Iran: Penculikan dan Teror, Konspirasi Gabungan
Pemerintah Republik Islam Iran dalam keterangannya, mengecam keras aksi teror yang menewaskan pakar nuklir terkemuka Iran, Dr Massoud Ali-Mohammadi. Pusat Penerangan Kantor Kepresidenan Iran Selasa (12/1) menyatakan, "Penculikan dan teror merupakan sebuah konspirasi gabungan terhadap bangsa Iran."

Keterangan resmi pemerintah Iran juga menegaskan bahwa dari satu sisi, agen-agen Dinas Intelijen AS (CIA) menculik beberapa ilmuan Iran di negara lain dan memindahkan mereka ke AS, dan dari sisi lain, antek-antek AS di Iran melancarkan aksi teror terhadap salah seorang ilmuan terkemuka di dalam negeri."

Dr Massoud Ali-Mohammadi, dosen di Universitas Tehran dan tokoh yang loyal kepada Revolusi Islam, kemarin tewas akibat ledakan bom yang dipasang di sebuah sepeda motor. Ledakan ini terjadi di dekat kediamannya di wilayah Qeytariyeh, utara Tehran. Polisi Iran dan aparat masih menyelidiki insiden tersebut dan melacak pelakunya.



Ilmuwan Nuklir Iran Tewas Diteror, Komponen Bomnya Milik Intelejen Asing

Sample ImageSeorang ilmuwan fisika nuklir Iran tewas dalam aksi ledakan bom remote kontrol di Tehran. Dr Massoud Ali-Mohammadi, dosen di Universitas Tehran dan tokoh yang loyal kepada Revolusi Islam, tewas akibat ledakan bom yang dipasang di sepeda motor, hari ini (12/1). Ledakan itu terjadi di dekat kediamannya di wilayah Qeytariyeh, utara Tehran.

Polisi Iran dan aparat tengah menginvestigasi aksi teror ini dan melacak pelakunya.

Sementara itu, Jaksa Umum Tehran, Abbas Jafari-Dolatabani mengkonfirmasikan pembunuhan dosen universitas hari ini (12/1) dan menyatakan bahwa dosen ini mengajarkan fisika nuklir neutron di Universitas Tehran.

Hingga kini polisi belum menangkap seorang tersangka pun.

Menurut keterangan aparat, peralatan dan komponen bom yang digunakan dalam bom tersebut adalah milik sejumlah badan intelejen asing khususnya Mossad, Israel.

Aksi teror terhadap Ali-Mohammadi ini terjadi setelah sebelumnya, ilmuwan nuklir Iran bernama Shahram Amiri, dilaporkan hilang di kota Madinah pada musim haji pada Juni tahun 2009.

Desember lalu, Jurubicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ramin Mehman-Parast mengatakan Tehran memiliki informasi bahwa Amiri diserahkan ke Amerika Serikat oleh pemerintah Arab Saudi.

Tampaknya aksi penculikan dan pembunuhan ilmuwan Iran ini merupakan agenda terencana Amerika Serikat.

Teror Berantai Terhadap Ilmuwan Nuklir Iran, Siapa Dalangnya?

Sebelum Anda membaca keterangan lebih lanjut, baca dahulu laporan koran Daily Telegraph Februari tahun lalu, berikut ini:

Reva Bhalla seorang analis perusahaan Stradfor-perusahaan swasta urusan intelejen AS yang dekat dengan Gedung Putih-mengatakan, "Strategi kami adalah untuk melenyapkan pakar-pakar nuklir Iran."

Rezim Zionis Israel boleh dikata senantiasa menemui jalan buntu menghalangi Republik Islam Iran meraih teknologi nuklir damai. Sekalipun tekanan dan ancaman telah dilakukan sedemikian rupa oleh Zionis Israel, ternyata Republik Islam Iran setiap harinya malah meraih kemajuan baru. Mencermati kenyataan ini, wajar bila Zionis Israel lalu mengubah strateginya. Mereka mulai mendukung dan mengontrol langkah-langkah teroris di Iran dan dengan segala cara berusaha menciptakan kerugian di teknologi Iran.

Teror dan gugurnya Masoud Ali-Mohammadi, Dosen Fisika Nuklir Universitas Tehran pagi ini (Selasa, 12/1) dalam ledakan bom yang dikontrol dari jarak jauh dan diletakkan di sebuah sepeda motor menceritakan betapa pembunuhan berantai ilmuwan nuklir Iran telah tercantum dalam agenda kerja agen-agen Zionis Israel.

Peristiwa teror ilmuwan nuklir Iran patut disikapi oleh pihak-pihak keamanan Republik Islam dan segera melakukan kontrol serius guna mencegah terjadinya peristiwa yang sama.

Sebagaimana ditulis Kantor Berita Borna, tahun lalu, surat kabar Inggris Daily Telegraph mengutip para analis Barat di bidang spionase melaporkan, perang tidak langsung rezim Zionis Israel dengan Republik Islam Iran adalah meneror para ilmuwan nuklir Iran. Disebutkan, Dinas Rahasia Zionis Israel (Mossad) punya peran atas tewasnya Ardeshir Hassanpour, ilmuwan nuklir Iran di reaktor Isfahan. Ardeshir Hassanpour meninggal tahun 2007 secara mencurigakan akibat keracunan gas.

Para analis Barat di bidang spionase menyebut setiap kematian tokoh-tokoh penting Iran di bidang nuklir baik di luar atau di dalam negeri Iran pasti punya hubungan dengan Mossad.

Masih dari Daily Telegraph mengutip pernyataan para pejabat resmi Zionis Israel, "Sulit bagi pemerintah Amerika melakukan serangan udara terhadap instalasi nuklir Iran. Usulan Barack Obama untuk berdamai dengan Iran membuat rencana serangan militer terhadap Iran semakin sulit terwujudkan."

Kenyataan ini membuat aksi teror terhadap para ilmuwan nuklir Iran menjadi satu-satunya opsi yang tersisa mereduksi laju kecepatan Iran menguasai teknologi nuklir. Harapan Zionis Israel dari aksi teror ini adalah menciptakan masalah dalam program riset nuklir Iran tanpa kehadiran langsung. Karena konfrontasi langsung dengan Iran akan perang besar yang bakal berujung pada kehancuran rezim ini.
sumber : Irib, berbagai sumber