Home � MISI PERSATUAN, bisakah Islam bersatu???

MISI PERSATUAN, bisakah Islam bersatu???




Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi kedua, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka, “Suluh” adalah sesuatu yang dipakai untuk menerangi (biasa dibuat dari daun kelapa yang kering atau dammar). Makna lain adalah obor.
Jadi maksud “suluh” dalam misi persatuan ini adalah media penyuluh, pemberi penerangan ; petunjuk jalan bagi siapa saja yang menyimpang atau menyalahi aturan-aturan syariat Islam sebenarnya, seperti mengumpat, mencerca, mencaci, mengadu domba, dan selainnya itu dari sifat-sifat yang tidak terpuji.
Harapan kami, semoga pembaca budiman beroleh hidayah dan petunjuk Allah Swt yang pada gilirannya sadar akan perlunya mewujudkan suasana dan kondisi damai, bahagia, dan sejahtera sekaligus membina dan membangun kerukunan, persaudaraan, serta persahabatan sesame umat Islam dari beberapa unsure aliran atau mazhab. Demikan itu sesuai dengan doa yang selalu dipanjatkan oleh seluruh lapisan Muslim dunia :
“Ya Tuhan kami, karuniailah kami kebaikan dunia dan kebaikan akhera, serta selamatkan kami dari siksa neraka. (QS.2:201)








Firman Allah Swt : “ Wama arsalnaka illa rahmatan lil’alamin”
“Kami tidak mengutus kamu (wahai Muhammad) melainkan untuk menebarkan rahmat bagi seluruh alam” (QS. Al Anbiya/21:107)

Salam sejahtera atas utusan Allah yang melahirkan kebenaran (haq), pembawa risalah Tauhid, kesucian, keadilan dan penebar rahmat bagi seluruh alam.
Semoga Allah ‘Azza wa Jalla memberkati dunia Islam atas setiap pemeluknya dimanapun mereka berada.
Semoga Allah Ta’ala memberkati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw yang merupakan permulaan bagi kebebasan kaum Muwahhidin (yang mengesakan Allah Swt) dan perintis penyelamat kaum Mustadh’afin (kaum tertindas) dari cengkraman kaum Mustakbirin (kaum arogansi dan sombong) penumpah darah.
Semoga Allah Swt memberkati peringatan hari kelahiran Nabi Saw yang menyeru kepada persatuan dan pendiri “Ummat Islam yang Satu” yang digaungkan seruan Samawi: “ Berpegang teguhlah kalian dengan tali (agama) Allah dan jangan bercerai-berailah.”
“Wahai hamba Allah, bangkitlah dan bernaunglah dibawah kibaran panji Tauhid, serta hancurkan kesewenang-wenangan kaum Musyrikin.

Ya Allah, lapangkanlah dada segenap Muslim, agar mereka dapat menerima kebenaran yang terang benderang ini. Bersihkan lah dada mereka dari segala kedengkian dan permusuhan yang merusak kehidupan berkeluarga Ummat Muhammad Saw.
Wahai sisa-sisa umat yang baik, penjunjung kebenaran dengan penuh tawakkal, tetap bersabarlah dalam menggenggam kebenaran. Jangan sampai Anda beriman dipagi hari, kafir disore harinya; atau beriman di sore hari, kemudian kafir dipagi harinya, seperti yang disabdakan oleh Rasul Mulia Saw.

Wahai saudara ku, selam Anda membaca tulisan ini, sungguh tidak dimaksudkan untuk menyerang individu atau satu golongan tertentu, tetapi hanya sekedar pengingat dan penyuluh yang barangkali diantara kitabelum menyadari gerak-gerik musuh Islam, dan orang-orang yang bekerjasama dengan musuh Islam yang cenderung mengkhianati prinsip-prinsip Islam dan senantiasa bersekongkol untuk melenyapkan Agama Allah dari bumi ini. Lebih dari itu mereka telah menjajah negeri-negeri Islam, menguras sumber alamnya, dan memperbudak serta memeras penduduknya.

Perli kita sadari bahwa perselisihan antar Mazhab merupakan masalah sensitive yang mudah menimbulkan bencana, perpecahan dan perselisihan didalam tubuh ummat Islam. Dalam hal ini Organisasi Zionis Internasional berkepentingan untuk melestarikan perselisihan ini, sehingga mereka dapat menguasai Negara-negara Islam.

Atas dasar kefanatikan terhadap salah satu mazhab tertentu, dapat digolongkan orang-orang yang sibuk berdebat dalam masalah ini menjadi dua , yaitu :
a. Orang-orang Islam yang lalai dan tak mengetahui persoalan didalam tubuh umat Islam dan perkembangan gerak maju musuh-musuh Islam. Mereka tidak perduli terhadap kepedihan, penderitaan dan penekanan yang dialami oleh kaum Muslim diberbagai penjuru dunia, barat maupun timur.
b. Orang-orang yang mengejar keuntungan pribadi, memburu status, kedudukan dan uang yang tidak menghiraukan akibat buruk yang bakal menimpa dirinya dan saudaranya seagama karena tulisan, khotbah, statement yang ia sebarkan.

Rasulullah Saw bersabda : “Siapa yang mengaku dirinya seorang Muslim dan tidak perduli kepada urusan dan hajat saudaranya yang Muslim, maka ia bukan termasuk golongan mereka.”

Agama Islam Menurut wataknya adalah Menyatukan dan bukan memecah-belah.

Kita semua sebagai Muslimin memiliki Nabi yang satu, yaitu junjungan kita Muhammad bin Abdillah (Saw).
Kita juga memliki kitab yang satu, yaitu Al-Qur;an yang agung yang tidak dimasuki oleh kebatilan dari arah mana saja.
Kita pun mempunyi kiblat yang satu, yaitu Ka’bah yang digungkan di Mekkah Al Mukarramah. Setiap sehari semalam lima kali kita menghadap kearahnya ketika kita menunaikan sholat fardhu dan sholat-sholat yang lain serta dalam setiap kesempatan.
Kita juga berhaji kesana setiap tahun. Menghadapnya kita kesana merupakan isyarat dari Tuhan kita atas perintahnya kepada kaum muslimin agar tujuan kita selamanya satu, sehingga kita tidak menyimpang dan tidak pula berselisih.
Karena itu Rasulullah Saw bersabda, “ Siapa yang melakukan sholat sepereti sholat kami, menghadap kiblat, dan memakan sembelihan kam, maka orang itu adalah Muslim yang memiliki jaminan Allah dan jaminan Rasul Nya. Maka janganlah kalian melanggar Allah pada jaminan-Nya.”[Diriwayatkan oleh al Bukhari dan an Nasa’i].

Muslimin juga bersepakat mengenai segala sesuatu yang telah diketahui dengan pasti dari ajaran agama, baik berupa perintah-perintah maupun larangan-larangan. Dengan demikian tidak ada pertentangan diantara mazhab-mazhab dan firqah-firqah Islam dalam prinsip-prinsip ini dan tidak juga ada pertentangan dalam masalah-masalah pokok agama mereka yang merupakan tempat mereka kembali kepadanya sebagaimana yang telah kami kemukakan.

Dan setelah itu semua , kita perlu mengetahui lebih jauh bahwa didalam dunia Islam ada 2 kelompok besar yang dikenal dengan :
(1) Sunni ( Ahlus Sunnah wal jama’ah) dan
(2) Syi’ah ( Syi’ah Imamiyyah Itsna ‘Atsariyyah)

Masing-masing kelompok ini memilik ulama-ulama besar yang telah menyusun dan menulis hadis hadis Nabi Saw sesuai dengan syrat-syarat yang mereka tetapkan sebagai hadis Nabi Saw yang Shahih dan bukan Shahih..
Berikut ini penjelasannya :

PENCATAT HADIS

1) Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Hanafi, Maliki, Syafi’I dan Hambali) memliki beberapa buku Hadis sebagai rujukan dalam penulisan karya-karya ulamanya, diantaranya:
Al-Muwaththa’, karya: malik bin Anas Al-Ashbahi (w.th.179 h) beliau adalah Imam Mazhab Maliki. Banyak sekali ulamanya yang mengomentari Kitab tersebut.
Al-Musnad, karya: Ahmad bin Muhammad bin Hambal (w.th.241 h). Beliau adalah Imam Mazhab Hambali.
Shahih al-Bukhari, karya: Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Al-Bukhari(w.th.256 h).
Shahih Muslim, karya Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairi (w.th.261 h)
Selain dari deretan kitab hadis tersebut, juga tersebar kitab-kitab dikalangan Ahlus Sunnah diantaranya :

Al-Mustadrak, karya: Muhammad bin Abdillah An-Nisaburi(w.th.405 h), terdiri beberapa jilid.
Al-Sunan Al-Kubra, karya: Ahmad bin Al-Husain bin Ali Al-Baihaqi (w.th.458 h)
Kanzul ‘Ummal, karya ‘Ala ‘uddin Ali bin Hisam ad-Din, dikenal dengan Al-Muttaqi Al-Hindi (w.th.975 h), terdiri beberapa jilid.

Ada beberapa kitab karya ulama mereka yang hingga kini masih tersimpan di perpustakaan di dunia Islam , bahkan dijadikan acuan dan rujukan sebagai penulisan karya ilmiah keagamaan, diantaranya :

Nailul Awthar fi Syarh Muntaqi al-Akhbar min Ahadits Sayyidil Akhyar, karya: Muhammad binAli bin Muhammad Al-Syaukani (w.th.1255 h).
Da’aimul Islam fil Halali wal Haram, karya: Abu Hanifah,An-Nu’man bin Muhammad bin Manshur bin Hiwan Al-Maghribi (w.th.363 h). Beliau adalah ulama bermazhab Isma’iliyyah.
Al-Mahalli, karya: Ibn Hazm Ali bin Ahmad bin Said bin Hazm Al-Dhahiri (w.th.456 h). Beliau adalah bermazhab Dhahiri. Dan selainnya itu.



2) Syi’ah Imamiyyah Itsna ‘Asyariyyah (kelompok Islam yang meyakini memiliki 12 Imam) mempunyai juga kitab-kitab seperti Sunni yang kini masih dicetak ulang dan tersimpan diberbagai perpustakaan Dunia Islam, Yaitu :

Al-Kafi, terdiri beberapa jilid , karya: Muhammad Ya’qub bin Ishaq Al-Kulayni (w.th.329 h). Beliau telah menukil hadis-hadis dari jalur Ahlul Bait as sebanyak 16.099 hadis.
Man La Yahdhuru al –Faqih, terdiri beberapa jilid karya:Muhammad bin ali bin Babawaih Al-Qummi(w.th.381 h). Beliau menukil hadis-hadis yang sanadnya dari jalur Ahlul Bait as sebanyak 9.044 hadis Al-Ahkam dan Al-Sunan.
Tahdzib Al-Ahkam, terdiri beberapa jilid, karya: Muhammad bin Al Hasan bin Ali al Thusi (w.th.460 h). Beliau telah menukil hadis-hadis yang sanadnya dari jalur Ahlul Bait as sebanyak 13.590 hadis. Kemudian membaginya atas 393 bab.
Al-Istibshar fi Ahadits al-Ahkam terdiri beberapa jilid, karya: Abu Ja’far al Thusi (w.th.???). Beliau telah menukil hadis-hadis yang sanadnya dari jalur Ahlul Bait as sebanyak 5.551 hadis, terbagi atas beberapa bab Fiqih, ibadat dan muamalat.

Kemudian setelah abad ke -10 hijriyah , datang berikutnya ulama Imamiyyah. Mereka adalah ahli hadis yang mengutip dari ulama sebelumnyayang jalurnya juga dari Ahlul Bait as dan membukukannya. Adapun sebagai buku rujukan penting dalam ilmu Hadis , yaitu :

Biharul Anwar fil Ahadits al-Marwiyyah ‘anin Nabi wal Aimmah min Alihil Ath-har, karya Muhammad Baqir bin Muhammad bin Maqshud ali al-Majlisi(w.th.1110h), terdiri dari 26 jilid (96 jilid).
Al-Wafi karya Muhammad bin Murtadha bin Mahmud, dikenal dengan nama Al-Faidh Muhsin Al-Kasyani, terdiri dari 14 juz. Didalamnya meliputi Al-Ushul, Al-Furu, Al-Sunan dan Al Ahkam.
Wasa’ilusy Syiah ila Tahshi Ahadits asy-Syari’ah karya Muhammad bin Al Hasan bin Ali bin Al Husain, makrufnya dikenal dengan Al-Hurr al-‘Amuli Al-Musyghiri (w.th.1104h), terdiri dari beberapa jilid.
Mustadrak Wasa’il asy-Syi’ah karya al Husain bin Muhammad An Nuri(w.th.1320h), terdiri dari beberapa jilid.




Setelah memperhatikan hal-hal diatas , tentunya dalam mengkaji wawasan ke Islaman kita harus bersandarkan pada Kitab Allah ( Al Qur’an al Karim), As Sunnah (hadis) dan akal nalar.

Sudah tentu, selama pemaparan ilmu-ilmu keagamaan dimajlis manapun, masing-masing kita boleh bersandarkan pada ayat Al Qur’an yang menyatakan :

“Katakanlah, Tunjukkanlah bukti kebenaran mu, jika kamu memang orang-orang yang benar.” QS.An Naml(27):64
“Mereka tidak lain hanya lah mengikuti dugaan-dugaan dan apa yang diingini oleh hawa nafsunya” QS An Najm(53):23
“Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan, sedangkan sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaidah sedikitpun terhadap kebenaran.” QS.An Najm(53):28

Oleh karena itu dengan maraknya aliran dan beragamnya pemikiran Islam , tentu kita tidak diperbolehkan saling mencerca atau menyalahkan, bahkan Na’udzu billah, sampai mengkafirkan atau menghukumi bahwa kelompok aliran anu alirannya sesat, atau kecaman dan tuduhan negative apapun. Mari kita saling menghormati dan berbelas kasih diantara kita yang segama dengan menengok keayat Al Qur’an yang menegor dan memerintahkan kita agar selalu memelihara persatuan dan kesatuan sesama Muslim:
“ Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.” QS. Al Imran (3):103
“ … dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai berai dan berselisih sesudah dating keterangan-keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.” QS. Al Imran(3):105
“ Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.” QS. Al Hujurat(49):10
“ Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawab mu (wahai Muhammad) terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanya lah berpulang kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahu mereka apa yang telah mereka perbuat.” QS.Al An’am(6):159
Dan masih banyak lagi ayat-ayat Al Qur’an yang seperti itu.

Rasulullah Saw bersabda: “Kamu tidak akan masuk sorga sebelum kamu benar-benar beriman. Dan kamu tidak benar-benar beriman, sebelum kamu saling berkasih sayang. Maukah kamu saya tunjuki sesuatu jika kamu mengamalkannya, niscaya akan timbul kasih sayang diantara sesamamu??? Sebarkanlah salam diantara kamu !!!!!!”

“Seseorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Tidak boleh ia menganiayanya dan tidak pula membiarkannya dianiaya. Barangsiapa mengurusi hajat saudaranya, sesame muslim, Niscaya Allah akan memenuhi hajatnya sendiri. Dan barangsiapa membebaskan beban penderitaan seorang muslim, maka Allah akan membebaskan penderitaannya di hari kiamat kelak. Dan barangsiapa yang menutupi aib seorang mukmin, maka Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat.
Demikian lah , sungguh amat banyak hadis shahih tentang hal persatuan dan persaudaraan antara sesama muslim. Jika saja kita mau menelaah hadis-hadis yang dirawikan melalui kedua kelompok (Sunnah dan Syi’ah), niscaya terbitlah kebenaran bagaikan fajar menyingsing dihadapan kita. Dan kiranya hal ini cukup bagi siapa saja yang beroleh hidayah Allah Swt.

Harapan kami kiranya maksud dan tujuan seperti yang telah kami utarakan diatas dapat tercapai serta mmerupakan tabungan kami di akherat nanti.


“Tuhan kami ! Kami telah mendengar penyeru yang menyeru kepada keimanan, Hendaklah kamu beriman kepada Tuhanmu, maka kami beriman. Tuhan kami! Ampunilah kami atas dosa-dosa kami, hapuskanlah keburukan-keburukan kami dari diri kami dan wafatkanlah kami bersama. QS. Al Imran: 193


PERSATUAN UMAT ISLAM

Sepanjang sejarah banyak tokoh, ulama dan cendikiawan Syiah dan Sunni yang menjelaskan kitab Nahjul Balaghah. Contohnya pada era modern ini adalah buku penjelasan Nahjul Balaghah karya Syeikh Muhammad Abduh. Ini menunjukkan bahwa Nahjul Balaghah adalah kitab seluruh umat Islam.
Poin kedua adalah poin yang sangat penting yaitu masalah kekompakkan ummat Islam.
Perselisihan antara penganut kedua mazhab akibat fanatisme adalh hal yang biasa. Hal ini tidak hanya terjadi pada kelompok Syi’ah dan Sunni saja. Bahkan fenomena ini juga terjadi didalam tubuh Syi’ah dan Sunni sendiri. Jika kita merujuk pada sejarah , kita akan menemukan perselisihan antara kelompok fiqih dan ushul Sunni misalnya antara As’ariah dan Mu’tazilah atau antar Hambali, Hanafi dan Syafi’i. Perbedaan pendapat ini juga terjadi antara kelompok-kelompok Syi’ah.. Perselisihan itu menjadi sangat sensitive dan berbahaya jika sampai kemasyarakat awam. Para Ulama dan cendikiawan akan menyelesaikan perselisihan antara mereka dengan berargumentasi atau berdialog. Namun ketika perselisihan terjadi dimasyarakat awam, maka senjata yang akan digunakan adalah fanatisme dan kekerasan. Ini sangat Berbahaya.

Sejak dulu orang-orang mukmin dan pihak yang memliki I’tikad baik selalu berusaha mencegah perselisihan itu agar tak samapai kemasyarakat awam sehingga menimbulkan bentrokan. Tetapi pada era kini, ada factor lain yang menyusup kemedan perselisihan antar mazhab Islam, yaitu kolonialisme. Saya tidak ingin mengatakan bahwa perselisihan antara Syi’ah dan Sunni bermula dari aksi pihak-pihak colonial. Karena pada dasarnya perselisihan itu muncul akibat fanatisme, kebodohan, penyelewengan dan lain-lain.. Hanya saja kaum kolonial memanfaatkan factor-faktor itu untuk mempertajam friksi(perbedaan) tersebut.

Anda semua para pembaca dapat menyaksikan bahwa para tokoh penentang kolonialis, sangat menekankan masalah persatuan Ummat Islam. Karena hal tersebut menjadi momok yang sangat besar bagi bangsa penjajah/kolonialisme.
Faktor inilah yang memaksa pihak musuh terus mereaksinya . Kita harus berhati-hati agar musuh tidak memanfaatkan titik kelemahan dunia Islam , yaitu Perpecahan, sebagai senjata mereka untuk menghancurkan dunia Islam. Saya ingin mengatakan satu hal bahwa dalam urusan propaganda dan perpecahan, Inggris adalah Negara yang paling handal diantara seluruh bangsa colonial lainnya. Mereka telah mempelajari seluk beluk kehidupan di Turki,Iran, dinegara-negara Arab dan anak benua India. Dengan demikian mereka mengetahui trik-trik yang paling jitu untuk mengadu domba kelompok Sunni dan Syi’ah. Mereka sangat professional dalam hal ini.

Saat ini mereka ingin mewujudkan front konfrontasi antara kelompok Syiah dan Sunni Irak. Hal yang sama juga tengah diupayakan di Pakistan, Afghanistan, Iran dan dimanapun juga. Bahkan saya mendapatkan informasi bahwa mereka telah mengirimkan orang-orang bayaran mereka ke Libanon untuk menyulut konflik antara Syi’ah dan Sunni. Pihak yang menyulut konflik tersebut bukanlah dari kelompok Sunni maupun Syi’ah. Bahkan mereka sama sekali tidak meyakini kesucian ajaran Syi’ah dan Sunni.
( berbagai sumber )

0 comments to "MISI PERSATUAN, bisakah Islam bersatu???"

Leave a comment