Krisna Mukti Dijebloskan ke Penjara
PEMAIN sinetron dan iklan Krisna Mukti ditahan oleh Kejaksaan Negeri Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (30/6). Dia diduga terlibat dalam kasus penggelapan dana sebesar Rp 1,5 miliar.
Krisna ditahan di Rutan kelas II Punggolaka setelah diperiksa selama tujuh jam di kantor Kejari Kendari. Menurut jaksa penyidik Arman Moll, Krisna mengaku menerima uang Rp 100 juta dari Direktur PT Lumbung Buana Seluler, Yoyon. Ternyata, uang yang diterima Krisna itu merupakan hasil kejahatan yang dilakukan Yoyon. Pria ini telah divonis 4 tahun 6 bulan oleh Pengadilan Negeri Kendari.
Pengacara Krisna, Adnan Asegaf saat dihubungi mengatakan kleinnya mengalami syok berat karena harus menjalani penahanan.
Dikatakannya, Krisna tidak menyangka akan ditahan. "Kita kaget. Awalnya datang cuma lenggang kangkung dan tidak ada persiapan karena kita pikir hanya penyerahan berkas biasa. Tak tahunya klien saya ditahan. Saya rasa kami ini dijebak," tegasnya.
Seharusnya, pada Selasa malam, mengisi sebuah acara pernikahan di daerah Palu, Sulawesi Tengah. Namun, jadwal kerja Krisna pun berantakan.
Beberapa waktu lalu, Krisna mengaku dirinya terbelit kasus. "Saya malas untuk bicara kasus apes ini. Saya katakan, saya itu apes," ucapnya.
Meski demikian Krisna menyatakan kasus itu sebagai pelajaran berharga. "Sekarang saya bertindak lebih hati-hati, Tak main percaya saja dengan orang yang baru dikenal, apa lagi dalam urusan bisnis, perlu ekstra hati-hati," tuturnya.
Mengintip Pernikahan Mahasiswa di Iran
Mengintip Pernikahan Mahasiswa di Iran :: Ismail Amin :: |
Pengantin pria, Mahyudin yang dinikahkan oleh pengurus bidang kerumahtanggaan Markaz. Foto: Ismail Amin. Citizen reporter Ismail Amin, mahasiswa asal Makassar yang menuntut ilmu di Hauzah Ilmiyah Qom, Iran menghadiri pernikahan rekannya di sana. Memutuskan menikah di negeri orang, jauh dari keluarga, bagaimanakah cara dan rasanya? Ternyata, banyak hal unik yang tidak mungkin ditemukan dalam pernikahan yang umumnya diadakan di tanah air.(p!) |
Pernikahan lazimnya diadakan di tengah-tengah keluarga dan orang-orang yang kita cintai. Namun berbeda dengan pasangan Mahyuddin dan Shinta Riany Siola yang menikah Kamis 22 Mei 2008 lalu. Karena keadaan, mereka terpakas menjalani proses pernikahan yang berbeda. Keduanya melakukan akad nikah dan resepsi pernikahan di Qom, Iran, jauh dari keluarga, sanak saudara dan teman-teman sepermainan. Prosesi pelamaran sampai acara resepsi pernikahan pasangan ini -yang keduanya alumni Universitas Hasanuddin- ini terhitung sangat sederhana. Dimulai dari proses ta'aruf, sebab keduanya sebelumnya hanya saling kenal nama. Setelah ada kesepakatan maka dilanjutkan dengan perbincangan antar keluarga. Di sinilah uniknya. Kedua keluarga mempelai yang berada di Makassar, saling mengunjungi dan bersilaturahmi, membicarakan keinginan kedua anak mereka yang jaraknya ribuan kilometer. Resepsi pernikahan pun dilakukan sesuai kesepakatan bersama. Tanpa diawali proses mappaci (penyucian diri) sebagaimana umumnya pernikahan adat Bugis-Makassar. Mempelai laki-lakipun tidak diharuskan membawa erang-erang untuk mempelai perempuan. Dan tidak ada seorangpun yang hadir mengenakan baju bodo, sebab di Iran, mustahil menemukan baju khas Makassar ini. Meskipun ada, oleh aturan hukum Iran tidak bisa dikenakan di depan umum. Hal yang memudahkan prosesi pernikahan antar pelajar asing di Iran, diantaranya, karena International Center for Islamic Studies (ICIS) atau Markaz Jahone Ulumul Islami, lembaga yang menaungi para pelajar asing yang berada di Iran memiliki bidang Khoney Wodeh (kerumahtanggaan). Inilah yang membedakan Iran dengan negara lain yang memberikan fasilitas beasiswa kepada pelajar asing. Sebab Iran tidak sekedar memberikan beasiswa pendidikan namun juga fasilitas perumahan lengkap dengan perabotannya secara gratis. Sehingga bagi pelajar asing yang telah menikah, dengan belajar di Iran tidak mengharuskan mereka meninggalkan keluarga. Sebab dapat tinggal bersama dan belajar di Iran . Uniknya lagi, ada larangan bagi pelajar asing untuk bekerja mencari penghasilan tambahan. Jika hal ini dilakukan, tak ayal sanksi pun dijatuhkan dan dikeluarkan dari madrasah tempat belajarnya. Untuk pesta pernikahan pun pihak laki-laki tidak harus merogoh saku celana dalam-dalam. Sebab dari biaya gedung, biaya konsumsi, bahan desain ruangan sampai biaya undangan semua telah ditanggung pihak Markaz. Yang harus dikerjakan hanyalah mendesain ruangan sesuai dengan selera dan mengedarkan undangan sedangkan biaya yang harus dikeluarkan dari pihak pengantin hanyalah mahar dan biaya lain-lainnya. Prosesi pernikahan Mahyuddin, pelajar Madrasah Hujjatiyah dengan Shinta Riany Siola pelajar Madrasah Jamiyatuh Zahra berlangsung setelah shalat Isya pukul 20.30 malam di Foreign Students Apartment 20ts Mitre-e Fajr, Husainiyah Zanbil Obod. Hadir sebagai wali pihak perempuan (mewakili wali yang berada di tanah air setelah mendapatkan izin dan pelimpahan hak wali) Hujjatul Islam Ogoye Binyioz yang menggantikan Ayatullah Nuri Muhammadi yang berhalangan hadir karena sakit. Dan yang menikahkan adalah Hujjatul Islam Ogohye Zakhomat, kepala bidang kerumahtanggaan Markaz Jahone Ulumul Islami. Hadir sekitar 250 orang pelajar Indonesia yang berada di Qom dan beberapa teman dekat kedua mempelai dari negara lain. Mahar yang dipersembahkan Mahyuddin sebagai ungkapan cintanya, kitab Al-Qur'anul Karim, kitab Nahjul Balaghah (kumpulan khutbah dan surat Imam Ali), kitab Shahifatul Sajidah (kumpulan do'a Imam As-Sajjad) dan emas senilai 5 juta Real (mata uang Iran ). Setelah pembacaan akad nikah, Mahyuddin yang telah sah menjadi suami dari Shinta dihantar menuju tempat pelaminan perempuan yang berada di gedung yang terpisah. Shalawat bergemuruh mengiringi perjalanan Mahyuddin menemui Shinta yang baru saja disuntingnya. Yang mengharukan adalah perbicangan kedua pengantin dengan orang tua mereka melalui telepon meminta restu dan doa. Keduanya tidak bisa bersimpuh di kaki orangtua mereka. Pukul 22.00 acara sederhana ini pun selesai. Kedua pengantin diantar dengan berjalan kaki menuju kamar pengantin di apartemen pelajar yang berada di lantai tiga. Mereka mernuju sebuah kamar buat pelajar yang telah berkeluarga yang terdiri dari 3 ruangan, dapur dan satu kamar mandi lengkap dengan mesin cuci, kulkas, kompor gas dan perabotan rumah tangga lainnya. Yang kesemuanya telah disediakan secara gratis. Setibanya di depan pintu kamar, rombongan yang mengantar meninggalkan keduanya. Berbeda dengan kedua pasangan ini, Muhammad Habri Zein pelajar dari Bandung menikah dengan cara yang lebih unik lagi. Kalau Mahyuddin menikah tidak berada di tengah keluarga, Habri justru menikah tidak didampingi mempelai perempuan. Akad nikah diucapkannya sekitar 6 bulan lalu melalui telepon. Karena pasangannya berada di tanah air, maka prosesi mengantar ke kamar pengantin tidak dilaluinya. Menurut selentingan berita yang saya dapat, tokoh nasional kita, Amin Rais dan Gus Dur juga menikah lewat telepon sewaktu mereka masih belajar di luar negeri. Kalau mau tahu bagaimana rasanya, tanyakan kepada mereka.(p!) *Citizen reporter Ismail Amin dapat dihubungi melalui email ma_ipa@yahoo.co.id |
Iran di Mata Seorang Wartawan Indonesia
Sumber : http://dinasulaeman.wordpress.com/2009/06/26/iran-di-mata-seorang-wartawan-indonesia/
Di sebuah milis, saya berdebat dengan seorang wartawan. Sebut saja namanya Mr X. Perdebatan ini saya rasa menarik juga ditaruh di blog ini karena meski Mr.X seorang wartawan, argumennya sangat sederhana, dan sangat mungkin banyak orang punya pertanyaan yang sama dgn Mr.X.
Mr.X:
“Tapi sayangnya Ahmadinejad dan aparat keamanan Iran mengotori
hasil pemilu dengan pembunuhan dan pemberangusan hak2 sipil. Hanya kurang dari seminggu sejak demonstrasi dan ketidakmpuasan sebagian rakyat Iran meletus, sudah 17 (sumber lain menyebut 19) rakyat pemrotes terbunuh di jalanan kota Tehran. Kalau masalahnya hanya sengketa pemilu dan pemerintah Iran yakin benar tidak ada kecurangan atau politicking, kenapa harus membunuhi rakyatnya sendiri dan membungkam media?? Jumlah yang ditangkap, ditahan, disiksa mencapai ratusan orang lebih, banyak dari pada jumlah wartawan asing yang konon 400-an.”
Saya menjawabnya kalimat per kalimat sbb (dan sengaja menggunakan sumber2 Barat sendiri, supaya lebih bisa dipercaya oleh sebagian kalangan yg memang western-minded):
1> Mr X:
Tapi sayangnya Ahmadinejad dan aparat keamanan Iran mengotori
hasil pemilu dengan pembunuhan dan pemberangusan hak2 sipil.
Dina:
Pembunuhan di Tehran dilakukan oleh “unidentified gunman” (media2 Barat pun memakai kata ini).. lalu kenapa tiba2 Anda menuduh mereka itu orgnya Ahmadinejad? Wartawan macam apa Anda?
2> Mr X:
Hanya kurang dari seminggu sejak demonstrasi dan ketidakmpuasan sebagian rakyat Iran meletus, sudah 17 (sumber lain menyebut 19) rakyat pemrotes terbunuh di jalanan kota Tehran.
Dina:
17 atau 19 yang tewas itu, Anda tau siapa saja mereka? 8 org di antaranya anggota Basij (tentara sukarela), 2 org syahid di mesjid Lulagar, beberapa ibu dan anak di TK Awa-y Baran (mesjid dan TK itu dibakar para peserta demo dukung Musavi). Apa ini salah Ahmadinejad juga? Kalau Anda jawab ya, I have nothing more to say… Gaya Anda persis seperti gaya NY Times (apa itu..baca aja sendiri di sini )
3>Mr X:
Kalau masalahnya hanya sengketa pemilu dan pemerintah Iran yakin benar tidak ada kecurangan atau politicking, kenapa harus membunuhi rakyatnya sendiri dan membungkam media??
Dina:
Anda tu wartawan, baca nggak sih, kronologi kejadiannya? Kalau wartawan gak tau kronologi suatu peristiwa, lalu nulis, bisa kebayang seperti apa kualitasnya.
Saya ulangi lagi ya, kronologinya begini:
Dua jam setelah hasil pemilu kedua (tiap satu jam ada update hasil pemilu… nah, setelah update ke dua kalinya), Mousavi langsung gelar konferensi pers, menyatakan ada kecurangan, dirinya menang 54%, dan menyerukan esok hari pendukungnya turun ke jalan.
Kata James Corbett, Mir-Houssein Mousavi declares victory hours before the polls close, insuring that any result to the contrary will be called into question. (Ngerti English kan?) Kata Thierry Meyssan, sblm penghitungan selesai, SMS gelap sudah tersebarluas, isinya “Mousavi dinyatakan Menang oleh KPU”. Langkah ini dilakukan utk mempersiapkan publik agar mau terima tuduhan kecurangan yg dilemparkan Mousavi jika ia kalah. Bahkan, tulis Meyssan: However, three days earlier, M. Mousavi and his friends were considering a massive victory of M. Ahmadinejad as certain and were trying to explain it by unbalanced campaigns. (terjemahin sendiri dweh)
FYI, ini link-nya:
Tulisan Meyssan
Tulisan James Corbett
4>Mr X:
Jumlah yang ditangkap, ditahan, disiksa mencapai ratusan
orang lebih, banyak dari pada jumlah wartawan asing yang konon 400-an.
Dina:
-Ditangkap dan ditahan ratusan orang, ya. Itupun terjadi setelah sepekan pendemo merusak kota, sudah dibaik-baikin malah tambah beringas (kalau Anda menonton Al Alam—ngerti bahasa Arab kan?—Anda bisa lihat gambar/video betapa beringasnya para demonstran pro Mousavi dan betapa mazlumnya polisi Iran)
-Disiksa? Dari mana Anda dapatkan faktanya? Another lie!
-Anda pakai ‘konon’, artinya, sama sekali tak valid
-Pernyataan resmi dari pemerintah Iran: hanya BBC, CNN, Reuters, dan Al Arabiya yg diusir, dan sampai saat ini 170 wartawan asing masih bertugas di Iran. Anda mau pake argumen: pemerintah Iran bohong? Klise!
Saya akhiri dengan mengutip kata2 Paul Craig Roberts:
“President Obama called on the Iranian government to allow protesters to control the streets in Tehran. Would Obama or any US president allow protesters to control the streets in Washington , D.C. ? “
Sebagai penutup, ini deskripsi dari seorang bernama MK dalam menilai gaya media Barat dalam meliput Iran:
(1) bila kerja jurnalistikmu dilarang, berdustalah;
(2) bila ga ada sumber, bikin sumber2 sendiri;
(3) bila sumbernya bicara sesuatu yg tak kau sukai, pakai yg kau sukai
dan buang selebihnya;
(4) pakailah sumber apa saja (youtube, twitter, sms gelap,
surat kaleng) untuk membuat berita (baca: gosip2 murahan);
(5) diktatorkan pihak2 selain pihak yg kau bela, sehingga kau punya legitimasi moral untuk tak melakukan cover all sides bahkan berhak mendemonisasi mereka habis2an;
(6) bila dusta2 lama pelan2 terkuak, ciptakan sebanyak mungkin dusta2 baru biar publik lupa dengan yg lama2 dan tak benar2 tuntas memverifikasi/memfalsifikasi;
(7) bila ada korban2 demonisasi yg membela diri, babat dengan tuduhan bahwa mereka terlalu paranoid, konspiratoris dan sebagainya.
Mudah2an wartawan dan media2 di Indonesia tidak mau jadi perpanjangan mulut Barat (dalam kasus apapun, tidak hanya tentang Iran), dan mau memberitakan segala sesuatu secara adil, bernurani, dan jujur.
Satu Trilyun untuk Meraih Kursi Presiden
Keberangkatan mereka dilepas Ketua Umum GPS, Suratto Siswodihardjo, pengagum sekaligus tentangga dekat SBY di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Tur para penggemar Vespa itu hanyalah satu dari sekian kegiatan yang dihelat GPS. Masih ada beberapa acara lain, misalnya pergelaran sendratari bertajuk Meniti Persatuan Nusantara, yang akan berlangsung di Gedung Kesenian Jakarta, dan parade patung terbesar di Indonesia yang digelar Bali.
Rangkaian kegiatan GPS dalam rangka mengampanyekan SBY itu akan ditutup dengan doa bersama secara serentak di 33 provinsi dan 460 cabang GPS di seluruh Indonesia, 4 Juli mendatang. Meski begitu, Suratto menyebut GPS bukan tim kampanye pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) SBY-Boediono.
"Kami ini fans Pak SBY. Sama seperti orang yang ngefans pada klub sepak bola Manchester United atau Barcelona. Jadi, boleh kan kami ngefans pada SBY," tutur Suratto. Karena alasan itulah, GPS hanya menerbitkan atribut bergambar SBY, tanpa ada gambar Boediono.
Dana yang dikumpulkan untuk kegiatan GPS pun, kata Suratto, berasal dari donatur sukarela. Karena GPS bukan tim kampanye resmi SBY-Boediono, kelompok ini merasa tidak perlu melaporkan dananya kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU). "Lagi pula, sumbangan yang kami terima kebanyakan berupa barang atau paket kegiatan, bukan dalam bentuk uang," ujar Suratto.
Meski sukarela, bukan berarti seadanya. Di markas GPS yang terletak di kawasan Cibubur, timur Jakarta, tersedia logistik dalam jumlah besar. Ada 7.000 potong kaus, 10.000 pin, 1.000 rompi, 2.000 bendera, 1.000 topi, dan 200 mug. Jika harga barang-barang itu rata-rata Rp 20.000, maka dana yang disiapkan GPS sekitar Rp 400 juta.
Jumlah itu bukan nilai tetap, karena jika logistik GPS habis, banyak pihak yang siap menyumbang dalam jumlah tak kalah besar. Ditambah sumbangan dalam bentuk paket kegiatan, seperti pentas seni dan doa bersama. Mengalirnya sumbangan ke GPS itu, boleh jadi, karena figur Suratto yang selama ini dikenal dekat dengan SBY.
Pensiunan jenderal bintang satu TNI Angkatan Udara itu pada Pemilu 2004 tercatat sebagai Ketua Pemenangan Pemilu Partai Demokrat. Suratto-lah yang membangun kompleks Perumahan Puri Cikeas Indah, yang sebagian besar penghuninya mantan perwira tinggi TNI, salah satunya SBY. Selain Suratto, di GPS juga terdapat Jenderal (purnawirawan) Sutanto, matan Kapolri yang duduk sebagai Ketua Dewan Pembina GPS.
"Saat ini, Pak Tanto sudah tidak aktif di GPS. Tapi, saya kira, beliau masih mendukung SBY," kata Suratto, yang juga menjadi salah satu Komisaris PT Angkasa Pura II.
Aksi dukung-mendukung di luar tim kampanye resmi yang didaftarkan ke KPU juga dimiliki pasangan capres-cawapres lainnya. Di kubu Jusuf Kalla (JK)-Wiranto, misalnya, ada organisasi seperti Barisan Muda Profesional DKI Jakarta.
Barisan ini aktif sebagai pendukung JK di luar tim kampanye resmi. Kamis pekan lalu, mereka menyelenggarakan "Deklarasi dan Pengukuhan Tim Relawan Pelangi Pemenangan JK-Win" yang dihadiri JK. Selain itu, pasangan JK-Wiranto punya Institut Lembang Sembilan (L9) yang dipimpin Alwi Hamu, adik ipar JK. "Tim kami tidak mengoordinasikan dana, tetapi para relawan yang biasanya datang," kata Alwi Hamu kepada Birny Birdieni dari Gatra.
Tak cuma dana, bantuan seperti kaus, spanduk, poster, sampai air minum kemasan pun mengalir dari para relawan. Saat ini, JK memiliki tidak kurang dari 400 sayap relawan yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu, JK juga mendapat dukungan dari sayap politik Golkar, Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR).
Sekretaris Jenderal DPP MKGR, Roem Kono, mengklaim bahwa sayap ini punya 3 juta anggota di seluruh Indonesia. "Kami buat sendiri kaus-kaus, spanduk, stiker, dan sebagainya. Sifatnya gotong royong sehingga tidak kami inspeksi berapa jumlahnya," kata Roem. Bantuan yang diberikan, selain uang, juga dalam bentuk barang dan atribut kampanye.
Di pasangan Megawati-Prabowo, muncul pula beberapa sayap pendukung, seperti Forum Bhinneka Tunggal Ika (FBTI). Forum ini mengaku beranggotakan orang-orang lintas agama yang didominasi umat Hindu dan lintas etnis. Ahad lalu, mereka mendeklarasikan dukungan kepada pasangan Mega-Prabowo lewat deklarasi bersama Forum Relawan Penyelamat Ibu Pertiwi di Hotel Sultan, Jakarta. Dalam deklarasi itu juga hadir sayap pendukung Mega-Prabowo lainnya yang menamakan diri Laskar Merah Putih.
Dalam deklarasi itu, yang hadir sebagai undangan utama adalah anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, adik kandung Prabowo Subianto. Ia hadir untuk memberikan pembekalan kepada anggota forum untuk membantu memenangkan pasangan Mega-Prabowo. Selain Hashim, seperti dilaporkan wartawan Gatra Sandika Prihatnala, acara itu pun dihadiri beberapa pengusaha yang ikut bergabung dalam FBTI, yang dikomandani A.S. Kobalen.
Bagi para kandidat, kehadiran para relawan itu jelas sangat membantu. Apalagi, dukungan logistiknya terus mengalir. Namun kehadiran mereka bisa menjadi masalah jika urusannya adalah soal akuntabilitas. Pasalnya, pihak berwenang seperti KPU dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) kerepotan memonitor sumbangan yang masuk di luar jalur tim kampanye resmi.
Sedangkan modal awal para kandidat yang disampaikan ke KPU tak besar-besar amat. Pasangan SBY-Boediono memiliki dana Rp 20,75 milyar. Megawati-Prabowo punya saldo awal Rp 15,005 milyar. Sedangkan JK-Wiranto memiliki saldo awal Rp 10 milyar. Namun, dalam perkembangannya, arus kas masuk dan keluar sulit terdeteksi karena banyak sumbangan dari tim tidak resmi.
Tim kampanye JK-Wiranto mengaku, saat ini sumbangan resmi yang mereka terima mencapai Rp 125 milyar. Menurut juru bicara tim sukses JK-Wiranto, Yuddy Chrisnandi, dana yang terkumpul dari para relawan itu cukup untuk melaksanakan agenda kampanye. Hitungannya, bila per kampanye terbuka membutuhkan dana Rp 100 juta dan dilaksanakan 500 kali, maka jumlah dana yang digunakan adalah Rp 50 millyar.
Yuddy mengakui, masih banyak bentuk bantuan lain yang belum bisa terinventarisasi dari para simpatisan. Yang jelas, kata dia, sumbangan macam begini cukup banyak. "Misalnya ada bantuan dari teman saya yang di Bandung, yang memberikan kaus 10.000 dan selebaran poster 30.000," kata Yuddy.
Dari kubu SBY-Boediono, meski tak melansir data resmi jumlah dana yang telah terkumpul, Wakil Ketua Partai Demokrat, Ahmad Mubarok, memperkirakan bakal membutuhkan dana Rp 100 milyar. "Bentuknya bisa macam-macam," kata Mubarok kepada Sukmono Fajar Turido dari Gatra.
Untuk kampanye keliling Jawa, misalnya, ada seorang pengusaha yang membantu menyewakan tiga bus, termasuk satu bus Volvo tipe B12 M berkapasitas mesin 12.000 cc bagi SBY-Boediono. Dalam bus itu tersedia fasilitas lengkap, seperti kamar pribadi, ruang makan, dan toilet. Tiga bus itu, menurut Mubarok, disewa Rp 250 juta.
Untuk mendukung model kampanye indoor SBY-Boediono, semua atribut yang digunakan di gedung pertemuan dibuat hanya satu kali di Jakarta. Kemudian atribut-atribut itu dibawa berkeliling mengikuti jadwal kampanye. "Nggak mahal, sekitar Rp 250 juta. Anggaran paling besar justru untuk iklan media massa. Tapi saya nggak tahu persisnya," tutur Mubarok.
Adapun tim Megawati-Prabowo, menurut Sekretaris Tim Kampanye Nasional Mega-Prabowo, Hasto Kristiyanto, saat ini telah mengumpulkan dana Rp 32 milyar. Selain itu, ada pula yang menyumbang kaus, spanduk, termasuk sumbangan bus dari Soemaryoto, fungsionari PDI Perjungan yang juga pemilik PO Gajah Mungkur. Ketika ditemui Gatra di markas Mega-Prabowo, Jalan Cik Di Tiro, Jakarta Pusat, Hasto menerima bantuan 5.000 spanduk untuk dikirim ke pelbagai daerah.
Hasto menyatakan, tim kampanye Mega-Prabowo tak mau perang logistik seperti kandidat lain. Untuk deklarasi di Bantar Gebang, Bekasi, misalnya, dana yang dikeluarkan cuma Rp 25 juta dari total biaya Rp 200 juta. Sisanya adalah sumbangan masyarakat. Lebih dari itu, Mega-Prabowo juga menyewa akuntan publik untuk melakukan audit dana kampanyenya.
Para kandidat boleh saja menyatakan bahwa dana yang dikeluarkan untuk kampanye tidak besar. Namun para pengamat politik tak percaya begitu saja. Direktur Lembaga Survei Nasional (LSN) Umar S. Bakry memperkirakan, untuk meraih kursi Presiden RI, dana yang dikeluarkan para kandidat mencapai Rp 1 trilyun. "Sampai putaran kedua, minimal segitu harus mereka sediakan," katanya.
Sedangkan Aksa Mahmud memprediksi, biaya para kandidat bisa mencapai Rp 1,5 trilyun. Sektor publikasi dan promosi akan menelan dana sekitar 50% dari bujet. Pada kampanye pemilu presiden 2004, menurut Aksa, yang saat itu menjadi Koordinator Bidang Publikasi dan Promosi Pasangan SBY-JK, biaya publikasi dan promosi yang dikeluarkan mencapai Rp 5 milyar, sebagian besar untuk iklan di televisi.
Kini biaya itu diprediksi meningkat pesat. Untuk belanja iklan, menurut Wakil Ketua Dewan Pers, Leo Batubara, hingga minggu ketiga Juni telah dihabiskan Rp 3 trilyun. "Hitungan kasar omset iklan yang mencapai Rp 3 trilyun merupakan penerimaan media elektronik, seperti televisi dan media cetak nasional," kata Leo Batubara. Bila menilik data lembaga riset media ACNielsen, angka itu tak meleset jauh.
Untuk iklan televisi, hingga minggu kedua Juni, pasangan JK-Wiranto membeli 1.011 spot iklan, dengan masing-masing spot berdurasi 30 menit. Jika rata-rata harga per spot Rp 10 juta, maka biaya iklan tim ini mencapai Rp 10 milyar. Sementara itu, pasangan SBY-Boediono membeli 1.654 spot, dengan durasi rata-rata 30-60 detik. Jika rata-rata harga per spot Rp 10 juta, berarti pasangan ini menghabiskan dana iklan Rp 16,5 milyar.
Pasangan Megawati-Prabowo, sampai minggu kedua Juni, menghabiskan 213 spot iklan, dengan rata-rata durasi 30-60 detik. Dengan asumsi yang sama, pasangan ini menghabiskan dana iklan Rp 2,1 milyar. Itu jika dirata-rata. Sebab, menurut Pahala Sigiro, Executive Business Development Media Nielsen Indonesia, untuk biaya spot iklan TV 30 detik pada prime time (pukul enam petang sampai pukul 10 malam), tarifnya sekitar Rp 20 juta. Sedangkan harga di luar prime time bervariasi, Rp 6 juta hingga Rp 12 juta.
Belum lagi biaya untuk mengadakan survei. Menurut Umar S. Bakry, untuk survei dengan sampel 784, LSN butuh biaya sekitar Rp 400 juta. Sedangkan untuk 3.000 sampel, dibutuhkan dana di atas Rp 1 milyar. Sementara itu, pimpinan Lembaga Survei Indonesia (LSI), Saiful Mujani, menyatakan bahwa biaya minimal yang dibutuhkan untuk melaksanakan survei nasional sekitar Rp 400 juta. "Waktu itu, surveinya melibatkan 1.200 responden," kata Saiful.
Untuk quick count, biayanya lain lagi. Untuk hitung cepat ini, LSI menempatkan satu personel di satu tempat pemungutan suara (TPS), sehingga otomatis biayanya berbeda. Ketika pemilu legislatif, April lalu, LSI membutuhkan biaya sekitar Rp 2,5 milyar, dengan pantauan 2.000 TPS.
Mengingat komponen biaya yang besar itu, tak salah jika Indonesia Corruption Watch (ICW) mengkhawatirkan adanya dana siluman yang masuk ke kantong kandidat presiden. Karena itu, Abdullah Dahlan, peneliti Divisi Korupsi Politik ICW, meminta agar tim-tim kampanye di luar tim resmi yang didaftarkan ke KPU ditertibkan.
Kekhawatiran itu bukan tanpa alasan. Pada Pemilu 2004 terbukti, ada dana dari Departemen Kelautan dan Perikanan yang mengalir ke pasangan capres-cawapres. "Berarti, kan ada dana negara yang masuk ke kandidat," kata Abdullah.
Direktur Riset LSI, Dodi Kuskrido Ambardi, mengakui bahwa tim bayangan seperti itu akan selalu ada dalam setiap kampanye capres. Model ini meniru model di Amerika Serikat, yang dinamakan political action committee. Namun dia ragu kelompok di Amerika itu sama dengan kelompok relawan dalam pemilu presiden di Indonesia sekarang ini.
"Jaringan itu kan bukan kelompok pengusaha. Tapi, kalau di belakangnya ada pengusaha, kita nggak tahu," kata Dody. Inilah yang rawan menimbulkan dana siluman yang besarnya tidak jelas. Cara ini, menurut Dodi, juga mengandung bahaya. "Biasa kan, no free lunch," tuturnya.
Melacak siapa pengusaha yang ada di belakang tim relawan jelas sulit. Meski begitu, Dodi mengaku pernah mewawancarai beberapa pengusaha dan pengurus partai dalam rangka penyusunan disertasinya, yang membahas seputar pendanaan partai politik.
Dari hasil wawancara itu, ia melihat, hampir semua pengusaha ingin berbisnis dengan aman. "Tidak harus mendapat proyek. Minimal tidak diganggu-lah," ujar Dodi. Dengan alasan itu, pengusaha pun menyumbang kepada semua calon dengan jumlah berbeda.
Michael Jackson Dianggap Pura-pura Meninggal Saat Sekarat
detikcom - Selasa, Juni 30
Tiga anak Michael Jackson ternyata menyaksikan momen saat ayah mereka meregang nyawa. Ketiga anak Jacko malah mengira kalau ayah mereka sedang berpura-pura meninggal.
"Ketiga anak itu langsung dibawa pengasuh ke ruangan lain. Tapi mereka mengira kalau ayah mereka bercanda. Dia (Jacko-red) memang sering berpura-pura mati untuk mengejutkan mereka," ujar seorang staf di rumah Jacko seperti detikhot kutip dari News of the World, Senin (29/6/2009).
Jacko memang ditemukan dalam kondisi sudah tidak beryawa oleh paramedis di rumahnya di Los Angeles. Sebelum paramedis tiba, ketiga anak Jacko, Prince Michael, Paris dan Prince Michael II, melihat ayah mereka terbaring tidak sadarkan diri.
Saat tahu sang ayah benar-benar tidak sadarkan diri, ketiganya mulai menangis dan berteriak. Mereka ketakutan ayah mereka benar-benar meninggal. Ketakutan ketiganya makin menjadi ketika paramedis datang.
Apalagi kemudian, paramedis berlarian ke kamar dan membawa Jacko ke ambulans. Menghindari trauma, saudara perempuan Jacko, La Toya dan nenek mereka Katherine langsung mengamankan anak-anak malang itu.
Ketiganya kemudian dibawa ke UCLA Medical Center, menyusul Jacko yang ketika itu diketahui sudah tidak bernafas. Di rumah sakit, mereka diberi kertas dan crayon oleh keluarga. Mereka diminta menulis Get Well Soon untuk ayah mereka.
"Tapi terlalu banyak orang di sana, anak-anak pun pada akhirnya tetap berteriak dan menangis," ujar Deepak Chopra, guru spiritual Jacko.
Setelah pada akhirnya Jacko dinyatakan meninggal, Prince Michael, Paris dan Prince Michael II dibawa ke rumah keluarga sang King of Pop.
Melawan Inakurasi: Kasus Neda
Suatu ketika di sebuah ruang maya, seseorang menuliskan drama Neda. Begini tulisnya:
Ia terkapar dengan mata terbuka. Darah meleleh dari mulutnya. Juga dari tubuhnya
yang tertembus peluru.
Sejumlah orang mengerumuninya, berusaha membantunya.
“Bangun Neda! Neda! Bangunlah anakku…” Berteriak ayahnya berulang-kali.
Seorang lain berseru, “Jangan takut Neda, jangan takut…!”
Neda tidak takut. Karenanya perempuan muda itu berada di sana, bersama ribuan
orang lain. Menyuarakan pembaruan, reformasi. Memprotes hasil Pemilu yang
dipandangnya ganjil. Menentang secara terbuka kekuatan raksasa yang selama ini
bagai tahayul: presiden Ahmadinejad, para Mullah di bawah pimpinan Ayatullah Ali
Khamenei, Pasukan pengawal revolusi, milisi Basij.
Ia tidak lagi takut. Namun ia tidak bangun lagi. Peluru merubuhkannya di jalanan
Teheran. Neda mati.
Ia salah satu dari belasan yang tewas, mungkin di tangan milisi Basij, atau bisa
jadi pasukan pengawal revolusi iran, bisa jadi polisi. DAn nanti kaum pembela
Ahmadinejad akan bilang, ia tewas oleh peluru kaumnya sendiri: kaum pro
Moussavi, atau kaum reformis, atau bahkan agen asing, untuk memojokkan Republik
Islam Iran.
Neda sekadar angka tak berarti bagi Revolusi Iran. Tak berarti bagi Ahmadinejad. Tak berarti bagi Khamenei.
Namun Neda penuh arti bagi seluruh kaum berakal sehat dan bernurani.
Dan Neda tidak takut. Yang takut adalah mereka: –Ahmadinejad, Khamenei,
Basij, dan para pendukung buta mereka .
Lalu datang balasan puitis dari peserta di sana. Isinya begini:
Neda, oh Neda
Sekiranya kau memang ada,
Sekiranya kau diwartawakan apa adanya,
Tentu kau tak perlu merana,
Meminta belas kasih pada si Aa :p
Saya langsung penasaran dan pelan2 mulai menggeledah. Sebentar saja, saya menemukan puluhan keganjilan dalam alur kisah Neda di hampir semua media Barat.
Mula2 soal nama. Di link yg khusus didedikasikan untuk memuat berita tentang Neda dari seantero media Massa ini (http://open.salon.com/blog/kathy_riordan/2009/06/22/updates_on_neda_symbol_of_a_revolution), setidaknya ada enam kombinasi nama Neda. Berikut adalah rinciannya: Neda Soltani, Neda Agha-Sultan, Neda Agha Soltan, Neda Agha-Setan, Neda Agha-Soldan, dan Neda Salehi. Terakhir, Neda Salehi dipastikan salah, lantaran Salehi ternyata adalah nama jalan TKP terbunuhnya Neda.
Masih soal nama. Dalam link di atas, kita menemukan nama tunangan Neda dalam dua versi berikut: Caspian Makan dan Kasamin Makan.
Lalu soal video sadis yg diputar berulang2 di jaringan2 teve dunia, termasuk di Indonesia. Dr. Amy L. Beam, preofesional di bidang teknologi informasi, sejak awal juga skeptis dengan video tersebut. Lalu dia mencari2 dan menemukan bahwa Neda Agha-Soltani yg fotonya telah beredar di berbagai media dunia ternyata masih hidup. Kisah lengkapnya bisa dilihat di sini: http://wipoun.blogspot.com/2009/06/how-wrong-neda-photo-became-irans-face.html.
Saya bukan ahli informatika, apalagi profesional. Tapi saya juga menemukan beberapa kejanggalan video itu, dan saya tuliskan dalam milis di atas seperti ini:
Analisis sederhana menyimpulkan kematian orang yang ditembak dari kejauhan tidak berlangsung sprt itu. Adegan dalam film Neda itu kemungkinan besar dirancang sebelumnya–dalam naskah film yg grotesque. Tapi biarkan pakar2
yg menjelaskan soal prosesnya.
Yg aneh, bagi saya, Neda ini konon ditembak oleh sniper dari kejauhan. Lha kok mendadak ada yg bisa merekam adegan penembakan yg sudah seharusnya berlangsung misterius itu secara lengkap begitu ya? Lebih aneh lagi, dlm keadaan segawat itu kok ada lelaki (berbaju putih) yg sempat menatap ke arah kamera dan memastikan bahwa adegan itu terekam ya? Belum lagi soal pendarahan yg tiba2 muncrat dari mulut Neda ini saat lelaki tua (berkaos lorek) yg tangannya sudah berlumur darah menghampiri dan meremas2nya? Lalu, di video itu seolah2 ada “kru” pembuatan film yg sedang berkerumun dan bahkan hampir bertabrakan. Kalau saya yang jadi pengarah kamera, tentu saya akan lebih fokus ke arah munculnya suara tembakan.
Video Neda ini jelas berbeda dengan video penembakan IDF atas Muhammad Al-Durra beberapa tahun silam yg langsung beredar di beragam media elektronik dunia. Mengapa? Sederhana saja, banyak yang curiga dengan adegan film Neda ini. Makanya di media cetak selalu dibilang bahwa video itu tak bisa di verifikasi secara independen. Ironisnya, seorang bloger pro Israel membandingkan video ini dengan video penembakan Muhammad Al-Durra di sini: http://backspin.typepad.com/backspin/2009/06/neda-and-aldura-equivalent-icons.html
Keganjilan lain yang makin mengganggu adalah temuan Dr. Amy di blognya. Foto2 Neda yg menyebar luas secara histeris di media dunia ternyata milik gadis Iran bernama Neda Agha-Soltani yg ternyata masih hidup. Neda “yg hidup” itu lalu cemas, ketakutan, dan tak tahu harus berbuat apa. Kisah lengkapnya bisa di lihat di sini: http://wipoun.blogspot.com/2009/06/how-wrong-neda-photo-became-irans-face.html. Situs Farsnews juga sempat melaporkan bahwa keluarga Neda terpaksa pindah rumah untuk menyembunyikan identitas.
Akibat temuan Dr. Amy itu lantas sejumlah media Barat mengubah gambar Neda dengan “foto2” baru, tapi sebagian lain tetap. Wikipedia, misalnya, tetap menggunakan foto lama.
Versi ”resmi” kematian Neda bisa Anda lihat di link ini (http://iusnews.ir/index.php/news/42-latest/629-1388-04-06-06-01-38.html). Dalam versi itu ada kesaksian dari guru musik Neda (manula yg dalam video itu berkaos loreng2). Dia menyatakan bahwa Neda ditembak di gang kecil yg jauh dari kerumunan demonstran. Di situ ada juga kesaksian sopir taksi yg mencoba melarikan Neda ke rumah sakit. Sayangnya, versi ini tak melacak lebih jauh inakurasi foto, nama dan video kematiannya. Penuturan langsung menukik ke soal kematian Neda.
Jelas, kematian orang tak berdosa adalah tragedi. Hati nurani tiap manusia takkan tinggal diam menyaksikannya. Tapi distorsi, disinformasi dan inakurasi bisa melahirkan kebiadaban dan tragedi yg jauh lebih besar. Bukankah skandal WMD ala rezim Bush yg hingga kini menelan korban lebih dari satu juta rakyat tak berdosa Irak? Dan inilah yg mesti kita lawan.
Sampai detik ini, saya bersikap ragu atas semua berita dan versi, “resmi” maupun Barat. Tapi keraguan saya pada versi Barat lebih kuat, lantaran di sana sudah terdapat tuduhan2 yg mengarahkan dunia untuk mengutuk dan medemonisasi pemerintah Iran.
Marilah berpikir jernih, dan mencari keakuratan di tengah histeria disinformasi dan inakurasi.
( http://musakazhim.wordpress.com/2009/06/29/melawan-inakurasi-kasus-neda/ )Malam Nanti, Debat Cawapres Terakhir
Reza Yunanto - detikPemilu
Giliran TVOne yang menjadi tuan rumah debat kedua sekaligus yang terakhir bagi para cawapres ini. Debat akan berlangsung di Birawa Hall Hotel Bidakara, Jakarta Selatan. Tampil sebagai moderator adalah Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr Fachmi Idris.
Seperti sebelumnya, alokasi waktu untuk tiap debat adalah 2x60 menit dengan konten debat 90 menit. Rinciannya: pemaparan visimisi, dan program kandidat selama 7-10 menit, pertanyaan pendalaman oleh moderator dan jawaban kandidat selama 30 menit, dan pertanyaan dan jawaban antarkandidat 30 menit.
Debat pamungkas ini diharapkan berlangsung sengit seperti Debat Capres II pada Kamis (25/6), dimana dan SBY dan JK saling sindir soal mie instan. Pada Debat Cawapres I sebetulnya sudah lebih "bernyawa".
Cawapres Wiranto misalnya, berani mendebat cawapres Boediono soal agama dalam politik. Anggota KPU I Gusti Putu Artha pun menilai debat sudah lebih "bernyawa". "Debat kedua lebih bernyawa dan lebih hidup," komentarnya usai menyaksikan debat, Kamis (23/6).
Bagaimana penampilan ketiga cawapres malam nanti? Kita tunggu saja.
believe or not ??????
Jacko Masuk Islam?
Menurut saya, masalah Jacko telah memeluk Islam atau tidak bukan sesuatu yg terlalu penting. Menarik sih memang, tapi tak terlalu penting. Yang sebenarnya paling penting bagi saya adalah mengetahui kebijakan redaksi media massa Barat berkenaan dengan kabar2 seperti ini. Mengingat ada tendensi kuat untuk menutup2i atau bahkan mendistorsi kabar2 serupa. Masuk Islamnya seorang selebriti di dunia Barat lebih dianggap berita tak menarik atau gosip, ketimbang dianalisis sebagai fenomena sosial yg menarik dikaji. Kasus serupa misalnya menimpa Edoardo Agnelli, putra mahkota perusahaan otomotif terbesar di Eropa Fiat, yg wafat misterius tahun 2000 silam. Begitu juga dengan gosip seputar Lady Diana, Britney Spears dan sebagainya. Semua kabar burung itu belum pernah diinvestigasi secara khusus oleh media utama Barat.
Kalau ada media di Indonesia punya anggaran melakukan investigasi mengenai tokoh2 ini, saya rasa akan lumayan menarik ketimbang memuntahkan gosip2 murah yang menjejali program2 infotainment kita.
Beberapa link dibawah ini mengindikasikan bahwa Pop Icon Micahel Jackson yang meninggal secara mendadak kemarin dulu telah memeluk agama Islam. Saudaranya, Jermaine Jackson sudah lebih dahulu beragama Islam sejak 1989. Jermaine mengatakan bahwa dia menemukan ketentraman jiwa setelah memeluk Islam antara lain melalui zikir, sholat dan puasa yang ia lakukan secara teratur.
http://www.telegrap h.co.uk/news/ newstopics/ celebritynews/ 3494296/Michael- Jackson-converts -to-Islam- and-changes- name-to-Mikaeel. html
http://www.youtube. com/watch? v=BD5tqRqkWCI
http://www.youtube. com/watch? v=8wzFW1D1MII&feature=fvw
uma ai mati tarus lampu !!!!!!!!!!!!!
BANJARMASIN, MINGGU - Seringnya terjadi pemadaman listrik, baik siang maupun malam hari, sangat meresahkan warga Kota Banjarmasin dan sekitarnya.
"Lebih dari sebulan terakhir aliran listrik di Banjarmasin dan sekitarnya padam secara mendadak yang biasanya berlangsung cukup lama dan bisa terjadi berulang kali," kata seorang ibu rumah tangga Hj Asnah di Banjarmasin, Minggu (28/6).
Sejak dua pekan terakhir ketika listrik pada malam hari padam, warga menjadi was-was karena ancaman musibah kebakaran ataupun gangguan keamanan.
Menurut Asnah, hingga kini sebagian besar warga atau pelanggan PLN Banjarmasin tidak mengetahui kenapa listrik sering padam bahkan ada yang berlangsung cukup lama, sehingga banyak warga menggunakan penerangan alternatif.
Bagi warga yang mampu biasanya menggunakan genset, tetapi bagi mereka yang hidup pas-pasan terpaksa menggunakan lampu minyak atau lilin yang selama ini menjadi penyebab kebakaran.
Begitu terjadi pemadamam listrik, warga biasanya langsung mengontak call centre 123, namun jarang yang bisa tersambung karena secara otomatis terdengar jawaban "operator sedang sibuk anda dalam antrean" atau "Terima kasih Anda telah menghubungi".
Kalaupun tersambung, biasanya petugas langsung mengatakan, tunggu saja petugas sedang melakukan perbaikan tanpa menjelaskan apa yang rusak dan butuh berapa lama perkiraan perbaikan untuk bisa menyala kembali.
Sejumlah ibu rumah tangga saking kesalnya mengancam akan melakukan aksi demo ke PLN apabila terus saja terjadi pemadaman listrik tanpa ada kejelasan.
Sementara itu, Asmuni seorang karyawan di kawasan Kayu Tangi Banjarmasin juga mengaku kesal dengan pelayanan PLN terkait dengan penyediaan daya listrik. Masak hampir tiap hari selalu saja terjadi pemadaman listrik dan itu terjadi berkali-kali," ujarnya ketus.(Antara)
oh pasar tunggingku......
BANJARMASIN, SENIN - Pemerintah Kota Banjarmasin telah merencanakan pemindahan Pasar Tungging. Akan tetapi, selama menunggu proses pemindahan itu, pedagang yang menggelar dagangan makin banyak.
Hal itu dinilai cukup mengkhawatirkan, karena akan mempersulit Pemko Banjarmasin dalam proses pemindahan pedagang Pasar Tungging nantinya.
Kekhawatiran itu dikemukakan Ketua DPRD Kota Banjarmasin, Taufik Hidayat SH. "Kita bisa lihat sekarang ini pedagang Tungging terus bertambah sampai ke depan eks Hotel Iranugraha yang sekarang bangunannya direncanakan jadi rumah sakit. Sepertinya, dibiarkan," ungkap Taufik, Minggu (28/6).
Menurut dia, mestinya pedagang yang ada tetap dipertahankan agar jumlahnya tidak membengkak. Sangat mungkin, bila jumlahnya bertambah, lahan penampungan yang disediakan tidak mencukupi.
"Kita minta ini ditertibkan supaya tidak bertambah terus. Kalau tidak, akan mempersulit pemko pada saat melakukan proses pemindahan," tegasnya.
Kepala Dinas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Banjarmasin, Drs Nazamuddin, menepis anggapan bahwa jumlah pedagang Pasar Tungging bertambah.
Menurutnya, mereka yang menggelar dagangan hingga depan eks Hotel Iranugraha adalah pedagang yang itu-itu juga. Tetapi, mereka tidak termasuk dalam pendataan awal.
"Sesuai pendataan awal, pedagang yang akan dipindah ke penampungan adalah yang berdagang sampai batas jembatan atau depan masjid. Di luar itu, tidak termasuk data yang kita miliki," katanya.
Untuk menertibkan pedagang, katanya, saat ini belum tepat waktunya. Karena, pemindahan pedagang sangat sensitif sehingga bila ditertibkan sebelum jadwal akan menguras waktu dan tenaga Satpol sehingga dikhawatirkan mengganggu tugas-tugas yang lebih besar.
Meski demikian, lanjut dia, saat lahan penampungan siap untuk ditempati, pihaknya langsung melakukan penertiban. Pedagang tungging, yang masuk pendataan awal akan di pindahkan ke penampungan, sedangkan di luar itu langsung ditertibkan.
"Insya Allah pemindahan sesuai jadwal. Kami terus memantau jumlahnya tidak bertambah. Dari dulu jumlahnya itu-itu saja," katanya.
(wid)
Fakta Pasar Tungging
---------------------
- Data sementara jumlah pendagang: 418 orang
- Lokasi yang ditempati: Jalan Belitung Darat, dari depan Masjid Al Muhajirin sampai Kantor BRI.
- Jenis dagangan: Pakaian, makanan, minuman, barang pecah belah, barang elektronik, mainan anak-anak, dll.
Musik Banjar obat "karindangan" di Jakarta ( betawi )
JIKA didengarkan secara terpisah, musik khas Banjar dan Betawi memiliki kekhasan masing-masing. Musik Banjar menonjolkan irama melayu yang keluar dari petikan panting. Sedangkan musik asli Betawi yang biasa disebut gambang kromong memiliki paduan budaya Jawa, Sunda, dan China.
Lalu bagaimana jika musik khas Banjar dan Betawi dipadukan? Ciamik juga. Terjadi 'perkawinan' harmoni yang enak didengar. Ratusan orang yang menghadiri acara Batanam Karya, Baharum Banua, Batamu wan Kula di Menara ESQ, Jakarta, Minggu (28/6), menjadi saksinya.
Urang Banua yang tinggal di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Makasar dan Riau menyatu, bersilaturahmi sembari menikmati sajian musik yang menyemburatkan kenangan pada tanah kelahiran. Mereka pun kompak mengenakan pakaian bermotif sasirangan.
Ikut membaur di antara mereka adalah Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Taufiq Effendi, Gubernur Kalsel Rudy Ariffin, Hakim Agung Abdurahman, Pemimpin Umum Banjarmasin Post Group, HG Rusdi Effendi dan drumer GIGI Hendy (putra HG Rusdi Effendi).
Semuanya larut, terbuai oleh dentingan musik panting yang mengiringi lagu-lagu Paris Barantai, Uma Wan Abah dan Sungai Martapura. Tak sadar, mereka pun menggerakkan kaki dan tangan mengikuti irama musik. "Minimal, kawa jadi obat kaganangan kita sabarataan lawan banua," ucap Taufiq.
Dia pun berharap, agar acara-acara serupa digelar di berbagai daerah. Tujuannya, musik atau budaya Banjar lebih dikenal di Nusantara. Selain, kemampuan para seniman juga kian terasah.
"Kelemahan kesenian kita ini terletak pada minimnya pergelaran. Beda dengan kesenian daerah lain yang lebih sering mengadakan pementasan, sehingga menjadi dikenal banyak orang," katanya.
Hal senada dikatakan Rudy. "Globalisasi bakal dialami semua lapisan masyarakat dan kehidupan. Termasuk kesenian. Jika tidak kita sendiri yang memelihara, maka akan tergerus globalisasi yang sudah datang itu," ucapnya.
Sajian istimewa diberikan HG Rusdi Effendi. Dia ikut menyumbangkan suara menyanyikan lagu Masmirah diiringi dentuman drum sang anak, GT Hendy. Tangan tangan pun bergema menyambut duet bapak-anak tersebut.
Qashqavi: VOA, BBC Tuntun Kerusuhan di Iran
"Voice of America (VOA) dan British Broadcasting Corporation (BBC) adalah saluran didanai negara dan tidak berjalan secara swasta. Anggaran mereka akan diratifikasi di Kongres AS, serta Parliamen Inggris. Kedua saluran melayani sebagai "suara-mulut" masing-masing pemerintah, "Qashqavi menyatakan, hari Sabtu.
Dia mencatat bahwa siaran kedua saluran itu telah menghasut perpecahan etnis di Iran dengan harapan akan terjadinya disintegrasi negara ini.
"Setiap jenis kontak yang dilakukan pada saluran ini baik melalui e-mail atau telepon selalu menggabarkan penentangan terhadap kedaulatan nasional Iran dan ini dianggap sebagai tindakan permusuhan terhadap bangsa Iran. Saluran yang berfungsi sebagai ruang pengaturan perintah untuk menciptakan huru hara pasca pemilu," catat juru bicara Departemen Luar Iran .
Iran telah menyaksikan protes dan demonstrasi pasca pemilu sejak Sabtu ketika hasil pemilihan mengkonfirmasikan terpilih ulangnya Presiden Mahmoud Ahmadinejad.
Pendukung Reformis -calon presiden Mir-Hossein Mousavi dan Mehdi Karroubi - telah menolak pemungutan suara tersebut. Mereka menetapkan hasil pemilu sebagai penipuan, tidak validnya peghitungan suara serta menuntut untuk diadakannya pemilu ulang.
Pemimpin dari Revolusi Islam Ayatullah Sayyed Ali Khamenei menyatakan pada hari Jumat bahwa protes menentang hasil pemilu presiden harus diakhiri. Dia juga menggaris bawahi bahwa sistem Republik Islam telah dengan sangat hati-hati menjaga kebenaran pilihan rakyat. [IslamTimes/R]
Mereka Ditembaki Saat Shalat Isya
Manohara dan Prita Mulyasari, maka simaklah kebiadaban terhadap Melayu
Muslim di selatan Thailand ini: Sebanyak 50 jamaah masjid Narathiwat
ditembak saat shalat Isya, Senin (8/6) malam. Sebelas orang tewas, 12
lainnya luka berat dan kini kritis.
Kantor berita *AFP*, yang dikutip *Antara* melaporkan, sejumlah orang
bersenjata masuk menyerbu melalui pintu belakang dan pintu samping masjid di
Distrik Choi-ai-rong. Mereka melepaskan tembakan membabi-buta kepada jamaah
yang sedang khusuk shalat Isya. Jamaah berjatuhan. Darah menggenangi masjid
suci itu.
Serangan biadab ini memperpanjang deret kematian di wilayah Melayu tersebut
sejak penyerangan terburuk lima tahun lalu. Diperkirakan korban lebih dari
3.700 orang. Namun, pemerintah dan militer Thailand justru menuduh kelompok
Muslim. Menurut juru bicara militer, Kolonel Parinya Chaidilok, penembakan
di masjid untuk memberi kesan bahwa penyerangan dilakukan militer Thailand.
Penyerangan di masjid ini, tiga hari setelah PM Abhisit Vejjajiva membahas
strategi pemerintah menghadapi situasi selatan Thailand ini. April lalu,
Abhisit memperpanjang keadaan darurat sejak lima tahun lalu. Pemberlakuan
keadaan darurat ini dikritik kelompok-kelompok HAM karena memberi wewenang
militer melakukan pelanggaran HAM terhadap warga sipil.
Kebiadaban terus berlangsung terhadap etnis Melayu Muslim di wilayah selatan
Thailand ini. Pada 2004 lalu, juga di Narathiwat, umat Islam yang sedang
puasa Ramadhan ditangkap, diikat, dan ditumpuk dalam truk oleh aparat
keamanan. Mereka lemas. Pemerintah menyebutkan 84 orang tewas. Namun,
pemantau independen menyebutkan, lebih dari 175 orang tewas mengenaskan.
April tahun itu juga, aparat keamanan menyerbu masjid di Pattani, 32 orang
tewas.
Penduduk Provinsi Narathiwat, Yala, dan Pattani mayoritas Islam. Mereka
nelayan dan petani miskin. Sehari-hari mereka berbahasa Melayu, seperti di
Malaysia dan Indonesia. Sebelum dikuasai Thailand (dahulu Siam), wilayah
selatan ini adalah kerajaan-kerajaan Melayu. Pada 1785, Kerajaan Islam
Pattani Darussalam--yang pernah menjadi kerajaan Islam termasyhur di Asia
Tenggara--diserang Thailand. Sultan Muhammad tewas dalam pertempuran
mempertahankan hak dan kedaulatan wilayahnya.
Pada 1902, Siam yang didukung Inggris, menghapuskan secara resmi sistem
pemerintahan kesultanan tanpa persetujuan rakyat Melayu. Sejak itu, hak-hak
mereka dihilangkan. Tokoh-tokoh Melayu memperjuangkan haknya, namun mereka
dibunuh dan dipenjarakan. Masjid-masjid dibakar. Pada 1987, masjid Kerisek
yang bersejarah, dibakar tentara Thailand.
Tidak sampai di situ. Bahasa Melayu secara perlahan dihapuskan. Warga
diwajibkan hanya menggunakan bahasa Thai. Di sekolah-sekolah--yang mayoritas
pelajar Islam--tidak ada pelajaran agama. Pemerintah Thai menolak mengakui
bahasa, budaya, dan agama penduduk yang berjumlah lebih dari 5 juta jiwa
itu.
Januari 2009 lalu, Amnesti Internasional (AI) melaporkan berbagai kasus
penganiayaan sistematis pasukan Thailand terhadap warga Melayu Muslim. AI
menemukan 34 kasus penganiayaan. Kasus itu, antara lain, warga dikubur dalam
tanah hingga batas leher, disiksa dengan arus listrik, serta mata dan bagian
tubuh mereka ditusuk. Beberapa orang tewas dalam penyiksaan brutal tersebut.
Pasukan Thailand juga, menurut AI, mendirikan pusat-pusat tahanan. Di sini,
para tahanan tidak diizinkan bertemu dengan penasihat hukum dan keluarga.
Terhadap hal ini, AI mendesak Pemerintah Thailand segera menutup semua pusat
tahanan tersebut dan memberi izin penasihat hukum dan anggota keluarga
bertemu.
Indonesia dan Malaysia telah berupaya mencari penyelesaian, namun Pemerintah
Thailand terkesan tidak serius menyelesaikan konflik berdarah ini.
Perwakilan Melayu yang diundang Pemerintah Indonesia untuk membahas
penyelesaian kekerasan ini, tidak diakui Deplu Thailand.
Darah terus mengalir dari tubuh-tubuh saudara kita di selatan Thailand.
Mereka tidak berdaya menghadapi senjata dan kebengisan. Mereka roboh dan
tewas untuk mendapatkan haknya. Kita memang harus memberi perhatian pada
Palestina, namun pembantaian di Thailand selatan ini tak boleh dibiarkan:
Saudara-saudara kita itu terkulai tak berdaya, berlumur darah, tepat di
hadapan kita...
Badai Siklon Aila
Listrik lagi masalahnya...nyala..padam....
BANJARMASIN, SENIN - Jamhuri (60) yang diduga selamat saat api membakar rumahnya, ternyata hingga pukul 00.00 Wita masih belum ditemukan keluarganya.
Kuat dugaan lelaki yang menderita penyakit stroke itu ikut hangus terbakar saat api melalap rumahnya di Jalan Kuin Selatan Gang Januari RT 21, Kecamatan Banjarmasin Barat.
Menurut keluarga korban, saat api berkobar korban berada di lantai dua rumahnya. "Mungkin Jamhuri tidak bisa turun untuk menyelamatkan diri, karena korban menderaita stroke," kata seorang keluarga korban yang tak mau disebutkan namanya.
Hingga berita ini diturunkan, petugas pemadam bekerjasama warga dan polisi mencoba mencari jasad korban di antara reruntuhan rumahnya.
Seperti diberitakan, musibah kebakaran kembali terjadi di Kota Banjarmasin. Kali ini atau Senin (22/6) malam menimpa kawasan padat penduduk di Jalan Kuin Selatan Gang Januari yang berbatasan dengan Pondok Pinang RT 21, Kecamatan Banjarmasin Barat.
Puluhan unit mobil pemadam kebakaran berupaya memadamkan api dengan menyeprotkan air ke permukiman yang terbakar. Setelah bekerja hampir satu jam, petugas berhasil memadamkan api yang menghanguskan satu buah rumah dan satu gudang.
Menurut warga setempat, kebakaran tersebut terjadi akibat padamnya listrik di kawasan tersebut.
Banjar kebakaran lagi
Jamhuri (70) warga Jalan Simpang Anem Kompleks Pondok Pinang Rt 21 Kelurahan Kuin Selatan Kecamatan Banjarmasin Barat, tewas dalam kebakaran, Selasa (23/6) dini hari. Tubuhnya ditemukan petugas pemadam tertelungkup di sumur setinggi leher orang dewasa di reruntuhan rumahnya.
Rumahnya merupakan salah satu dari sejumlah rumah yang terbakar. Kebakaran juga menghanguskan sejumlah rumah di Jalan Simpang Anem Gang Januari RT 20. Sebuah bangunan milik distributor cokelat silverquin dan gedung olahraga bulu tangkis juga musnah.
Api akhirnya berhasil dikuasai petugas pemadam kebakaran dan petugas taruna siaga bencana dalam satu jam setengah.
Kepolisian Sektor Kota Banjarmasin Barat memasang police line di rumah Jamhuri. Polisi masih menyelidik asal mula api.
Ketua RT 20 dan Ketua RT 21 belum bisa dimintai keterangan terkait jumlah warga yang rumahnya terbakar. Mereka sibuk menyelamatkan keluarga masing-masing.
Musibah kebakaran kembali terjadi di Kota Banjarmasin, Kalsel. Kali ini atau Senin (22/6) malam menimpa kawasan padat penduduk di Jalan Kuin Selatan Gang Januari yang berbatasan dengan Pondok Pinang RT 21, Kecamatan Banjarmasin Barat.
Puluhan unit mobil pemadam kebakaran berupaya memadamkan api dengan menyeprotkan air ke permukiman yang terbakar. Setelah bekerja hampir satu jam, petugas berhasil memadamkan api yang menghanguskan satu buah rumah dan satu gudang.
Sementara itu, dugaan adanya korban jiwa dalam musibah kebakarn tersebut masih dalam pencarian petugas pemadam bekerjasama dengan petugas Polsek Banjarmasin Utara.
Setelah melakukan penyeldikan, lelaki bernama Jamhuri (60) yang diduga ikut terbakar menurut informasi saat api mulai berkobar ia berhasil menyelamatkan diri. Menurut warga setempat, kebakaran tersebut terjadi akibat padamnya listrik di kawasan tersebut.
Capres kalah dan team yang termehek-mehek...
“Gerbong Sakit Hati”
Montazeri
Murid Ayatullah Uzhma Borujerdi dan Imam Khomeini yang dilengserkan dari posisinya sebagai kandidat Pemimpin Tertinggi karena sikap dan pernyataannya yang dinilai bertentangan dengan kriteria dan kualifikasi posisi tersebut.
Sikap Politik : Sebagai salah satu marja’ yang masih ditaqlid oleh penduduk kota kelahirannya, Najaf-Abad, ia secara konstan mengkritik Pemimpin Tertinggi, Ayatullah Uzhma Ali Khamenei dan kebijakan Pemerintah Iran.
Shanei :
Murid Imam Khomeini, mantan Jaksa Agung, mantan Anggota Dewan Garda dan mantan anggota Dewan Ahli.
Sikap politik :
Sejak wafat Imam Khomeini, ia selalu menunjukkan sikap kritis terhadap Pemerintah dan sistem RII. Ia secara terbuka memberikan dukungan terhadap gerakan reformasi yang diprakarsai oleh para tokoh politik “sakit hati”.
Hashemi Rafsanjani
Murid Imam Khomeini, Anggota Dewan Revolusi, Ketua Parlemen dua periode, Presiden dua periode, Ketua Dewan Penentu Kemaslahatan (yang menjadi mediator Dewan Garda dan Parlemen), Ketua Dewan Ahli.
Sikap politik : Sejak kalah dalam pilpres empat tahun silam oleh Ahmadinejad menunjukkan sikap kritis secara terus menerus dan membentuk koalisi yang berusaha mengganjal Pemerintahan MAN. Dalam pilpres Iran, Hashemi mendukung semua capres rival Ahmadinejad, terutama Mir Hosein Mousavi.
Khatami:
Mantan Menteri Kebudayaan dan mantan Presiden dua periode.
Sikap politik :
Selama menjadi presiden Iran, ia mengedepankan “détente” (peredaan ketegangan) melalui gagasan “Dialog antar-peradaban” dengan tujuan mengubah pandangan dan sikap Barat terhadap Iran. Namun, upayanya gagal. Meski demikian, ia tetap disanjung oleh Barat sebagai tokoh reformis.
Dalam pilpres lalu, mertua Hasan Khomeini (putra Ahmad Khomeini) ini mendukung Mir Hosein Mousavi dan secara lantang menuntut pilpres ulang.
Mir Hosein Mousavi:
Mantan Perdana Menteri pada masa Presiden Ali Khamenei.
Sikap politik:
Sejak semula berkoalisi dengan Khatami dan grup “reformis”, terutama Khatami.
Ia secara terbuka mengklaim dirinya sebagai pemenang bahkan sebelum pilpres dilaksanakan. Saat terbukti kalah dengan silisih jauh dengan Ahmadinejad, ia menjadi kalap seraya menuntut pemilu ulang. Anehnya, dia juga tidak menempuh jalur konsitusional dengan mengajukan gugatan beserta bukti ke Dewan Garda, malah mendukung aksi protes jalanan yang mengakibatkan kekacauan di Tehran. Bahkan setelah Pemimpin Tertinggi memberikan seruan penghentian aksi demo jalanan, ia dan Faezeh melakukan aksi demo bersama para pendukungnya.
Karrubi :
Mantan Ketua Parlemen dua periode, mantan Ketua Ikatan Ulama Pejuang (berhaluan kiri).
Sikap politik :
Sejak semula mengklaim sebagai ulama-politikus yang moderat. Pada pilpres lalu kalah dan mencalonkan kembali dan mendapat suara paling sedikit, sekitar 350.000 suara.
Ia menolak hasil pilpres dan menuntut pemilu ulang. Anehnya, dia dan Mousavi tidak mengajukan gugutan ke Dewan Garda namun mendukung demonstrasi yang berujung pada anarkisme.
Faezeh Hashemi
Putri Rafsanjani dan menantu Ayatullah Lahuti yang sempat kecewa terhadap Pemerintah dan Imam Khomeini karena dua putranya, dihukum mati ata tuduhan keterlibatan dalam jaringan teroris MKO beberapa tahun silam pada masa Imam Khomeini.
Sikap politik : Ia adalah salah pendukung Mousavi dan menjadi orator dalam demonstrasi Sabtu lalu, yang telah dinyatakan sebagai aksi inkonstitusional berdasarkan seruan Pemimpin Tertinggi, Khamenei.
Sesuai janji Kepala Kepolisian yang akan menindak tegas pelaku aksi demo ilegal, Faezeh dan empat orang anggota keluarganya ditahan. Namun, karena beberapa pertimbangan, ia dilepaskan. Dalam pernyataan resmi Kepolisian Iran, disebutkan bahwa Faezeh tidak ditahan namun diamankan.
Mohtashemi :
Murid Imam Khomeini, mantan Dubes Iran untuk Suriah pada masa Imam Khomeini.
Sikap politik :
Meski dikenal sebagai salah satu pengagas Hezbollah Lebanon dan pada masa itu dianggap sebagai tokoh garis kanan, setelah wafat Imam Khomeini, ia menyulap dirinya menjadi “sangat kiri” seraya terus melanacarkan kritis terhadap Pemerintah.
Ia bersama Karrubi dan Khatami menolak hasil pilpres dan menuntut pemilu ulang.
Mohajerani :Mantan Menteri Kebudayaan era Khatami yang dikenal sangat liberal. Kini menetap di Inggris. Ia adalah suami tokoh reformis perempuan, Jamilah Kadivar, adik intelektual ulama-liberal, Mohsen Kadivar, ini
Sikap politik :
Menuntut pembatasan wewenang Wali Faqih dan kebebasan pers, terutama media televisi.
Dalam pilpres Iran lalu, secara aktif memberikan dukungan terhadap Mousavi melalui wawancara dengan pelbagai media massa Barat.
Kasus Flu Babi Meningkat di Arab Saudi
Lebih jauh, Depkes Arab Saudi menyatakan, mereka yang terkena flu babi adalah mahasiswa yang baru kembali dari AS dan Australia. Baru-baru ini (7/6), seorang pelajar Arab Saudi yang kembali dari AS juga telah didiagnosa terkena flu babi.
Hentikan Wawancara, Obama Bunuh Lalat
Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, kini punya reputasi baru: jago membunuh lalat. Keahlian itu dia tunjukkan saat diwawancara oleh wartawan stasiun televisi CNBC di Gedung Putih, Washington DC, Selasa 16 Juni 2009.
Obama sudah memperingatkan lalat untuk tidak mengganggu dia. “Pergi sana,” ujar Obama. Namun, karena tidak mengerti perintah yang diucapkan pemimpin negara adi daya itu, si lalat tetap saja terbang di sekitar Obama.
Tak tahan dipermainkan serangga kecil, Obama akhirnya langsung mengeluarkan jurus maut. Sambil duduk memangku sebelah kaki, presiden yang jago bermain bola basket itu melayangkan tangannya ke lalat itu.
“Pak,” sekali tepak, si laler langsung terhempas ke lantai. Obama pun cuek.
“Sampai dimana wawancara kita tadi?” kata Obama kepada si pewawancara, John Harwood. Melihat Harwood masih terkesima, Obama pun berkata, “Cukup mengagumkan bukan? Saya bisa menindak si brengsek itu.”
Melihat kru kamera tetap merekam gambar, Obama pun langsung menunjuk si lalat yang sudah tak bernyawa di lantai ruangan East Room. “Kamu mau merekam gambarnya?” tanya Obama.
Kru CNBC tak menyia-nyiakan kesempatan itu. (AP/vivanews)
Andrinof: Klaim-klaim Capres Sudah Over Dosis
Jumat, 19 Juni 2009 | 21:05 WITA
JAKARTA, JUMAT - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berhak mengklaim seluruh keberhasilan pemerintahan yang dipimpinnya. Sebagai incumbent SBY harus meyakinkan rakyat apa yang telah berhasil dilakukannya selama memimpin 4,5 tahun ini, sehingga dapat meyakinkan agar rakyat memilihnya kembali.
“Sistem yang kita anut adalah presidentil, jadi SBY sebagai presiden berhak mengklaim keberhasilan pemerintahan yang dipimpinnya itu,” tegas Wakil ketua Dewan Pakar Tim Sukses SBY-Boediono, Bara Hasibuan dalam diskusi di Press room DPR, Jumat (19/6).
Selama ini, lanjut Bara, keberhasilan damai di Aceh, BLT, pertumbuhan ekonomi dan lain-lain selalu disebut SBY sebagai keberhasilan pemerintah yang dipimpinnya bersama Jusuf Kalla. Namun, karena sistem pemerintah kita adalah presidentil maka berhak mengklaim semua itu adalah keberhasilannya.
“Memang ada juga peran Wapres dan menteri-menteri dala m setiap kebijakan pemerintah, tapi keputusan akhirnya selalu berada di tangan presiden,” katanya.
Bahkan, kata Bara Hasibuan, bisa saja Wapres JK berperan lebih besar dalam setiap keputusan pemerintah, dan hal itu juga diakui SBY.
Adapun anggota Tim Kampanye Pilpres JK-Win, Ali Mochtar Ngabalin membenarkan memang dalam sistem presidentil itu presiden yang bertanggungjawab. Namun, dalam hal soal keberhasilan damai di Aceh, tidak ada satupun dokumen yang menyebutkan siapa yang bertanggungjawab tentang langkah damai di Aceh.
“Justru dalam dokumen yang ditulis Jusuf Kalla sendiri, dia menjamin atas keselamatan dan keamanan di Aceh termasuk pembentukan partai lokal,” tegasnya.
Sehingga tidak heran, kata Ngabalin, SBY tidak jadi mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian, karena memang tim Nobel yang datang ke Aceh tidak mendapatkan dokumen-dokumen yang mendukung SBY pantas dihadiahi Nobel Perdamaian.
Sedangkan pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Andrinof Chaniago menyayangkan para capres yang hanya sibuk mengklaim sana-sini sebagai keberhasilannya. Semua mengklaim sebagai satu-satunya yang benar dan lebih berjasa dari yang lainnya.
“Semua klaim –klaim terus, tidak ada yang diletakkan sebagai yang benar. Semua merasa paling benar dengan argumen masing-masing,” ujarnya.
Menurutnya, Pilpres bukanlah untuk berlomba-lomba membawa masyarakat ini ke museum hanya untuk mengenang keberhasilan masa lalu. Justru Pilpres ini sebagai momen untuk mendapatkan presiden lima tahun ke depan yang bisa membikin fondasi bangsa ini untuk 50 tahun ke depan.
“Klaim-klaim soal keberhasilan misalnya soal Aceh, boleh-boleh saja. Tapi yang penting ke depan, bagaimana bisa menyelesaikan konflik-konflik yang sudah menunggu dan akan datang misalnya soal Papua. Kenapa tidak ada yang berani mengklaim soal Papua,” tandasnya.
Andrinof berharap dalam sisa kampanye pilpres ini muncul gagasan-gagasan istimewa dari para kandidat capres yang punya terobosan untuk 50 tahun ke depan, bagaimana agar bangsa ini bisa kuat .
“Jangan seperti yang terjadi sekarang, yang terjadi malah klaim-klaim yang sudah sangat over dosis,” tandas Andrinof.
15 Dosa dan Kecurangan Ahmadinejad
1. Ahmadinejad tidak pernah melupakan membaca doa Al-Faraj setiap habis sholat
2. Ahmadinejad memberikan saham adalat [saham keadilan] bagi rakyat miskin
3. Menaikkan gaji pensiunan
4. Membebaskan tanah untuk pemukiman warga miskin dengan cicilan selama 99 tahun
5. Menurunkan harga tanah sampai 30 persen dan ini yang pertama kali terjadi di Iran
6. Tidak pernah bergantung kepada negara asing, semen, besi, tembaga dll adalah produksi asli Iran
7. Merakyat. Ahmadinejad selalu hadir di tengah-tengah masyarakat miskin
8. Tidak pernah menaruh hormat kepada rezim penjajah Al-Quds
9. Meluncurkan satelit Omid untuk pertamakalinya di Iran
10. Mendukung kemerdekaan setiap negara-negara yang terdholimi
11. Mengangkat derajat Iran masuk dalam jajaran negara yang memiliki reactor nuklir
12. Rata-rata semua media massa mengucilkan Ahmadinejad
13. Tidak menerima upeti dan tidak memberi upeti
14. Musuh utama mafia koruptor
15. Revolusioner. Selalu terdepan dalam khat imam
Berbagi Membangun Asrama di Mesir
BANJARMASIN, KAMIS - Dubes RI untuk Mesir, Abdurrahman Muhammad Fachir mengatakan, Mesir tidak cuma jadi tempat tujuan wisata atau bekerja sebagian masyarakat Indonesia, tapi juga tempat menuntut ilmu.
Fachir yang berbicara saat acara Coffee Morning di Graha Abdi Persada, Rabu (17/6) menjelaskan, saat ini di Mesir ada sekitar 3.800 mahasiswa asal Indonesia. DUa ratus sembilan puluh lima di antaranya berasal dari Kalsel. Mereka umumnya menuntut ilmu di universitas ternama di sana, Universitas Al Azhar.
Tiap tahun, jumlah mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Universitas Al Azhar di Mesir meningkat, 500 sampai 700 orang. Namun, tingkat keberhasilan menempuh studi masih belum bagus karena berbagai kendala.
Faktor yang menyebabkan kegagalan mahasiswa Indonesia di sana di antaranya masih rendahnya kesiapan akademis dan mental. Mereka juga jarang mengikuti perkuliahan karena jarak pemondokan yang disewa rata-rata jauh dari kampus.
Selain itu pola pendidikan di Al Azhar tidak mewajibkan mahasiswa hadir di perkuliahan. Mahasiswa Indonesia juga masih dipusingkan dengan mencari penghasilan tambahan untuk menutupi kebutuhan hidup selama studi di sana.
Terkait masalah pemondokan, untuk membantu mahasiswa agar lebih fokus belajar dan memberikan kenyamanan selama menempuh studi, Abdurrahman mengatakan ada peluang untuk membangun asrama menggunakan infaq tanah dari universitas Al Azhar.
Al Azhar telah menyiapkan lahan 80x200 meter persegi yang cukup untuk membangun lima gedung dan bisa menampung sekitar 5.000 mahasiswa Indonesia.
Satu gedung diperkirakan memerlukan dana sekitar Rp 70 miliar. Tahun ini Departemen Agama sudah menyisihkan Rp 10 miliar untuk membantu pembangunan.
"Kekurangannya diharapkan partisipasi daerah. Saat ini yang sudah sepakat untuk sharing adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Kalimantan Timur," kata Fachir.
Ulama Kalsel, KH Husin Nafarin setuju bila pemprov membantu pembangunan asrama sebagai wujud amal jariah. Ulama yang pernah menuntut ilmu di Al Azhar pada 1978 itu, mahasiswa yang belajar di Al Azhar kerap kesulitan karena jumlah kampus makin banyak dan lokasinya berjauhan.
Sekdaprov Kalsel Muchlis Gafuri, mengatakan, dia telah mendapat mandat dari Gubernur Rudy Ariffin untuk mengapresiasi tawaran sharing tersebut. Namun keputusannya menunggu hasil rapat.
Seperti diketahui, Pemprov Kalsel pun telah memiliki asrama sendiri yang beberapa waktu diresmikan Rudy Ariffin. Asrama di Cairo itu dibangun setelah gubernur menerima usulan dari 144 mahasiswa Kalsel yang belajar di sana. Namun karena bertentangan dengan PP Nomor 58 Tahun 2006, Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan Revisi Permendagri 59, akhirnya diputuskan membeli melalui KBRI di Cairo.
Debu Akan Luncurkan Album Berbahasa Persia
"Bulan lalu kami telah mengirim master album tersebut kepada salah satu produser di Iran, tetapi sampai sekarang belum ada jawaban," kata pemimpin grup musik Debu, Mustafa Daood di Jakarta, Rabu (17/6).
Ia mengatakan hal tersebut sebelum menghibur pengunjung Pekan Persahabatan Pertama Perempuan Iran-Indonesia di Gedung Smesco Jakarta.
"Mungkin karena di Iran beberapa hari lalu sedang sibuk pemilihan presiden sehingga suasananya kurang tepat. Nanti kalau suasana sudah tenang, kami akan menanyakan tentang album tersebut," katanya.
Menurut dia, Debu ingin tampil di Iran setelah tahun lalu rencana manggung di sana gagal gara-gara menggunakan paspor Amerika Serikat. Sebelum Debu tampil di Iran, katanya, rencananya album berbahasa Persia itu sudah diluncurkan dulu.
Grup musik Debu beranggotakan sepuluh orang, antara lain Mustafa (vokal), Saleem (seruling), Daood (drummer/perkusi), dan Naseer (tamborin) serta beberapa personel perempuan yang memainkan alat musik lainnya.
"Mudah-mudahan pengurusan kewarganegaraan Indonesia kami segera selesai dan bisa menggunakan paspor Indonesia untuk masuk ke Iran," katanya.
Ia mengatakan, pada waktu gagal manggung di Iran tahun 2008, Debu sempat keluar di layar TV di Iran ternyata menempati 'rating' pertama.
Selama tinggal di Indonesia sejak 1999, katanya, Debu telah menghasilkan empat album berbahasa Indonesia, yakni MABUK CINTA, MAKIN MABUK, NYAWA DAN CINTA, dan GUBAHAN CINTA. Selain itu, katanya, juga telah mengeluarkan satu album berbahasa Turki.