Ketika Washington memutuskan untuk memperpanjang sanksinya pada Suriah dengan tuduhan merusak stabilitas Libanon, Hizbullah menuduh administrasi Obama telah 'campur tangan' didalam urusan Beirut.
"Hizbullah juga melihat pembaruan sanksi merupakan tindakan yang sangat agresif dan kelanjutan dari logika kesombongan imperialisme," pernyataan yang dikelaurkan oleh Muqawamah pada hari Sabtu.
Sanksi yang pertama kali dijatuhkan pada 1 Agustus 2007 oleh mantan Presiden AS George W. Bush, dengan meng-es-kan aset di Suriah dari individu-individu yang dituduh merongrong kedaulatan Libanon.
Hizbullah mengatakan bahwa administrasi Presiden AS Barack Obama telah ikut jejak para pendahulunya yang menyediakan 'penutup untuk kejahatan dari musuh Israel'. Pola ini hanya memperjelas bahwa administrasi AS hanya memberikan prioritas komitmennya kepada keamanan Israel dan menutupi kejahatannya.
"Keputusan ini merupakan upaya ulangan yang sengaja dijalankan untuk menutupi ancaman dan pendudukan Israel dengan krisis Libanon," Pernyataan yang mengatakan "Obama masih tetap mengadopsi pendekatan " unggul " mantan administrasi penguasa AS dengan mengganggu urusan internal Libanon dengan menyolok," tambahnya.
"Tampaknya administrasi AS telah mengalami kegagalan memaksakan dan menyuruh Arab menyerah serta memberikan haknya sehingga mendorong untuk mengambil keputusan seperti itu," Hizbullah mengingatkan, dengan klaim "keterbukaan" hanyalah sebuah trik yang digunakan oleh administrasi AS untuk menjalankan skema berbahaya.
Hizbollah menyimpulkan pernytaannya dengan peringatan bahwa taruhan atas penerimaan satu keputusan akan mengakibatkan kehilangan banyak hukum dan hak yang sakral. Oleh karena itu, Hizbullah menyatakan bahwa waktu bagi Arab untuk bangkit dan mengambil ketetapan yang sesuai telah datang "ketika administrasi Amerika Serikat sedang melakukan presentasi tambahan sebagai bukti dari komitmen mereka kepada kepentingan Zionist."
Dalam pernyataan lain, Hezbollah mengutuk ledakan yang menargetkan warga Irak yang sedang shalat. Muqawamah berkata bahwa " pembunuhan kolektif " merupakan " terorisme buta " yang berusaha untuk menimbulkan hasutan di Irak, dengan kontribusinya untuk memfasilitasikan pencapaian tujuan penjajahan AS. [IslamTime/R]
0 comments to "Hizbullah: AS 'Campur Tangan' Urusan Libanon"