Home , , � Nasihat Ahmad Deedat tentang Persatuan Islam

Nasihat Ahmad Deedat tentang Persatuan Islam





Syaikh Ahmad Hoosen Deedat

Mendengarkan Pidato: Click di sini

Pidato ini disampaikan oleh Almarhum Syaikh Ahmad Deedat, dikenal sebagai ulama Ahlus Sunnah dari Afrika Selatan yang telah melakukan perjalanannya ke Republik Islam Iran pada tanggal 3 Maret 1982

Pendahuluan
Dalam Al-Quran Suci, Allah SWT berfirman: Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang benar untuk diunggulkan atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai (QS. At-Taubah : 33), walaupun Amerika Serikat, Russia dan seluruh adi daya tidak menyukainya. Janji Allah tidak bergantung oleh kekuatan para adi daya. Dalam pengertian luas, pergerakan Islam menjangkau seluruh umat. Dalam pengertian sempit, pergerakan Islam merepresentasikan bagian dari umat yang paling cepat dalam perjuangannya dalam menjadikan Islam sebagai jalan hidup.

Beberapa tahun yang lalu tidak ada yang menyadari seorang pemimpin tunggal dalam pergerakan Islam. Hal itu menjadi pemandangan negatif yang menutupi wajah umat sebagai pergerakan sejarah menuju dekade akhir abad ke-14 Hijriah. Namun dunia tidak menyadari pergerakan Islam di Iran. Iran di bawah eks-Shah telah mencederai Islam. Iran berada dalam posisi lemah. Kita adalah Sunni dan ketidaksadaran kita pada masa itu sangat jelas, dan seketika revolusi Islam di Iran menjadi headline pada awal tahun 1978.


Bagian terbesar umat Islam yang menyebut diri mereka Sunni juga terlihat tidak menyadarinya. Propaganda Shah adalah dengan menyalahkan ulama Islam. Media Barat dan media Islam yang dimanipulasi Barat, serta rezim di negara-negara Islam menganggap kejadian di Iran sebagai hal kecil. Kita semua terlambat dalam menyadari realita yang baru di Iran. Di sana telah ada usaha yang sistematis untuk menodai Islam Iran. Media Barat dengan sengaja memberitakan kabar palsu tentang kejadian Revolusi Islam yang dipimpin Ayatullah Khomeini, pendiri dan pemimpin Republik Islam Iran.

Kampanye dalam menyerang Iran bukanlah hal baru. Dari awal, kepentingan pribadi telah membawa kepada kampanye tiada akhir dalam melawan Revolusi Islam Iran. Tamu pembicara kita malam ini, Syaikh Ahmad Deedat yang merupakan ulama terkemuka Islam, yang tidak perlu diperkenalkan lagi, baru saja kembali dari perjalanannya ke Iran, akan menceritakan kepada kita perjalanan pertamanya ke Iran. Saya panggilkan Syaikh Ahmad Deedat untuk berbicara kepada kalian. (Tepuk tangan).

Syaikh Ahmad Deedat

Aku berlindung dari godaan setan yang terkutuk. Dengan Nama Allah Maha Pengasih Maha Penyayang. Al-Quran yang suci menyebutkan: Dan jika kamu berpaling (dari Islam dan ketaatan kepada Allah), Dia akan menggantikan kamu dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (QS. Muhammad : 38).

Bapak Pemimpin dan saudara-saudara,
Ketika kita melihat dengan ragu keajaiban dari sebuah negara yang terlahir kembali. Keputusan Allah yang tidak dapat ditawar telah menemukan buktinya dalam kebangkitan dan keruntuhan sebuah bangsa yang disebutkan dalam ayat yang saya baca kepada Anda dari surah Muhammad. Bagian akhir dari ayat tersebut mengingatkan kita dan memperingatkan kita bahwa jika kalian berbalik dari kewajiban dan tanggung jawab, maka Dia akan menggantikan kalian dengan kaum/bangsa yang lain.

Pribahasa Urdu menggunakan kalimat indah ini ketika menggambarkan beberapa musibah yang terjadi di sebuah komunitas ketika berbicara tentang sebuah negara yang dapat menggantikan mereka. Sebenarnya ini adalah bahasa Quran. Dan ini benar-benar terjadi melalui sejarah yang berulang. Pertama Allah SWT memilih Yahudi Bani Israil sebagaimana yang Ia katakan dalam Quran Suci: Wahai Bani Israil, ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu dan Aku telah melebihkan kamu dari semua umat yang lain di alam ini (QS. Al-Baqarah : 47).

Dengan kemuliaan itu seharusnya mereka menjadi pembawa obor pengetahuan Tuhan untuk dunia. Ini merupakan kehormatan, ini merupakan hak istimewa dan ini merupakan yang pertama bagi kaum Yahudi. Tapi karena mereka tidak mematuhi kewajiban, seorang Yahudi di antara Yahudi pengikut Nabi Isa AS sebagaimana direkam di kitab Kristiani mengatakan kepada mereka: “Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.” (Bibel, Mattius 21: 43). Dan bangsa itu, yang akan bangkit adalah umat Islam. Hal itu diambil dari bangsa Yahudi dan diberikan kepada umat Islam.

Umat Islam kemudian, di antara mereka yang pertamanya adalah bangsa Arab, yang diberikan oleh Allah hak istimewa sebagai pembawa obor cahaya dan pengetahuan untuk dunia, namun karena mereka bersantai dan gagal membawa hasil, Allah mengganti mereka dengan bangsa lain. Dalam sejarah, kita mengingat orang Turki dan Mongol menghancurkan kerajaan Islam dan ketika mereka menerima Islam, mereka menjadi pembawa obor cahaya dan pengetahuan bagi dunia.

Sebagaimana Iqbal menggambarkan situasi ini dengan indah, “Wahai kalian orang Muslim, kalian tidak akan binasa jika Iran atau Arab binasa, bahwa kekuatan anggur tidak bergantung kemurnian botolnya. Botolnya adalah bangsa kita. Batasan kita dan kekuatan Islam tidak bergantung pada batasan geografi atau bangsa.” Inilah yang Allah kehendaki lagi, Dia memilih Yahudi lalu memilih Arab dan ketika mereka menjadi lemah, Dia memilih Turki dan ketika mereka menjadi lemah bangsa lain… dan seterusnya merupakan proses berlanjut.

Jika kalian tidak mengerjakan kewajiban, Allah SWT akan memilih bangsa lain yang ingin. Di dunia saat ini ada ratusan juta lebih umat Muslim. Miliaran kalau kita ingin bangga! 90 persen dari satu miliar merupakan Sunni. Kita telah berhenti memberikan kebaikan maka Allah memilih sebuah bangsa yang kita anggap remeh. Bangsa Iran! Orang Syiah! Sejarah buruk menimpa saudara seiman kita di Iran di mana Shah menjadi raja… dan nama dia kebetulan saja Muhammad. Bayangkan, orang ini kebetulan bernama Muhammad dan dia bukan orang beriman. Sulit bagi kita untuk membayangkannya saat ini, tapi sekali saja pergi ke negara itu, mencari hingga detail dan lihat apa yang sedang terjadi.

Orang Iran ini yang terlihat seperti shah (raja) sebenarnya hanyalah orang asing. Jika Hitler menaklukan bangsa ini dan menyerang mereka, kita dapat memahami. Jika Russia menaklukan rakyat itu, kita dapat mengerti. Tapi di sana ada orang Iran, berbahasa Persia, yang namanya adalah Muhammad. Tapi, lihatlah ke arah mana ia membungkuk. 16 tahun dia melarang shalat Jumat. 16 tahun! Kita telah menyamakan Iran dengan Shah dan Shah dengan Iran. Bagi kita mereka adalah istilah yang sama. Tapi jika Anda melihat lebih jauh, kita tahu bahwa Shah dan rakyat Iran terpisah. Mereka dalam realitasnya bagaikan orang asing satu sama lain.

Sekarang tentang kunjungan dan kesan saya terhadap Iran. Saya mulai dengan tempat di mana saya merasakan keharuman persaudaraan rakyat Iran pertama kali terhadap kami. Kebetulan ini terjadi di Roma. Pertama saya yang merasakan dan kemudian beberapa teman saya merasakannya pula di bandara udara Roma. Kami sedang menunggu pesawat, dan kami mendapat sejumlah masalah dengan visa dan salah seorang dari kami bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah ini. Kemudian dia menuju kantor Iran Air dan mengatakan masalahnya kepada wanita muda yang mengenakan pakaian Islam lengkap dan tertutup. Sangat indah dengan melihatnya… yang saya maksud adalah ketika Anda melihat orang-orang dengan pakaian seperti itu mereka adalah orang-orang yang cantik. Jadi di sana ada seorang wanita dan kalian harus melihat bagaimana dia menangani masalah tersebut. Seseorang datang kepada kami dan mengatakan, “Tuan, jika Anda ingin melihat muslimah Iran yang sesungguhnya maka datanglah (ke Iran).” Saya dan beberapa orang pun pergi dan kami melihatnya. Itu adalah aroma pertama yang kami rasakan dari masyarakat Iran di Roma.

Ketika kami mendarat di Iran, kami memilih hotel bintang lima yang dahulu sebelum Revolusi di kenal sebagai Hotel Hilton tapi sekarang bernama Hotel Istiqlal. Kemudian kami berkeliling tempat-tempat menarik dan saya akan menceritakan kepada Anda beberapa hal yang kami lihat dan saya akan menggambarkan perasaan kami.

Jika saya mengingat dengan benar, tempat pertama yang kami datangi adalah pemakaman Behesht Zahra. Behesht berarti “surga” dalam bahasa Persia dan Zahra adalah gelar dari Fathimah Az-Zahra (AS) yang merupakan puteri Nabi Muhammad (SAW). Zahra berarti cahaya. Jadi tempat ini disebut Surga yang Bercahaya.

Sebelum tiba di Iran, saya pernah membaca tentang pemakaman Behesht Zahra. Saya ingat ketika Imam Khomeini tiba di Teheran beliau berkunjung ke pemakaman. Saya berpikir, kenapa dia pergi ke pemakaman? Untuk berdoa? Ya! Untuk orang yang meninggal? Ya! Ketika Anda memikirkan pemakaman di sini, Afrika Selatan, Anda berpikir tentang jalan Brook dan Riverside. Anda tidak bisa membayangkan bahwa pemakaman ini luasnya berkilo-kilo. Anda tidak bisa membayangkannya. Ini adalah tanah terbuka di mana satu atau dua juta orang bisa ditampung. Orang berkumpul di sini karena ini adalah tempat termudah untuk meluapkan emosi dan beban spiritual karena di sana Anda memiliki syuhada. Ada 70.000 lebih syuhada dalam peristiwa Revolusi dan 100.000 luka-luka. Masyarakat tidak bersenjata dengan slogan “Allahu Akbar” sebagai senjata mereka telah menghancurkan kekuatan militer terbesar di Timur Tengah. Jadi kami pergi ke pemakaman ini dan terdapat lebih dari satu juta orang di sana. Laki-laki, perempuan dan anak-anak termasuk kami benar-benar terinspirasi oleh antusiasme dan perasaan saudara-saudari kami di sana.

Saat itu pertengahan musim dingin, dan lelaki perempuan dan anak-anak duduk di tanah yang dingin selama berjam-jam. Pertengahan musim dingin di bawah tanpa karpet atau kursi! Sebuah bangsa yang dapat menahan disiplin itu berjam-jam, dan Anda hanya dapat membayangkan takdir Allah (SWT) apa yang direncakan bagi mereka. Satu atau dua hari kemudian dalam program (kunjungan) saya, saya membaca pemakaman Behesht Zahra, lagi. Pertama kali kami pergi untuk ceramah, kami melihat kuburan orang-orang membaca puisi kesedihan dan doa dan saya pikir kunjungan kedua ini akan berlebihan. Tapi kenapa harus pergi dua kali? Saya telah melihat pemakaman ini. Tapi seluruh teman saya pergi dan saya pikir kalau semua orang pergi, ini tidak akan baik bagi saya untuk tetap di hotel bersantai ketika seluruh teman saya pergi dengan bus menuju pemakaman.

Kemudian saya pergi dan saya menjadi bahagia. Kedua kalinya saya pergi itu ketika Kamis sore dan Kamis di Iran seperti Sabtu bagi kami. Puluhan ribu orang berada di pemakaman. Ini hal biasa. Seperti hari raya Ied. Puluhan ribu orang di sana, tidak lain kecuali untuk mengisi baterai spiritual mereka. Ini merupakan hal yang tidak akan terlupakan. (Kata-kata) “Putraku memberikan hidupnya bagi Islam” atau “Ayahku memberikan hidupnya untuk Islam” menunjukkan bahwa mereka memberikan hidup mereka untuk Islam. Dengan cara seperti ini, setiap Kamis merupakan suntikan spiritual dan pengingat bahwa mereka akan memberikan hidup mereka untuk Islam.

Terdapat semua balai kota yang dapat menampung 16.000 orang, dibandingkan dengan balai kota di Afrika Selatan, yaitu Good Hope Center di Capetown yang hanya 8.000 orang. Bangunan itu didirkan oleh Shah untuk menyombongkan “Mitos Aria”-nya. Dia membanggakan tidak hanya bahwa dia Shahanshah atau raja seluruh raja, tapi juga bahwa dia sebagai Aryamehr, cahaya orang-orang Aria. Inikah penyakit orang-orang Aria? Ingat bualan Hitler tentang menjadi Aria karena orang Jerman adalah orang Aria. Kemudian orang Hindu membual bahwa mereka orang Aria. Jika masyarakat saya, orang Gujarat, bukan muslim maka akan membual juga untuk menjadi Aria seperti mereka. Eks-Shah menyatakan diri sebagai cahaya orang-orang Aria dan membangun monumen ini sebagai penghormatan. Dia membangun monumen lainnya dengan menghabiskan jutaan untuk memperingati leluhurnya Cyrus Agung, seorang penyembah berhala, musyrik dan memboroskan kekayaan negara untuk kepentingannya.

Tahun 1984 dia berencana mengadakan Olimpiade di Teheren untuk lebih menyombongkan egonya. Di balai kota ini kami melihat atletik, gimnastik, dan akrobatik. Sayangnya kami, muslim Afrika Selatan seperti orang yang berwatak lemah dan membuat kami seperti itu lebih jauh lagi. Pemuda kita tidak melakukan aktivitas seperti itu. Di sana dilakukan atletik, gimnastik, akrobatik yang kita tidak lakukan. Hal seperti itu bukan untuk kami. Yang melakukan jogging, Anda tahu, anak-anak muda yang ketika saya bertemu mereka saya berjabat tangan dengan mereka dan mereka seperti orang lemah. Hampir setiap pemuda yang Anda temui di Iran terlihat seperti atlet. Mereka melakukan olah raga yang biasa dan hal itu membuat kami senang karena mereka tidak membicarakan Iran. Mereka tidak bicara tentang Iran “Kami orang Iran, kami orang Aria” justru mereka berbicara tentang Islam, Islam dan Islam. Tidak ada satu pun wanita setengah telanjang, tidak ada satu pun. Jika Shah mempunyai caranya, jika dia masih hidup dan menjalankan rencananya, akan ada wanita setengah telanjang di sana yang setiap orang bisa melihat hingga puas.

Di Iran setiap hal berhubungan dengan Islam untuk memperkuat moral masyarakat, membangkitkan ribuan pria dan wanita. Kami tergetar, kami tergetar melihat anak-anak kami, kami merasa seperti mereka anak-anak kami, saudara saudari kami sendiri, dan kami benar-benar tergetar. Kami melihat hal itu sebagai hal yang anak-anak kami juga bisa lakukan. Kemudian kami pergi melewati parade militer dengan berbagai kelompok lelaki Iran dan tidak ada kekurangan kekuatan di sana. Anda tahu, beberapa orang ingin pergi dan menolong saudara seiman kita di Iran. Alhamdulillah di sana tidak ada kekurangan kekuatan; yang mereka inginkan hanya alat dan senjata. Jika bangsa Iran memiliki senjata militer seperti yang Israel miliki, seluruh Timur Tengah akan bebas dari intervensi asing dalam sekejap. Inilah bangsa yang bisa melakukannya. Semangat ada di sana, semangat jihad ada di sana pada setiap dan seluruh pria dan wanita di negara itu. Terlihat bahwa seluruh masyarakat terlibat dalam mempromosikan Islam. Kita berbicara tentang 20 juta orang yang mampu mewujudkannya. Jika mereka memiliki senjata dan materi, setiap wanita pria dan anak-anak akan pergi dan berjihad.

Kemudian kami mengunjungi tawanan perang Irak. Sebagaimana yang Anda tahu perang ini dimulai oleh Irak dengan menyerang Iran. Seluruh negara dalam keadaan kacau. Irak merasa bahwa jika Yahudi dapat melakukannya ke bangsa Arab dalam waktu 6 hari, maka mereka bisa melakukannya kepada Iran dalam waktu 3 hari dan seluruh dunia berpikir dalam waktu satu minggu Iran akan hancur berkeping-keping. Tahukah Anda sudah berapa lama sekarang ini? Ini sudah setengah tahun dan bahkan lebih. Pada awalnya perbandingannya 20 : 1 dalam hal pasukan dan material, namun bangsa Iran membalikan posisi dan menjadikannya 1 : 3 bagi mereka. Dan mereka mampu memukul balik (Irak). Mereka memiliki kembali seluruh wilayah mereka dan sebuah bukit yang dinamai Allahu Akbar.

Sebelum saya pergi ke Iran, DR. Kalim Siddiqui dari Inggris mengatakan kepada saya seraya bercanda, “Kalian memiliki separuh peluang untuk menjadi martir (syahid).” Itu hanyalah gurauan tapi hampir menjadi kenyataan. Ketika kami sedang keluar kota saat perang terjadi, terdapat sebuah lapangan penuh dengan tank. Para pemuda kami keluar dari bus dan mulai menaiki tank serta mengambil gambar untuk ditunjukkan orang-orang di rumah. Kemudian sebuah tank keluar dari lapangan untuk latihan uji coba dan tiba-tiba kami mendengar suara tembakan. Dari kejauhan kami melihat asap di beberapa tempat dan beberapa pemuda kami lari ketakutan dan berlindung di belakang bus. Ternyata kami berada dalam serangan dari orang-orang Irak. Di sana ledakan bom berada di sekeliling kami dan Allah (SWT) menyelematkan kami. Ingat bahwa Kalim telah mengatakan bahwa ada separuh peluang kami menjadi syahid, dan itu hampir menjadi peluang penuh. (Tawa dari penonton)

Kami mengunjungi mereka yang terluka di perang dan tidak ada satupun yang mengeluh tentang apa yang terjadi pada mereka. Seorang lelaki telah diamputasi kakinya, dan tidak ada air mata. Saya tidak pernah melihat setetes air mata dari siapa pun, dan justru mereka bertanya apakah ada kemungkinan untuk kembali ke pertempuran. Penyesalan mereka bukan karena luka mereka tapi mengapa mereka tidak bisa kembali ke garis depan untuk berjuang dan menjad syahid. Inilah ambisi dari setiap Muslim di sana.

Ketika kami mengunjungi tawanan perang, Iran telah menangkap 7.000 tawanan perang dan mereka terlihat sehat dengan pakaian dan makanan yang baik. Salah seorang teman saya tertarik untuk mencari tahu apa yang tawanan Irak rasakan tentang kondisi mereka. Setiap orang yang dia tanya menjawab bahwa mereka terjaga dengan baik. Lalu saya punya ide. Beberapa orang ada di sini selama setahun dan yang lainnya berbulan-bulan, saya ingin tahu ada berapa orang yang melakukan bunuh diri. Saya tanyakan ke setiap kelompok tawanan perang berapa orang yang melakukan bunuh diri. Mereka mengatakan tak satu pun. Tidak ada satu pun tawanan yang melakukan bunuh diri di antara 7800 tawanan perang. Dan jika kita melihat kepada apa yang disebut peradaban negara Barat di Afrika Selatan, 46 orang melakukan bunuh diri di tawanan kami hanya tahun ini. Mereka makan, berpakaian dengan baik dan memiliki sel sendiri tapi sejauh ini 46 orang melakukan bunuh diri. Jika orang-orang tidak diperlakukan dengan baik maka beberapa orang akan mencari jalan keluar termudah, tapi tidak ada seorang pun yang melakukan bunuh diri di antara 7800 tawanan perang.

Kami pergi mengunjungi Imam, Ayatullah Ruhullah Musawi Khomeini. Ada sekitar 40 orang dari kami menunggu Imam dan Imam datang dan berada sekitar sepuluh meter dari tempat saya. Saya melihat Imam. Dia menyampaikan ceramah kepada kami sekitar setengah jam, dan tidak ada apapun kecuali Quran. Orang ini seperti Quran yang terkomputerisasi. Pengaruh luar biasa yang dia miliki di setiap orang; kharismanya sungguh menakjubkan. Anda cukup melihat ke arahnya dan air mata mengalir di pipimu. Anda cukup melihatnya dan Anda akan menangis. Saya tidak pernah melihat orang tua yang lebih tampan darinya dalam hidupku; tidak foto, video atau televisi yang dapat menilai orang ini. Orang tua paling tampan yang pernah saya lihat dalam hidup saya adalah dia.

Ada hal yang juga menarik tentang namanya. Pertama dia disebut Imam Khomeini. Kata “imam” bagi kita merupakan kata yang murah. Ke mana pun kita pergi ke suatu tempat kita bertanya siapa imam masjid di sana. Bagi Syiah hanya ada satu Imam di dunia dan itu adalah Dua Belas Imam. Mereka percaya pada konsep imamah dan imam merupakan pemimpin spiritual umat. Imam pertama menurut pemikiran ini adalah Hadhrat Ali (RA). Kemudian Imam Hasan sebagai imam kedua, Imam Husain ketiga seterusnya hingga imam kedua belas, Imam Muhammad yang hilang pada umur 5 tahun dan mereka menanti kedatangannya. Mereka menggunakan istilah “ghaibah” (occultation), sesuatu seperti tidur-spiritualnya Ashhabul Kahfi. Karena itu beliau dinantikan untuk kembali dan dia satu-satunya orang di dunia yang bisa disebut Imam. Kebanyakan ulama mereka disebut mullah, dan Ayatullah berarti Allamah dan Ayatullah Khomeini disebut Imam tidak mengurangi rasa hormat tapi mereka tetap menanti Imam sesungguhnya untuk muncul. Ruhullah merupakan nama yang diberikan ayahnya dan tahukah Anda artinya? Rûhullâh berarti “kalimat Tuhan” dan ini merupakan gelar Hadhrat Isa (AS) di dalam Al-Quran. Kemudian beliau adalah Ayatullah yang merupakan gelar lain dari Hadhrat Isa (AS) di dalam Al-Quran. Al-Musawi berasal dari keluarga Musa dan dari kota Khomein yang menjadi nama akhirnya yang menunjukkan asalnya… (Kerusakan audio pada menit 41:05)

Tapi mereka masih menanti Mahdi, dan bukan Khomeini. Mereka ingin menciptakan kestabilan dan membuat persiapan untuk kemunculan Mahdi. Di dunia Sunni kita juga menunggu kedatangan Mahdi tapi kita ingin agar dia menciptakan kestabilan bagi kita, menjadikan kita pemilik dunia dan duduk di atas singgasana. Sampai situ kita hanya bisa menangani pertengkaran kecil kita. Apapun yang kita lakukan sekarang, hanya Imam Mahdi yang bisa membersihkan dunia bagi kita. Ini garis pikir Sunni. Khomeini di satu sisi mengatakan kepada pengikutnya bahwa kita harus membantu menyiapkan jalan sehingga ketika beliau (Imam Mahdi) datang segalanya sudah siap baginya untuk bertindak. Sementara kita, dunia Sunni, menunggu Imam Mahdi untuk bersusah payah membantu kita melepaskan diri dari kesulitan, sedang orang Syiah menyiapkan dunia untuk kemunculannya.

Anda tahu terdapat banyak orang yang bersama kita dari seluruh dunia. Saya menemukan bermacam-macam orang sakit, sakit mental lebih tepatnya. Saya bertemu dengan orang alim dari Pakistan dan dia pikir bahwa ada yang salah dengan saudara Syiah kita. Anda melihat di Iran ketika seseorang berceramah dan nama Khomeini disebut, orang-orang berhenti dan mengucapkan shalawat (durood) kepada Nabi (SAW) tiga kali. Tapi ketika nama Muhammad (SAW) disebutkan mereka mengirim shalawat satu kali. Tapi orang alim dari Pakistan ini berkata, “Coba lihat orang-orang ini. Muslim jenis apa mereka itu. Ketika nama Muhammad (SAW) disebutkan mereka mengirim shalawat kepada Nabi (SAW) satu kali tapi ketika nama Khomeini disebutkan mereka mengirim shalawat kepada Khomeini tiga kali.”

Saya berkata, “Apa yang mereka katakan? Apa yang mereka katakan sehingga Anda mengatakan ‘shalawat kepada Khomeini’?” Dia mengatakan, “Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa âli Muhammad (Keselamatan bagi Muhammad dan keluarga Muhammad).” Saya katakan, “Siapa Muhammad? Khomeini? Siapa yang bilang Khomeini sebagai Muhammad? Mereka shalawat kepada Muhammad dan Anda bilang kepada Khomeini?” Anda tahu? Inilah penyakit. Terdapat banyak orang terdidik (alim) tapi pikiran mereka penuh dengan buruk sangka. Mereka hanya mencari-cari kesalahan dan mencela.

Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Mâidah [5]: 54)

Contoh lain adalah saudara Syiah ketika mereka shalat, mereka mempunyai sebuah tanah (turbah) sebagai tempat sujud. Dan dia (alim Pakistan) berkata, “Lihatlah apa yang mereka lakukan. Ini adalah syirik. Mereka menyembah lempengan tanah.” Saya berkata mengapa anda tidak bertanya kepada mereka kenapa mereka menaruh kening mereka di lempengan tanah dan pelajari alasan logis dibalik semua ini.

Anda tahu, pengalaman pertama saya tentang hal ini terjadi saat di Washington D.C. Pelajar Iran di sana mengundang saya untuk memberikan ceramah di universitas tempat mereka belajar di Amerika. Pada saat itu, waktu untuk Isya dan kami shalat. Setiap orang diberikan lempengan tanah. Saya saat itu berpikir hal ini lucu, maka saya taruh di samping dan saya shalat dengan pelajar Iran. Setelah shalat saya ingin tahu tentang hal ini dan saya tanya mereka, “Mengapa Anda membawa potongan tanah di kantong ke mana pun Anda pergi?” Mereka berkata, “Kami harus sujud di atas bumi/tanah Allah dengan kening kami menyentuh tanah. Kami mengucapkan subhanna rabial a’la wa bihamdih tiga kali dengan kening kami menyentuh tanah.”

Jadi Syiah sesungguhnya ingin menyentuh bumi/tanah dengan kening mereka dan bukan kepada karpet buatan manusia. Mereka benar-benar ingin menunjukkan ekspresi berdoa/shalat dengan kening menyentuh bumi/tanah Allah. Anda lihat mereka tidak menyembah potongan tanah sebagaimana banyak orang berpikir salah. Ini merupakan sesuatu yang sering kita orang Sunni jadikan lelucon dan ejekan terhadap Syiah. Dalam perjalanan pulang saya dari Teheran di seberang gang pesawat, ada dua orang Syiah yang ketika waktu shalat datang salah seorang dari mereka mengambil lempengan tanah dari kantongnya dan Allâhu Akbar, melakukan shalat di tempat duduknya, dan ketika selesai ia memberikan ini (tanah tersebut—pent.) ke sebelahnya dan dia shalat. Hal ini terlihat seperti lelucon bagi kami. Ya kan? Di pesawat itu terdapat banyak kaum Sunni dan di antara mereka itu hanya seorang pemuda yang melakukan shalat, dan saya katakan kepada Anda bahwa pemuda itu bukan saya. Tapi kami menertawakan orang yang lain (Syiah—pent.). Dia duduk di sana dan melakukan hal yang lebih baik dari kami dan kami menertawakan mereka sambil duduk menghakimi.

Dia mungkin tidak sesopan atau sebaik kami di Afrika Selatan. Anda tahu kami muslim di Afrika Selatan sangat sopan dan baik dalam shalat kami. Orang Arab tidak cocok dengan kami, orang Iran tidak tidak cocok dengan kami, Amerika, Negro mereka semua tidak cocok dengan kami. Dengan orang Arab saat Anda membungkuk rukuk, orang di sebelah Anda mendorong Anda untuk membuat jarak (Tawa dari penonton). Siapa yang tahu saudara, mungkin ini benar, kita tidah tahu.

Anda tahu, di antara empat mazhab Sunni; Hanafi, Hanbali, Maliki dan Syafi’i, terdapat lebih dari dua ratus perbedaan dalam satu shalat. Tahukah Anda? Dua ratus. Tapi kita menerimanya sebagai hal benar. Syafi’i mengucapkan amin dengan keras dan kami mengucapkannya dengan pelan, mereka mengucapkan bismillah dengan keras kami mengucapkan pelan dan tidak ada masalah. Semasa kecil, ayah saya mengulang formula terkenal yang dia pelajari dari ayahnya: “Seluruh mazhab adalah sama-sama benar dan sebuah kebenaran bagi mereka berdasarkan hadis dan Quran.” Maka kita menerimanya. Ketika hal itu terjadi pada Syafi’i, Hanbali, Hanafi dan Maliki kita bersikap toleran tapi ketika hal itu terjadi pada Syiah, Anda lihat hal itu bukanlah formula yang kita pikirkan waktu kecil, maka keanehan kecil apapun yang ada antara kita dan mereka, kita tidak bisa bertoleransi dan menolaknya. Kita mengatakan hal itu karena kita terprogram untuk meyakini hanya empat (mazhab). Tapi kita menerima keanehan di antara yang empat.

Saya katakan kenapa Anda tidak bisa menerima saudara Syiah sebagai mazhab kelima? Hal yang mengherankan adalah dia (Syiah) mengatakan kepada Anda bahwa dia ingin bersatu dengan Anda. Dia tidak mengatakan tentang menjadi Syiah. Dia berteriak “Tidak ada Sunni atau Syiah, hanya ada satu hal, Islam.” Tapi kita mengatakan kepada mereka “Tidak, Anda berbeda. Anda Syiah”. Sikap seperti ini adalah penyakit dari setan yang ingin memecah kita. Bisakah Anda membayangkan, kita Sunni adalah 90% dari muslim dunia dan 10% adalah Syiah yang ingin menjadi rekan saudara satu iman tapi yang 90% ketakutan. Saya tidak mengerti mengapa Anda yang 90% menjadi ketakutan. Mereka yang seharusnya ketakutan.

Seharusnya Anda tahu perasaan yang mereka miliki untuk Anda. Saat shalat Jumat di Iran, terdapat satu juta orang. Anda harus melihat cara mereka melihat kepada Anda saat Anda berjalan, mereka sadar bahwa Anda orang asing dan tidak satu dari mereka yang air mata mereka akan mengalir di pipi mereka. Inilah perasaan yang mereka miliki untuk Anda, tapi Anda mengatakan tidak, Anda ingin mereka tetap di luar, takut kalau mereka mengeluarkan Anda (dari mazhab Anda—pent.). Anda hanya bisa keluar kalau ada hal yang lebih baik dari yang Anda miliki. Saya tidak tahu, mungkin di antara kalian berpikir saya seorang Syiah, tapi saya masih di sini bersama kalian.

Apa semua ketegangan Sunni – Syiah ini? Semuanya adalah politik. Semua permusuhan yang kita miliki sekarang adalah politik. Jika saudara Sunni di suatu tempat melakukan hal yang salah Anda mengatakan “Oh, orang itu tidak Islami, dia kafir”, tapi jika seorang Syiah melakukan hal yang salah Anda menyalahkan seluruh komunitas Syiah, seluruh negara bangsa yang berjumlah jutaan, dan mengatakan mereka semua sampah hanya karena satu orang Syiah berbuat tidak Islami. Pada saat yang sama, saat kita melihat dengan cara yang berbeda, jika salah seorang dari saudara Anda melakukan hal serius karena dia ayah atau paman Anda. Satu kelompok Sunni mengatakan kepada yang lain “Anda bukan Muslim”, kelompok Sunni lain mengatakan “Anda bukan Muslim, Anda kafir” lihat hal itu di sekeliling kita, dan kita bertengkar di antara sesama. Dan beberapa orang dari kita melakukan hal lucu (konyol).

Saya bertemu seseorang teman yang mengatakan kepada saya, “Kalau Anda pergi ke Newcastle, temua tuan fulan dan fulan dan Insya Allah segala hal akan diatur untukmu.” Lalu saya pergi ke orang itu dan seperti yang ia katakan kepada saya dia, saya diajak ke rumahnya untuk makan siang. Ketika saya duduk di meja makan saya melihat di dinding “burat”. Anda tahu apa itu “burat”? Sejenis binatang keledai dengan wajah seorang wanita yang bertujuan untuk memberikan tenaga listrik. Saya katakan kepadanya ini tidak benar. “Allah (SWT) menciptakan tenaga listrik, Anda tidak bisa menciptakannya dengan patung keledai berwajah wanita.” “Oh,” dan dia terlihat kecewa. Tapi dia seorang Sunni, dia saudara dan tetap saudara saya. Ketegangan Sunni – Syiah adalah pekerjaan setan untuk memecah belah kita.

Izinkan saya mengatakan sesuatu tentang Iran. Apa yang saya temukan adalah segala sesuatu berorientasi pada Islam. Seluruh negara diarahkan menuju Islam, dan mereka berbicara tidak lain hanya Al-Quran. Saya belum pernah memiliki pengalaman dengan orang Iran yang menyangkal saya ketika saya berbicara tentang Quran. Sebaliknya saudara seiman kita bangsa Arab, semakin sering Anda mengutip Quran maka mereka akan menyangkal Anda dengan Quran lagi. Mereka bangsa Arab, mereka mengira lebih tahu banyak tentang Al-Quran dari pada kita, tapi orang Iran terlihat searah dengan Al-Quran. Segala yang dia lakukan dan pikirkan adalah tentang Al-Quran.

Anda ingat Tabas, ketika orang Amerika meminta membebaskan para tawanan. Negara paling berkuasa dalam bidang kemajuan teknologi di muka bumi, negara yang dapat mendaratkan manusia di bulan dan mengembalikannya, negara yang mengatakan kepada Anda pada bagian mana dari bulan mereka akan mendaratkan dan membawanya kembali, mereka mengirim satelit ke Mars dan Jupiter. Sebuah negara yang memperingatkan Pakistan tentang gelombang pasang tragedi dan mereka tidak mengindahkan peringatan itu. Negara itu tidak bisa mendarat di Iran!

Bayangkan, mereka pergi ke sana dengan helikopter dan menghancurkan serta membunuh diri mereka sendiri. Bayangkan! Sebuah negara yang mendarat di bulan dan kembali lagi tapi tidak bisa mendarat di Iran. Dan rakyat Iran tidak berada dalam posisi untuk melakukan hal tertentu kepada mereka. Orang Amerika dapat pergi dan mengakhiri apa yang mereka inginkan. Saya datang dan melihat kedutaan Amerika dan Anda mengira itu bangunan yang besar, luas dan tepat berada di tengah Teheran. Mereka dapat dengan mudah pergi dan membawa keluar orang-orang mereka, meski mereka kehilangan beberapa orang. Mereka dapat meraih tujuan mereka. Hal itu sudah direncanakan dengan matang. Tapi tahukah Anda apa yang terjadi? Kegagalan dan mundurnya pasukan. Imam Khomeini telah mengatakan apa yang telah terjadi. Dia tidak mengatakan subhanallâh, tidak mengatakan alhamdulillâh, dan tahukah Anda apa yang dia katakan? Di mengutip Quran: “Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara gajah?” (QS. Al-Fîl : 1) Itulah kalimat yang keluar darinya. Saya telah katakan kepada Anda bahwa dia Quran yang terkomputerisasi.

Anda tahu mereka namai apa helikopter besar tersebut? Jumbo helicopters, dan pesawat besar itu dinamai jumbo planes. Anda tahu arti jumbo dalam bahasa Swahili? Gajah! Itu bahasa Swahili. Dari situ mereka menamainya. Jadi helikopter itu berukuran gajah (besar) dan Imam berkata: “Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara gajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia?” (QS. Al-Fîl [105]: 1-2).

Tapi kita masih ragu, dunia Muslim menjadi sangat skeptis. Kita tidak percaya Quran lagi. Kalian tidak benar-benar percaya pada Quran, bagi kebanyakan orang ini semua hanya untuk pertunjukan, untuk perasaan spiritual yang baik ketika Anda membaca Al-Quran. Tapi petunjuk yang Allah berikan, tidak ada orang yang terlihat peduli. Semoga Allah (SWT) menjadikan saudara seiman kita, pembawa obor dan cahaya petunjuk hari ini bagi dunia Islam. Inilah sebuah bangsa yang menjalankan tugasnya.

Saat Anda melihat mereka, kesungguhan ada pada mereka. Sebuah bangsa yang tidak takut. Saat Anda melihat mereka dengan semangat besar yang mereka miliki. Mereka tidak takut untuk mengatakan “Marg bar Amrika” (Kematian bagi Amerika)… Lalu mengatakan “Marg bar Shuravi” (Kematian bagi Uni Soviet). Bayangkan itu! (Tawa dari penonton), dan “Kematian bagi Israel”. Bisakah Anda bayangkan sebuah bangsa melakukan hal itu tanpa takut? Ini bukan semangat Islam yang ada pada kita, tapi bangsa Iran melakukannya dengan hati dan pikiran. Mereka tidak mengatakan, “Ini revolusi Iran” atau “Kami bangsa Iran.” Mereka berbicara tentang Islam, sebuah Revolusi Islam. Ini bukan Revolusi Iran tapi ini adalah Revolusi Islam. Inilah revolusi bagi Islam dan sedikit pertanyaan mengapa bangsa-bangsa di dunia tidak bisa menerima karena Islam yang tidak ingin mereka terima. Maka saudara saudari sekalian, saya telah mengambil banyak waktu berharga kalian. Dengan kata-kata ini, saya persilahkan Anda duduk dan bertanya.


Cuplikan Video Youtube: Click di sini

Transkrip: Mustafa Mond
Penerjemah © ejajufri, fatimah_alkaff
sumber:http://ejajufri.wordpress.com/2009/02/24/nasihat-ahmad-deedat-tentang-persatuan-islam/

0 comments to "Nasihat Ahmad Deedat tentang Persatuan Islam"

Leave a comment