Foto: Corbis.com
10 Tahun Lagi, 24 Juta Pria China Menjomblo
BELUM lama ini, para peneliti kajian ilmu sosial asal China menemukan fakta bahwa sebagian besar kasus aborsi di Negeri Tirai Bambu tergolong dalam ”praktik aborsi terhadap jenis kelamin tertentu".
Para pasangan muda memilih menggugurkan calon bayi berkelamin perempuan dan mempertahankan calon bayi lelaki. Praktik yang masih saja terjadi ini tentu saja mengakibatkan jumlah penduduk pria di China jauh lebih banyak dibandingkan dengan penduduk wanita.
”Praktik aborsi terhadap jenis kelamin tertentu masih berlangsung di sejumlah kawasan kumuh di China. Tindakan mempertahankan calon bayi lelaki terus mengakar dalam kehidupan masyarakat tersebut,” ujar salah seorang peneliti.
Hingga kini, China masih berkutat dengan permasalahan demografi. Selama bertahun-tahun, negeri pimpinan Presiden Hu Jintao ini memegang predikat sebagai negara dengan angka populasi terbesar di dunia, mencapai lebih 1,3 miliar jiwa.
Menurut seorang peneliti Wang Guangzhou, perbandingan angka kelahiran antara laki-laki dan perempuan di China akan membuat pria kesulitan mencari pasangan hidup. Jelas saja karena jumlah penduduk pria di China bagai merajai Negeri Panda ini. Kalaupun berhasil mendapat pasangan, bisa jadi keduanya memiliki keterpautan usia yang cukup jauh. Pemerintah China mencatat bahwa perbandingan jumlah penduduk pria dan wanita di China sungguh mengejutkan.
Jika diperbandingkan, akan diperoleh rasio 103–107 pria untuk setiap 100 wanita China. ”Ada dua kemungkinan terbesar. Pertama, seorang pria China akhirnya akan menikah, tetapi di usia yang sudah tidak lagi muda. Kedua,mungkin saja seorang pria China akan memegang status bujangan sepanjang hidupnya,” imbuhnya. Nah, jika kemungkinan yang kedua ini terjadi pada seorang pria China, kondisi ini layaknya ”memotong garis keturunan keluarga”.
Sementara itu, jika seorang pria China sudah memasuki usia 40 tahun,akan semakin tipis harapan baginya untuk mendapatkan pasangan dan akhirnya tidak pernah menikah. ”Ketika seorang pria berusia 40 tahun ke atas,ketergantungan mereka terhadap masyarakat dan pengurus rumah tangga akan semakin meningkat,” paparnya.
Selain praktik aborsi terhadap jenis kelamin tertentu, kebijakan ”satu anak” untuk setiap keluarga yang dicanangkan Pemerintah China merupakan salah satu faktor yang semakin membuat rasio jumlah pria dan wanita semakin tidak seimbang.Walau kebijakan satu anak itu telah longgar di beberapa tempat, sebagian wilayah masih mempertahankan kebijakan tersebut.
Mereka yang melanggar kebijakan itu dapat dikenai sanksi atau denda. ”Pemerintah menetapkan batas jumlah satu anak dalam satu keluarga. Di lain pihak, hal ini terasa memilukan bagi sistem kehidupan sosial China,” ujarnya.
Kebijakan satu anak yang sedang gencar diteriakkan Pemerintah China membuat keluarga muda China lebih memilih mempertahankan atau merencanakan kehamilan calon bayi lelaki. Di sisi lain, selama ini, pernikahan ilegal dan prostitusi masih marak terjadi dan membuat Pemerintah China semakin kerepotan. Dua kenyataan itu akhirnya melahirkan permasalahan baru di kawasan-kawasan kumuh China. (AFP/Rtr/anastasia ika)
(Koran SI/Koran SI/rhs)
Home � Berita , Serba Serbi � China:1 keluarga 1 anak...apakah ini solusi???
China:1 keluarga 1 anak...apakah ini solusi???
Posted by cinta Islam on 3:46 PM // 0 comments
0 comments to "China:1 keluarga 1 anak...apakah ini solusi???"