Selepas Penyerangan Gereja, Situasi Malaysia Aman
Rangkaian perusakan atas gereja di Malaysia (Foto: AFP)

ugraha - Okezone
HULU SELANGOR - Serangan atas tujuh gereja yang terjadi di Malaysia beberapa hari terakhir memang mengkhawatirkan. Tetapi Menteri Dalam Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein mengklaim jika situasi negaranya saat ini tidak dalam kondisi serius.

Sebelumnya usai pembakaran tiga gereja di Petaling Jaya Jumat 8 Januari lalu, serta aksi anarkis pada gereja di Malaka dan Perak pada Minggu 10 Desember kemarin, menyebabkan kekhawatiran pada warga Malaysia.

Kekhawatiran tampak jelas pada umat kristen di Malaysia yang sepertinya kini merasa terancam untuk melakukan ibadah. Meskipun Menteri Dalam Negeri Malaysia mengklaim saat ini situasi dalam kondisi aman.

"Situasi kini dalam kondisi aman, saat ini pemerintah terus memonitor agar insiden-insiden tersebut nantinya tidak berkembang menjadi aksi yang lebih gawat yang berdampak buruk pada kedamaian dan harmonisasi di Malaysia," ucap Menteri Dalam Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein seperti dikutip The Star, Senin (11/1/2010).

Hishammuddin yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umno (partai yang berkuasa di Malaysia), juga mengecam tuduhan beberapa pihak yang menilai Umno dan Pemerintah Malaysia berada di balik serangkaian serangan yang berkaitan dengan terbitnya izin penggunaan kata 'Allah' bagi nonmuslim Malaysia.

Senada dengan Ketua Pemuda Umno Khairy Jamaluddin, Hissammuddin juga meminta semua pihak untuk berpikiran layaknya orang dewasa untuk menyelesaikan masalah pembakaran gereja tersebut.

"Jangan terperangkap dalam emosi dan politik saling tuduh agar situasi dapat terus terkendali," komentar Khairy Jamaludin menanggapi tuduhan yang dirilis di beberapa blogo di Malaysia, yang menyebutkan Umno berada di balik serangan atas gereja.

Pada 2 Januari lalu Pengadilan Tinggi Malaysia membolehkan warga nonmuslim Malaysia menggunakan kata 'Allah' sebagai kata ganti 'Tuhan' dalam tiap publikasi milik mereka.

Keputusan tersebut diprotes keras oleh warga muslim Malaysia. Mereka menilai, jika kata 'Allah' hanya boleh digunakan oleh umat muslim. Sementara pemerintah Malaysia sendiri telah mengajukan banding atas keputusan Pengadilan Tinggi tersebut.

Namun aksi amarah warga Malaysia tidak dapat dibendung terbukti dengan dirusaknya tujuh gereja di negeri jiran tersebut sejak Jumat hingga Minggu lalu. (faj)(rhs)