Ummāl, karya AL-Muttaqi AL-Hindi, juz 6,
hal. 153.
10.Musnad Ahmad bin Hanbal, juz 3, hal. 272.
11.Mustadrakul Hakim, jilid 3, hal. 109.
12.'Umdatul Qāri fī Syarah Shahih Bukhari, karya
Badruddin Al-Hanafi, juz 8, hal. 584.
13.Yanābī'ul Mawaddah, Al-Qundusi, hal. 120, cetakan
Istambul; hal. 140 dan 298, cetakan Al-Haidariyah.
14.Al-Milal wan Nihal, karya Syahrastani Asy-Syafi'i,
jilid 1, hal. 163.
15.Farā`idus Simthain, karya Al-Hamwini, juz 1, hal.
158, hadis 120, cetakan Beirut.
16.Miftāhun Najāh, karya Al-Badkhasyi, hal. 41.
17.Ihqāqul Haqq, karya At-Tustari, juz 6, hal. 347.
18.Mathālibus Sa`ūl, karya Ibnu Thalhah Asy-Syafi'i,
juz 1, hal. 44, cetakan Dar Kutub Najaf; hal. 16, cetakan Tehran.
19.Al-Fushūlul Muhimmah, karya Ibn Shabbagh Al-Maliki
Al-Makki, hal. 25, cet Al-Haidariyah.
20.Tarjamah AI-Imam Ali bin Abi Thalib dalam Tārīkh Dimasyq, karya Ibnu
Asakir Asy-Syafi'i, juz 2, hal. 86, hadis ke 586, cetakan Beirut.
21.Fathul Bayān fi Maqāshidil Qurān, karya Allamah
Sayyid Shiddiq Hasan Khan, juz 3, hal. 63, cetakan Mathba' Al-'Ashimah, Kairo;
juz 3, hal. 89, cetakan Bulaq, Mesir, 23; Al-Ghadir, karya Al-Amini, juz 1,
hal. 9.Surah Al-Ahzāb : 6
Ayat Wilayah
"Nabi itu lebih utama bagi mukminin dari
pada diri mereka sendiri"
Ayat ini turun untuk mempertegas kepemimpinan Ali bin Abi
Thalib a.s.
Dalam suatu riwayat, Al-Barra' bin' Azib berkata: “Kami
bersama Rasulullah SAWWW dalam suatu perjalanan, lalu kami sampai di suatu
tempat bernama Ghadir Khum. Nizcaya Nabi menyeru: “Mari shalat berjema' ah!”.
Dalam keadaan panas yang melelahkan Nabi melakukan shalat Zhuhur di bawah dua
pohon. Lalu Nabi memegang tangan Ali bin Abi Thalib seraya bersabda: "Tidakkah kamu tahu bahwa aku
lebih utama bagi mukminin dari pada diri mereka sendiri?” Para sahabat
menjawab: “Betul (engkau lebih utama bagi orang-orang mukmin dari pada diri
mereka sendiri)”. Selanjutnya Nabi SAWWW bersabda: "Tidakkah kamu tahu bahwa
sesungguhnya aku lebih utama bagi setiap orang yang beriman dari pada diri
mereka sendiri?" Mereka
menjawab: “Benar”. Maka Nabi SAWWW memegang tangan Ali bin Abi Thalib seraya
bersabda: "Barangsiapa
menjadikan aku pemimpinnya, maka Ali adalah pemimpinnya. Ya Allah, tolonglah
orang yang menolong Ali dan musuhilah orang yang memusuhinya”. Lalu Umar bin Khattab mengucapkan
selamat kepada Ali bin Abi Thalib: “Selamat atasmu, wahai putra Abu Thalib,
engkau telah menjadi pemimpin setiap mukmin dan mukminah.
Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah,
Ahmad, dan An-Nasa'i, dari Buraidah, ia berkata: “Saat aku bersama Ali pergi ke
Yaman untuk berperang, aku melihat ia marah. Ketika aku bertemu dengan
Rasululah SAWWW, aku ceritakan semua peristiwa itu dengan nada sengaja ingin
merendahkannya. Aku melihat wajah Rasulullah SAWWW berubah dan berkata: "Wahai Buraidah, bukankah aku
lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri?” Aku
menjawab: “Benar, ya Rasulullah (engkau lebih utama bagi mukminin dari pada
diri mereka sendiri)”. Lalu Nabi SAWWW bersabda: "Barangsiapa menjadikan aku
pemimpinnya, maka Ali adalah pemimpinnya. "
Riwayat ini dan riwayat-riwayat lainyang semakna dengannya
dapat Anda baca di dalam:
1.Musnad Ahmad, juz 4, hal. 281, 368 dan 372.
2.Shahīh Ibnu Majah, bab Fadhā`il Ashhab Rasulillah,
hal. 13.
3.Khashā`ishun Nasa`i, hal. 25.
4.Ad-Durrul Mantsūr, karya As-Suyuthi, juz 6, hal.
566.
5.Kanzul 'Ummāl, karya Al-Muttaqi Al-Hindi, juz 6,
hal. 390, 397, dan 399.
6.Musykilul Atsar, karya Ath-Thahawi, juz 2, hal.
307.
7.Al-Manāqib, karya Ibnu Al-Maghazili Asy-Syafi'i,
hal. 18.
8.Usdul Ghābah, karya Ibnu Atsir, juz 2, hal. 307.
9.Al-Ishābah, karya Ibnu Hajar Al-'Asqalani, juz 4,
hal. 16.
10.Ash-Shawā'iqul Muhriqah, karya Ibnu Hajar, hal.
25.
11.Ar-Riyādhun Nadhirah, karya Ath-Thabari, juz 2,
hal. 169.
12.Tafsir Majma'ul Bayān, karya Ath-Thabarsi, juz 21,
hal. 104.Surah Al-Mā`idah : 3
Penyempurnaan Agama dan Nikmat (Wilayah)
“Pada hari ini telah Kusempumakan untukmu
agamamu, Kulengkapi nikmat-Ku bagimu dan Kurestui Islam sebagai agamamu”
Ayat ini turun di Ghadir Khum ketika Nabi SAWWW mengangkat
tangan Imam Ali a.s. untuk memproklamirkan kepemimpinannya di depan kurang
lebih 150 ribu hadirin saat itu. Nabi SAWW menyampaikan hal ini setelah
melaksanakan haji Wada', dan ketika itu Nabi SAWW bersabda:“Barangsiapa
menjadikan aku pemimpinnya, maka Ali adalah pemimpinnya. Ya Allah, tolonglah orang
yang menolongnya dan musuhilah orang yang memusuhinya... "
Selanjutnya Umar bin Khattab mengucapkan selamat kepada Imam
Ali a.s. seraya berkata: “Selamat,
selamat atasmu wahai putra Abu Thalib, engkau telah menjadi pemimpinku dan
pemimpin setiap yang mukmin dan mukminah”.
Riwayat tersebut dan riwayat-riwayat lain yang semakna
dengannya terdapat dalam kitab-kitab berikut:
1.Syawāhidut Tanzīl, karya Al-Haskani, juz 1, hal.
157, hadis ke: 211, 212, 213, 214, 215, 250, cetakan pertama, Beirut.
2.Tarjamah AI-Imam Ali bin Abi Thalib, dalam Tarikh
Dimasyq, karya Ibnu Asakir Asy-Syafi'i, juz 2, hal. 75, hadis ke: 575, 576,
577, 578, 585, cetakan pertama, Beirut.
3.Manāqib Ali bin Abi Thalib, karya Ibnu Al-Maghazili
Asy-Syafi'i, hal. 19, hadis ke 24, cetakan Tehran.
4.Tārīkh Baghdad, karya Al-Khatib Al-Baghdadi, juz 8,
hal. 290, cetakan As-Sa'adah, Mesir.
5.Ad-Durrul Mantsūr, karya As-Suyuthi, juz 2, hal.
259, cetakan pertama, Mesir.
6.Al-Itqān, As-Suyuthi, juz 1, hal. 31, cetakan tahun
1360 H.; juz 1, hal. 52, cetakan Al-Masyhad Al-Huseini, Mesir.
7.Al-Manāqib, karya Al-Kharazmi Al-Hanafi, hal. 80,
cetakan Al-Haidariyah.
8.Tadzkiratul Khawwāsh, karya As-Sabth bin Al-Jauzi
Al-Hanafi, hal. 30, cetakan Al-Haidariyah.
9.Tafsir Ibnu Katsir, juz 2, hal. 14, cetakan pertama,
Mesir; juz 3, hal. 281, cetakan Bulaq.
10.Maqtalul Husein, karya Al-Kharazmi Al-Hanafi, juz
1, hal. 47, cetakan Mathba'ah Az-Zahra'.
11.Yanābī'ul Mawaddah, karya Al-Qundusi Al-Hanafi,
hal. 115, cetakan Istambul; hal. 135, cetakan Al-Haidariyah.
12.Farā`idus Simthain, karya Al-Hamwini, juz 1, hal.
72, 74,315, cetakan pertama, Beirut.
13.Tārīkh Al-Ya'qūbī, juz 2, hal. 35, cetakan
Al-Haidariyah. 14; Tarikh Ibnu
Katsir Ad-Dimasyqi Asy-Syafi'i, juz 5, hal. 210.
14.Ihqāqul Haqq, karya At-Tustari, juz 6, hal. 106.
15.Rūhul Ma'ānī, karya Al-Alusi, juz 6, hal. 55,
cetakan Al-Muniriyah.
16.Al-Bidāyah wan Nihāyah, karya Ibnu Katsir, juz 5,
hal. 213; juz 7, hal. 347, cetakan Kairo.
Adapun riwayat dari jalur Syi'ah, silahkan rujuk: Al-Bihār, karya Al-Majlisi, juz
38, bab 52, cetakan baru.Surah Al-Ma’ārij : 1-3
Mendapat Siksa karena Meragukan wilayah Imam Ali a.s.
“Seorang peminta telah meminta datangnya siksa
yang (sekarang) telah terjadi. (Siksa itu) untuk orang-orang kafir, (dan) tidak
ada seorang pun dapat menolaknya. "
Ayat ini berkenaan dengan Nu'man Al-Fihri, ketika ia
meragukan pengangkatan Nabi SAWW terhadap Ali bin Abi Thalib a.s. sebagai
penggantinya. Silahkan rujuk:
1.Syawāhidut Tanzīl, karya Al-Hakim Al-Haskani, juz
2, hal. 286, hadis ke 1030, 1031, 1033, 1034.
2.As-Sīratul Halabiyah, karya Ali bin Burhanuddin
AI-Halabi Asy-Syafi'i, juz 3, hal. 275, cetakan Al-Bahiyyah, Mesir, tahun 1320
H.
3.Tadzkiratul Khawwāsh, karya As-Sibth bin Al-Jauzi
Al-Hanafi, hal. 30.
4.Nizham Duraris Simthain, karya Az-Zarnadi
Al-Hanafi, hal. 93.
5.Al-Fushūlul Muhimmah, karya Ibnu Shabbagh
Al-Maliki, hal. 25.
6.Nūrul Abshār, karya Asy-Syablanji, hal. 71, cetakan
As-Sa'idiyah; hal. 71, cetakan Al-‘Utsmaniyah, Mesir.
7.Yanābī'ul Mawaddah, karya A-Qundusi, hal. 328,
cetakan Al-Haidariyah; hal. 274, cetakan Islambul.
8.Tafsir Abi As-Sa'ud (catatan pinggir) Tafsir Ar-Razi, juz 8, hal.
292, cetakan Dar Ath-Thaba ' ah Al- ' Amirah, Mesir.
9.Tafsir Al-Qurthubi, juz 18, hal. 278.
10.Farā`idus Simthain, karya Al-Hamwaini, juz 1, hal.
82.
11.As-Sirājul Munīr, karya Asy-Syarbini Asy-Syafi'i,
juz 4, hal. 364.
12.Faidhul Qadīr fī Syarh Al-Jārni'is Shaghīr, juz 6,
hal. 218.
13.Nuzhatul Majālis, karya Ash-Shafuri, juz 2, hal.
242.
14.Syarh Al-Jāmi'us Shaghīr, karya As-Suyuthi, juz 2,
hal. 387.
15.Tafsir Al-Manār, juz 6, hal. 464.
Surah Ash-Shāffāt : 24
Mereka Akan Ditanyai tentang Wilayah Imam Ali a.s.
"Dan Tahanlah mereka karena mereka akan
ditanyai"
Mereka akan ditanyai tentang Wilayah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib
a.s. Silahkan rujuk:
1.Syawāhidut Tanzīl, karya Al-Hakim Al-Haskani
Al-Hanafi, juz 2, hal. 106, hadis ke: 785, 786, 787, 788, 789.
2.Kifāyatut Thālib, karya Al-Ganji Asy-Syafi'i, hal.
247, cetakan Al-Haidariyah; hal. 120, cetakan Al-Ghira.
3.Nizhām Duraris Simthain, karya Az-zarnadi
Al-Hanafi, hal. 109.
4.Yanābī'ul Mawaddah, karya Al-Qundusi, hal. 112,
114, 270, dan 295, cetakan Islambul; hal.: 131, 133, 324, 354, dan 355, cetakan
Al-Haidariyah.
5.Al-Manāqib, karya Al-Kharazmi Al-Hanafi, hal. 195.
6.Ash-Shawā'iqul Muhriqah, karya Ibnu Hajar
Asy-Syafi'i, hal. 147, cetakan Al-Muhammadiyah; hal. 89, cetakan Al-Maimaniyah,
Mesir.
7.Rūhul Ma'āni, karya Al-Alusi, tentang ayat ini.
8.Farā`idus Simthain, juz 1, hal. 79.Surah Az-Zukhruf : 45
Kepemimpinan Rasullulah SAWW dan Imam Ali a.s.
“Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang
telah Kami utus sebelummu"
Yaitu mereka diutus untuk berwilayah kepada Muhammad SAWW
dan Ali bin Abi Thalib a.s. Silahkan rujuk:
1.Syawāhidut Tanzīl, karya Al-Hakim Al-Haskani, juz
2, hal. 156, hadis ke 855, 856, 858.
2.Al-Manāqib, karya Al-Kharazmi Al-Hanafi, hal. 220.
3.Tarjamah Al-Imam Ali bin Abi Thalib, dalam Tārīkh Dimasyq, karya Ibnu
Asakir Asy-Syafi'i, juz 2, hal. 97, hadis ke 599.
4.Ghāyatul Marām, bab 44, cet. Iran.
5.Farā`idus Simthain, juz 1, hal. 81.Surah Ālu Imrān : 61
Ayat Mubahalah
"Maka katakanlah (kepada mereka): “Marilah
kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, wanita kami dan wanita kamu,
diri kami dan diri kamu, kemudian marilah kita bermubahalah lalu kita minta
supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta”
Umat Islam sepakat bahwa ayat ini turun berkenaan dengan
Nabi SAWW, Ali, Fathimah, Hasan dan Husein a.s. Silahkan rujuk:
1.Shahīh Muslim, kitab Al-Fadhā`il, bab Fadhā`il Ali bin Abi Thalib,
juz 2, hal. 360, cet. Isa Al-Halabi;Syarah An-Nawawi, juz 15, hal. 176,
cet. Mesir.
2.Sunan At-Tirmidzi, juz 4, hal. 293, hadis ke 3085;
juz 5, hal. 301, hadis ke 3808.
3.Syawāhidut Tanzīl, karya Al-Hakim Al-Haskani
Al-Hanafi, juz 1, hal. 120-129, hadis ke 168, 170,171, 172, 173, dan 175.
4.Mustadrak Al-Hakim, juz 3, hal. 150. la menganggap
riwayat ini sahih. Dalam Ma'rifah
'Ulūmil Hadīts, karya Al-Hakim disebutkan bahwa dalam kitab-kitab tafsir
termaktub riwayat-riwayat yang mutawatir dari Abdullah bin Abbas dan lainnya
bahwa Rasulullah SAWW pergi ke tempat mubahalah sambil menuntun tangan Ali, Hasan dan
Husein a.s., sedangkan Fathirnah a.s. berada di belakang mereka. Beliau
bersabda:“Mereka ini adalah anak-anak karni, diri kami, dan wanita karni,
maka panggillah anak-anakmu, dirimu, dan wanitamu. Kemudian, mari kita
bermubahalah kepada Allah dan memohon supaya kutukan-Nya ditimpakan kepada
orang-orang yang dusta”.
5.Manāqib Ali bin Abi Thalib, karya Ibnu Al-Maghazili
Asy-Syafi'i, hal. 263, hadis ke 310.
6.Musnad Ahrnad bin Hanbal, juz 1, hal. 185, cet. Al-Maimaniyah;
juz 3, hal. 97, hadis ke 1608, cet. Darul Ma'arif.
7.Kifāyatut Thālib, karya Al-Ganji Asy-Syafi'i, hal.
54, 85, 142, cet. Al-Haidariyah; hal. 13,28,29,55,56, cet. Al-Ghira.
8.Tarjamah AI-Imam Ali bin Abi Thalibdalam Tārīkh Dimasyq, karya Ibnu
Asakir Asy-Syafi'i, juz 1, hal. 21, hadis ke 30 dan ke 271.
9.Tafsir Ath-Thabari, juz 3, hal. 299, 330, 301; juz
3, hal. 192, cet. Al-Maimaniyah, Mesir.
10.Al-Kasysyāf, karya Zamakhsyari, juz 1, hal.
367-370, cet. Beirut; juz 1, hal. 193, cet. Mushthafa Muhammad, Mesir.
11.Tafsir Ibnu Katsir, juz 1, hal. 370-371.
12.Tafsir Al-Qurthubi, juz 4, hal. 104.
13.Ahkāmul Qurān, karya Al-Jashshash, juz 2, hal.
295-296. la berkata: “Para ulama tidak berbeda pendapat bahwa Nabi SAWW
menuntun tangan Hasan, Husein, Ali dan Fathimah a.s. ..., cet. Abdurrahman,
Mesir.
14.Asbābun Nuzūl, karya Al-Wahidi, hal. 59.
15.Ahkāmul Qurān, karya Ibnu Al-'Arabi, juz 1, hal.
275, cet. kedua Al-Halabi; juz 1, hal. 115, cet. As-Sa'adah, Mesir.
16.At-Tashīl li 'Ulūmit Tanzīl, karya Al-Kalbi, juz
1, hal. 109.
17.Fathul Bayān fī Maqāshidil Qurān, juz 2, hal. 72.
18.Zadul Mashīr, karya Ibn Al-Jauzi, juz 1, hal. 347,
cet. kedua Mushthafa AI-Halabi, Mesir; juz 1, hal. 316, cet. pertama, Mesir.
19.Tafsir Fakhrur Razi, juz 2, hal. 699, cet. Dar
Thama'ah Al-' Amirah, Mesir; juz 8, hal. 85, cet. Al-Bahiyah, Mesir.
20.Jāmi'ul Ushūl, karya Ibnu Atsir, juz 9, hal. 470.
21.Mathālibus Sa`ūl, karya Ibnu Thalhah Asy-Syafi'i,
juz 1, hal. 18, cet. Najaf; hal. 8, cet. Tehran.
22.Dzakhā`irul 'Uqbā, hal. 25.
23.Tadzkiratul Khawwāsh, karya As-Sibth Al-Jauzi
Al-Hanafi, hal. 17, cet. Najaf; hal. 14, cet. Al-Haidariyah.
24.Ad-Durrul Mantsūr, karya As-Suyuthi, juz 2, hal.
38-39.
25.Tafsir Al-Baidhawi, juz 2, hal. 22.
26.Tarikhul Khulafā`, karya As-Suyuthi, hal. 169.
27.Ash-Shawa'iqul Muhriqah, karya Ibnu Hajar
Asy-syafi'i, hal. 72, cet. Al-Maimaniyah; hal. 119 cet. Al-Muhammadiyah, Mesir.
Dalam cetakan ini nama Imam Hasan dihilangkan, sementara di cetakan pertama
nama itu masih ada; Hal. 72, menyebutkan bahwa ayat ini turun untuk mereka;
hal. 87 dan 93, cet. Al-Maimaniyah; hal. 143 dan 153, cet. Al-Muhammadiyah.
28.Tafsir Al-Khāzin, juz 1, hal. 302.
29.Al-Ittihāf bi hubbil Asyrāf, karya Asy-Syabrawi
Asy-Syafi'i, hal. 5.
30.Ma'ālimut Tanzīl, karya Al-Baghawi (catatan
pinggir) Tafsir Al-Khāzin,
jilid 1, hal. 302.
31.As-Sīrah Al-Halabiyah, karya Al-Halabi
Asy-Syafi'i, juz 3, hal. 212, cet. Al-Mathba'ah Al-Bahiyah, Mesir; juz 3, hal.
240, cet. Muhammad Ali Shabih.
32.As-Sirah An-Nabawiyah, karya Zaini Dahlan (catatan
pinggir) As-Sīrah Al-Halabiyah,
juz 3, hal. 5.
33.Al-Manāqib, karya Al-Kharazmi Al-Hanafi, hal. 60
dan 97.
34.Al-Fushūlul Muhimmah, karya Ibnu Shabbagh
Al-Maliki, hal. 110.
35.Syarah Nahjul Balāghah, karya Ibnu Abil Hadid, juz
16, hal. 291, cet. Mesir, dengan TahqiqMuhammad
Abul Fadhl; juz 4, hal. 108, cet. pertama, Mesir.
36.Ihqāqul Haqq, karya At-Tustari, juz 3, hal. 46-62;
juz 9, hal. 70-91, cet. pertama, Tehran.
37.Fadhā`ilul Khamsah, juz 1, hal. 244.
38.Usdul Ghābah, karya Ibnu Atsir Asy-Syafi'i, juz 4,
hal. 26.
39.Al-Ishābah, karya Ibnu Hajar Al-‘Asqalani
Asy-Syafi'i, juz 4, hal. 509, cet. As-Sa'adah Mesir; juz 2, hal. 503, cet.
Mushthafa Muhammad, Mesir.
40.Mir`ātul Jinān, karya Al-Yafi'i, juz 1, hal. 109.
41.Misykātul Mashābīh, karya Umari, juz 3, hal. 254.
42.Al-Bidāyah wan Nihāyah, karya Ibnu Katsir, juz 5,
hal. 54, cet. As-Sa'adah, Mesir. Amirul Mukminin tidak disebutkan.
43.Tafsir Abu As-Sa'ud (catatan
pinggir) Tafsir Ar-Razi,
juz 2, hal. 143, cet. Ad-Dar Al-'Amirah, Mesir.
44.Tafsir Al-Jalālain, karya As-Suyuthi, juz 1, hal.
33, cet. Mesir; hal. 77, cet. Darul Kitab Al-'Arabi, Mesir.
45.Yanābī'ul Mawaddah, Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 9,
44,51 52,232, 281, dan 295, cet. Istambul; hal. 9, 49, 57, 59, 275, 291, 353,
cet. Al-Haidariyah.
46.Ar-Riyādhun Nādhirah, karya Ath-Thabari
Asy-Syafi'i, juz 2, hal. 248, cet. kedua.
47.Farā`idus Simthain, juz 1, hal. 387, hadis ke 307;
juz 2, hal. 23, hadis ke 365; hal. 205, hadis ke 484, 485, dan 486.Surah Ad-Dahr : 5-22
Kisah Memberi Makanan
“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan akan
minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. (Mereka
akan meminum) dari mata air (dalam
surga) yang dari mata air itu hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat
mengalirkannya dengan sebaik-baiknya. Mereka menunaikan nazar dan takut akan
suatu hari yang azabnya merata di mana-mana ... Sesungguhnya ini adalah balasan
untukmu, dan usahamu adalah disyukuri. "
Ayat ini turun untuk Ali, Fathimah, Hasan, dan Husein a.s.,
sehubungan dengan kisah puasa mereka selama tiga hari dan sedekah yang mereka
berikan selama tiga hari itu dengan memberi makanan kepada orang-orang miskin,
anak yatim, dan tawanan. Silahkan rujuk:
1.Syawāhidut Tanzīl, karya Al-Hakim Al-Haskani
Al-Hanafi, juz 2, hal. 298, hadis ke 1042, 1046, 1047, 1048, 1051,1053, 1054,
1055, 1056, 1057, 1058, 1059 dan 1061.
2.Al-Manāqib, karya Al-Kharazmi Al-Hanafi, hal.
188-194.
3.Kifāyatut Thālib, karya Al-Kanji Asy-Syafi'i, hal.
345-348, cet. Al-Haidariyah; hal. 201, cet. Al-Ghira.
4.Manāqib Ali bin Abi Thalib, karya Al-Maghazili
Asy-Syafi’i, hal. 272, hadis ke 302.
5.Nūrul Abshār, karya Asy-Syablanji, hal. 102-104,
cet. As-Sa'idiyah, Mesir; hal. 101-102, cet. Al-'Utsmaniyah, Mesir.
6.Tafsir Al-Qurthubi, juz 19, hal. 130.
7.Al-Kasysyāf, karya Az-Zamakhsyari, juz 4, hal. 670,
cet. Beirut; juz 4, hal. 197, cet. Mushthafa Muhammad, Mesir.
8.Rūhul Ma'āni, karya Al-Alusi, juz 29, hal. 157.
9.Usdul Ghābah, karya Ibnu Atsir Asy-Syafi'i, juz 5,
hal. 530-531.
10.Asbābun Nuzūl, karya Al-Wahidi, hal. 251.
11.Tafsir Fakhrur Razi, juz 13, hal. 243, cet.
Al-Bahiyah, Mesir; juz 8, hal. 392, cet. Ad-Darul Al-'Amirah, Mesir.
12.Tafsir Abu As-Sa'ud (catatan
pinggir) Tafsir Ar-Razi,
juz 8, hal. 293, cet. Darul 'Amirah, Mesir.
13.At-Tashīl li 'Ulūmit Tanzīl, karya Al-Kalabi, juz
4, hal. 167.
14.Fathul Qadīr, karya Asy-Syaukani, juz 5, hal. 349,
cet. 2; juz 5, hal. 338, cet. pertama Al-Halabi, Mesir.
15.Ad-Durrul Mantsūr, karya As-Suyuthi, juz 6, hal.
299.
16.Dzakhā`irul 'Uqbā, hal. 88 dan 102.
17.Mathālibus Sa`ūl, karya Ibnu Thalhah Asy-Syafi'i,
juz 1, hal. 88.
18.Al-'Uqdatul Farīd, karya Ibnu Abdi Rabbah
Al-Ma1iki, juz 5, hal. 96, cet. Lajnatut Ta`līf wan Nasyr, Mesir.
19.Tafsir Al-Khāzin, juz 7, hal. 159.
20.Ma'ālimut Tanzīl, karya Al-Baghawi Asy-Syafi'i
(catatan pinggir) Tafsir
Al-Khāzin, juz 7, hal. 159.
21.Al-Ishābah, karya Ibnu Hajar, juz 4, hal. 387,
cet. As-Sa'adah; juz 4, hal. 376, cet. Mushthafa Muhammad, Mesir.
22.Tafsir Al-Baidhāwi, juz 5, hal. 165, cet. Beirut ;
juz 4 hal. 235 cet. Musthafa Muhammad, Mesir.
23.Al-Laālil Mushnū’ah, karya As-Suyuthi, juz 1, hal.
370.
24.Tafsir An-Nasafi, juz 4, hal. 318.
25.Al-Ghadīr, karya Al-Amini , juz 3, hal. 107-111.
26.Ihqāqul Haqq, karya At-Tustari, juz 3 hal. 158-169
; juz 9, hal. 110-123.
27.Yanābī’ul Mawaddah, karya Al-Qundusi Al-Hanafi,
hal. 93 dan 212, cet. Istambul ; hal.107,108 dan 251, cet. Al-Haidaiyah.
28.Nawādhirul Ushūl, karya Al-Hakim At-Tirmidzi, hal.
64 tanpa mencantumkan cetakan.
29.Syarh Nahjul Balāghah, karya Ibnu Abil Hadid, juz
1, hal. 21; juz 13, hal. 276 dengan Tahqiq Muhammad Abul Fadhl.
30.Ar-Riyādhun Nādhirah, karya Muhibuddin Ath-Thabari
Asy-Syafi’i, juz 2, hal. 274 dan 302, cetakan ke-2.
31.Fadhā`ilul Khamsah min Ash-Shihāhis Sittah, juz
254.
32.Farā`idus Simthain, juz 1, hal. 53-56, hadis ke
383.Surah Al-Baqarah : 37
Tawassul Nabi Adam a.s. ketika Bertaubat
“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari
Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya”
Kalimat-kalimat yang dijadikan tawassul Nabi Adam a.s.
ketika bertaubat kepada Tuhannya adalah Nabi Muhammad SAWW, Ali, Fathimah,
Hasan dan Husein a.s. Silahkan rujuk:
1.Manāqib Ali bin Abi Thalib, karya Al- Maghazili
Asy-Syafi’i, hal. 63, hadis ke 89.
2.Yanābī’ul Mawaddah, karya Al-Qundusi Al-Hanafi,
hal. 97 dan 239, cet. Istambul; hal. 111, 112, 283, cet. Al–Haidariyah.
3.Muntakhab Kanzul ‘Ummāl, karya Al-Muttaqi Al-Hindi
(catatan pinggir) Musnad Ahmad
bin Hanbal, juz 1, hal. 419.
4.Ad-Durrul Mantsūr, karya As-Suyuthi Asy-Syafi’i,
juz 1, hal. 60.
5.Al-Ghadīr, karya Al-Amini, juz 7, hal. 300.
6.Ihqāqul Haqq, At-Tustari, juz 3, hal. 76.Surah An-Nisā`: 54
Manusia yang Dihasudi
“Apakah mereka dengki kepada manusia lantaran karunia
yang telah Allah berikan kepadanya”
Manusia yang dihasudi dalam ayat ini adalah Ahlul Bayt a.s.
Silahkan rujuk:
1.Syawāhidut Tanzīl, karya Al-Hakim Al-Haskani
Al-Hanafi, juz 1, hal. 143, hadis ke 195, 196, 197, dan 198.
2.Manāqib Al-Imam Ali bin Abi Thalib, karya
Al-Maghazili Asy-Syafi’i, hal. 467, hadis ke 314.
3.Yanābī’ul Mawaddah, karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal
142, 328 dan 357, cet. Al-Haidariyah; hal. 121, 274, dan 298, cet. Istambul.
4.Ash-Shawā’iqul Muhriqah, karya Ibnu Hajar
Asy-Syafi’i, hal. 150 cet. Al-Muhammadiyah; hal. 91, cet. Al-Maimaniyah, Mesir.
5.Nūrul Abshār, karya Asy-Syablanji, hal. 101, cet.
Al’-Utsmaniyah; hal. 102, cet. As-Sa’idiyah.
6.Al-Ittihāf bi Hubbil Asyrāf, karya Asy-Syibrawi
Asy-Syafi’i, hal. 76.
7.Rasyafah Ash-Shadi, karya Abu Bakar Al-Hadhrami,
hal. 37.
8.Al-Ghadīr, karya Al-Amini, juz 3, hal. 61.Surah Al-A’rāf : 46
Tokoh-tokoh A’raf
“Dan di atas Al-A’raf itu terdapat orang-orang yang
mengenal masing-masing dari dua golongan itu (penghuni surga dan neraka) dengan
tanda-tanda mereka”
Para penghuni Al-A’raf adalah Ali, Ja’far, Hamzah, dan
Abbas. Mereka mengenal orang-orang yang mencintai dan membenci mereka. Silahkan
rujuk:
1.Syawāhidut Tanzīl, karya Al-Hakim Al-Haskani, juz
1, hal. 198, hadis ke 256, 257, dan 258, cet. Beirut.
2.Yanābī’ul Mawaddah, karya Al-Qundusi Al-Hanafi,
hal. 118 dan 119 cet. Al-Haidariyah; hal. 102, cet. Istambul.
3.Ash-Shawā’iqul Muhriqah, karya Ibnu Hajar
Asy-Syafi’i hal. 101, cet. Al-Maimanaiyah; hal: 168, cet. Al-Muhammadiyah,
Mesir.
4.Tafsir Al-Qurthubi, juz 7, hal. 212.
5.Fathul Qadīr, karya Asy-Syaukuni, juz 2, hal. 212.
6.Fadhā`ilul Khamsah min Ash-Shihahis Sittah, juz 1,
hal. 286.Surah Al-Ahzāb : 23
Orang yang Menunggu-nunggu Janji Allah
“Di antara orang-orang itu ada orang-orang yang
menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Maka, di antara mereka
ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka
sedikitpun tidak merubah (janjinya)”
Ia menunggu apa yang telah dijanjikan Allah kepadanya, dan
ia adalah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib a.s. Silahkan rujuk:
1.Syawāhidut Tanzīl, karya Al-Hakim Al-Haskani
Al-Hanafi, juz 2, hal. 1 hadis ke 627 dan 628.
2.Kifāyatut Thālib, karya Al-Ganji Asy-Syafi’i, hal.
249, cet. Al-Haidariyah; hal.122, cet. Al-Ghira.
3.Yanābī’ul Mawaddah, karya Al-Qundusi Al-Hanafi,
Hal. 96, cet. Islambul; Hal.110, cet. Al-Haidiriyah.
4.Al-Manāqib, karya Al-Kharazmi Al-Hanafi, hal. 197,
cet. Al-Haidiriyah.
5.Tadzkiratul Khawwāsh, karya As-Sibth bin Al-Jauzi
Al-Hanafi, hal. 17.
6.Al-Fushūlul Muhimmah, karya Ibnu Shabbagh
Al-Maliki, hal. 116.
7.Ash-Shawā’iqul Muhriqah, karya Ibnu Hajar
Asy-Syafi’i Hal. 80, cet. Al-Maimaniyah; hal. 132, cet. Al-Muhammadiyah, Mesir.
8.Nūrul Abshār, karya A-Ganji, hal. 98, cet.
As-Saidiyah; hal. 98, cet. Al-Utsmaniyah.
9.Tafsir Al-Khāzin, juz 5 hal. 203.
10.Ma’ālimut Tanzīl, karya Al-Baghawi Asy-Syafi’i
(catatan pinggir) Tafsir
Al-Khāzin, juz 5, hal. 203.
11.Al-Ghadīr, karya At-Tustari, juz 3, hal. 51.
12.Ihqāqul Haqq, karya At-Tustari, juz 3, hal. 363.
13.Fadhā`ilul Khamzah min Ash-Shihahis Sittah, juz 1,
hal. 287.Surah An-Nūr : 35
Cahaya Allah
“Allah adalah cahaya langit dan bumi. Perumpaan
cahaya Allah seperti miskat (sesuatu yang tak tembus cahaya) yang di dalamnya
ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang
(yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang
banyak berkahnya”
Silahkan rujuk Manāqib
Ali bin Abi Thalib, karya Al-Maghazili Asy-Syafi’i , hal. 316, hadis ke
361, cet. Tehran.Surah Al-Hadīd : 19
Shiddīqqīn
“Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya, mereka itu orang-orang shiddiqin (orang-orang yang teguh imannya
kepada kebenaran Rasul) dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Tuhan mereka”
Yang dimaksud dengan shiddīqīn di sini adalah Ali bin Abi Thalib
a.s., seorang mukmin dari keluarga Fir’aun dan seorang mukmin dari keluarga
Yasin.
Siapakah ash-shiddīq dan al-fārūq itu? Menurut hadis-hadis yang
mutawatir, ash-shiddīq dan al-fārūqyang
paling agung adalah Ali bin Abi Thalib a.s. Silahkan rujuk:
1.Syawāhidut Tanzīl, karya Al-Hakim Al-Haskani
Al-Hanafi , juz 2, hal. 223, hadis 938, 939, 940, 941 dan 942.
2.Ghāyatul Marām, bab 165, hal. 417 dan 648, cet.
Tehran.
3.Tarjamah Ali bin Abi Thalib, dalam Tarikh Dimasyq, karya Ibnu
Asakir Asy-Syafi’i, juz 1, hal. 74, hadis ke 121, 122, 123, 124 dan 126.
4.As-Sīrah Al-Halabiyah, Burhanuddin Al-Halabi
Asy-Syafi’i, juz 1, hal. 380.
5.Majma’uz Zawā`id, karya Al-Haitsami Asy-Syafi’i,
juz 9, hal. 102.
6.Syarah Nahjul Balāghah, karya Ibnu Abil Hadid, juz
3, hal. 261, cet. pertama, Mesir, dengan TahqiqMuhammad
Abu Fadhl.
7.Al-Isti’āb, karya Ibnu Abdul Bar (catatan pinggir) Al-Ishābah, juz 4, hal. 170.
8.Usdul Ghābah, karya Ibnu Atsir Asy-Syafi’i, juz 5,
hal. 687.
9.Dzakhā`irul ‘Uqbā, karya Muhibuddin Ath-Thabari
Asy-Syafi’i, hal. 56.
10.Kifāyatut Thālib, Al-Ganji Asy-Syafi’i, hal. 187,
cet. Al-Haidiriyah; hal. 79, cet. Al-Ghira.
11.Al-Ghadīr, karya Al-Amini, juz 2, hal. 313.
12.Muntakhab Kanzul ’Ummāl (catatan pinggir) Musnad Ahmad, juz 5, hal. 33.
13.Ar-Riyādhun Nādhirah, karya Muhibuddin Ath-Thabari
Asy-Syafi’i, juz 2, hal. 204.
14.Farā`idus Simthain, karya Al-Hamwini, juz 1, hal.
39 dan 40.
15.Lisānul Mīzān, karya Ibnu Hajar Al-Asqalani
Asy-Syafi’i, juz 2, hal. 414.Surah Al-A’rāf : 181
Pemandu dan Penegak Keadilan
“Dan di antara makhluk yang kami ciptakan ada
sekelompok yang memberi petunjuk (sesuai) dengan kebenaran, dan dengan itu
(pula) mereka bertindak adil”
Ayat ini turun untuk keluarga Muhammad SAWW. Silahkan rujuk Syawāhidut Tanzīl, karya
Al-Hakim Al-Haskani, juz 1, hal. 204, hadis ke 266 dan 267.
Surah Al-Wāqi’ah : 10-11
Orang yang Terdahulu Beriman
“Dan orang-orang yang paling dahulu beriman.
Merekalah orang yang didekatkan (kepada Allah)”
Ayat ini turun untuk Ali bin Abi Thalib a.s. Rasulullah SAWW
bersabda: “Orang yang
dahulu beriman ada 3 orang : orang yang paling dahulu beriman kepada Nabi Musa
adalah Yawsya’ bin Nun, orang yang paling dahulu beriman kepada Isa adalah
Shahibu Yasin, dan orang yang palig dahulu beriman kepada Muhammad adalah Ali
bin Abi Thalib”. Silahkan
rujuk :
1.Syawāhidut Tanzīl, Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi,
juz 2, hal. 213, hadis ke 924, 925, 926, 927, 928, 929, dan 930.
2.Manāqib Ali bin Abi Thalib, karya Al-Maghazaili
Asy-Syafi’i, hal. 320, hadis ke 365.
3.Tadzkiratul Khawwāsh, karya As-Sibth bin Al-Jauzi
Al-Hanafi.
4.Ad-Durrul Mantsūr, karya As-Suyuthi, juz 6, hal.
154.
5.Ash-Shawā’iqul Muhriqah, Ibnu Hajar Asy-Syafi’i,
hal. 123, cet. Al-Muhammadiyah; hal. 74, cet. Al-Maimaniyah.
6.Yanābī’ul Mawaddah, karya Al-Qundusi Al-Hanafi,
hal. 60 dan 115, cet. Islambul; hal. 69 dan 135, cet. Al-Haidariyah.
7.Al-‘Iqdul Farīd, karya Ibnu Abdur Rabbah Al-Maliki,
juz 5, hal. 94, cet. ke 2.
8.Fathul Bayān, karya Shiddiq Hasan Khan, juz 9, hal.
245.
9.Tafsir Ibnu Katsir, juz 4,hal. 283.
10.Rūhul Ma’āni, karya Al-Alusi, juz 27, hal. 114.
11.Al-Bidāyah Wan Nihāyah, karya Ibnu Katsir, juz 1,
hal. 231.
12.Fadhā`ilul Khamsah, juz 1, hal. 184.
13.Ihqāqul Haqq, karya At-Tustari, juz 3, hal. 114.
14.Al-Manāqib, karya Al-Kharazmi Al-Hanafi, hal. 20.
15.Majma’uz Zawā`id, juz 9, hal. 102.
16.Dzakhā`irul ’Uqbā, hal. 58.
17.Muntakhab Kanzul ’Ummāl (catatan pinggir) Musnad Ahmad, juz 5, hal. 30.
18.Fadhā`ilul Khamsah min Ash-Shihāhis Sittah, juz 1,
hal. 588.Surah An-Nūr : 36-37
Rumah-rumah yang Dimuliakan
“Bertasbihlah kepada Allah di rumah-rumah yang
telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada
waktu pagi dan waktu petang. Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan
dan tidak (pula) oleh jual-beli dari mengingat Allah, mendirikan shalat dan
membayar zakat. Mereka takut kepada sesuatu hari yang (di hari itu) hati dan
pandangan menjadi guncang”
Ayat ini turun untuk Ahlul Bayt a.s. Silahkan rujuk:
1.Syawādihut Tanzīl, Al-Hakim Al- Haskani Al-Hanafi,
juz 1, hal. 409, hadis ke 566, 567, dan 568.
2.Ad-Durrul Mantsūr, karya As-Suyuthi, juz 5, hal.
50.
3.Rūhul Ma’āni, karya Al-Alusi, juz 18, hal. 157.
4.Ghāyatul Marām, hal. 318, cet. Tehran.Surah Shād : 28
Mereka yang Bertakwa dan yang Bermaksiat
“Patutkah Kami menganggap orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh sama dengan orang-orang yang berbuat
kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang
bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat.”
Yang dimaksud dengan “orang-orang yang bertakwa” di sini
adalah Ali bin Abi Tahlib, Hamzah, Ubaidah bin Harits. Sedangkan yang dimaksud
dengan “orang-orang yang bebuat maksiat” adalah Al-Walid, Utbah, dan Syaibah.
Silahkan rujuk:
1.Syawāhidut Tanzīl, karya Al-Hakim Al-Haskani
Al-Hanafi, juz 2, hal. 113, hadis ke798, 799, 800, 801, 802, 803 dan 804.
2.Rūhul Ma’āni, karya Al-Alusi, juz 23, hal. 171.
3.Ghāyatul Marām, hal. 379, cet. Tehran.Surah Al-Jātsiyah : 21
Mereka yang Bariman dan yang Membuat Kerusakan
“Apakah orang-orang yang membuat kerusakan itu menyangka
bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka? Amat
buruklah persangkaan mereka itu”
Yang dimaksud dengan “orang-orang yang beriman” di sini
adalah Ali bin Abi Thalib, Hamzah dan Ubaidah bin Harits. Sedangkan yang
dimaksud dengan “orang-orang yang membuat kerusakan” adalah Al-Walid, Utbah,
dan Syaibah. Silahkan rujuk:
1.Syawāhidut Tanzīl, karya Al-Hakim Al-Haskani
Al-Hanafi, juz 2, hal. 114, hadis ke 801; hal. 168, hadis ke 872, 873, 874 dan
875.
2.Kifāyatut Thālib, karya Al-Ganji Asy-Syafi’i, hal.
247, cet. Al-Haidiriyah; hal. 120, cet. Al-Ghira.
3.Tadzkiratul Khawwāsh, karya As-Sibth bin Al-Jauzi
Al-Hanafi, hal.17.
4.Al-Manāqib, karya Al-Kharazmi Al-Hanafi, hal.195.
5.Tafsir Fakhrur Razi, juz 7, hal. 486.
6.Fadhā`ilul Khamsah, juz 1, hal. 289.
7.Al-Ghadīr, karya Al-Amini, juz 2, hal. 56.Surah Al-Bayyinah : 7
Makhluk Terbaik
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah makhluk terbaik (khairul bariyyah)”
Rasulullah SAWW bersabda: “Hai
Ali, mereka (khairul bariyyah) adalah engkau dan syi’ahmu”. Silahkan rujuk:
1.Syawāhidut Tanzīl, karya Al-Hakim Al-Haskani
Al-Hanafi, juz 2, hal. 357-366, hadis ke 1125, 1126, 1127, 1128, 1129, 1130,
1131, 1132, 1133, 1134, 1135, 1136, 1137, 1138, 1139, 1140, 1141, 1142, 1143,
1144, 1145, 1145, 1146, 1147 dan 1148.
2.Kifāyatut Thālib, karya Al-Ganji Asy-Syafi’i, hal.
244, 245 dan 246, cet. Al-Haidariyah; hal.118 dan 119, cet. Al-Ghira.
3.Al-Manāqib, karya Al-Kharazmi Al-Hanafi, hal. 62
dan 187.
4.Al-Fushūlul Muhimmah, karya Ibnu Shabbaqh
Al-Maliki, hal.107.
5.Nizham Duraris Simthain, karya Az-Zarnadi
Al-Hanafi, hal. 92.
6.Tarjamah Al-Imam Ali bin Abi Thalib dalam Tārīkh Dimasyq, karya Ibnu
Asakir Asy-Syafi’i, juz 2, hal. 442, hadis ke 951.
7.Yanābī’ul Mawaddah, Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 62,
74 dan 270, cet. Islambul; hal. 71 dan 84, 361 dan 362, cet. Al-Hairiyah.
8.Nūrul Abshār, karya Asy-Syablanji, hal. 71 dan 102,
cet. As-Sa’idiyah; hal. 71 dan 101, cet. Al-Ustmaniyah, Mesir.
9.Ash-Shawā’iqul Muhriqah, karya Ibnu Hajar
Asy-Syafi’i, hal. 96, cet. Al-Maimaniyah, Mesir; hal. 159, cet.
Al-Muhammadiyah.
10.Ad-Durrul Mantsūr, karya As-Suyuthi, juz 6, hal.
379.
11.Tafsir Ath-thabari, juz 30 dan 146, cet.
Al-Maimaniyah, Mesir.
12.Tadzkiyatul Khawwāsh, karya As-Sibth bin Al-Jauzi
Al-Hanafi, hal. 18.
13.Fathul Qadīr, karya Asy-Syaukani, jilid 5, hal.
477.
14.Rūhul Ma’āni, karya Al-Alusi, juz 30, hal. 207.
15.Ihqāqul Haqq, karya At-Tustari, juz 3, hal. 287.
16.Al-Gahdīr, karya Al-Amini, juz 2, hal. 57.
17.Fadhā`ilul Khamsah, juz 1, hal. 278.
18.Ghāyatul Maram, bab 28, hal. 328, cet. Tehran.
19.Farā`idus Simthain, juz 1, hal. 156.Surah Ash-Shāffāt : 130
Keluarga Yasin
“Semoga kesejahteraan terlimpahkan atas keluarga
Yasin”
Yang dimaksud dengan “keluarga Yasin” adalah keluarga
Muhammad SAWW. Silakan rujuk :
1.Syawāhidut Tanzīl oleh
Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 2, hal. 109, hadis ke 791, 792, 793, 794,
795, 796 dan 797.
2.Nizham Duraris Simthain, oleh Az-Zarnadi Al-Hanafi,
hal. 94.
3.Majma’uz Zawā`id, juz 9, hal. 174.
4.Tafsir Fakhrur Razi, juz 26, hal. 162, Cet.
Al-Bahiyah Mesir, juz 7, hal. 163, cet. Dar Ath-Thaba’ah, Mesir.
5.Tafsir Al-Qurthubi, juz 15, hal. 119.
6.Tafsir Ibnu Katsir, juz 4, hal. 20.
7.Ash-Shawā’iqul Muhriqah, oleh Ibnu Hajar
As-Syafi’I, hal. 146, cet. Al-Muhammadiyah; hal. 88, cet. Al-Maimaniyah, Mesir.
8.Ad-Durul Mantsūr, oleh As-Suyuthi, juz 4, hal. 286.
9.Fathul Qadīr, oleh As-Syaukani, juz 4, hal. 412.
10.Yanābī’ul Mawaddah, oleh Al-Qundusi Al-Hanafi,
hal. 345, cet. Al-Haidariyah; hal. 295, cet. Istambul.
11.Ihqāqul Haqq, oleh At-Tustari, juz 3, hal. 449,
cet. Tehran.Surah Al-Ahzāb : 56
Ayat Tentang Shalawat
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya
bershalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kepada
Nabi dan ucapkan salam kesejahteraan kepadanya”
Ayat ini menjelaskan cara bershalawat kepada Nabi dan
Keluarganya. Silakan rujuk :
1.Shahih Bukhari, kitab At-Tafsīr, bab Firman Allah innallāha wa malāikatahū Yushallūna
‘alan Nabī, juz 6, hal. 27, cet. Darul Fikr; juz 6, hal. 151, cet. Mathabi’
Asy-Sya’b; juz 6, hal. 120, cet. Al-Amiriyah. Dan kitabBad`ul Khalq, bab Yazifuna An-Naslan fil Masy-yi,
juz 4, hal. 118, cet. Darul Fikr; kitab ad-da’awāt,
bab ash-shalāh ‘alan Nabi SAWW,
juz 7, hal. 156, cet. Darul Fikr.
2.Shahih Muslim, kitab ash-shalāh, bab ash-shalāh ‘alan Nabi SAWW, juz
2, hal. 16, cet. Syirkah Al-I’lanat; juz 1, hal. 173, cet. Isa Al-Halabi.
3.Shahih At-Tirmidzi, juz 1, halman 301, hadis ke
481,; juz 5, hal. 38, cet. Darul Fikr; juz 2, hal. 212, cet. Bulaq.
4.Sunan An-Nasa’i, juz 3, hal. 45-49.
5.Sunan Ibnu Majah, juz 1, hal. 292, hadis ke 903,
904 dan 906.
6.Sunan Abi Dawud, juz 1, hal. 257, hadis ke 976,
977, 978 dan 981.
7.Asbābun Nuzūl oleh
Al-Wahidi, hal. 207.
8.Musnad Ahmad bin Hanbal, juz 2, hal. 47; juz 5,
hal. 353, cet. Al-Maimaniyah, Mesir.
9.Muwaththa’ Malik yang
dicetak dengan syarahnya Tanwirul
Hawālik, juz 1, hal. 179.
10.Tafsir Al-Qurthubi, juz 14, hal. 233.
11.Dzakhā`irul ‘Uqbā, hal. 19.
12.Tafsir Ath-Thabari, juz 2, hal. 43.
13.Tafsir Ibnu Katsir, juz 3, hal. 507.
14.Tafsir Fakhrur Razi, juz 25, hal. 226, cet.
Al-Bahiyah, Mesir, juz 7, hal. 391, cet, Dar Ath-Thaba’ah, Mesir.
15.Ahkāmul Qurān, oleh Ibnu ‘Arabi, juz 3, hal. 1570,
Cet. Isa Al-Halabi.
16.Ad-Durul Mantsūr, oleh As-Suyuthi, juz 4, hal.
303.
17.Ash-Shawā’iqul Muhriqah, oleh Ibnu Hajar
Asy-Syafi’I, hal. 144 dan 231, cet. Al-Maimaniyah, Mesir.
18.Fathul Qadīr, oleh Asy-Syaukani, juz 4, hal. 303.
19.Al-Mu’jamus Shaghīr, oleh Ath-Thabrani, juz 1,
hal. 74 dan 86.
20.Nizhām Duraris Simthain, oleh Az-Zarnadi
Al-Hanafi, hal. 45.
21.Yanābī’ul Mawaddah, oleh Al-Qundusi Al-Hanaif,
hal. 295, cet. Istambul; hal. 354, cet. Al-Haidariyah.
22.Ma’ālimut Tanzīl, oleh Aleh Al-Baghawi (catatan
pinggir) Tafsir Al-Khazin,
juz 5, hal. 225.
23.Kanzul ‘Ummāl, juz 1, hal. 437, hadis ke : 2151,
2170, 2184, 2185, 2186, 2187 dan 2188, cet. Haidar Abad.
24.Hilyatul Awliyā`, juz 4, hal. 271.
25.Tafsir Al-Khāzin, juz 5, hal. 226.
26.Musnad Al-Imam Asy-Syafi’I, hal. 15, cet.
Al-Mathbu’at Al-‘Ilmiyah, Mesir.
27.Ihqāqul Haqq, oleh At-Tustari, juz 3, hal. 252.
28.Al-Ghadīr, oleh Al-Amini, juz 2 hal. 6, 7, 8 dan
9.
29.Tārīkh Baghdad, juz 8, hal. 381.
30.Al-Mustadrak, karya Al-Hakim, juz 1, hal.
2268.
31.As-Sunan Al-Kubrā, oleh Al-Baihaqi, juz 2, hal.
378.Surah Al-Ahzāb : 25
Penyelamat Mukminin dari Peperangan
“Dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari
peperangan”
Yakni melalui peran Ali bin Abi Thalib as. Silakan rujuk :
1.Tarjamah Al-Imam Ali bin Abi Thalib, dalam Tarikh
Dimasyq, oleh Ibnu Asakir Asy-Syafi’i, juz 2, hal. 420, hadis ke 920.
2.Kifāyatut Thālib, oleh Al-Ganji Asy-Syafi’i, hal.
234, cet. Al-Haidariyah, hal. 110, cet. Al-Ghira.
3.Syawāhidut Tanzīl, oleh Al-Hakim Al-Haskani
Al-Hanafi, juz 2, hal. 3, hadis ke 629, 630, 631, 632 dan 633.
4.Ad-Durrul Mantsūr, oleh As-Suyuthi, juz 5, hal.
192.
5.Yanābī’ul Mawaddah, oleh Al-Qundusi Al-Hanafi, hal.
94, cet. Istambulll; hal. 108, cet. Al-Haidariyah.
6.Mīzānul I’tidāl, oleh Adz-Dzahabi, juz 2, hal. 380.
7.Ihqāqul Haqq, oleh At-Tustari, juz 3, hal. 376.Surah Thāhā : 25
Memohon Seorang Wazir
Diriwayatkan bahwa Nabi SAWW berdo'a : "Ya Allah,
sesungguhnya saudaraku Musa memohon kepada-Mu dengan do'anya : ‘Ya Tuhanku,
lapangkan untukku dadaku, mudahkan untukku urusanku, lepaskan kekakuan dari
lidahku supaya mereka mengerti perkataanku, dan jadikanlah untukku seorang
wazir dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku. Teguhkan dengannya kekuatanku,
dan jadikan dia sekutu dalam urusanku”. Lalu Kauwahyukan kepadanya : 'Kami akan
membantumu dengan saudaramu, dan Kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang
besar, maka mereka tidak dapat mencapaimu berdua (Al-Qashash : 35). Ya Allah,
sungguh aku adalah hamba-Mu dan Rasul-Mu, Muhammad, lapangkan untukku dadaku,
dan mudahkan untukku urusanku, dan jadikanlah untukku seorang wazir dari keluargaku,
(yaitu) Ali, saudaraku.
1.Syawāhidut Tanzīl, oleh Al-Hakim Al-Haskani
Al-Hanafi, juz 1, hal. 179, hadis : 235.
2.Tadzkiratul Khawwāsh, oleh As-Sibth bin Al-Jauzi
Al-Hanafi, hal. 15.
3.Nūrul Abshār, oleh Asy-Syablanji, hal. 70, cet.
A-Sa'idiyah, hal. 71, cet. Al-'Utsmaniyah.
4.Nizhām Duraris Simthain, oleh Az-Zarnadi, hal. 87.
5.Al-Fushūlul Muhimmah, oleh Ibnu Shabagh Al-Maliki,
hal. 108.
6.Ar-Riyādhun Nādhirah, juz 2, hal. 214, cetakan
kedua.]
7.Mathālibus Sa`ūl, oleh Ibnu Thalhah Asy-Syafi'i,
juz 87.
8.Farā`idus Simthain, juz 1, hal. 192, hadis ke 151.Surah Al-Ahzāb : 25
Penyelamat Mukminin dari Peperangan
“Dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari
peperangan”
Yakni melalui peran Ali bin Abi Thalib as. Silakan rujuk :
1.Tarjamah Al-Imam Ali bin Abi Thalib, dalam Tarikh
Dimasyq, oleh Ibnu Asakir Asy-Syafi’i, juz 2, hal. 420, hadis ke 920.
2.Kifāyatut Thālib, oleh Al-Ganji Asy-Syafi’i, hal.
234, cet. Al-Haidariyah, hal. 110, cet. Al-Ghira.
3.Syawāhidut Tanzīl, oleh Al-Hakim Al-Haskani
Al-Hanafi, juz 2, hal. 3, hadis ke 629, 630, 631, 632 dan 633.
4.Ad-Durrul Mantsūr, oleh As-Suyuthi, juz 5, hal.
192.
5.Yanābī’ul Mawaddah, oleh Al-Qundusi Al-Hanafi, hal.
94, cet. Istambulll; hal. 108, cet. Al-Haidariyah.
6.Mīzānul I’tidāl, oleh Adz-Dzahabi, juz 2, hal. 380.
7.Ihqāqul Haqq, oleh At-Tustari, juz 3, hal. 376.Surah Ar-Ra’d : 29
“Thūbā” (Tempat Kembali yang Baik)
“Orang-orang yang beriman dan beramal salih,
bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik”
Tentang makna “thūbā”, Rasulullah SAWW bersabda : “Thuba adalah satu pohon di surga,
akarnya berada di kediaman Ali bin Abi Thalib dan cabangnya untuk penduduk
surga”. Lalu sebagian sahabat bertanya : “Wahai Rasulullah, aku telah
bertanya kepada Anda berkenaan dengan hal itu dan Anda menjawab bahwa akarnya
berada di kediamanku dan cabangnya untuk penduduk surga”. Rasulullah SAWW
bersabda : “Bukankah
kediamanku dan kediaman Ali adalah satu?”. Silakan rujuk :
1.Syawāhidut Tanzīl, oleh Al-Hakim Al-Haskani Al-0Hanafi,
juz 1, hal. 304, hadis ke 417, 418, 419 dan 421.
2.Manāqib Ali bin Abi Thalib, oleh Ibnu Al-Maghazili
Asy-Syafi’I, hal. 268, hadis ke 315.
3.Ash-Shawā’iqul Muhriqah, oleh Ibnu Hajar
Asy-Syafi’I, hal. 148, cet. Al-Muhammadiyah; hal. 90, cet. Al-Maimaniyah.
4.Yanābī’ul Mawaddah, oleh Al-Qundusi al-Hanafi, hal.
131 dan 96, cet. Istambul; hal. 111 dan 155, cet. Al-Haidariyah.
5.Ad-Durrul Mantsūr, oleh As-Suyuthi, juz 4, hal. 95,
cet. Mesir.
6.Kifāyatut Thālib, oleh Al-Ganji Asy-Syafi’i, hal.
76, cet. Al-Haidariyah, hal. 20, cet. Al-Ghira.
7.Ihqāqul Haqq, oleh At-Tustari, juz 3, hal. 441.Surah Al-Ahzāb : 72
Penyerahan Amanat
Wilayah Ahlul Bayt a.s. termasuk amanat yang diynatakan oleh
Allah dalam firman-Nya ini. Silahkan rujukTafsir Ash-Shāfī, juz 2, hal.
369, Tafsir Ali bin Ibrahim
Al-Qummi, juz 2, hal. 198 dan Ghāyatul
Marām, hal. 396, cet. Iran.
“Wahai orang-orang beriman, masuklah ke dalam
Islam dengan sempurna, dan janganlah kamu mengikuti langkah setan. Sesungguhnya
setan itu musuh yang nyata”Surah Al-A’rāf : 172
Kesaksian Anak Cucu Adam
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) : ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka
menjawab : Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.’ (Kami lakukan yang
demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan : ‘Sesungguhnya kami
(bani Adam) telah lengah terhadap hal ini”
Wilayah Ahlul Bayt a.s. adalah termasuk kesaksian yang
dinyatakan oleh Allah di dalam ayat ini. Silakan rujuk :
1.Al-Iklīl, oleh As-Suyuthi, hal. 89, cet. Mesir.
“Dialah yang menurunkan Al-Qur’an kepadamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat
yang muhkamat, itulah
Ummul Kitab dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihat.
Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka
mengikuti ayat-ayat yangmutasyabihat dengan
tujuan mengikuti fitnah
dan untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya
kecuali Allah dan orang-orang yang mendalam ilmunya. Mereka (yang mendalam ilmunya)
berkata : ‘Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat,
semuanya itu dari sisi Tuhan kami’. Dan tidak dapat mengambil pelajaran
daripadanya kecuali orang-orang yang berakal”.
Kepercayaan Islam, Muhammad bin Ya'qub meriwayatkan dengan
sanad yang sahih, dari Imam Ja'far Shadiq a.s., ia berkata, ia berkata :
"Kami adalah orang-orang yang diwajibkan oleh Allah untuk ditaati, dan
kami adalah orang-orang yang mendalam ilmunya (ar-rāsikhūna fil 'ilm)
dan kami pun juga orang-orang yang dihasudi..". Silakan rujuk Tafsir Ali bin Ibrahim Al-Qummi,
juz 1, halamn 96.
Surah Al-Hasyr : 20
Penghuni Surga dan Neraka
“Tidak sama penghuni-penghuni neraka dengan
penghuni-penghuni surga, penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang
beruntung”
Syeikh Thusi dalam kitabnya Al-Āmāli, meriwayatkan dengan
sanad yang sahih dari Amirul Mukminin a.s. bahwa Rasulullah SAWW bersabda: "Penghuni-penghuni surga
adalah orang-orang yang taat kepadaku dan Ali sesudahku, dan berpegang teguh
kepada wilayahnya". Kemudian sahabatnya bertanya tentang
penghuni-penghuni neraka. Beliau menjawab: "Orang-orang
yang menentang wilayah Ali, mengingkari kesaksian, dan orang-orang yang
memeranginya." Riwayat
ini juga diriwayatkan oleh Ash-Shaduq dari Imam Ali a.s.
Abu Muayyid Al-Muwaffiq bin Ahmad meriwayatkan dari Jabir
bahwa Rasulullah SAWW bersabda : "Demi
Dzat yang diriku berada dalam (genggaman) kekuasaan-Nya, sesungguhnya ia (Ali)
dan Syi'ahnya mereka adalah orang-orang yang beruntung pada hari kiamat". Silakan rujuk Tafsir Furāt Al-Kūfī, hal. 181.Surah Fāthir : 32
Pewaris Al-Kitab
“Kemudian Kitab itu Kami
wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di
antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri, ada yang pertengahan dan
ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian
itu adalah karunia yang amat besar”
Yang dimaksud dengan
"hamba-hamba yang dipilih, yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin
Allah, dan para pewaris Al-Kitab " adalah para imam dari Ahlul Bayt a.s.,
merekalah orang-orang yang mendapat karunia yang amat besar. Yang dimaksud
dengan "hamba-hamba yang berada pada pertengahan" adalah mereka yang
mengenal para imam a.s. dan "hamba-hamba yang menganiaya diri mereka
sendiri" adalah orang-orang yang tidak mengenal para imam a.s.
Ketika menafsirkan ayat
tersebut Imam Muhammad Al-Baqir a.s. berkata: "orang yang lebih
dahulu berbuat kebaikan adalah imam, orang yang berada pada pertengahan adalah
orang yang mengenalnya, orang yang menzalimi dirinya sendiri adalah orang yang
tidak mengenalnya".
Hadis ini juga
diriwayatkan dari Imam Ja'far Ash-Shadiq a.s. dari Imam Musa Al-Kazhim a.s. dan
dari Imam Ali Ar-Ridha a.s.. Silakan rujuk Ghāyatul Marām, hal. 351, cet. Dar
Al-Qamus Al-Haditsah.
Tiga Perdelapan Al Quran Turun untuk Imam Ali a.s.
Silakan rujuk :
1.Ash-Shawā'iqul
Muhriqah, oleh Ibnu Hajar, hal. 125, cet. Al-Muhammadiyah; hal. 76, cet.
Al-Maimaniyah, Mesir.
2.Kifāyatut Thālib,
oleh Al-Ganji Asy-Syafi'i, hal. 231, cet Al-Haidariyah; hal. 108, cet.
Al-Ghira.
3.Yanābī'ul Mawaddah,
oleh Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 126 dan 286, cet. Istambul; hal. 148 dan 343,
cet. Al-Haidariyah.
4.Tarjamah Al-Imam
Ali bin Abi Thalib, dalam Tarikh Dimasyq, oleh Ibnu Asakir
Asy-Syafi'i, juz 2, hal. 31, hadis ke 934.
5.Tārīkhul Khulafā`,oleh
As-Suyuthi, hal. 172.
6.Nūrul Abshār,
oleh Asy-Syablanji, hal. 73, cet. As-Sa'idiyah; hal. 74, cet. Al-'Utsmaniyah,
Mesir.
7.As-Sīrah
An-Nabawiyah, oleh Zaini Dahlan (catatan pinggir) As-Sīrah Al-Halabiyah, juz 2, hal. 11.
8.Is'āfur Rāghibīn (catatan pinggir) Nūrul Abshār, hal. 1600, cet. As-Sa'idiyah;
hal. 145, cet. Al-'Utsmaniyah.
Seperempat Al Quran Turun untuk Ahlul Bayt a.s.
Silakan rujuk :
1.Yanābī'ul Mawaddah,
oleh Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 126, cet. Istambul; hal. 148, cet.
Al-Haidariyah.
2.Syawāhidut Tanzīl,
oleh Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 1, hal. 44, 45, 47.
3.Manāqib Ali bin Abi
Thalib, oleh Ibnu Al-Maghazili, hal. 328, cet. Tehran.Surah Maryam : 96
Orang-Orang yang Beriman dan Beramal Salih
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
beramal salih, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam hati mereka
rasa kasih sayang”
Para mufassir dan ahli hadis mengatakan bahwa ayat ini turun
untuk Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib a.s.Surah Hūd : 17
Seorang Saksi dari Allah SWT
"Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan)
orang yang berada pada hujjah yang jelas dari Tuhannya (Al Quran), dan
diikuti pula oleh seorang saksi dari-Nya"
Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa Ali bin Abi Thalib a.s.
berkata: "Tidak seorang
pun dari suku Qureisy kecuali turun untuknya satu atau dua ayat”. Kemudian beliau ditanya: “Ayat
yang turun untukmu?”. Beliau menjawab: "Tidakkah kamu membaca Surat Hud :
17 yang menegaskan 'Dan diikuti oleh seorang saksi dari-Nya”. Riwayat ini dan hadis-hadis lain
yang semakna dengannya terdapat di dalam:
1.Tafsir Jāmi'ul Bayān, oleh Ath-Thabari, juz 11,
hal. 11.
2.Tafsir Gharā`ibul Qurān, oleh An-Naisaburi (catatan pinggir) Tafsir Jāmi'ul Bayān, juz 12
hal. 15.
3.Tafsir Fathul Qadīr, oleh Asy-Syaukani, juz 2, hal.
482.
4.Tafsir Ibnu Katsir, juz 2, hal. 440.
5.Al-Manāqī, oleh Ibnu Syahr-asyub, juz 2, hal. 282.
6.Al-Ghadīr, oleh Al-Amini, juz 1, hal. 107.Surah At-Tahrīm : 4
Mukmin yang Salih
"Jika kalian (dua orang wanita) bertaubat
kepada Allah, maka (hal itu adalah sangat baik dan) sesungguhnya hatimu
menginginkan (hal itu), dan jika kalian berdua saling bahu-membahu untuk
mengganggunya (Nabi), maka sesunggunya Allah, Jibril dan mukmin yang salih
adalah pelindungnya"
Ayat ini turun berkenaan dengan kasus A’isyah dan Hafshah.
Dan yang dimaksud dengan "mukmin yang salih" adalah Imam Ali bin Abi
Thalib a.s. Silahkan rujuk:
1.Tafsir Fathul Qadīr, oleh Asy-Syaukani, juz 1, hal.
253.
2.Tafsir Ibnu Katsir, juz 4 hal. 489.
3.Tafsir Majma'ul Bayān, oleh Ath-Thabarsi, juz 28,
hal. 123, cet. Darul Fikr, Beirut.
4.Tafsir Mahāsinut Ta`wīl, oleh Syaikh Jamaludin
Al-Qasimi, juz 16, hal. 58-62, cet. Darul Ihya' Al-'Arabiyah.
5.Al-Manāqib, oleh Ibnu Syahr-asyub, juz 2, hal. 274.
6.Al-Mustadarak, karya Al-Hakim, juz 2, hal. 493.Surah Asy-Syūrā : 23
Orang Yang Berbuat Kebaikan
"Dan barang siapa yang berbuat sebuah
kebajikan, maka Kami akan menambahkan kebaikan baginya dalam kebaikannya
itu"
Yang dimaksud dengan "berbuat kebaikan" dalam ayat
di atas adalah mencintai Keluarga Nabi SAAW, sebagaimana hal ini telah
dinyatakan karya susunan kata sebelumnya secara implisit yang menganjurkan kita
untuk mencintai keluarga Nabi SAWWW. Berkenaan dengan informasi lebih lanjut
dapat Anda baca di dalam:
1.Tafsir Fathul Qadīr, karya Asy-Syaukani, juz 4,
hal. 534, cet. Al-Halabi.
2.Tafsir Al-Kasysyāf, karya Az-Az-Zamakhsyari, juz 3
hal. 468.
3.Tafsir Majma'ul Bayān,karya Ath-Thabarsi, juz 24,
hal. 51, cet. Darul Fikr, Beirut.
4.Ihqāqul Haqq wa Izhāqul Bāthil, karya Allamah
Nurullah Al-Huseini, juz 9, hal. 130.
5.Ad-Durul Mantsūr, juz 4, hal. 7, cet. Mesir.
6.Tafsir Rūhul Ma'āni, karya Al-Alusi, juz 25, hal.
31, cet. Mesir.
7.Nizhām Duraris Simthain, karya Az-Zarnadi
Al-Hanafi, hal. 86.
8.Yanābī'ul Mawaddah, karya Al-Qundusi Al-Hanafi,
hal. 118, cet. Istambul.
9.Al-Fushūlul Muhimmah, karya Ibnu Shabbagh
Al-Maliki, hal. 11, cet. Najaf.
10.Al-Manāqib, karya Ibnu Syahr-asyub, juz 3, hal. 2.Surah At-Taubah : 1
Deklarasi Pemutusan Hubungan dengan Musyrikin
"(Inilah deklarasi) pemutusan hubungan dari
Allah dan Rasul-Nya untuk musyrikin yang kalian (kaum muslimin) telah
mengadakan perjanjian (dengan mereka)"
Ayat ini turun untuk Imam Ali bin Abi Thalib a.s. Dalam
sebuah riwayat disebutkan bahwa ketika ayat ini turun, Rasulullah SAWW mengutus
Abu Bakar untuk menyampaikan deklarasi pemutusan hubungan dengan musyrikin,
lalu beliau mengalihkan tugas itu kepada Imam Ali a.s. Ketika Abu Bakar pulang
ke Madinah, ia bertanya kepada Nabi SAWW: “Apakah ada ayat turun tentang hal
ini?”. Beliau menjawab: "Tidak, tetapi aku yang diperintahkan menyampaikan
pernyataan itu atau seseorang dari Ahlul Baytku". Hadis ini dan hadis-hadis
lain yang semakna dengannya dapat Anda baca di dalam:
1.Tafsir Al-Kasysyāf, karya Az-Zamakhsyari, juz 2,
hal. 177.
2.Tafsir Jāmi'ul Bayān, karya Ath-Thabari, juz 10,
hal. 46.
3.Tafsir Gharā`ibul Qurān, karya An-Naisaburi, juz
10, hal. 36.
4.Tafsir Fathul Qadīr, karya Asy-Syaukani, juz 2,
hal. 333.
5.Tafsir Majma'ul Bayān,karya Ath-Thabarsi, juz 10,
hal. 9, cet. Darul Fikr, Beirut.
6.Sunan Ibnu Majah, tentang Fadhā`ilus Shahābah, juz 1,
hal. 9.
7.Musnad Ahmad, juz 4, hal. 164.
8.Kanzul 'Ummāl, juz 6, hal. 152.Surah Al-Mujādalah : 12
Bersedekah sebelum Berbicara Khusus dengan Rasulullah SAWW
"Wahai orang-orang yang beriman, apabila
kalian ingin mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasulullah, hendaklah kalian
mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelumitu"
Orang yang mempraktikkan ayat ini hanyalah Imam Ali bin Abi
Thalib a.s. dan tidak ada seorang sahabat pun yang mempraktikkannya sesudah
beliau.
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Amirul Mukminin Ali bin
Abi Thalib a.s. berkata: "Sesungguhnya di dalam Al Quran terdapat satu ayat
yang tiada seorang pun mengamalkannya sebelum dan sesudah aku. Yaitu (ayat yang
berbunyi) "Wahai
orang-orang yang beriman, apabila kalian ingin mengadakan pembicaraan khusus
dengan Rasulullah, hendaklah kalian mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelumitu".
Pada waktu aku hanya memiliki 1 Dinar. Karena aku ingin mengadakan pembicaraan
khusus dengan Rasulullah, lalu kusedekahkan uang tersebut. Kemudian ayat ini
disusul oleh ayat lain yang berbunyi: “Apakah
kalian takut (menjadi miskin) karena memberikan sedekah sebelum berbicara
khusus (dengannyal)? Jika kalian tidak melakukannya dan Allah (meskipun
demikian) masih mengampuni kalian, maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat,
dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya”. (Al-Mujādalah:13).”
Lalu beliau berkata: “Melalui perantarku Allah meringankan umat ini. Tidak ada
seorang pun yang mengamlkan ayat ini sebelum dan sesudahku”. Riwayat ini dan
riwayat-riwayat yang semakna dengannya terdapat di dalam:
1.Tafsir Fathul Qadīr, karya Asy-Syaukani, juz 5,
hal. 191, cet. Al-Halabi, Mesir.
2.Tafsir Jāmi'ul Bayān, karya Ath-Thabari juz 28,
hal. 14.
3.Tafsir Gharā`ibul Qurān, karya An-Naisaburi, juz
28, hal. 23.
4.Tafsir Ibnu Katsir, juz 4, hal. 326.
Surah Al-Hāqqah : 11-12
Telinga Yang Mau Mendengar
"Ketika air (yang hendak menelan para
penentang) membumbung tinggi Kami masukkan kalian ke dalam kapal laut, agar
Kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kalian dan (sayangnya) hanya telinga
yang sadar yang dapat mendengar peringatan itu"
Yang dimaksud dengan "telinga yang sadar" adalah
telinga Ali bin Abi Thalib a.s. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa ketika
ayat ini turun, Rasulullah SAWW bersabda: "Ya
Allah, jadikanlah telinga Ali mendengar peringatan itu". Kemudian Imam Ali a.s. berkata: "Karena doa itu apa yang
kudengar dari Rasulullah SAWW tidak pernah kulupakan". Riwayat ini dan riwayat-riwayat yang
semakna dengannya dapat Anda baca di dalam:
1.Tafsir Fathul Qadīr, karya Asy-Syaukani, juz 5,
hal. 282.
2.Tafsir Al-Kasysyāf, karya Az-Zamakhsyari, juz 4,
hal. 151.
3.Tafsir Ibnu Katsir, juz 4, hal. 413.
4.Tafsir Gharā`ibul Qurān, karya An-Naisabari
(catatan pinggir) Tafsir
Jāmi'ul Bayān, juz 29, hal. 31.
5.Tafsir Jāmi'ul Bayān, karya Ath-Thabari, juz 29,
hal. 43.
6.Tafsir Majma'ul Bayān, karya Ath-Thabarsi, juz 29,
hal. 43.
7.Al-Ghadīr, karya Al-Amini, juz 3, hal. 391.
Surah Adh-Dhuhā : 5
Ridha Rasulullah SAWW
“Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya
kepadamu, lalu (hatimu) menjadi puas”
Ayat ini turun untuk Ahlul Bayt a.s. Dalam sebuah riwayat
disebutkan bahwa Al-Qurthubi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata:
“Rasulullah SAWW puas (baca : rela) karena tidak ada seorang pun dari Ahlul
Baytnya yang masuk ke dalam api neraka”. Rasulullah SAWW bersabda: "Sesungguhnya Fathimah adalah
wanita yang memelihara kesuciannya, maka Allah mengharamkannya dan keturunannya
dari api neraka." Riwayat
ini dan riwayat-riwayat yang semakna dengannya dapat Anda baca di dalam:
1.Tafsir Jāmi'ul Bayān, karya Ath-Thabari, juz 30,
hal. 149.
2.Tafsir Gharā`ibul Qurānkarya An-Naisaburi (catatan
pinggir) Tafsir Jāmi'ul Bayān,
juz 30, hal. 109.
3.Tafsir Fathul Qadīr, karya Asy-Syaukani, juz 5,
hal. 459.
4.Tafsir Ibnu Katsir, juz 4, hal. 523.
5.Tafsir Majma'ul Bayān, karya Ath-Thabarsi, juz 3,
hal. 136.
6.Asy-Syaraful Mu`abbad li Āli Muhammad, karya
An-Nabhani, hal. 44, cetakan Al-Halabi, cetakan kedua.Surah Al-Kautsar : 1-3
Keturunan Rasulullah SAWW
"Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat
yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkorbanlah.
Sesungguhnya orang-orang yang membencimu dialah yang terputus
(keturunannya)"
Ayat ini turun berkaitan dengan pernikahan Fathimah
Az-Zahra' dengan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib a.s., dan juga sebagai
jawaban atas tuduhan bahwa keturunan Rasulullah SAWW terputus. Jadi, yang
dimaksud dengan "nikmat yang banyak" adalah Rasulullah SAWW memiliki
keturunan yang banyak dan baik melalui Fathimah Az-Zahra' dan Amirul Mukminin
a.s. Keturunan itu adalah para imam a.s. yang akan membimbing manusia menuju
ketaatan dan keridhaan Allah. Adapun yang dimaksud dengan "orang yang
membencimu dialah yang terputus" adalah orang yang beranggapan bahwa
Rasulullah SAWW tidak memiliki keturunan.
Penafsiran ini dapat Anda baca dalam buku-buku berikut:
1.Tafsir Fathul Qadīr, karya Asy-Syaukani, juz 30,
hal. 504.
2.Tafsir Gharā`ibul Qurān(catatan pinggir) Majma'ul Bayān, juz 30, hal.
175.
3.Tafsir Majma'ul Bayān, karya Ath-Thabarsi, juz 30,
hal. 206, cet. Darul Fikr, Beirut.
4.Nūrul Abshār, karya Asy-Syablanji, hal. 52, cet.
Darul Fikr, tahun 1979 M.
5.Al-Manāqib, karya Syahr-asyub, juz 3, hal. 127.Surah Ar-Rahmān : 19-22
Dua Lautan yang Bertemu, Membuahkan Mutiara dan Marjan
"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang
keduanya kemudian bertemu. Di antara keduanya terdapat pembatas yang tidak akan
dapat saling menembus. Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Dari keduanya keluar mutiara dan marjan"
Yang dimaksud dengan "dua lautan" adalah Amirul
Mukminin Ali bin Abi Thalib dan Fathimah Az-Zahra a.s., yang dimaksud dengan
"mutiara" adalah Imam Hasan a.s. dan yang dimaksud dengan
"marjan" adalah Imam Husein a.s. Penafsiran ini dapat anda baca di
dalam:
1.Tafsir Rūhul Ma'ānī, karya Al-Alusi, juz 27 hal.
93, cet. Mesir.
2.Ad-Durul Mantsūr, karya Jalaluddin As-Suyuthi, juz
6, hal. 143, cet. Mesir.
3.Yanābī'ul Mawaddah, karya Syaikh Sulaiman
Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 408, cet. Istambul.
4.Al-Manāqibul Murtadhawiyah, karya Al-Kasyafi
Al-Hanafi.
5.Miftāhun Najāh, karya Al-Badkhasyi, hal. 13.
6.Maqtqlul Husein a.s., Al-Kharazmi, hal. 112, cet.
Najaf.
7.Tadzkiratul Khawwāsh, karya As-Sibth bin Al-Jauzi,
hal. 54, cet. Al-Ghira.
8.Al-Manāqib, karya Ibnu Thalhah Asy-Syafi'i, hal.
212.
9.Al-Manāqib, karya Ibnu Syahr-asyub, juz 3, hal.
111, cet. Najaf.
10.Tafsir Majma'ul Bayān, karya Ath-Thabarsi, juz 27,
hal. 91.
11.Ihqāqul Haqq Wa Izhāqul Bāthil, karya Nurullah
Al-Huseini, juz 9.Surah Muhammad : 30
Kebencian Munafikin terhadap Ali bin Abi Thalib a.s.
"Dan kalau Kami
menghendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu sehingga kamu benar-benar
dapat mengetahui mereka dengan tanda-tanda (yang ada pada) mereka. Dan kamu
akan benar-benar mengenal mereka dari cara bicara mereka, dan Allah mengetahui
perbuatan-perbuatan kalian"
Ayat ini berkaitan
dengan munafikin yang membenci Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib a.s. Dalam
sebuah riwayat disebutkan bahwa Ibnu Mas'ud berkata: "Kami tidak mengenal
orang-orang munafik pada zaman Rasulullah SAWW kecuali melalui kebencian mereka
terhadap Ali bin Abi Thalib." Riwayat ini dan hadis-hadis lain yang
semakna dengannya dapat Anda baca di dalam :
1.Ad-Durrul Mantsūr,
karya As-Suyuthi juz 7, hal. 504.
2.Al-Manāqib,
karya Al-Maghazili Asy-Syafi'i, hal. 315.
3.Kanzul 'Ummāl,
bab Fadhā`il Ali bin Abi Thalib, juz 6, hal. 294.
4.Al-Mustadrak,
karya Al-Hakim, juz 3, hal. 129. Ia meriwayatkan dari Abu Dzar r.a. bahwa ia
berkata: "Kami tidak mengenal orang-orang munafik kecuali melalui
kedustaan mereka atas nama Allah dan Rasul-nya, keingkaran mereka terhadap
shalawat, dan kebencian mereka terhadap Ali bin Abi Thalib r.a." Al-Hakim
berkata: “Hadis ini shahih menurut persyaratan Bukhari dan Muslim, tetapi
keduanya tidak meriwayatkannya”.
5.Ash-Shawā'iqul
Muhriqah, karya Ibnu Hajar, hal. 177.
6.Dalā`ilus Shidq,
karya Al-Muzhaffar, juz 2, hal. 155.
Hadis Tentang Pintu Ilmu dan Hikmah
Rasulullah SAWW
bersabda: "Aku adalah kota ilmu dan Ali pintuya, maka
siapa yang menghendaki ilmu, hendaknya ia mendatanginya dari pintunya." Hadis ini terdapat di
dalam :
1.Tarjamah Al-Imam
Ali bin Abi Thalib, dalam Tarikh Damsyiq, karya Ibnu Asakir
Asy-Syafi'i, juz 2, hal. 464, hadis ke : 984, 985, 986, 987, 988, 989, 990,
991, 992, 993, 994, 995, 996 dan 997.
2.Syawāhidut Tanzīl,
karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 1, hal. 334, hadis ke 459.
3.Al-Mustadrak, karya Al-Hakim, juz 3,
hal. 16 dan 127; ia mengatakan hadis ini shahih.
4.Usdul Ghābah,
juz 4, hal. 22.
5.Manāqib Ali bin Abi
Thalib, karya Ibnu Al-Maghazili Asy-Syafi'i, hal. 80, hadis ke : 120, 121,
122, 123, 124, 125 dan 126.
6.Kifayatut Thālib,
karya Al-Ganji Asy-Syafi'i, hal. 187, cet. Al-Haidariyah; hal. 79, cet. Al-Ghira.
7.Al-Manāqib,
karya Al-Kharazmi Al-Hanafi, hal. 40.
8.Nizhām Duraris
Simthain, karya Az-Zarnadi Al-Hanafi, hal. 113.
9.Yanābī'ul Mawaddah,
karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 65, 72, 179, 182, 210, 234, 254, 282, 407, dan
40, cet. Islambul; hal. 211, 217, 248, 278, 303, dan 338, cet. Al-Haidariyah.
10.Tārīkhul Khulafā`,
karya As-Suyuthi, hal. 170.
11.Is'āfur Rāghibīn (catatan piggir) Nūrul Abshār, hal. 140, cet.
Al-'Utsmaniyah; hal. 154, cet. As-Sa'idiyah; hal. 174, cetakan yang lain.
12.Tadzkiratul Khawwāsh,
karya As-Sibth bin Al-Jauzi Al-Hanafi, hal. 47 dan 48.
13.Maqtalul Husein
a.s., karya Al-Kharazmi Al-Hanafi, juz 1, hal. 43.
14.Fathul Mulk
Al-'Āli, karya Al-Maghribi, hal. 222, 23, 24, 28, 29, 40, 41, 42, 43,
44, 54, 5, dan 57, cet. Al-Haidariyah; hal. 3, 4, 5, 14, 15, dan 16, cet.
Al-Islamiyah, Al-Azhar. Ia mensahihkan hadis tentang "Pintu ilmu adalah
Ali".
15.Faydhul Qadīr,
karya Asy-Syaukani, juz 3, hal. 46.
16.Al-Istī'āb (catatan pinggir) Al-Ishābah, juz 3, hal. 38.
17.Mīzānul I'tidāl,
karya Adz-Dzahabi, juz 1, hal. 415; juz 2, hal. 251; juz 3, hal. 182.
18.Syarah Nahjul
Balāghah, karya Ibnu Abil Hadid, juz 7, hal. 219, cet. Mesir, dengan Tahqiq Muhammad Abul Fadhl; juz
2, hal. 236, cet. Beirut.
19.Dzakhā`irul 'Uqbā,
hal. 77.
20.Jami'ul Ushūl,
juz 9, hal. 473, hadis ke 6789.
21.Fadhā`ilul Khamsah,
juz 2, hal. 250.
22.Al-Ghadīr,
karya Al-Amini, juz 6, hal. 61-81.
23.Kanzul 'Ummāl,
juz 15, hal. 129, hadis ke 378, cet. kedua.
24.Al-Fathul Kabīr,
karya An-Nabhani, juz 1, hal. 276.
25.Al-Jāmi'us Shaghīr,
karya As-Suyuthi, juz 1, hal. 93, cet. Al-Maimaniyah; juz 1, hal. 364, hadis ke
2705, cet. Mushthfa Muhammad.
26.Muntakhab Kanzu
'Ummāl (catatan pinggir) Musnad Ahmad, juz 5 hal. 30.
27.Ar-Riyādhun
Nādhirah, juz 1, hal. 255, cet. Kedua.
28.Farā`idus Simthain,
juz 1, hal. 98.
29.Dan kitab-kitab yang
lain bahkan berpuluh-puluh kitab yang secara khusus disusun untuk hadis ini,
antara lain Abaqātul Anwār, juz 5, cet. Al-Hindi. Kitab ini disusun
khusus untuk hadis ini. Fathul Mulk Al-'Āli, karya Al-Maghribi,
dengan menshahihkan hadis tentang "Pintu ilmu adalah Ali", cet. Mesir
dan Najaf, dan kitab-kitab lainnya.
Rasulullah SAWW
bersabda: "Aku adalah rumah hikmah dan Ali adalah
pintunya." Hadis ini terdapat di dalam:
1.Shahih Tirmidzi,
juz 5, hal. 301, hadis ke-3807.
2.Hilyatul Awliyā`,
juz 1, hal. 63.
3.Manāqib Ali bin Abi
Thalib, karya Al-Maghazali Asy-Syafi'i, hal. 87, hadis ke-129.
4.Fathul Mulk Al-'Āli,
karya Al-Maghribi, hal. 22 dan 23, cet. Mesir; hal.: 45, 53, dan 55, cet.
Al-Haidariyah.
5.Is'āfur Rāghibīn(catatan
pinggir) Nūrul Abshār, hal. 140, cet. Al-'Utsmaniyah; hal.
154, cet. As-Sa'idiyah.
6.Dzakhā`irul 'Uqbā,
hal. 77.
7.Ash-Shawā'iqul
Muhriqah, karya Ibnu Hajar, hal. 120, cet. Al-Muhammadiyah; hal. 73, cet.
Al-Maimaniyah.
8.Yanābī'ul Mawaddah,
karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 71 dan 183, cet. Istambul; hal. 81 dan 211,
cet. Al-Haidariyah.
9.Tarjamah Al-Imam
Ali bin Abi Thalib, dalam Tarikh Damsyiq, karya Ibnu Asakir, juz 2, hal.
459, hadis ke-983.
10. Fadhā`ilul Khamsah, juz 2, hal. 248.
11. Kunūzul Haqā`iq, karya Al-Manawi, hal.
46, cet. Bulaq; hal. 37, cet. yang lain.
12. Mashābīhus Sunnah, karya Al-Baghawi, juz
2, hal. 275.
13. Ar-Riyādhun Nādhirah, juz 2, hal. 364, hadis
ke-255, cet. Al-Maimaniyah; juz 1, hal. 364, hadis ke-2704, cet. Musthafa
Muhammad.
14. Muntakhab Kanzul 'Ummāl (catatan pinggir) Musnad Ahmad, juz 5, hal. 30.
15. Al-Fathul Kabīr, karya An-Nabhani, juz
1, hal. 272.
16. Farā`idus Simthain, juz 1, hal. 99.
Rasulullah SAWW
bersabda: "Aku adalah kota hikmah dan Ali adalah
pintunya." Hadis ini dapat Anda baca di dalam:
1.Manāqib Ali bin Abi
Thalib, karya Al-Maghazili Asy-Syafi'i, hal. 86, hadis ke-128.
2.Fathul Mulk,
karya Al-Maghribi, hal. 26, cet. Mesir; hal. 59, 42, dan 43, cet. Al-Haidariyah
Rasulullah SAWW
bersabda: "Ali adalah pintu ilmuku, dan penjelas
risalahku terhadap ummatku sesudahku; Mencintai Ali adalah iman dan membencinya
kemunafikan...". Hadis ini terdapat di dalam:
1.Fathul Mulk Al-'Āli,
karya Al-Maghribi, hal. 18, cet. Al-Azhar; hal. 47, cet. Al-Haidariyah.
2.Al-Ghadīr,
karya Al-Amini, juz 3, hal. 96.
3.Kanzul 'Ummāl,
juz 6, hal. 156. Hadis ini diriwayatkan karya Ad-Dailami dari Abu Dzar.
Rasulullah SAWW bersabda
kepada Ali: "Kamu adalah penjelas terhadap ummatku apa
yang mereka perselisihkan sesudahku”. Silahkan rujuk:
1.Al-Mustadrak,
karya Al-Hakim, juz 3, hal. 122; hadis ini diriwayatkan dari Anas bin Malik. Ia
mengatakan bahwa hadis ini adalah shahih menurut persyaratan Bukhari dan Muslim
tetapi keduanya tidak meriwayatkannya.
2.Kanzul 'Ummāl,
juz 6, hal. 156. Ia meriwayatkan dari Ad-Dailami dari Anas bin Malik.
3.Tarjamah Al-Imam
Ali bin Abi Thalib, dalam Tarikh Damsyiq, karya Ibnu Asakir
Asy-Syafi'i juz 2, halman 488, hadis ke-1008 dan 1009.
4.Maqtal Al-Husein
a.s., karya Al-Kharazmi Al-Hanafi, juz 1, hal. 86.
5.Al-Manāqib,
karya Al-Kharazmi, hal. 236.
6.Kunūzul Haqā`iq,
karya Al-Manawi, hal. 203, cet. Bulaq.
7.Yanābī'ul Mawaddah,
karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 182, cet. Istambul.
8.Muntakhab Kanzul
'Ummāl (catatan pinggir) Musnad Ahmad, juz 5, hal. 33.
Hadis ini menjelaskan
makna firman Allah SWT yang berbunyi: "Dan Kami tidak
menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini melainkan agar kamu menjelaskan
kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat
bagi kaum yang beriman." (An-Nahl : 64)
Hadis Tentang Manusia Terbaik
Rasulullah SAWW
bersabda: "Ali adalah sebaik-baik manusia. Karena
itu, barang siapa yang menolaknya, ia adalah kafir."
Hadis ini terdapat di
dalam:
1.Kifāyatut Thālib,
karya Al-Ganji Asy-Syafi'i, hal. 245, cet. Al-Haidariyah; hal. 119, cet.
Al-Ghira.
2.Tarjamah Al-Imam
Ali bin Abi Thalib, dalam Tarikh Damsyiq, karya Ibnu Asakir
Asy-Syafi'i, juz 2, hal. 444, hadis ke: 955, 956, 957, dan 958.
3.Yanābī'ul Mawaddah,
karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 246, cet. Istambul; hal. 293, cet.
Al-Haidariyah.
4.Muntakhab Kanzul
'Ummāl (catatan pinggir) Musnad Ahmad, juz 5, hal. 35.Riwayat-riwayat Tentang Ayat al-Tathir Untuk Lima Orang
Perbahasan
di bawah ini mengetengahkan beberapa riwayat berkenaan dengan ayat
al-Tathir (33:33) yang menunjukkan ia diturunkan untuk lima orang iaitu Nabi Muhammad, Ali, Fatimah, Hasan dan Husayn.
1.
Ibn Jarir al-Tabari meriwayatkan sebuah hadith yang dikutip dari
sahabat Nabi iaitu Abu Sa'id al-Khudri. Dalam riwayat tersebut dia
mengatakan bahawa Nabi SAWAW bersabda: "Ayat ini turun untuk lima orang, iaitu aku (Nabi Muhammad SAWAW), Ali, Fatimah, Hasan dan Husayn."
Riwayat
ini juga dikutip oleh Ibn Hajar dalam bukunya al-Sawa'iq, halaman 143,
Syeikh Yusuf Al-Nakhani dalam bukunya al-Syaraf al-Muubbad Lii aali
Muhammad, halaman 7.
2.
Imam Muslim dalam kitab Sahihnya meriwayatkan sebuah riwayat dari
A'isyah. Ia menyatakan bahawa pada suatu pagi, Nabi keluar dengan
menggunakan selimut yang dibuat dari kapas berwarna hitam. Setelah Hasan
datang Nabi memasukkan Hasan dalam selimut, datang Husayn di masukkan
ke dalam selimut, kemudian datang Fatimah, beliau memasukkannya ke dalam
selimut lalu Ali datang dan beliau memasukkan ke dalam selimut sambil
membaca ayat (tersebut).
Riwayat itu juga diriwayatkan oleh ulama Hadith lainya yang di antaranya adalah seperti berikut:
a. Al-Hakim dalam Mustadrak, Juz III, halaman 147. Ia mengatakan bahawa hadith itu sahih menurut persyaratan Bukhari dan Muslim.
b. al-Baihaqi dalam Sunan Baihaqi Juz II, halaman 149.
c. Ibnu Jarir al-Tabari dalam kitabnya yang berjudul Tafsir Tabari, Juz 22, halaman 5, dari jalur lain dari A'isyah.
d. Al-Suyuti dalam tafsirnya yang berjudul al-Durr al-Manthur
ketika menafsirkan ayat al-Tathir, ia mengatakan bahawa hadith itu
diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, Imam Ahmad, Ibn Hatim, Juz 6,
halaman 605.
e. Al-Zamaksyari dalam Tafsir al-Kassyaf, Juz I, halaman. 434.
f.
Al-Fakhur al-Razi dalam tafsirnya al-Kabir, ia menyatakan bahawa
sesungguhnya riwayat ini telah disepakati kesahihannya oleh kalangan
ahli tafsir Fadhail al-Khamsah.
3. Ibnu Hajar al-Haithami mensahihkan riwayatkan yang menyatakan bahawa Nabi menyelimutkan mereka dan berkata:
"Ya
Allah mereka adalah Ahlul Baytku dan orang-orang khususku. Hilangkan
dari mereka kekotoran dan sucikan mereka sesuci-sucinya. Kemudian Ummu
Salamah berkata,"Dan aku bersama mereka! Tetapi Nabi menjawab, kamu
berada dalam kebaikan."
Dalam sebuah riwayat dinyatakan setelah Nabi SAWAW membaca doa berikut:
"Aku
akan berperang terhadap orang-orang yang memerangi mereka, berdamai
dengan orang-orang yang berdamai dengan mereka dan musuh terhadap
orang-orang yang memusuhi mereka."
Dalam
riwayat lain disebutkan bahawa Nabi SAWAW menutupi di atas kepala
mereka dengan selimut dan meletakkan tangan beliau ke atas mereka
kemudian berkata:
"Ya
Allah mereka adalah keluarga Muhammad, maka jadikanlah salawat dan
berkahMu atas mereka, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji Lagi Maha Agung."
(al-Sawa'iq: 143 - 144).
4.
Syeikh Yusuf al-Nabhani berkata: Hadith itu diriwayatkan dari beberapa
jalur hadith yang sahih, bahawa Nabi SAWAW datang bersama Ali, Fatimah,
Hasan dan Husayn lalu masuk kemudian Nabi SAWAW mendekatkan Ali dan
Fatimah dan mendudukannya di hadapan beliau serta serta mendudukan Hasan
dan Husayn di pangkuannya, kemudian menutupi mereka dengan selimut dan
membacakan ayat Tathir. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahawa Nabi
mengatakan:
"Ya
Allah mereka adalah Ahlul Baytku, maka hilangkanlah kekotoran dari
mereka dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya. Ummu Salamah berkata,"Lalu
aku membuka selimut itu untuk masuk bersama mereka, tetapi beliau
menarik kain dari tanganku, maka aku berkata aku ikut bersamamu wahai
Rasulullah. Beliau menjawab kamu termasuk isteri-isteri Nabi berada
dalam kebaikan."[Al-Syaraf al-Muabbad hal. 7; Musnad Imam Ahmad, Juz IV,
hal. 107; Tafsir at-Tabari, Juz XXII, hal. 6; Al-Hakim dalam Mustadrak,
Juz II, hal. 416; Ia mengatakan bahawa hadith itu sahih menurut
persyaratan Muslim; da dalam Juz 3, hal. 147 juga meriwayatkannya dan
mengatakan sahih menurut persyaratan Bukhari dan Muslim]
5.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan tidak kurang dari 15 hadith
yang dinyatakan dapat dijadikan dalil bahawa Ali, Fatimah, al-Hasan dan Husayn AS adalah yang dimaksudkan oleh ayat al-Tathir.
Di bawah ini disebutkan beberapa riwayat darinya:
1. Ibn Abi Hatim meriwayatkan sebuah hadith dari al-'Awan bin Khausyaf dari pamannya ia berkata:
"Aku
bersama ayahku masuk ke (rumah) A'isyah RA lalu aku bertanya kepadanya
tentang Ali AS. Ia menjawab kamu menanyaku tentang seorang yang paling
dicintai oleh Rasulullah SAWAW, dan anaknya (Fatimah) orang yang paling
beliau cintai, di bawah (tanggungan)nya? Aku benar-benar melihat
Rasulullah SAWAW memanggil Ali, Fatimah, Hasan dan Husayn AS lalu
menyelimutkan mereka dengan kain dan berkata,"Mereka adalah Ahlul
Baytku, maka hilangkanlah kekotoran dari mereka dan sucikanlah mereka
sesuci-sucinya. Ia (A'isyah RA) berkata: maka aku mendekati kepada
mereka dan berkata: Wahai Rasulullah aku termasuk Ahlil Baytmu? Beliau
berkata, ketepilah, kamu berada di atas kebaikan."
2. Imam Ahmad dari Ummu Salamah ia berkata:
Pada
suatu hari ketika Rasulullah SAWAW berada di rumahku, pembantu rumah
tanggaku berkata; sesungguhnya Fatimah dan Ali berada di depan pintu.
Ummu Salamah berkata, maka Nabi SAWAW berkat kepadaku berdiri dan
menyingkirlah dari Ahlul Baytku ia berkata; maka akupun berdiri dan
menyingkir ke tepi sudut di rumah, lalu masuklah Ali, Fatimah dan
bersama mereka Hasan dan Husayn AS, yang saat itu masih kecil, Nabi
SAWAW mengambil dan mendudukkan di pangkuannya lalu menciumnya dan
merangkul Ali dengan salah satu tangannya dan Fatimah dengan tangan
satunya beliau mencium Fatimah dan Ali dan menutupi mereka dengan kain
warna hitam lalu berkata:"Ya Allah mudah-mudahan aku dan Ahlil Baytku ke
syurga bukan ke nerakaMu."
3. Imam Ahmad juga meriwayatkan dari Syaddad bin Ammar ia berkata:
"Aku
masuk (untuk menemui) Wasilah bin al-Asqa' RA, disisinya ada sekelompok
orang, mereka menyebut-nyebut Ali RA, lalu mereka mencela dan
menjelek-jelekannya, akupun ikut mencela bersama mereka. Setelah mereka
pergi (Wasilah) berkata kepadaku (mengapa) kamu juga mencela orang itu?
Aku berkata mereka mencelanya akupun ikut bersama mereka. Ia (Wasilah)
berkata mahukan kamu aku beritahu apa yang pernah aku lihat Nabi SAWAW
melakukannya? Ia berkata:"tentu", Wasilah berkata:'Aku datang menemui
Fatimah dan menanyakannya tentang Ali AS. Ia menjawab:"Ia (Ali) pergi
menemui Rasulullah SAWAW, maka akupun duduk dan menunggunya hingga
datanglah Rasulullah SAWAW bersama Ali, Hasan dan Husayn AS, keduanya
dituntun dengan tangannya, lalu masuk. Rasulullah SAWAW mendekatkan Ali
dan Fatimah serta mendudukkannya di depan beliau dan mendudukkan Hasan
dan Husayn di pangkuannya lalu menyelimutkan jubah beliau di atas kepala
mereka sambil membaca ayat Tathir dan berkata:"Ya Allah mereka adalah
Ahlul Baytku, dan Ahlul Baytku lebih berhak."
4. Ibnu Jarir dari Ummu Salamah berkata:
"Sesungguhnya
ayat ini (Qur'an 33: 330 turun di rumahku. Ia berkata; dan aku ketika
itu sedang di pintu rumah, lalu aku berkata bukankah aku termasuk
keluargamu? Beliau SAWAW berkata, engkau mengarah kepada kebaikan,
engkau termasuk isteri-isteri Nabi. Selanjutnya ia berkata:"Dan yang
berada di dalam rumah hanya Rasulullah SAWAW, Ali, Fatimah, Hasan dan
Husayn AS.
Apa yang dilakukan Nabi SAWAW setelah turunnya ayat al-Tathir?
Disebutkan
dalam riwayat-riwayat yang sahih bahwa Nabi setelah turunnya ayat
Tathir turun, beliau selalu mendatangi rumah Fatimah. Setiap kali beliau
datang, beliau mengajak untuk solat. Ada yang menyatakan bahawa hal itu
dilakukan oleh Nabi selama enam bulan, ada yang mengatakan selama
delapan bulan, dan ada yang melihatnya selama sembilan bulan, dan ada
pula yang menyaksikannya selama tujuh belas bulan. Hal ini bukanlah
suatu pertentangan dalam riwayat, sebab masing-masing memberitakan apa
yang ia saksikan. Dalam setiap kali datang Nabi mengucapkan:
"Selamat
sejahtera wahai Ahlul Bayt, mari solat semoga Allah merahmati kalian.
Sesungguhnya Allah menghendaki untuk menghilangkan dari kalian kekotoran
(dosa) dan mesucikan sebersih-bersihnya."
Abul
Hasan bin Abu Bakar al-Haithami dalam kitabnya Majma al-Zawaid
meriwayatkan sebuah pernyataan dari sahabat Abu Barzah Al-Aslami, ia
berkata:
"Aku
solat bersama Rasulullah SAWAW selama 17 bulan, setiap beliau keluar
dari rumah selalu mendatangi pintu (rumah) Fatimah dan
mengatakan:"Rahmat Allah atas kalian": Sesungguhnya Allah bermaksud
hendak menghilangkan kekotoran (dosa) dari kalian wahai Ahlul Bait dan
membersihkanmu sebersih-bersihnya." [Juz 9, hal. 169; Hadith al-Kisa fi
Kutub Madrasah al-Khulafa' hal. 12]
As-Suyuthi
dalam al-Durr al-Manthur juz 8, halaman 808, menyatakan bahawa Ibnu
Jarir dan Ibnu Mardawaih meriwayatkan sebuah hadith dari Abu al-Hamro',
ia menyatakan bahawa aku ingat suatu kejadian yang dilakukan oleh Nabi
selama delapan bulan, setiap kali beliau keluar untuk solat subuh datang
lebih dahulu ke pintu rumah Ali AS, lalu meletakkan tangan pada pintu
itu dan berkata: "Solat, solat."
lebih
lanjut ia (Suyuthi) mengatakan bahawa Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari
Ibnu Abbas RA, ia berkata, "Selama sembilan bulan aku menyaksikan Nabi
SAWAW mendatangi pintu rumah Ali AS lima kali sehari sambil berkata:
"Selamat
sejahtera wahai Ahlul Bayt, mari solat semoga Allah merahmati kalian.
Sesungguhnya Allah menghendaki untuk menghilangkan dari kalian kekotoran
(dosa) dan mesucikan sebersih-bersihnya.' As-Solat. Rahima-kumullah."
Ia
juga menyebutkan bahawa al-Tabrani meriwayatkan dari Abu al-Hamro', ia
berkata,"Aku melihat Nabi mendatangi rumah Fatimah selama enam bulan dan
mengucapkan Ayat Tathir."[Ad-Durr al-Manthur, Juz 6, hal. 607]
Syeikh
Yusuf al-Nabhani mengatakan bahawa ada beberapa riwayat dari berbagai
jalur hasan mahupun sahih dari sahabat Anas bin Malik mengatakan bahawa
setelah turunnya ayat tersebut, jika Nabi berangkat untuk solat subuh
pasti melewati depan rumah Fatimah dan mengatakan,"Solat wahai Ahlul
Bayt."[As-Syaraf al-Muabbad hal. 7; Hadith riwayat Imam Ahmad dan
al-Turmudzi; Tafsir Ibnu Katsir Juz 3, hal. 483 pada hadith pertama;
al-Durr Manthur, Juz 6, hal. 605]
Dan
sahabat Abu Sa'id al-Khudri menyatakan bahawa setelah ayat itu turun
Nabi SAWAW selama empat puluh hari, setiap pagi (subuh) mendatangi rumah
Fatimah dan mengatakan,"Sesungguhnya Allah menghendaki untuk
menghilangkan dari kalian kekotoran (dosa) dan mesucikan
sebersih-bersihnya."
Riwayat
tersebut juga diriwayatkan oleh Ibn Abbas (hal itu dilakukan) selama
tujuh bulan dan dalam riwayat lain selama delapan bulan.
Hal
itu menurut Syeikh Yusuf al-Nabhai merupakan pernyataan tegas dari Nabi
bahawa yang dimaksudkan dengan Ahlul Bayt dalam ayat itu adalah lima
orang tersebut.[al-Syaraf al-Muabbad: 7-8]
Tindakan
itu dilakukan oleh Nabi agar orang-orang yang di dalam hatinya terdapat
kecenderungan untuk sesat dan berpenyakit hati (hasad) tidak dapat
jalan untuk menyalahtafsirkan maksud kandungan ayat tersebut dan tidak
lagi memiliki bukti untuk mendukung penyimpangannya.
(Buletin Dakwah Majelis Pecinta Rasul / MPR dan www.banjarkuumaibungasnya.blogspot.com)
0 comments to "ASBABUN NUZUL"