Home , , � ABG

ABG

Kiat Memahami Gejolak Pikiran Remaja

Foto/ilustrasi para pemuda ashabul kahfi yang melarikan diri dan tinggal di dalam gua demi menyelamatkan akidah dan memuaskan dahaga spiritual mereka.

Ketika anak menginjak masa remaja dan mulai merasa dewasa, ia mulai berpikir kritis dan tidak akan gampang menerima perkataan atau pendapat orang-orang yang usianya lebih tua tanpa argumentasi yang memuaskannya. Melihat realitas ini, kadang ibu/bapak sangat khawatir akan nasib anaknya; jangan-jangan ia akan terjerumus pada kesesatan dan penyimpangan.


Sebagian bapak dan ibu menyikapi keresahan dan pertanyaan anak remajanya secara tidak rasional dan tidak proporsional serta tidak berusaha menjaga kehormatannya. Sikap negatif ini pada hakikatnya merupakan bentuk ekspresi kasih sayang dari orang tua, namun ini justru menambah masalah bagi pemuda yang sedang berusaha mengenal dan menemukan jati dirinya. Sikap ini dimaknai oleh seorang remaja secara negatif dimana ia menilai bahwa orang tuanya tidak bisa merasakan dan memahami kondisinya. Keadaan seperti ini kemudian berakibat pada ketidakharmonisan hubungan antara remaja dan keluarganya. Padahal dalam psikologi telah ditetapkan bahwa keresahan pikiran, rasa ingin tahu, berusaha berpikir secara matang dan penuh pertimbangan, memiliki pelbagai keyakinan dan pandangan merupakan varian dari tahap sebuah perkembangan dimana hal ini secara alami terjadi dalam pembentukan pengetahuan dan keyakinan seorang pemuda. Karena itu, kondisi alami ini seyogiyanya tidak harus mencemaskan kedua orang tua dan orang-orang yang ada di sekelilingnya, tapi mereka justru harus memberikan ruang dan kesempatan yang cukup hingga identitas, pemikiran dan keyakinan kaum remaja bisa terbentuk secara alami. Karena, masa ini merupakan masa-masa yang sangat sensitif dan penuh gelora yang disertai perubahan dan perkembangan jasmani, pemikiran, dan kejiwaan, dan pengalaman baru, suka menyendiri, ingin bebas serta masa pencarian jati diri. Maka, ragu-ragu, waswas dan kritis terhadap pelbagai masalah penting dalam kehidupan merupakan hal yang sangat alami dan positif bagi orang-orang yang baru berkembang alias para remaja dimana mereka ingin memantapkan dan membangun pondasi keyakinannya berdasarkan argumentasi yang tahan banting dan tidak membebek saja (baca: taklid buta semata).

Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan
Masa remaja yang penuh gejolak ini akan tumbuh secara sehat dan benar bila kita memperhatikan penjelasan berikut ini:
Masa remaja berada di antara masa dewasa dan anak-anak. Seorang ABG (anak baru gede) tidak mau lagi dianggap sebagai “anak ingusan” yang melahap dan menerima apa saja secara mentah-mentah perkataan orang dewasa dan ia tidak boleh diposisikan sebagai orang dewasa yang mampu mengkaji segalah fenomena/peristiwa dengan kejelian analisa dan kematangan pikirannya. Bagaimanapun ia tetap menyandang predikat sebagai seorang remaja atau ABG. Menurut pandangan para psikolog, remaja dari sisi pengetahuan mampu memahami dan menjangkau masalah-masalah seperti mazhab, moral, dan gaya kehidupan yang beraneka ragam lalu menilainya secara sistematis dan argumentatif dimana ia dapat membandingkan plus-minus pelbagai solusi yang ada, sehingga akhirnya ia akan menemukan jawaban yang paling tepat. Dengan demikian jangkauan pemikirannya menjadi lebih luas dan mendalam. Namun dengan segala kemajuan pola pikir, cara menganalisa masalah, dan mengambil keputusan, si anak remaja dari segi kematangan dan kekuatan berpikir masih mengalami masa transisi dari tahap anak-anak menuju masa dewasa. Dengan kata lain, bahwa benar seorang remaja sedang mengalami perkembangan cukup pesat, tapi ia belum sampai pada titik kematangan hingga mampu bersandar pada pandangan pribadi dan argumentasi yang dikemukakannya. Seorang remaja terlalu prematur untuk dapat menyelesaikan persoalan-persoalan yang rumit dengan hanya mengandalkan pengalaman pribadi dan seluruh pontensi psikologisnya (buah pikiran, motivasi, nilai-nilai, pemahaman sosial, budaya dan sejarah). Jadi, kebiasan kalangan remaja yang meragukan pelbagai prinsip kehidupan merupakan sebuah pengantar untuk memperluas dan memperdalam prinsip-prinsip tersebut dan hal semacam ini tidak perlu dicemaskan.
Masa remaja masa pencarian jati diri
Masa remaja begitu penting karena ia merupakan masa pencarian jati diri. Pada masa ini, setiap individu berusaha menemukan dan menanyakan “identitas” dirinya (siapa saya). Pertanyaan ini harus terjawab. Seseorang harus berkaca pada dirinya sendiri. Yakni, di samping ia berhubungan dengan masa lalu, ia juga berkaitan dengan masa depan. Ericson berkata: Membentuk dan membangun jati diri merupakan hal yang sangat sulit dan penuh resiko. Remaja di usai ini harus belajar dan memilih ideologi yang benar dari pelbagai ideologi yang disodorkan padanya. Orang-orang yang sukses dalam tahapan ini dan memiliki jati diri yang kuat akan siap menghadapi masa depannya dengan perasaan yang tenang dan kepercayaan diri yang tinggi. Di usia-sia seperti ini, kelompok masyarakat sangat berpengaruh dalam membentuk karakter remaja. Kelompok masyarakat mampu mengontrol dan mempengaruhi perkembangan jati diri para remaja. Karena itu, teman, pemilihan tokoh teladan dalam agama atau non-agama dan gaya kehidupan sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter dan perilaku kalangan remaja. Dengan demikian peluang pengembangan diri bagi remaja sangat terbuka lebar. Masa remaja merupakan masa untuk mengenal diri dan mengenal Sang Pencipta. Karena di masa remaja seseorang dapat mengaraungi tangga kehidupan dengan mudah dan enerjik maka ia perlu berpikir sebelum bertindak dan bermusawarah dengan orang penyayang dan berpandangan luas hingga ia tidak tergelincir dalam pencarian jati dirinya.
Bagaimana Seorang Remaja Membantu Dirinya Sendiri?
Supaya remaja dapat memahami jati dirinya dengan benar dan menemukan hakikat yang didambakannya serta tercerahkan dalam sistem pendidikan yang tepat, maka hendaknya ia memperhatikan hal-hal berikut ini:
Belajar
Menuntut ilmu merupakan kewajiban mutlak bagi setiap remaja. Ilmu yang luas merupakan mutiara yang paling berharga bagi pemuda yang dapat membantunya dalam mengaraungi kehidupan yang benar. Pengetahuan adalah instrument penting dalam kehidupan. Oleh karena itu, membaca kitab-kitab agama adalah jalan untuk menambah dan memantapkan akidah. Manusia yang kurang pengetahuan tidak akan mampu mengetahui tugas dan kewajiban yang Tuhan bebankan padanya dan pada akhirnya ia tidak dapat memahami makna kehidupan yang hakiki.
Berpikir
Ilmu adalah alat untuk memahami banyak hal, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Kemampuan memahami dan menjawab problematika kehidupan sangat tergantung kepada kadar pemikiran seseorang. Dengan kata lain, kekuatan dan keluasan berpikir seseorang akan menempatkannya pada posisi yang mulia. Jadi, berpikir secara sehat adalah pembimbing ideal dalam mengatasi setiap kejadian dan problematika kehidupan.
Iman
Yang dimaksud dengan iman adalah keyakinan hati terhadap keberadaan Pencipta alam semesta dan menerima dan menaati segala perintah dan firman-firman-Nya. Semakin kuat keimanan seseorang maka manifestasinya semakin jelas dalam berbagai dimensi wujud manusia. Oleh karena itu, barangsiapa yang dalam kehidupannya menempatkan Tuhan sebagai pengawasnya maka ia semakin percaya diri, termotivasi dan memiliki pelindung.
Berbuat Baik
Berbuat baik menjadikan manusia mudah dalam meraih tujuan dan cita-citanya sebagaimana disinggung dalam Al-Quran bahwa perbuatan baik menyebabkan perkembangan dan penyempurnaan pelbagai potensi orang mukmin yang terpendam. Kita mengetahui dengan baik bahwa pendidikan agama memiliki pengaruh kuat terhadap perbuatan baik dan juga terhadap ilmu dan iman. Karena untuk itu, perbuatan yang terbaik adalah mengamalkan kewajiban agama kita, dan hendaknya kita memotivasi orang lain untuk berbuat baik dan mencegah dari perbuatan amoral. Melaksanakan kewajiban Ilahi selain memotivasi perkembangan dalam diri kita, juga melatih merasakan kehadiran Tuhan dalam kehidupan, meningkatkan dasar iman dan memperkuat pandangan dan komitmen keberagamaan seseorang. Kiranya semua ini dapat menjadi modal penting bagi seseorang untuk mendapatkan jalan yang benar dalam menghadapi pelbagai perubahan penting kehidupan dengan tawakal kepada Allah sehingga ia berhasil meraih tujuannya.
Kesimpulan
Kita mengetahui bahwasanya masa remaja adalah masa penuh pergolakan pemikiran, namun karena pondasi dasar pemikiran di saat itu belum begitu kuat, maka ia rentan menghadapi banyak ancaman dan masalah. Seandainya kita membantu mereka dalam mengembangkan keilmuan, berpikir secara sehat dan jernih dan berbuat amal kebajikan serta mengingat Allah dalam semua aktifitas yang mereka geluti, maka mereka mampu mengapai kemajuan di bidang agama, pola pikir, moral, sosial dan sebagainya.

Ditulis oleh Hamidullah Syarifi
sumber:http://www.taghrib.ir/

0 comments to "ABG"

Leave a comment