Home � � Mereka Ditembaki Saat Shalat Isya

Mereka Ditembaki Saat Shalat Isya

Ketika perhatian kita tertuju pada kampanye calon presiden, melodrama
Manohara dan Prita Mulyasari, maka simaklah kebiadaban terhadap Melayu
Muslim di selatan Thailand ini: Sebanyak 50 jamaah masjid Narathiwat
ditembak saat shalat Isya, Senin (8/6) malam. Sebelas orang tewas, 12
lainnya luka berat dan kini kritis.

Kantor berita *AFP*, yang dikutip *Antara* melaporkan, sejumlah orang
bersenjata masuk menyerbu melalui pintu belakang dan pintu samping masjid di
Distrik Choi-ai-rong. Mereka melepaskan tembakan membabi-buta kepada jamaah
yang sedang khusuk shalat Isya. Jamaah berjatuhan. Darah menggenangi masjid
suci itu.

Serangan biadab ini memperpanjang deret kematian di wilayah Melayu tersebut
sejak penyerangan terburuk lima tahun lalu. Diperkirakan korban lebih dari
3.700 orang. Namun, pemerintah dan militer Thailand justru menuduh kelompok
Muslim. Menurut juru bicara militer, Kolonel Parinya Chaidilok, penembakan
di masjid untuk memberi kesan bahwa penyerangan dilakukan militer Thailand.

Penyerangan di masjid ini, tiga hari setelah PM Abhisit Vejjajiva membahas
strategi pemerintah menghadapi situasi selatan Thailand ini. April lalu,
Abhisit memperpanjang keadaan darurat sejak lima tahun lalu. Pemberlakuan
keadaan darurat ini dikritik kelompok-kelompok HAM karena memberi wewenang
militer melakukan pelanggaran HAM terhadap warga sipil.

Kebiadaban terus berlangsung terhadap etnis Melayu Muslim di wilayah selatan
Thailand ini. Pada 2004 lalu, juga di Narathiwat, umat Islam yang sedang
puasa Ramadhan ditangkap, diikat, dan ditumpuk dalam truk oleh aparat
keamanan. Mereka lemas. Pemerintah menyebutkan 84 orang tewas. Namun,
pemantau independen menyebutkan, lebih dari 175 orang tewas mengenaskan.
April tahun itu juga, aparat keamanan menyerbu masjid di Pattani, 32 orang
tewas.

Penduduk Provinsi Narathiwat, Yala, dan Pattani mayoritas Islam. Mereka
nelayan dan petani miskin. Sehari-hari mereka berbahasa Melayu, seperti di
Malaysia dan Indonesia. Sebelum dikuasai Thailand (dahulu Siam), wilayah
selatan ini adalah kerajaan-kerajaan Melayu. Pada 1785, Kerajaan Islam
Pattani Darussalam--yang pernah menjadi kerajaan Islam termasyhur di Asia
Tenggara--diserang Thailand. Sultan Muhammad tewas dalam pertempuran
mempertahankan hak dan kedaulatan wilayahnya.

Pada 1902, Siam yang didukung Inggris, menghapuskan secara resmi sistem
pemerintahan kesultanan tanpa persetujuan rakyat Melayu. Sejak itu, hak-hak
mereka dihilangkan. Tokoh-tokoh Melayu memperjuangkan haknya, namun mereka
dibunuh dan dipenjarakan. Masjid-masjid dibakar. Pada 1987, masjid Kerisek
yang bersejarah, dibakar tentara Thailand.

Tidak sampai di situ. Bahasa Melayu secara perlahan dihapuskan. Warga
diwajibkan hanya menggunakan bahasa Thai. Di sekolah-sekolah--yang mayoritas
pelajar Islam--tidak ada pelajaran agama. Pemerintah Thai menolak mengakui
bahasa, budaya, dan agama penduduk yang berjumlah lebih dari 5 juta jiwa
itu.

Januari 2009 lalu, Amnesti Internasional (AI) melaporkan berbagai kasus
penganiayaan sistematis pasukan Thailand terhadap warga Melayu Muslim. AI
menemukan 34 kasus penganiayaan. Kasus itu, antara lain, warga dikubur dalam
tanah hingga batas leher, disiksa dengan arus listrik, serta mata dan bagian
tubuh mereka ditusuk. Beberapa orang tewas dalam penyiksaan brutal tersebut.

Pasukan Thailand juga, menurut AI, mendirikan pusat-pusat tahanan. Di sini,
para tahanan tidak diizinkan bertemu dengan penasihat hukum dan keluarga.
Terhadap hal ini, AI mendesak Pemerintah Thailand segera menutup semua pusat
tahanan tersebut dan memberi izin penasihat hukum dan anggota keluarga
bertemu.

Indonesia dan Malaysia telah berupaya mencari penyelesaian, namun Pemerintah
Thailand terkesan tidak serius menyelesaikan konflik berdarah ini.
Perwakilan Melayu yang diundang Pemerintah Indonesia untuk membahas
penyelesaian kekerasan ini, tidak diakui Deplu Thailand.

Darah terus mengalir dari tubuh-tubuh saudara kita di selatan Thailand.
Mereka tidak berdaya menghadapi senjata dan kebengisan. Mereka roboh dan
tewas untuk mendapatkan haknya. Kita memang harus memberi perhatian pada
Palestina, namun pembantaian di Thailand selatan ini tak boleh dibiarkan:
Saudara-saudara kita itu terkulai tak berdaya, berlumur darah, tepat di
hadapan kita...

Tags:

0 comments to "Mereka Ditembaki Saat Shalat Isya"

Leave a comment