Menurut Kantor Berita ABNA, Dia bernama lengkap Jeffry Al Buchori, anak ke tiga pasangan Tatu Mulyana dan Ismail Modal. Sebagai ustaz muda, Uje, demikian dia disapa, tergolong gaul. Sebagai pendakwah muda, tampilanya modis; kaca mata hitam, baju koko bordiran di depan rancangan Itang Yunasz dengan bawahan khas sarung celana Uje.
Bila dia berdakwah, entah lewat radio atau televisi, orang dengan mudah mengenalinya. Suara Uje serak-serak basah, terkadang pelan, terkadang keras melengking ketika melantunkan ayat Alquran, atau sekadar shalawatan dan mengutip syair lagu islami.
Jeffry dibesarkan di tengah keluarga ustaz. Maka wajar bila sejak kecil dia mendapat pendidikan Islam kuat. Buktinya, saat duduk di bangku sekolah kelas 3-5 SD dia meraih prestasi MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur'an) sampai tingkat provinsi.
Setelah lulus SD, bersama ke dua kakaknya, Almarhum Ustaz Abdullah Riyad dan Ustaz Aswan Faisal, bersekolah di Pondok Pesantren El-Qolam Gintung, Jayanti Tangerang. Namun di pesantren Uje terbilang nakal.
Dia sering kali kabur dari pesantren, diam-diam bermain dan menonton di bioskop. Sampai akhirnya dia dikeluarkan dari pesantren. Setelah itu, Uje pindah sekolah ke Madrasah Aliyah. Bukannya bertambah baik, kenakalan Uje justru bertambah parah.
Apalagi setelah lulus Aliyah pada 1990, dia masuk akademi broadcasting. Kenakalan Uje kian tak terbendung. Dia keluar masuk diskotik, gemar dugem, nge-dance, hingga akhirnya kuliah tak tamat juga. Pada 1991 dia malah pernah menjadi dancer.
Tempat tongkrongan Uje biasanya di Institut Kesenian Jakarta. Dia juga sering mendatangi lokasi syuting sinetron. Ketika para pemain sinetron sedang latihan, kadang-kadang dia menjadi pemain pengganti. Bahkan beberapa kali dia juga ikut casting.
Salah satu sinetron yang sempat dia bintangi adalah Pendekar Halilintar. Bahkan Uje pernah dinobatkan sebagai pemeran pria terbaik dalam Sepekan Sinetron Remaja yang diadakan TVRI pada 1991.
Uje baru bisa keluar dari kehidupan semu ketika diajak umroh oleh ibu dan kakaknya. Sebagai awal dari usaha pertaubatan, Uje mendapat amanah dari kakak tertuanya almarhum Ustaz Abdullah Riyad agar melanjutkan dakwah di Jakarta.
Alasannya, saat itu Abdullah Riyad mendapatkan kepercayaan dari MUIS (Majlis Ugame Islam Singapura) untuk menjadi Imam besar di Masjid Haji Mohammad Soleh, bersebelahan dengan Maqam Habib Nuh Al Habsyi, Palmer Road, Singapura.
Dia menurut Uje pertama kali berdakwah di sebuah masjid di Mangga Dua. Pipik Dian Irawati, istrinya, menuliskan teks dakwah yang mesti disampaikan saat itu. Hasilnya, honor ceramah sebesar Rp 35.000 dia bawa pulang dan langsung diberikan kepada istrinya.
Dari situ lah Uje mulai berdakwah lewat majelis taklim, mushala, masjid, dan perlahan-lahan bisa seperti sekarang ini, dikenal oleh masyarakat dan banyak dikagumi masyarakat. Ujejuga berdakwah dalam bentuk lagu-lagu Islami.
Dari situ lah Uje mulai berdakwah lewat majelis taklim, mushala, masjid, dan perlahan-lahan bisa seperti sekarang ini, dikenal oleh masyarakat dan banyak dikagumi masyarakat. Ujejuga berdakwah dalam bentuk lagu-lagu Islami.
Biasanya, saban Ramadhan Ustaz ini laris diminta berdakwah. Wajahnya juga kerap menghiasi televisi. Sebagai ustaz muda, Uje menjadi trendsetter gaya busana muslim pria. Namanya melambung di kalangan remaja.
Uje meninggal dunia di usia 40 tahun Jumat dini hari, 26 April 2013 dalam sebuah kecelakaan tunggal di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, pukul 02.00 WIB. Dia menabrak pohon setelah kehilangan kendali ketika naik Kawasaki ER-6n bernopol B 3590 SGQ.
Dia sempat dirujuk ke Rumah Sakit Pondok Indah dan Rumah Sakit Fatmawati, namun akhirnya meninggal.
Dia sempat dirujuk ke Rumah Sakit Pondok Indah dan Rumah Sakit Fatmawati, namun akhirnya meninggal.
Usai Salat Jumat, jasad UJe dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Karet Bivak persis di samping pusara ayahnya. Ribuan pelayat membanjiri pemakaman beliau.
Selamat jalan ustad Jeffry, semoga amal-amalmu menjadi kendaraan yang tidak mencelakakanmu di akhirat.
All Crew Team www.banjarkuumaibungasnya.blogspot.com turut berbela sungkawa....!!!!!!!!!!!
Waspadai Konspirasi Pecah Belah Umat Islam !
|
Menurut Kantor Berita ABNA, Khatib Shalat Jumat Tehran menyerukan kesadaran dan solidaritas umat Islam dalam menghadapi berbagai konspirasi dan ancaman terhadap dunia Islam.
Ayatullah Kazem Sadeghi dalam khutbah shalat Jumat Tehran (26/4) menyebut Amerika Serikat dengan CIA-nya, dan Israel dengan Mossad-nya sebagai pihak yang mempersenjatai dan melatih para teroris yang berkeliaran di negara-negara kawasan.
Untuk itu umat Islam, tutur beliau, jangan tertipu oleh sepak terjang mereka, apalagi mengeluarkan fatwa mendukung milisi teroris untuk menyerang sesama muslim sendiri.
"Tujuan mereka menciptakan friksi di tengah umat Islam, menguasai pasar minyak dan penjualan senjata ke negara-negara Islam," tegas Khatib shalat Jumat Tehran itu.
Menjelang digelarnya konferensi internasional "Kebangkitan Islam dan Ulama" yang akan digelar pada tanggal 29-30 April mendatang di Tehran, Ayatullah Sadeghi berharap momentum internasional itu menjadi sarana untuk menemukan solusi bersama demi mengakhiri friksi yang tengah merebak di tengah umat Islam dewasa ini.
Membongkar Kedustaan Voa-Islam Mengenai Fatwa Ayatullah Sistani
|
Menurut Kantor Berita ABNA, Voa-Islam sebuah media berita yang mulai beroperasi pada tanggal 1 Juni 2009 dengan salah satu misinya, "Menjadi media terpercaya yang mengedepankan kebenaran dan keadilan secara professional", kembali menyebar fitnah terhadap ulama marja taklid Syiah. Dengan mengambil kesimpulan secara sembrono redaksi Voa-Islam menulis berita, "Mut’ah dengan Putri Ulama Syiah menyebabkan Kekal di Neraka Bersama Iblis".
Berikut nukilan postingan berita yang dimuat di page Voa-Islam:
Mut’ah dengan Putri Ulama Syiah menyebabkan Kekal di Neraka Bersama Iblis
Sebuah Fatwa yang hanya menguntungkan ulama Syiah, dan merugikan awam Syiah dikeluarkan oleh kantor Samahah As-Sayyid Ayatullah Al-Uzhma Sistani bertanggal 3/9/1421 H bernomor 333, berikut ini,
Penanya: Bagaimana hukumnya jika saya memut’ah anak Anda dan Anda memut’ah anak saya? Perlu diketahui anak saya telah berusia 6 (enam) tahun.
Jawaban: Mut’ah halal bagiku terhadap siapa saja yang saya mau. Karena saya termasuk Ahlul Bait. Saya punya hak untuk itu. Meskipun anak itu masih kecil, kami akan berikan dia wawasan tentang nikah mut’ah.
Adapun Anda memut’ah anak saya, maka itu tidak boleh! Bahkan ini termasuk dosa besar! Anda kekal di neraka bersama Iblis di Neraka. Dan Anda wajib hilangkan pemikiran setan ini dari kepala Anda.
Fatwa oleh Sistani
Tanggapan ABNA:
Pertama, dari pertanyaan yang diajukan dapat dipastikan penanya bukanlah dari kalangan mazhab Syiah, sebab seorang Syiah meskipun awam sekalipun tidak akan mengajukan pertanyaan yang menunjukkan ketidak pahaman mengenai nikah Mut'ah. Syiah awam sekalipun, akan paham nikah Mut'ah sama halnya dengan nikah da'im yang meniscayakan haramnya seorang mertua menikahi anak menantunya. Maka pertanyaan tersebut pada hakikatnya sama sebagaimana dengan pertanyaan yang diajukan kepada seorang muslimah yang telah bersuami, "Kalau memang Islam menerima poligami, bolehkah saya menikahimu dan menjadikanmu sebagai istri yang kedua?". Maka pertanyaan yang seperti ini bisa dipastikan tidak akan pernah diajukan oleh seorang muslim meski paling awam sekalipun, sebab telah sangat diketahui bahwa seorang perempuan yang masih sedang bersuami tidak boleh dilamar apalagi dinikahi. Jadi bisa dipastikan penanya bukan dari kalangan Islam. Jawaban yang diberikan muslimah tentu saja penolakan, "Tidak boleh, pertama, karena kamu bukan muslim (kalaupun muslim kamu terlalu bodoh mengenai agamamu sendiri), kedua karena saya sedang memiliki suami." Dan karena muslimah tersebut memberikan jawaban tidak boleh atas pertanyaan yang diajukan maka kesalahan fatal, jika penanya lantas menyimpulkan, muslimah tersebut menolak hukum bolehnya poligami.
Demikian pula yang dimaksudkan, Ayatullah Sistani. Bahwa karena beliau bermazhab Ahlul Bait yang menghalalkan nikah mut'ah sebagaimana dihalalkannya oleh Rasulullah Saw dengan syarat-syarat yang telah diatur dalam fiqh, maka beliau punya hak untuk melakukannya. Sementara penanya yang bukan dari kalangan mazhab Ahlul Bait yang mengharamkan nikah mut'ah bahkan menganggapnya sama dengan zina bahkan lebih jahat dari itu, maka tentu sesuai akidahnya yang menyebut itu dosa besar maka dia akan masuk neraka dan kekal bersama Iblis. Karena itu beliau menyarankan, untuk menghilangkan pikiran dan niat untuk melakukan mut'ah sebagaimana penanya yakini sebagai dosa besar sejak awal dari kepalanya.
Redaksi Voa-Islam tidak jujur dalam menerjemahkan kalimat, لكن با لنسبت اليك فلا يجوز dengan menulis "Adapun Anda memut’ah anak saya, maka itu tidak boleh!" Terjemahan yang benar, "Akan tetapi terhadap dirimu maka tidak boleh..!" Kekeliruan yang tentu disengaja tersebut untuk menyembunyikan hakikat mazhab dan keyakinan si penanya, yang dalam aqidahnya nikah mut'ah itu haram, karenanya Ayatullah Sistani memberikan jawaban dengan maksud, "Sementara anda (sipenanya) tentu tidak boleh bermut'ah (dengan siapapun bukan hanya dengan puteri ulama Syiah) karena dalam keyakinan anda nikah mut'ah itu haram dan termasuk dosa besar, sehingga jika anda melakukannya maka anda akan masuk neraka bersama Iblis sebagaimana keyakinan anda itu."
Jadi ketika Ayatullah Sistani menyatakan nikah mut'ah tidak boleh dilakukan oleh penanya, bukan ulama Syiah tersebut yang egois dan mementingkan dirinya sendiri melainkan penanya sendiri yang mempersulit dirinya, meyakini nikah Mut'ah haram, namun justru berpikir dan berencana buat melakukannya.
Kedua, surat tersebut sangat besar kemungkinannya adalah rekayasa yang sengaja dibuat untuk menyebar stigma negatif terhadap ulama Syiah. Ayatullah Sistani atas pertanyaan-pertanyaan masalah syar'i yang diajukan kepada beliau senantiasa memberikan jawaban dengan tulisan tangan, bukan dengan ketikan. Hal yang ganjil lainnya, tercantum dibawah surat tulisan Iran-Qom yang menunjukkan surat tersebut beralamatkan di kota Qom Iran sementara Ayatullah Sistani bukan bermukim di kota Qom Iran melainkan di kota Najaf Irak.
Kesimpulan: Kalaupun surat itu benar berisi fatwa dan jawaban dari Ayatullah Sistani sebagaimana yang telah dijelaskan hal tersebut tidak membenarkan fitnah Voa-Islam yang menyebut fatwa tersebut hanya menguntungkan ulama Syiah, dan merugikan awam Syiah. Dan kalau memang pada kenyataannya jawaban tersebut bukan dari Ayatullah Sistani melainkan rekayasa dari pihak-pihak anti Syiah maka dikatakan perbuatan tersebut adalah fitnah yang termasuk dosa besar. Sayang, isu ini sangat digemari mereka yang anti pati terhadap Syiah dan disebarkan secara progresif melalui media-media dan jaringan sosial tanpa ada upaya tabayyun terlebih dahulu sebagaimana yang diperintahkan dalam agama.
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (Qs. Al Hujurat: 6)
Ayatullah Sistani telah berkali-kali mendapatkan fitnah dari pihak yang aktif menyebarkan permusuhan dan kebencian terhadap Syiah dan mazhab Ahlul Bait. Mulai fitnah yang menyebutkan beliau tidak tahu bahasa Arab (padahal beliau mengajar di Hauzah Ilmiyah di Najaf Irak yang berbahasa Arab dan telah menulis banyak kitab-kitab agama berbahasa Arab) sampai menyebarnya fatwa yang dinisbatkan kepada beliau yang menyebutkan Ayatullah Sayyid Sistani hf telah memfatwakan bolehnya menggauli hewan.
Berikut pernyataan Kantor Resmi Ayatullah al-Udzma as- Sayyid Ali as-Sistani di Najaf-Irakmengenai fatwa-fatwa palsu yang mengatasnamakan Ayatullah Sayyid Sistani hf yang bertanggal 22 Dzulqa'dah 1426 H:
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Seperti yang telah anda ketahui bahwa sembilan persepuluh dari agama wahabi adalah kebohongan, betapa banyak kebohongan dan pemalsuan dari mereka yang berkelanjutan dan salah satunya mereka membawakan fatwa palsu yang dinisbatkan kepada kantor yang terhormat Marja dini A’la Ayatullah al’udzma Sayyid Ali Sistani Dâma ‘Izzuhu, dan kenyataannya mereka wahabi menyebarkan fatwa (palsu) ini di kelompok mereka sendiri dengan maksud untuk penghinaan terhadap fiqih syiah dan kepribadian marja kami Al Adzim Dâma ‘Izzuhu...
***
Bagi yang ingin mengetahui lebih banyak mengenai ulama besar Syiah yang senantiasa aktif menyerukan persatuan Islam dan pendekatan mazhab-mazhab antar Islam ini bisa mengunjungi situs resmi beliau di www.sistani.org yang tersedia dengan 6 pilihan bahasa: Urdu, Turki, Perancis, Inggris, Persia dan Arab. Pengikut dan muqallid beliau tersebar dibanyak Negara.
Petunjuk dan hidayah bagi yang mereka menghendaki keselamatan dan menghindari fitnah dan kedustaan.
"(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar. (Qs. An Nuur: 15)
*keterangan foto: Surat pernyataan bantahan atas merebaknya fatwa-fatwa palsu yang mengatasnamakan Ayatullah Sistani. Dikeluarkan Kantor Resmi Ayatullah al-Udzma as- Sayyid Ali as-Sistani di Najaf-Irak bertanggal 22 Dzulqa'dah 1426 H.
Saat Iran Habis Dirambah Afifah Ahmad
|
Membicarakan Persia adalah membicarakan kekaguman. Pasalnya, bukan rahasia umum lagi, khazanah Kota Persia sejak dulu hingga hari ini sangatlah menggoda hasrat para pecinta perjalanan di tataran internasional. Ada banyak hal yang bisa dinikmati dari kota ini. Sebagaimana kita tahu Persepolis masih menyimpan misteri nan megah, suguhan aroma romantisme taman-taman penyair kelas dunia banyak ditemui, kubah-kubah nan keemasan yang nampak agung dan memesona, tak lupa eksotisme bundaran Imam, hingga rumah-rumah gua di pedalaman yang sangatlah unik. Itulah aneka warna-warni daya pikat negeri Persia yang saat ini kita kenal dengan Iran. Melakukan perjalanan ke sana sangatlah didamba banyak orang.
Napas Indonesia
Adalah Afifah Ahmad, wanita kelahiran Semarang 10 Desember 1978 yang menjadi istri dari Purkon Hidayat, pada tahun 2008, bersama buah hatinya Mehdi Muhammad Hakim, hijrah ke Teheran, Persia, hingga kini. Berangkat dari pengalamannya tersebut, Afifah kemudian menggerakkan jari-jarinya untuk menulis catatan perjalanan. Hal ini terkuak saat digelarnya acara Bedah Buku “The Road To Persia: Menelusuri Keindahan Iran yang Belum Terungkap” karangan Afifah yang diterbitkan Bunyan (2013) pada Jumat (22/3). Pada kesempatan tersebut, hadir sebagai pembedah yakni Ahmad Fadhil, dosen IAIN, yang sempat mengenyam pendidikan di Iran.
Fadhil dalam paparannya mengatakan bahwa dalam buku karangan Afifah selalu ada napas Indonesia di setiap tempat yang dikunjungi Afifah. “Di Isfahan, saat Afifah mulai menjauhi gerbang Meydan Emam, ingatannya melompat pada kota-kota tua di Indonesia yang mirip satu sama lain, dalam hal adanya masjid agung, pemerintahan daerah dan alun-alun yang sering menjadi pasar kaget pada hari-hari libur,” katanya. Fadhil menambahkan, ada lagi misalnya ketika Afifah mengunjungi Mausoleum Khayyam, Afifah teringat pada Umar Kayyam, akan tetapi Afifah lalu bersedih karena para penyair di Indonesia akan sulit mendapatkan penghargaan apalagi berupa tugu yang memukau, taman seluas 20.000 meter persegi dengan pepohonan rindang, dilengkapi juga dengan museum dan galeri untuk totalitas kiprah para penyair tersebut.
Penulis yang berasal dari Indonesia ini telah lima tahun tinggal di Iran dan sudah mendatangi tempat-tempat bernilai historis di sana. Isi buku ini sendiri terbagi ke dalam empat bab yang terdiri dari: bab pertama, yang merupakan catatan kunjungannya ke Bundaran Isfahan, Rudkhan Castle, dan reruntuhan Persepolis yang sangat memiliki nilai sejarah yang melekat; bab kedua, Afifah menziarahi makam para penyair sekelas Hafiz, Khayyam, Fariduddin Attar, Sadra, serta juga mendatangi makam Ibnu Sina; bab ketiga, Afifah lalu memilih untuk mereguknya indahnya alam pedesaan Persia seperti Kandovan, Masouleh, Tepian Zayandeh, bahkan juga gugusan Alborz; dan bab keempat, yaitu kisah-kisah aktivitas Afifah sehari-hari, semisal suasana di kereta yang ia naiki, gagap gempita Ramadhan, dan lain sebagainya.
Sendiri dan Nyaris Membeku
Pada sesi diskusi, Afifah membagi perihal proses kreatifnya dalam menulis. “Untuk penulisan naskah, saya mencicilnya. Satu-dua tulisan sudah ada di blog saya. Selama empat tahun perjalanan itu, saya menuliskannya di buku The Road To Persia ini,” ujar Afifah. Banyak cerita suka-duka yang dialami Afifah selama petualangannya menyusuri khazanah Persia. Salah satunya ketika dia menapaki gunung di Hamedan. Saat turun, tak ada mobil yang lewat. Sepi. Dan pada saat itu musim dingin. Afifah menunggu berjam-jam sampai kedinginan. “Tapi, Alhamdulillah ada pemuda baik yang menawarkan tumpangan,” kenang Afifah.
Ternyata kebiasaan menulis pada diri Afifah sebagai salah satu talenta yang sangat mengedepankan jiwa kreativitas dan perenungan, sudah ada sejak ia masih duduk di bangku SMP, saat di mana ia sudah memutuskan keliling Jawa. Biasanya ia menuliskan segala pengalamannya di blog pribadi. “Saya sudah ke Iran, namun baru kali ini ke Banten,” ujarnya sambil terkekeh.
Bedah Buku di UIN Sunan Kalijaga
Tiga hari setelahnya, acara diskudi buku serupa juga diadakan di ruang teatrikal Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga yang terselenggara atas kerjasama Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, Kedutaan Besar Iran, dan penerbit Bunyan, Senin (25/3). Acara Peluncuran dan Diskusi Buku The Road To Persia karya Afifah Ahmad tersebut dihadiri oleh Mr.Mohammad Ali Rabbani (Atase Kebudayaan Kedubes Iran), Afifah Ahmad, Iqbal Dawami (editor), dan Salman Faridi (CEO Bentang Pustaka)
Acara yang dihadiri seratusan dosen dan mahasiswa tersebut dibuka oleh Kepala Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga M. Solihin Arianto, S.Ag., SIP, M. LIS. Sedangkan diskusi dipimpin oleh Furqon Hidayat sebagai moderator. Untuk memeriahkan acara tersebut dihadirkan grup vokal yang terdiri dari para mahasiswa kelas Bahasa Persia yang membawakan lagu kebangsaan kedua negara. Selain itu, untuk menyemangati peserta penyelenggara membagikan souvenir khas Iran kepada sepuluh peserta yang mengajukan pertanyaan.
Di akhir acara, 160 peserta yang hadir mendapatkan buku The Road to Persia secara gratis dari penyelenggara. Secara umum para peserta sangat antusias mengikuti acara ini dan berharap kegiatan semacam ini dapat diselenggarakan lagi di kemudian hari.
Provokasi AS di Balik Meruncingnya Perselisihan Cina-Jepang
Sumber-sumber resmi Jepang Kamis (25/4) mengumumkan bahwa seribu tentara Jepang akan ikut ambil bagian dalam latihan perang bersama Amerika yang akan diselenggarakan bulan Juni mendatang. Para tentara Jepang ini akan pergi ke California untuk ikut serta dalam manuver militer menduduki sebuah pulau.
Menurut sejumlah analis politik Amerika, mendisain latihan perang seperti ini justru memprovokasi perselisihan kepemilikan pulau antara Cina dan Jepang semakin meluas. Mereka menegaskan bahwa Amerika tengah berusaha memanas-manasi perselisihan soal kepemilikan pulau antara Cina dan negara-negara tetangganya agar tercipta krisis dengan tujuan mengontrol militer Cina.
Jenderal Martin E. Dempsey, Kepala Staf Militer Amerika dalam pekan ini juga melawat Cina dan negara ini akan memanfaatkan kunjungan itu untuk menyampaikan protes dan kekhawatirannya atas langkah-langkah yang dilakukan Amerika. Karena Cina melihat apa yang dilakukan Amerika bertentangan dengan stabilitas dan mengancam perdamaian. Sebagian pengamat mengatakan bahwa Amerika dengan mengambil kebijakan menekan keamanan Cina dengan menggunakan negara-negara tetangganya, guna menutupi masalah yang sebenarnya. Yakni, perselisihan Washington-Beijing ingin dialihkan menjadi perselisihan antara Cina dan negara-negara tetangganya.
Ketegangan dan perselisihan yang terjadi antara Cina dan Amerika telah meluas mencakup politik, ekonomi dan militer. Sekalipun demikian, dapat dikatakan bahwa perselisihan utama antara kedua negara kembali pada ancaman terhadap keberadaan Partai Komunis Cina dan menurut Cina, aksi ini tidak dapat dibiarkan begitu saja dan tidak ada kata damai untuk masalah ini.
Washington meminta Cina agar menjadi partner Amerika yang bertanggung jawab di bidang ekonomi. Berdasarkan ide ini, Amerika berharap Cina ikut bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah dunia seperti krisis finansial dunia, pemanasan global dan memastikan Korea Utara menghentikan aktivitas nuklirnya. Sementara Cina tidak punya pikiran seperti itu dan meyakini bahwa sikap tanggung jawab mereka tidak bergantung pada pandangan Amerika.
Beijing mengatakan bahwa menjadi partner bertanggung jawab dengan berpartisipasi aktif di organisasi-organisasi multi lateral seperti kelompok G20 yang berusaha mencegah kemajuan Cina sama artinya dengan kemunduran politik dan jatuhnya ekonomi Cina. Di bidang ekonomi, ketika Barack Obama, Presiden Amerika memunculkan isu pengurangan emisi rumah kaca, itu hanya triknya untuk meningkatkan popularitasnya di tengah masyarakat Amerika. Obama juga berusaha mendapat kesepakatan dari Cina untuk mengurangi emisi rumah kaca itu, tapi Cina melihat masalah ini dari sudut pandang lain. Pengurangan emisi rumah kaca dari sudut pandang Cina sama artinya dengan mengorbankan ekonomi Cina.
Tibet, Xinjiang dan Taiwan termasuk kasus lain yang menjadikan Cina dan Amerika berselisih. Amerika berkali-kali menegaskan soal kebebasan beragama, hak sipil, kebebasan berpendapat warga Tibet, dan kebebasan umat Islam untuk melaksanakan kewajiban agamanya. Cina melihat politik Amerika sebagai bentuk campur tangan urusan dalam negeri Cina dan meyakini bahwa AS tidak berhak melakukan itu.
Dari sisi lain, Cina melihat aksi-aksi Amerika sebagai bentuk penghinaan terhadap pemerintahnya karena dianggap tidak mampu mengelola negara. Hal inilah yang membuat Beijing melihat Amerika dan sekutunya sebagai musuh yang berusaha membagi-bagi Cina menjadi beberapa bagian dan menjadi lemah.
Dengan melihat sejumlah kasus yang menjadi sumber perselisihan Cina can Amerika, apakah masih ada yang meragukan niat Amerika memprovokasi perselisihan yang terjadi antara antara Cina dan Jepang dan negara-negara tetangga lainnya? (IRIB Indonesia)
Iran akan Perkenalkan Senjata dan Peralatan Militer Terbaru
Wakil Komandan Angkatan Darat Republik Islam Iran mengatakan, Tehran akan memperkenalkan senjata dan peralatan militer baru buatan dalam negeri yang telah dikembangkan, dalam manuver militer di pusat Provinsi Isfahan pada tanggal 24 Mei.
"Sejumlah kendaraan lapis baja pengangkut personel, persenjataan, senapan sniper, baterai anti-pesawat dan peluncur rudal akan diperkenalkan dalam latihan Baitul Muqaddas yang digelar Angkatan Darat," kata Brigadir Jenderal Kioumars Heidari pada Jumat (26/4).
Ia menambahkan, dalam manuver yang bersandi Baitul Muqaddas itu akan dilakukan pula latihan perang asimetris yang telah diadopsi dalam rangka menanggapi ancaman baru.
Selama beberapa tahun terakhir, Tehran telah menggelar beberapa kali latihan militer untuk meningkatkan kemampuan pertahanan angkatan bersenjatanya dan sekaligus menguji taktik militer dan peralatan modern.
Meski demikian, Iran telah berulang kali meyakinkan negara-negara lain, khususnya negara tetangga, bahwa kekuatan militernya tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara lain, karena doktrin pertahanannya didasarkan pada pencegahan. (IRIB Indonesia/RA)
Ledakan Boston Alasan Buat Menumpas Gerakan Occupy Wall Street
FBI sejak bulan-bulan pertama melakukan penyidikan terhadap orang-orang yang tertangkap dalam aksi demo anti Kapitalisme yang dikenal dengan gerakan Occupy Wall Street menemukan fakta bahwa urat nadi gerakan ini di kota Boston. Sejak waktu itu mereka telah menyusun program terukur untuk menumpas para aktivis yang berada di kota ini. Situs-situs rakyat Amerika di bulan Oktober 2012 mengungkap bagaimana FBI yang bekerjasama dengan polisi kota Boston untuk mengidentifikasi dan mengejar para penentang Wall Street.
Sebuah website anti Israel dan pendukung gerakan Occupy Wall Street dalam sebuah laporan pada 19 Oktober 2012 mengabarkan dokumen resmi dan rahasia yang diungkap oleh Asosiasi Kebebasan Sipil di Amerika yang berada di Massachusetts yang menunjukkan sudah cukup lama FBI menerapkan program dengan tema "Perang Melawan Terorisme". Dalam operasi intelijen ini, ternyata FBI juga mengejar warga Amerika pendukung Palestina dan menolak perang dengan Iran. Setiap informasi terkait aktivitas dan acara kampanye para aktivis politik ini dikategorikan dalam dokumen kriminal agar undang-undang kriminal di Amerika seperti penangkapan, penyidikan dan hukuman dapat diterapkan kepada mereka.
Dengan tersebarnya dokumen ini, terungkap pula bahwa polisi Boston merekam setiap program yang diselenggarakan untuk mendukung Palestina atau menentang Kapitalisme, sehingga FBI dapat dengan mudah menangkap warga yang ikut.
FBI mengetahui dengan baik bahwa urat nadi gerakan Occupy Wall Street berada di Boston. Pada 30 September 2011, sejumlah aktivis anti Kapitalisme berkumpul di kota Boston yang berada di bawah organisasi rakyat "Occupy Boston" dan mendeklarasikan keberadaannya. Artinya, kurang dari dua pekan sebelum dimulainya gerakan Occupy Wall Street dan hingga kini masih terus melanjutkan aksi protesnya, tidak seperti di daerah lain.
Berdasarkan data yang diberikan dalam situs organisasi warga ini occupybostong.org, sejak bulan Juni 2012 hingga kini secara berkala mereka melaksanakan program anti pemerintah dan Kapitalisme di kota Boston, sekalipun berita aksi demo mereka disensor oleh media-media kapitalis. Para aktivis dari kalangan mahasiswa penentang Kapitalisme di kota Boston tidak tinggal diam dan berhasil menjadikan Universitas Harvard menjadi benteng kuat bagi aksi protes mereka. Organisasi warga-mahasiswa Occupy Boston inilah yang mengacaukan pidato Newt Gingrich, zionis dan kandidat pemilu presiden pada 18 November 2011 di Harvard.
Sejak saat itu hingga kini telah diselenggarakan banyak seminar yang mengritik kebijakan luar negeri pemerintah Amerika di universitas ini. Begitu juga organisasi warga ini tahun lalu melakukan aksi protes menentang keinginan para pejabat Amerika menyerang Iran. Organisasi yang pada awalnya substansinya anti Kapitalisme perlahan-lahan memiliki kecenderungan anti Zionis dan dalam banyak seminar mereka menyatakan sikap protesnya terhadap Israel dan pemikiran zionis.
Gelombang pemikiran protes organisasi ini menyebabkan tahun lalu lembaga-lembaga anti Zionis menyelenggarakan seminar di Harvard yang menyerang kebijakan luar neger Amerika terkait pembentukan dua negara di kawasan Palestina pendudukan. Para peserta membahas rencana menghapus Israel dan pembentukan negara di perbatasan historis Palestina sebelum tahun 1948 dengan partisipasi seluruh warga asli Palestina. Yakni, sebuah rencana yang mirip dengan usulan Iran untuk menentukan nasib Palestina dengan suara warga hakiki Palestina.
Tapi poin yang perlu ditekankan mengenai kekuatan Occupy Boston dan bahaya organisasi ini bagi pemerintah Amerika yang pada gilirannya penumpasan mereka berada dalam prioritas FBI adalah mencetak koran dengan tiras 25 ribu dan disebarkan di seluruh kota Boston, sekaligus situsnya dengan alamat bostonoccupier.com. Surat kabar independen ini dikelola dengan anggaran warga dan disebut Boston Occupier. Makalah-makalahnya biasanya menyebut pemerintah Amerika sebagai Negara Imperialis Amerika.
Surat kabar anti Kapitalisme Boston Occupier di saat-saat pertama terjadi ledakan di Boston segera mengeluarkan kecaman dan berusaha membantu para korban dan menilainya sebuah peristiwa lokal. Berita tentang ledakan Boston tetap berada di bagian "berita lokal", sementara pada bagian "berita nasional" mereka tetap melanjutkan kebijakan anti Kapitalis. Dengan kata lain, ketika seluruh media Amerika menyebut peristiwa ledakan Boston sebagai masalah nasional dan merupakan aksi serangan terhadap keamanan nasional AS, para aktivis anti Kapitalis meyakini ledakan bom itu hanya masalah lokal Boston dan masyarakat tidak boleh lupa masalah nasional dan fokus untuk tetap melawan para kapitalis yang menguasai Wall Street.
Dapat dibayangkan bahwa "think tank" untuk menumpas gerakan Occupy Wall Street setelah mengetahui struktur politik dan tokoh utama gerakan ini di kota Boston, kini mereka mencari kesempatan untuk menghabisi tokoh utama gerakan ini. Mereka melihat kesempatan itu ada pada sebuah perlombaan lari maraton yang memiliki sejarah pelaksanaan yang panjang. Sejak tahun 1897 hingga sekarang setiap hari Senin ketiga bulan April, kota Boston menyelenggarakan lomba lari maraton dan di tanggalan Amerika sendiri hari itu disebut Hari Patriot (Patriots' Day).
Oleh karenanya, ledakan di Boston pekan lalu sudah pasti perasaan rakyat Amerika di tingkat nasional, khususnya warga Boston terluka dan para pejabat Amerika mendapat alasan untuk bermain dengan emosi rakyat guna mengarahkan opini umum terkait sejumlah masalah yang mereka inginkan.
FBI selama ini berusaha mencari alasan untuk mengontrol gerakan anti pemerintah, Kapitalis dan Israel di kota Boston dan memotong urat nadi gerakan ini baik di universitas maupun di lembaga-lembaga non pemerintah Boston. FBI membutuhkan kondisi keamanan khusus dan itu mereka dapatkan pasca ledakan bom di perlombaan maraton Boston. Tentu saja, dengan meminggirkan terlebih dahulu kemungkinan keterlibatan FBI dalam ledakan itu, untuk memunculkan kesempatan ini. (IRIB Indonesia / SL)
Hak dan Peranan Perempuan Dalam Masyarakat (Bagian Pertama)
Bab Pertama: Peran Perempuan Dalam Bermasyarakat
Kiprah Perempuan di Tengah Masyarakat Manusia
Tema tentang perempuan dan sikap masyarakat terhadap perempuan sejak dulu ramai dibahas oleh berbagai komunitas masyarakat dan peradaban. Perempuan selalu menempati separuh populasi dunia. Peran perempuan bagi kelangsungan hidup manusia di dunia sama besarnya dengan peran laki-laki. Secara alamiah, perempuan bahkan mengemban tugas-tugas terbesar bagi kelangsungan hidup manusia, termasuk melahirkan dan mendidik anak. Karena itu, wajar jika tema perempuan sejak dulu ramai didiskusikan oleh para pemikir di bidang etika, budaya dan tradisi masyarakat berbagai bangsa.
Perspektif Yang Benar Tentang Perempuan
Perempuan harus dipandang sebagai manusia yang bermartabat supaya terlihat bagaimana kesempurnaan perempuan serta apa hak dan kebebasannya. Perempuan harus dipandang sebagai entitas yang dapat menjadi aset bagi kemaslahatan masyarakat melalui proses pembinaan manusia-manusia luhur, supaya terlihat apa hak perempuan dan bagaimana kebebasannya. Perempuan harus dipandang sebagai elemen dasar rumah tangga yang meskipun eksistensinya sama-sama dibentuk dan diperani oleh laki-laki dan perempuan tetapi ketenangan dan ketentramannya sangat bergantung pada peran dan bawaan alamiah perempuan. Perempuan harus dipotret dengan lensa demikian agar terlihat bagaimana perempuan dapat menemukan kesempurnaannya dan dimana hak-haknya berada.
Kezaliman Sejarah Terhadap Perempuan
Perempuan selalu menjadi kaum yang teraniaya di tengah berbagai masyarakat sepanjang sejarah. Ini terjadi karena kebodohan manusia. Watak manusia bodoh cenderung mengarah kepada praktik penindasan pihak yang kuat terhadap pihak yang lemah selagi mereka tidak terkover oleh daya penekan, baik yang bersifat internal seperti kekuatan iman yang ada dalam jiwa manusia dan ini sedikit sekali terjadi maupun yang bersifat eksternal seperti penerapan hukum dan undang-undang. Praktik penindasan yang terjadi secara begitu naif sepanjang sejarah umumnya terjadi akibat ketidaktahuan terhadap martabat dan kedudukan perempuan. Perempuan sendiri harus menemukan kedudukannya yang sejati dan jangan sampai merasa patut dizalimi hanya lantaran statusnya sebagai perempuan. Banyak kezaliman terhadap perempuan diakui sebagai kezaliman. Sayangnya, banyak pula kezaliman terhadap perempuan yang ternyata tidak terekspos sebagai kezaliman. Contohnya adalah praktik penggiringan kaum perempuan ke lubang konsumerisme, kosmetisme, hedonisme dan trend yang menempatkan perempuan sebagai barang konsumsi, padahal ini merupakan kezaliman besar yang bahkan bisa jadi paling fatal dan tragis terhadap perempuan. Sebab, dengan kezaliman ini perempuan sengaja dipalingkan secara total dari jalur perfeksinya yang sejati agar terjebak pada kecenderungan yang sepele dan absurd.
Isu Perempuan di Dunia
Sudah banyak klaim, upaya dan terobosan-terobosan budaya dilakukan oleh umat manusia, termasuk oleh kalangan yang memang bersimpati dan tulus menyangkut nasib kaum perempuan. Namun, manusia sampai sekarang tidak menemukan konsep yang benar mengenai persoalan gender perempuan, yang pada gilirannya juga berimplikasi pada persoalan gender laki-laki. Hingga kini sikap ekstrim, kesewenang-wenangan dan salah persepsi yang mengakibatkan terjadinya kezaliman, kekacauan mental, dilema rumah tangga dan problematika pergaulan antara kedua jenis masih bertahan sebagai bagian dari problema kemanusiaan yang tak terpecahkan. Padahal, manusia sudah sedemikian maju hingga merambah luar angkasa, kedalaman laut, menghasilkan banyak penemuan, juga mencapai kemajuan di bidang psikologi, sosial, ekonomi dan lain sebagainya. Namun terkait masalah perempuan umat manusia belum punya pemecahan yang jitu.
Peran Hijab Bagi Perfeksi Sosial Perempuan
Agama Islam mengajarkan adanya hijab pemisah antara perempuan dan laki-laki. Namun, hijab bukan berarti bahwa kaum perempuan memiliki alam dan dunia yang berbeda dengan kaum laki-laki. Perempuan tetap dapat bergaul dengan laki-laki dalam satu komunitas masyarakat atau lingkungan kerja yang sama di mana saja. Keduanya dapat bekerjasama mengatasi problematika sosial dan mengelola pertahanan negara sebagaimana keduanya dapat bersama-sama mengurus rumah tangga dan mendidik anak. Hanya saja, hijab harus dijaga di luar rumah tangga atau di luar lingkungan keluarga terdekat. Hijab adalah satu poin substansial dalam pembentukan karakter Islami. Jika ini tidak diindahkan maka yang terjadi adalah kebobrokan seperti terjadi di dunia Barat dewasa ini. Jika ini tidak diindahkan, perempuan juga tidak akan bisa berkiprah di barisan terdepan dalam pergerakan nilai-nilai sebagaimana dilakukan kaum perempuan di Republik Islam Iran. Di ruang tertentu, Barat berusaha menanamkan poin ini pada setiap orang.
Penerapan hijab sama sekali bukan berarti mengkarantina kaum perempuan. Salah besar jika hijab dipersepsi demikian. Hijab adalah demi mencegah pergaulan bebas tanpa batas antara laki-laki dan perempuan di tengah masyarakat. Pergaulan bebas sangat merugikan masyarakat, terutama kaum perempuan. Hijab membantu perempuan dalam pendakiannya menuju puncak spiritual dan menghindarkan mereka dari lokasi-lokasi yang dapat menggelincirkan mereka ke jurang nista.
Semua gerakan pembelaan terhadap kaum perempuan harus menjaga poin besar ini demiiffah (keterjagaan dari perbuatan haram) mereka ini. Terpeliharanya iffah kaum perempuan adalah faktor yang mengawal martabat kaum perempuan di mata laki-laki, termasuk laki-laki pengumbar syahwat. Iffah perempuan adalah sumber kehormatan jatidirinya. Karena itu Islam sangat mementingkan masalah iffah perempuan. Tapi Islam tentu juga tidak menyepelekan iffah laki-laki. Sebab iffah bukan hanya berkenaan pada kaum perempuan. Sebaliknya, kaum laki-lakipun juga harus menjadi sosok yang afif (yang memelihara keterjagaan diri dari perbuatan haram). Pengabaian terhadap hijab dan keterjebakan perempuan pada penampilan yang mendekati ketelanjangan hanya akan merugikan diri perempuan sendiri sebelum kemudian masyarakat secara umum. Islam mensyariatkan penerapan hijab supaya tercipta lingkungan masyarakat yang sehat dan aman, termasuk bagi kaum perempuan sendiri dalam menjalani kegiatan di tengah masyarakat, dan supaya kaum laki-laki dapat menunaikan tanggungjawabnya.
Tanggungjawab dan Kiprah Perempuan
Dalam masyarakat Islam, pintu aktivitas sosial terbuka lebar bagi kiprah laki-laki maupun perempuan. Ini terbukti dari semua teks-teks Islam berkenaan dengan ini dan dari hukum-hukum Islam yang menyetarakan perempuan dengan laki-laki dalam mengemban tanggungjawab sosial. Bukan semata berkenaan dengan laki-laki ketika Rasulullah SAW bersabda;
مَنْ اَصْبَحَ لاَ يَهْتَمُّ بِاُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَلَيْسَ بِمُسْلِمٍ
"Barangsiapa tidak mempedulikan urusan umat Islam maka dia bukan Muslim."
Perempuanpun juga harus bertanggungjawab dan menaruh kepedulian terhadap urusan masyarakat Islam, Dunia Islam dan masyarakat global. Kepedulian ini merupakan satu kewajiban Islami. Keteladanan Fatimah Zahra AS di masa kanak-kanaknya maupun setelah hijrah dan tinggal di Madinah dalam menaruh kepedulian kepada semua urusan dakwah ayahandanya yang notebena sentral semua peristiwa sosial-politik saat itu membuktikan adanya kiprah perempuan dalam tatanan Islam. Ayat dalam surat al-Ahzab tidak membedakan perempuan dengan laki-laki dalam soal keislaman, keimanan, pembacaan qunut, kekhusyuan, sedekah, puasa, kesabaran, istiqamah, penjagaan kehormatan, zikir kepada Allah.
Aktivitas perempuan di kancah sosial adalah perbuatan yang mubah dan terpuji selagi tidak mengabaikan ketentuan Islam. Perempuan boleh mengaktivasi energinya yang pada kenyataannya merupakan separuh energi yang tersimpan di tengah masyarakat. Ketika perempuan dapat menikmati pendidikan sebagaimana laki-laki maka energi masyarakat akan berlipat ganda jika dibandingkan dengan keadaan ketika pendidikan hanya dinikmati oleh kaum laki-laki saja. Islam tidak membedakan perempuan dengan laki-laki dalam penggalangan pembangunan, aktivitas ekonomi, pengelolaan urusan negara, kota, desa, masyarakat dan urusan rumah tangga. Keduanya sama-sama mengemban tanggungjawab.
Dasar Kegiatan Sosial Perempuan
Segala kegiatan sosial hanya akan benar dan membuahkan hasil yang benar apabila didasari dengan pertimbangan akal, keberpikiran, kemampuan menalar dan menentukan maslahat. Ini berlaku termasuk untuk setiap gerakan kepedulian kepada penegakan hak kaum perempuan. Segala upaya dalam rangka ini tidak boleh pasif dan didasari oleh tradisi semata tanpa paradigma logis yang mengacu pada karakter alami perempuan dan laki-laki yang dalam beberapa hal memang menuntut adanya zona-zona ekslusif untuk kiprah masing-masing. Jelas merugikan jika gerakan dalam rangka ini dilakukan secara pasif dan mengacu hanya pada faktor tradisi dan fanatisme buta.
Peranan Perempuan Dalam Pembangunan Nasional
Negara yang ingin menggalang pembangunan pada maknanya yang sejati harus lebih mengacu pada faktor sumber daya manusia (SDM). Ketika acuannya adalah SDM, praktis akan terbentuk kesadaran bahwa kaum perempuan adalah segmen yang menempati separuh populasi penduduk dan setengah dari ketersediaan SDM. Pembangunan yang sejati dalam skala yang komprehensif tidak mungkin akan terlaksana jika terjadi salah persepsi terhadap persoalan seputar perempuan. Kaum perempuan sendiri juga harus mengetahui perspektif Islam mengenai perempuan supaya mereka dapat membela hak mereka sepenuhnya berdasarkan ajaran Islam, sebagaimana semua anggota masyarakat negara Islam harus mengetahui pandangan agama ini tentang perempuan dan kiprahnya di semua lini kehidupan, termasuk pendidikan, keprofesian, aktivitas sosial, politik dan ekonomi atau kehidupan di dalam maupun di luar rumah tangga.
Kewajiban Menikmati Pendidikan
Kaum perempuan diperkenankan menikmati pendidikan tinggi. Salah besar anggapan sementara kalangan bahwa perempuan tidak boleh mengenyam pendidikan. Perempuan justru juga harus mengenyam pendidikan yang berguna dan sesuai dengan minatnya. Masyarakatpun juga memerlukan keterdidikan kaum perempuan sebagaimana mereka memerlukan keterdidikan kaum laki. Hanya saja, zona pendidikan tentu harus sehat. Pergaulan tanpa norma dan etika antara laki-laki dan perempuan sama sekali bukan sesuatu yang niscaya bagi kelangsungan proses pendidikan. Pendidikan setinggi apapun tetap bisa dicapai dengan ketaatan terhadap norma. Membiasakan diri dengan membaca buku adalah salah cara yang sangat berguna bagi perempuan. Harus ditemukan metode inovatif supaya perempuan bisa menjadi kutu buku di dalam rumah. Buku adalah jendela ilmu yang tersedia bagi manusia agar dapat mengoleksi pengetahuan dan mengasah kecerdasan secara lebih optimal.
Pengetahuan adalah sesuatu yang sangat bernilai dan saya termasuk orang yang mengharapkan muslimat bisa tampil sebagai ilmuwan di semua bidang. Sebagian perempuan beranggapan bahwa jika perempuan dapat memilih suatu jurusan berkenaan dengan perempuan maka ia harus memilih jurusan yang lebih berkenaan dengan urusan medis kaum perempuan semisal bersalin. Padahal, kaum perempuan juga harus dapat berkiprah di semua bidang kesehatan, termasuk kesehatan jantung, organ dalam, jaringan saraf dan lain sebagainya. Belajar di jurusan apapun merupakan kewajiban syariat dan sosial.
Perempuan dan Profesi
Islam mendukung kaum perempuan berkarir. Islam bahkan bisa jadi memandang perempuan harus bekerja dan berkarir selagi karirnya tidak mengusik tugas utamanya, yaitu mendidik anak dan memelihara rumah tangga. Tidak mungkin ada negara yang tidak membutuhkan tenaga perempuan di berbagai bidang. Sebagian orang bersikap eksesif, ifrat dan tafrit. Yang ifrat mengatakan perempuan tidak usah terlibat aktivitas sosial karena mengakibatkan pengabaian rumah tangga, suami dan anak. Sedang yang tafrit mengatakan biarkan perempuan terlibat kegiatan sosial walaupun mengakibatkan suami dan anak terlantar. Kedua pendirian ini sama-sama keliru, karena korelasi antara kegiatan dan penelantaran sebenarnya bisa dihindari.
Karir untuk perempuan tentu saja bukan prioritas. Islam memang tidak melarang perempuan bekerja dan berkarir -kecuali pada beberapa hal yang sebagian sudah disepakati dan sebagian lain masih diperdebatkan oleh para fukaha- tapi problema utama kaum perempuan bukan soal apakah mereka berkarir atau tidak. Problema utama mereka ialah hilangnya hal-hal yang sangat prinsipal seperti yang terjadi di dunia Barat. Mereka di sana kehilangan ketentraman, tersisih dari kepercayaan untuk mengaktivasi potensi, tertindas di tengah masyarakat dan bahkan di dalam rumah tangga dan rumah orang tuanya sendiri. Semua upaya menyangkut nasib perempuan seharusnya lebih mengutamakan persoalan ini. (IRIB Indonesia / Khamenei / SL)
Hak dan Peranan Perempuan Dalam Masyarakat (Bagian Kedua, Habis)
Bab Kedua: Peran Perempuan Dalam Rumah Tangga
Tarbiah Islam Untuk Kaum Perempuan
Martabat kaum perempuan akan terjunjung tinggi seandainya masyarakat Islam dapat membina kaum perempuan dengan teladan Islami. Pendidikan anak akan lebih baik, rumah tangga akan lebih hangat dan tulus, masyarakat akan lebih progresif dan problema hidup akan lebih mudah dipecahkan dan secara umum, laki-laki dan perempuan, akan lebih sejahtera apabila kaum perempuan dapat meraih pengetahuan, makrifat, kesempurnaan spiritual dan moral seperti yang diajarkan oleh agama Ilahi kepada seluruh umat manusia, baik laki-laki maupun perempuan.
Asumsinya sama sekali bukan pertentangan antara perempuan dan laki-laki atau rivalitas antara keduanya. Sebaliknya, target yang diharap ialah terjadinya dinamika pada kaum perempuan sebagaimana dinamika yang telah membesarkan kaum lelaki. Peluang untuk demikian terbuka lebar, dan Islam sudah membuktikannya.
Penting sekali perempuan terdidik dengan metode-metode yang benar dalam menggarap pekerjaan rumah tangga dan memperlakukan suami dan anak-anaknya. Banyak perempuan baik, penyabar dan berbudi pekerti luhur tetapi tidak memahami metode yang benar dalam memperlakukan suami atau anaknya. Ada metode-metode ilmiah dan terus berkembang maju seiring dengan dinamika eksperimen manusia. Ada banyak orang yang memiliki pengalaman-pengalaman istimewa. Metode-metode ini harus diajarkan kepada kaum perempuan.
Hak Memilih Pasangan
Dalam banyak hal, Islam menaruh perhatian tersendiri kepada status perempuan sebagai seorang istri. Menurut Islam, perempuan bebas memilih sendiri pasangannya; siapapun tidak boleh memaksanya dalam menentukan pilihan. Siapapun, termasuk saudara laki-laki maupun ayah dan apalagi keluarga terjauhnya, tidak berhak memaksa perempuan agar menikah dengan pria tertentu. Sayangnya, di tengah masyarakat Islam sejak dulu sampai sekarang masih ada orang yang menerapkan tradisi-tradisi khas jahiliah yang sama sekali tidak bisa dikaitkan dengan syariat dan hukum Islam.
Dua Contoh Kejahilan Menyangkut Pernikahan
Islam tidak membenarkan seseorang memaksa gadis agar menikah dengan saudara sepupunya. Saudara sepupu gadis dan siapapun yang sepaham dengan saudara sepupu gadis diharamkan menekan si gadis supaya tidak usah menikah jika tidak menikah dengan saudara sepupunya. Para fukaha Islam sepakat menilai penekanan seperti ini sebagai tindakan yang menyalahi syariat.
Islam bahkan juga tidak membenarkan penyelesaian pertikaian antara dua suku, misalnya, dengan cara menikahkan gadis dari satu suku dengan pria dari suku lawan tanpa persetujuan dari si gadis. Cara penyelesaian demikian hanya boleh dilakukan jika si gadis secara suka rela bersedia dinikahkan dengan pria yang berasal dari suku lawan. Adapun cara pemaksaan, walaupun tujuannya adalah untuk meredam pertikaian, tetap tidak dibenarkan oleh syariat Islam.
Tempat Mencari Ketenangan
Ketentraman hati adalah sesuatu yang paling dibutuhkan oleh manusia. Kebahagiaan manusia terletak pada ketentraman batin dan keterjagaan dirinya dari guncangan jiwa. Kebahagiaan seperti ini dapat terpenuhi dari pembinaan rumah tangga. Allah Swt berfirman;
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri,..." (QS. ar-Rum: 21)
Ayat suci ini berkenaan dengan kehidupan laki-laki dan perempuan, khususnya dalam rumah tangga. Disandingkannya manusia dengan pasangan yang diambil dari sesama manusia, yaitu laki-laki dengan perempuan dan perempuan dengan laki-laki, adalah salah satu bukti kebesaran Allah Swt. Pasangan itu berasal dari jenis makhluk manusia sendiri, bukan dari jenis makhluk lain. Keduanya sama-sama berasal dari entitas dan makhluk yang sama. Hanya saja, keduanya memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain, sebab masing-masing mengemban tugas yang berbeda. Selanjutnya ayat tadi menyebutkan;
لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا
"Supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya." (QS. ar-Rum: 21)
Yakni, adanya pasangan dan dua jenis gender pada manusia dimaksudkan untuk suatu tujuan besar, yaitu supaya perempuan di sisi pria dan pria di sisi perempuan dapat menemukan ketentraman batin. Pria akan menemukan ketentraman batin ketika memasuki rumah yang didalamnya terdapat perempuan amanah yang dicintainya. Perempuanpun juga akan merasa tentram dan bahagia ketika bersanding dengan pria yang menjadi tambatan hati dan perlindungan baginya, mengingat pria secara fisik lebih kuat daripada perempuan. Ikatan rumah tangga memberikan ketentraman bagi keduanya. Untuk menemukan ketentraman, pria membutuhkan perempuan dalam rumah tangga sebagaimana perempuan juga membutuhkan keberadaan pria dalam rumah tangga agar menemukan rasa damai dan tentram. Keduanya saling membutuhkan untuk dapat menemukan ketentraman batin.
Signifikansi Perempuan Dalam Rumah Tangga
Rumah tangga pada dasarnya diwujudkan dan dikelola oleh perempuan. Komponen utama keluarga adalah perempuan, bukan laki-laki. Keluarga masih dapat dipertahankan tanpa laki-laki. Tanpa keberadaan laki-laki, misalnya karena meninggal dunia, seorang ibu rumah tangga masih dapat menjaga keluarga asalkan dia sehat secara lahir dan batin. Sebaliknya, seorang suami tanpa keberadaan istrinya tidak akan mampu memelihara rumah tangga. Dengan demikian, pengayom rumah tangga adalah perempuan.
Islam sedemikian mengutamakan peran perempuan dalam rumah tangga tak lain karena apabila perempuan menaruh komitmen dan hasratnya kepada keluarga, mementingkan pemeliharaan dan pertumbuhan anak, memberi ASI, membesarkan anak dalam pelukannya, membekali anak dengan citarasa budaya, hikayat-hikayat bijak, hukum dan kisah-kisah al-Quran dan menyegarkan anak dengan siraman-siraman ruhani sama intensifnya dengan santapan jasmani, maka akan tercipta generasi-generasi yang bernas dan matang di tengah masyarakat. Inilah seni kehidupan seorang perempuan, dan ini sama sekali tidak kontradiktif dengan profesi perempuan di bidang pendidikan, karir, politik dan lain sebagainya. Di semua program sosial, rumah tangga harus menjadi pijakan. Masalah keibuan, rumah tangga dan keluarga adalah masalah yang sangat substansial dan vital. Artinya, sehebat apapun perempuan di bidang kedokteran atau bidang-bidang lainnya tetap akan cacat jika dia tidak eksis di dalam rumah tangga. Bagaimanapun juga perempuan harus menempatkan dirinya sebagai ibu rumah tangga. Ini harus dijadikan orientasi. Ibu rumah tangga adalah ibarat ratu dalam dunia lebah, meskipun tamsil ini tak sepenuhnya tepat.
Pengaruh Alamiah Perempuan
Kaum perempuan memiliki pengaruh tersendiri yang tak dapat dibandingkan terhadap suaminya, kecuali pada beberapa hal tertentu. Tapi ini tidak lantas berarti bahwa istri yang berpengaruh adalah istri yang berkuasa atas suaminya. Pengaruh yang dimaksud tak lain adalah pengaruh yang terjadi secara alami dan merupakan anugerah Ilahi. Menurut saya, dalam komparasi final perempuan lebih kuat daripada laki-laki. Jika hendak dipertentangkan secara berkelanjutan, perempuan pada akhirnya menang atas laki-laki berkat cara-cara dan trik-trik tertentu yang dianugerahkan Allah Swt kepada watak alamiah kaum perempuan. Ini merupakan salah satu keindahan alam dan bagian dari rahasia semesta. Kemudian, selain karena jumlahnya yang menempati 50 persen, perempuan juga dapat menjadi katalisator bagi 50 persen sisanya, yaitu kaum lelaki, dalam terjun ke kancah sosial.
Pria lebih menyukai berjuang sendiri di luar rumah tanpa melibatkan istri dan anaknya. Contohnya, kita di masa perjuangan dulu tidak menghendaki istri kita ikut terlibat di lapangan. Kita mengatakan kepada istri, "Biarlah kamu di rumah dan saya akan melakukan sendiri perjuangan ini." Namun, ketika perempuan ikut berjuang, maka dia akan berjuang bersama suaminya dan memotivasi suaminya untuk berada di tempat terdepan. Pengaruh alamiah serta kecemerlangan di medan perjuangan harus dijaga baik-baik karena perjuangan akan selalu ada dan tak kenal kata henti.
Poros Kasih Sayang
Bawaan alami yang dianugerah Allah kepada perempuan dan laki-laki dalam lingkungan rumah tangga adalah bawaan yang mengikat keduanya, yaitu bawaan kasih dan sayang; mawaddah wa rahmah. Hubungan yang sehat antara suami dan istri adalah hubungan cinta dan kasih sayang. Keduanya harus saling cinta dan mengasihi. Institusi keluarga adalah tempat untuk memupuk insting cinta dan kasih sayang. Anak-anakpun juga harus merasakan kasih sayang. Suami dengan bawaan kelelakian dan nalurinya yang lebih rendah dan dalam beberapa kasus tertentu lebih rapuh dibanding perempuan hanya bisa diobati oleh kasih sayang istri yang bahkan lebih dari kasih sayang ibu. Istri seorang tokoh besar bahkan dapat memperlakukan suami seperti seorang ibu memperlakukan anaknya yang masih kecil. Istri yang cermat pasti memahami soal ini. Seandainya naluri lelaki tidak membutuhkan adanya sebuah poros dalam rumah tangga yang tak lain adalah ibu rumah tangga maka ikatan rumah tangga hanya akan berupa bentuk tanpa makna.
Pembagian Tugas
Bawaan perempuan dan laki-laki masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Dalam rumah tangga, suami tidak boleh berharap istri bisa bekerja dan berjiwa seperti laki-laki. Begitu pula istri; tidak boleh berharap suami berkejiwaan seperti perempuan dalam rumah tangga. Masing-masing memiliki bawaan dan naluri sendiri yang apabila diindahkan oleh masing-masing pada interaksi keduanya dalam rumah tangga maka akan responsif terhadap maslahat manusia, masyarakat dan tatanan sosial laki-laki dan perempuan. Kebahagiaan akan tercipta jika karakter masing-masing diindahkan. Meski demikian, satu sama lain tidak berhak berbuat aniaya, memaksa dan mengeksploitasi. Sebagian laki-laki beranggapan bahwa perempuan harus bekerja dan mengabdi kepada suami. Memang, bagi perempuan dan laki-laki yang saling mengasihi, tindakan saling membantu adalah kebiasaan yang dapat mereka lakukan dengan senang hati. Mengerjakan sesuatu dengan hasrat dan rasa senang hati berbeda dengan tindakan yang dilakukan dengan perasaan bahwa perempuan seakan-akan adalah pelayan bagi laki-laki. Hal seperti ini tidak ada dalam Islam.
Prioritas Pekerjaan Rumah
Apapun status perempuan yang bekerja atau berkarir di luar rumah, termasuk dokter, akademikus, arsitek dan dosen tetap harus memperhatikan pekerjaan rumah. Sebagaimana pekerjaan-pekerjaan lain, pekerjaan rumahpun kuantitasnya bisa dikurangi asalkan kualitasnya meningkat. Jalan keluar harus dicari jika aktivitas atau profesi di luar rumah mengganggu tugas dalam rumah. Ini penting sekali, kecuali jika terjadi hal-hal yang darurat. Dalam hal-hal lainpun, kaidah bisa tidak berlaku jika terjadi kondisi darurat. Bagi perempuan, memelihara dan mendidik anak serta mendukung perjuangan suami lebih penting dari urusan lain.
Tugas Mendidik Anak
Tarbiah atau mengasuh dan mendidik anak adalah salah satu tugas utama perempuan dalam rumah tangga. Menolak melahirkan anak demi profesi di luar rumah adalah tindakan menyalahi naluri insani perempuan dan jelas tidak diridhai Allah Swt. Salah besar jika seorang perempuan menolak melahirkan anak, memelihara anak, menyusui, mencurakhan kasih sayang kepada anak demi pekerjaan-pekerjaan lain yang sesungguhnya tidak terlalu urgen. Buaian dan curahan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya adalah satu metode terbaik bagi tarbiah anak. Fatal sekali jika anugerah Ilahi untuk anak ini diabaikan oleh seorang ibu. Tindakan ini merugikan bukan hanya untuk anak, tetapi juga untuk sang ibu sendiri dan masyarakat. Islam tidak membenarkan sikap demikian.
Salah satu tugas seorang ibu ialah membina anak dengan tepat, cermat dan penuh kasih sayang agar ketika sang anak, laki-laki maupun perempuan, sudah tumbuh dewasa bisa menjadi manusia sehat jasmani maupun ruhani, menjadi pribadi yang bebas dari tekanan fisik maupun mental serta kebobrokan seperti yang kini banyak dialami oleh generasi muda di Eropa dan Amerika. Akibat minimnya kepedulian perempuan di Barat terhadap urusan rumah tangga dan tarbiah anak, masyarakat dunia Barat yang bernaung di bawah payung peradaban fisik dan berhias dengan istana-istana megah, gedung-gedung pencakar langit, pangkalan-pangkalan nuklir dan kemajuan ilmu pengetahuan tercemar oleh praktik asusila, brutalisme, kriminalisme, narkotika dan nikotin di kalangan remaja usia belasan tahun! Semua ini terjadi karena kaum perempuan di Barat tidak apresiatif terhadap rumah tangga.
Perempuan Sebagai Bunga
Di mata Islam, suami dalam rumah tangga harus menjaga istrinya seperti orang merawat bunga. Rasulullah Saw bersabda;
اَلْمَرْأَةُ رَيْحَانَةٌ وَ لَيْسَتْ بِقَهْرَمَانَةٍ
"Perempuan adalah bunga dan bukan pelayan."
Hadits ini dimaksudkan bukan dalam konteks politik, sosial, pendidikan dan zona-zona perjuangan sosial dan politik, melainkan dalam konteks rumah tangga. Pesan ini ditujukan kepada sementara kalangan yang menganggap perempuan dalam rumah tangga sebagai pelayan. Rasulullah Saw menyalahkan anggapan ini. Perempuan adalah ibarat bunga yang harus dirawat dengan baik. Bunga akan layu jika diperlakukan dengan kasar. Sedangkan jika bunga diperlakukan dengan lemah lembut dan penuh pengertian, maka bunga akan indah, mekar dan mengesankan. Sosok insan yang memiliki kelembutan fisik dan mental harus dilihat dengan kacamata demikian. Karakteristik kewanitaan itulah yang menjadi sebab mengapa karakteristik ini selalu terjaga dalam perasaan dan kehendaknya. Karena itu tidak ada tekanan ataupun tuntutan supaya perempuan berpikir, bekerja dan memiliki obsesi seperti laki-laki. Artinya, Islam sangat mengindahkan karakteristik alami dan naluri perempuan. Islam menjadikannya sebagai acuan dalam menyikapi sentimen dan perilaku perempuan. Tapi di saat yang sama Islam memandang pintu pengetahuan, spiritual, ketakwaan dan aktivitas politik tetap terbuka untuk perempuan. Islam bahkan menganjurkan kaum perempuan memperdalam pengetahuannya dan berdedikasi di kancah sosial dan politik. Dengan demikian, suami dalam rumah tangga tidak boleh memperlakukan perempuan sebagai pelayan yang bisa ditekan dan diperintah seenaknya.
Qahramanah yang dimaksud dalam hadits tadi bukan qahramaneh yang ada dalam bahasa Persia, walaupun kosakata Arab ini diserap dari bahasa Persia. Qahraman dalam bahasa Arab berarti pelaksana semua urusan. Maksudnya ialah bahwa suami tidak boleh memandang istri sebagai orang yang melaksanakan semua urusan. Suami tidak boleh memperlakukan istri seolah pimpinan yang bertugas mengelola semua urusan anak dan pekerjaan dalam rumah.
Keteraniayaan Perempuan Dalam Rumah Tangga
Kaum perempuan dunia sekarang terdera oleh problema yang sangat pelik dan kronis. Mereka terdera di dua zona sekaligus; rumah tangga dan masyarakat. Ini terjadi di Eropa, AS dan sejumlah negara lain yang meniru gaya hidup Barat dengan tingkat intensitas yang berbeda. Dalam rumah tangga, perempuan benar-benar terzalimi oleh suaminya. Kezaliman terbesar kaum pria terhadap perempuan dalam rumah tangga ialah sikap suami yang tidak mencerminkan pandangan bahwa istri adalah pendamping hidupnya. Suami bersikap setengah hati terhadap istrinya. Suami di luar rumah gemar berbuat nista, mengumbar kesenangan dan hawa nafsu. Akibatnya, rumah tangga menjadi ruangan yang dingin tanpa kehangatan rasa kasih sayang dan terkadang malah suram dan tertekan oleh perilaku buruk.
Poin terpenting menyangkut istri dan suami adalah terkait interaksi antara keduanya. Perempuan adalah seorang puteri yang dibesarkan sampai usia remaja dengan susah payah dan penuh kasih sayang oleh orang tuanya. Setelah itu dia diserahkan kepada pria yang menikahinya. Nah, ketika itulah perempuan jangan sampai diperlakukan sebagai sosok yang diharap dapat memahami segala hal dan bersedia melakukan segala pekerjaan sehingga begitu ada sedikit saja kesalahan perempuan lantas diperlakukan dengan sewenang-wenang. Adalah suami yang zalim jika di dalam rumah dia merasa sebagai tuan dan memandang istrinya sebagai pelayan dan obyek eksploitasi. Sayangnya, banyak pria bersikap demikian.
Nasib perempuan di luar lingkungan rumah tangga juga demikian. Adalah satu penindasan jika perempuan dibiarkan tidak aman untuk belajar, beraktifitas, mencari nafkah dan mencari ketenangan. Adalah kezaliman jika kaum perempuan didiskriminasi dalam pendidikan yang layak dan dijauhkan dari ilmu pengetahuan dan makrifat. Demikian pula jika karena alasan tertekan oleh pekerjaan, perempuan dibiarkan tidak mendapat kesempatan untuk meningkatkan kualitas moral, agama dan makrifatnya. Atau jika perempuan setelah menikah tidak diperkenankan untuk menggunakan harta bendanya sendiri secara independen dan sesuai kehendaknya. Atau jika perempuan tidak diberi ikhtiar sendiri untuk memilih suami yang disukainya. Atau jika perempuan tidak diperkenankan memberikan kasih sayang secara layak kepada anaknya, baik ketika masih bersuami maupun setelah bercerai. Atau jika dikekang untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya di bidang sains, politik, sosial dan lain sebagainya. (IRIB Indonesia / Khamenei / SL)
0 comments to "WAFAT : Selamat Jalan Ustad Jeffry Al Buchori, Hak dan Peranan Perempuan Dalam Masyarakat dan BONGKAR Dusta VOA Islam...!!! serta KONSPIRASI Ledakan Boston "